Oleh : Subhan
I.
DEFENISI
Rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma
langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang /
osteoporosis.
2.
Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trokhanter femur yang lebih
besar/yang lebih kecil /pada daerah intertrokhanter.
Terjadi di bagian distal menuju leher femur tetapi tidak lebih dari 2
inci di bawah trokhanter kecil.
IV. PATOFISIOLOGI
Trauma tak langsung, yaitu titik tumpuan benturan dan fraktur berjauhan,
misalnya jatuh terpeleset di kamar mandi pada orangtua.
Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti : fungsi berubah, bengkak,
kripitasi, sepsis pada fraktur terbuka, deformitas.
PENATALAKSANAAN MEDIK
X.Ray
Penyembuhan fraktur bertujuan mengembalikan fungsi tulang yang patah dalam jangka
waktu sesingkat mungkin
Metode Pemasangan traksi:
Traksi Manual
Tujuan : Perbaikan dislokasi, Mengurangi fraktur, Pada keadaan Emergency.
Dilakukan dengan menarik bagian tubuh.
Traksi Mekanik
Ada dua macam, yaitu :
1. Traksi Kulit
Dipasang pada dasar sistem skeletal untuk struktur yang lain, misalnya: otot.
Traksi kulit terbatas
untuk 4 minggu dan beban < 5 kg.
Untuk anak-anak waktu beban tersebut mencukupi untuk dipakai sebagai fraksi
definitif, bila tidak diteruskan dengan pemasangan gips.
2. Traksi Skeletal
Merupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan balanced
traction. Dilakukan untuk menyempurnakan luka operasi dengan kawat metal
atau penjepit melalui tulang/jaringan metal.
KEGUNAAN PEMASANGAN TRAKSI
Traksi yang dipasang pada leher, di tungkai, lengan atau panggul, kegunaannya :
Immobilisasi
Lebih sederhana dari traksi kulit dengan menekan lurus satu kaki ke dua kaki.
Digunakan untuk immibilisasi tungkai lengan untuk waktu yang singkat atau
untuk mengurangi spasme otot.
3. Traksi Cervikal
Digunakan untuk menahan kepala extensi pada keseleo, kejang dan spasme.
Traksi ini biasa dipasang dengan halter kepala.
4. Traksi Russells
Traksi ini digunakan untuk frakstur batang femur. Kadang-kadang juga
digunakan untuk terapi nyeri punggung bagian bawah. Traksi kulit untuk
skeletal yang biasa digunakan.
Traksi ini dibuat sebuah bagian depan dan atas untuk menekan kaki dengan
pemasangan vertikal pada lutut secara horisontal pada tibia atau fibula.
5. Traksi khusus untuk anak-anak
Penderita tidur terlentang 1-2 jam, di bawah tuberositas tibia dibor dengan
steinman pen, dipasang staples pada steiman pen. Paha ditopang dengan
thomas splint, sedang tungkai bawah ditopang
Kehilangan fungsi
wanita
2. Pemeriksaan fisik
a. Mengidentifikasi tipe fraktur
b. Inspeksi daerah mana yang terkena
-
Laserasi
c. Palpasi
Bengkak, adanya nyeri dan penyebaran
Krepitasi
Nadi, dingin
Observasi spasme otot sekitar daerah fraktur
NURSING PLANING
NO
1.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI
RASIONALISASI
a)
a)
mungkin
b)
per darahan
c)
c)
KOLABORASI:
a)
b)
e)
fiksasi.
c)
g)
INDEPENDEN:
Nyeri s/d perubahan fragmen tulang, luka a) Mengkaji karakteris- tik nyeri : lokasi, durasi, a) Untuk mengetahui tingkat rasa nyeri sehingga
pada jaringan lunak, pemasangan back
nyeri (0-10)
b) Mempertahankan im- mobilisasi (back slab)
c) Berikan sokongan (support) pada ektremitas c) Peningkatan vena return, menurunkan edem, dan
yang luka.
