PROSEDUR KHUSUS
ORTOPEDI
Prof. dr. Chairuddin Rasjad, Sp.B, SpOT, PhD
ISTIRAHAT
• Istirahat merupakan salah satu jenis metode
pengobatan, baik secara umum ataupun hanya
lokal dengan mengistirahatkan anggota
gerak/tulang belakang dengan cara-cara
tertentu. Istirahat juga dimaksudkan istirahat
dari aktivitas sehari-hari atau aktivitas
olahraga.
PEMBERIAN ALAT BANTU
• Alat bantu ortopedi dapat terbuat dari kayu, alumunium
atau gips, berupa bidai, gips korset, korset badan, ortosis
(brace), tongkat atau alat jalan lainnya.
• Pemberian alat bantu bertujuan untuk mengistirahatkan
bagian tubuh yang mengalami gangguan, untuk
mengurangi beban tubuh, membantu untuk berjalan,
untuk stabilisasi sendi atau untuk mencegah deformitas
yang ada bertambah berat.
• Alat bantu ortopedi yang diberikan bisa
bersifat sementara dengan menggunakan bidai,
gips pada badan (gips korset), bisa juga untuk
pemakaian jangka waktu lama/permanen
misalnya pemberian ortosis, protesa, tongkat
atau pemberian alat jalan lainnya untuk
menyangga bagian-bagian dari anggota
tubuh/anggota gerak yang mengalami
kelemahan atau kelumpuhan pada penderita
Gambar 5.1. Contoh gambar alat bantu jalan.
A B
Gambar 5.2. Gambar skematis ortosis anggota gerak bawah (A) dan
ortosis spinal (B).
PEMBERIAN OBAT-OBATAN
TUJUAN PENGOBATAN
Tindakan manipulasi bertujuan untuk:
• Mengoreksi deformitas : mengoreksi fraktur, kontraktur atau
pemendekan jaringan lunak misalnya pada talipes ekuinovarus
kongenital.
• Menambah gerakan sendi : kekakuan sendi, gerakan sendi
tidak maksimal/normal atau pada pasien pasca operasi dimana
fisioterapi tidak dilakukan/terlambat dilakukan. Manipulasi
terutama dilakukan pada sendi lutut, sendi siku dan sendi
bahu.
• Mengurangi nyeri kronik pada sekitar sendi atau pada sendi :
mengurangi nyeri kronik misalnya pada bahu beku (frozen
shoulder) yang tidak berhasil dengan pengobatan fisioterapi
atau bahu beku yang terjadi beberapa bulan sebelumnya.
PEMASANGAN GIPS (PLASTER OF PARIS)
A B
18 cm
A
B
14 cm
12 cm
C D E
Gambar 5.17. Lokasi amputasi secara umum. A & B. Pada
anggota gerak atas. C & D. Pada anggota gerak bawah. E.
Gambar skematis amputasi melalui sendi lutut.
Gambar 5.18. Gambar Gambar 5.19. Gambar skematis osteotomi
skematis eksostektomi. tinggi tibia untuk mengoreksi genu varus
akibat suatu osteoartritis.
Gambar 5.20. Gambar dari plate dan screw untuk
fiksasi tulang.
C
A B
Gambar 5.21. Gambar skematis fiksasi tulang dengan menggunakan
screw dan plate (A), intramedullary nail (B) dan kawat Kirschner (C).
A B
Gambar 5.22. Gambar skematis dari bone graft. Pada gambar A
bone graft dengan mengisi lubang yang ada dan pada gambar B
menggunakan potongan korteks tulang yang direkatkan dengan
sekrup (screw).
Operasi pada sendi
• Artrodesis
• Artroplasti
• Artroskopi
Gambar 5.23. Gambar skematis artrodesis pada ibu jari kaki
untuk mengoreksi kelainan hammer toe.
A B
Gambar 5.24. Gambar skematis artrodesis pada lutut dan
gambaran radiologis artrodesis pada pergelangan tangan dengan
menggunakan fiksasi interna.
A B C
• Penjahitan saraf
• Operasi bedah-mikro dan replantasi anggota
gerak
• Dekompresi
• Pencangkokan saraf
• Neurolisis
A B
Gambar 5.26. Bila saraf terputus dilakukan operasi berupa
penjahitan saraf (A) dan bila mengalami pemendekan sehingga tidak
dapat diaproksimasi antara ujung dengan ujung, maka dilakukan
grafting saraf (B)
TERIMA KASIH