KOLABORASI:
3.
a) Kaji keadaan luka (kontinuitas dari kulit) a) Untuk mengetahui tanda-tanda infeksi.
terhadap ada- nya: edema, rubor, kalor, dolor,
fungsi laesa.
b) Anjurkan pasien untuk tidak memegang b) Meminimalkan terjadinya kontaminasi.
bagian yang luka.
infeksi silang.
d) Merupakan indikasi adanya osteomilitis.
proses infeksi
b) Untuk mencegah ke- lanjutan terjadinya infeksi.
b) Pemberian obat-obatan :
antibiotika dan TT (Toksoid Tetanus)
c) Persiapan untuk operasi sesuai indikasi
4.
pasien
untuk
melakukan
untuk
me-
ningkatkan
tonus
otot,
penurunan
BB,
karena
pada
immobilisasi
KOLABORASI :
a) Konsul dengan bagi- an fisioterapi
5.
dan ambulasi sebagaimana yang dianjurkan b) Sebagian besar fraktur memerlukan penopang
oleh bagi- an fisioterapi.
tepat.
c) Mengorganisasikan kegiatan yang diperlu kan
dan siapa yang perlu menolongnya. (apakah
tersedia seperti team rehabilitasi, perawat d) Membantu meng- fasilitaskan perawa- tan
keluarga (home care)
10
pasien koopratif.
11
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning Patient Care (2 nd ed
). Philadelpia, F.A. Davis Company.
Long; BC and Phipps WJ (1985) Essential of Medical Surgical Nursing : A Nursing
Process Approach St. Louis. Cv. Mosby Company.
12
KASUS
Saudara adalah seorang perawat di ruang bedah yang diberi tanggung jawab untuk
memberikan asuhan keperawatan kepada Tn. Muria, usia 40 tahun dengan fraktur
femur kanan 1/3 distal comunited. Saat ini pasien masih menggunakan Back slab
sambil menunggu jadwal operasi untuk tandur (cangkok) tulang dan pemasangan
eksterna traksi.
Dari balutan yang ada pada Back slab merembes darah cukup banyak, pasien mengeluh
nyeri berat. Pasien semenjak kecelakaan 24 jam yang lalu tidak bisa tidur karena
menahan nyeri. Ibu jari dan jari-jari kaki kanan terasa baal.
SOAL : Buatlah rencana asuhan keperawatan disertai rasionalisasinya !
JAWAB:
RENCANA KEPERAWATAN
Prioritas Masalah
Mengatasi perdarahan
Mengatasi nyeri
Mencegah komplikasi
1.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Potensial
terjadinya
perdarahan yg banyak
syok
s/d
INTERVENSI
RASIONALISASI
INDENPENDEN:
a) Observasi tanda-tanda vital.
b)Mengkaji
sumber,
lokasi,
dan
d)Memberikan
banyak
cairan
(minum)
KOLABORASI:
f) Membantu
f) Pemberian
obat
koa-gulan
sia
proses
pem-bekuan
Ht)
2.
INDEPENDEN:
pada
jaringan
a)
a)
lunak,
nyeri
cemas
nyeri (0-10)
b)
b)
(back slab)
sehingga
dapat
me-
c)
Berikan
sokongan
(support)
c)
Peningkatan
vena
return,
d)
d)
di atas
KOLABORASI:
e)
Pemberian
e)
a)
obat-obatan
analgesik
3.
INDEPENDEN:
luka terbuka.
a)
rubor,
kalor,
infeksi.
dolor,
fungsi laesa.
b)
c)
Merawat
luka
dengan
b)
Meminimalkan
terjadinya
kontaminasi.
c)
d)
Merupakan
indikasi
adanya
osteomilitis.
KOLABORASI:
e)
f)
Pemberian obat-obatan :
e)
indikasi
Lekosit
yang
me-
ningkat
g)
Mempercepat
proses
14
4.
Gangguan
dengan
aktivitas
kerusakan
sehubungan
neuromuskuler
INDEPENDEN:
a)
a)
persepsi
pasien
tentang
b)
Memberikan
ke-
sempatan
per-
hatian,
meningkatkan
mengontrol
perasaan
diri
pasien
dan
Menganjurkan
pasien
untuk
c)
ningkatkan
yang tidak.
mempertahankan
tonus
otot,
mobilitas
d)
Membantu
pasien
dalam
pasien
perawatan diri
otot,
meningkatkan
dalam
situasi,
me-
me-
ngontrol
ningkatkan
penurunan
an
eliminasi
menganjurkan
agar
f)
dan
Mempercepat
proses
penyembuhan,
b.a.b.
mencegah
teratur.
f)
traksi.
g)
Untuk
menentukan
program
latihan.
KOLABORASI :
g)
Konsul
dengan
bagi-
an
fisioterapi
5.
Kurangnya
pengetahuan
tentang
INDEPENDEN:
a)
yang muncul
a)
prognosa, dan
dapat
menentu
kan
pilihan.
b)
b)
Sebagian
besar
memerlukan
fiksasi
nyembuhan
fraktur
penopang
selama
proses
dan
pe-
sehingga
15
Mengorganisasikan
kegiatan
perlu
dibantu.
menolongnya.
(apakah
luarga).
d)
d)
rehabilitasi,
perawat
Mendiskusikan
perawatan lanjutan.
Penyembuhan
fraktur
kemungkinan
lama
16
tulang
(kurang
FRAKTUR FEMUR
DEFINISI
Rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma
langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang /
osteoporosis.
FISIOLOGI / ANATOMI
Persendian panggul merupakan bola dan mangkok sendi dengan acetabulum bagian
dari femur, terdiri dari : kepala, leher, bagian terbesar dan kecil, trokhanter dan batang,
bagian terjauh dari femur berakhir pada kedua kondilas. Kepala femur masuk
acetabulum. Sendi panggul dikelilingi oleh kapsula fibrosa, ligamen dan otot. Suplai
darah ke kepala femoral merupakan hal yang penting pada faktur hip. Suplai darah ke
femur bervariasi menurut usia. Sumber utamanya arteri retikuler posterior, nutrisi dari
pembuluh darah dari batang femur meluas menuju daerah tronkhanter dan bagian
bawah dari leher femur.
KLASIFIKASI
Ada 2 type dari fraktur femur, yaitu :
1. Fraktur Intrakapsuler; femur yang terjadi di dalam tulang sendi, panggul dan
kapsula.
2. Fraktur Ekstrakapsuler;
Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trokhanter femur yang lebih besar/yang
lebih kecil/pada daerah intertrokhanter.
Terjadi di bagian distal menuju leher femur tetapi tidak lebih dari 2 inci di
bawah trokhanter kecil.
PATOFISIOLOGI
2.
Fraktur patologis; fraktur yang diakibatkan oleh trauma minimal atau tanpa trauma
yang disebabkan oleh suatu proses, yaitu :
Osteoporosis Imperfekta
Osteoporosis
17
Penyakit metabolik
TRAUMA
Dibagi menjadi dua, yaitu :
Trauma langsung, yaitu benturan pada tulang. Biasanya penderita terjatuh dengan
posisi miring dimana daerah trokhanter mayor langsung terbentur dengan benda keras
(jalanan).
Trauma tak langsung, yaitu titik tumpuan benturan dan fraktur berjauhan, misalnya
jatuh terpeleset di kamar mandi pada orangtua.
TANDA DAN GEJALA
Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti : fungsi berubah, bengkak,
kripitasi, sepsis pada fraktur terbuka, deformitas.
PENATALAKSANAAN MEDIK
X.Ray
TRAKSI
Penyembuhan fraktur bertujuan mengembalikan fungsi tulang yang patah dalam jangka
waktu sesingkat mungkin
Metode Pemasangan traksi:
Traksi Manual
Tujuan : Perbaikan dislokasi, Mengurangi fraktur, Pada keadaan Emergency.
Dilakukan dengan menarik bagian tubuh.
Traksi Mekanik
Ada dua macam, yaitu :
Traksi Kulit
Dipasang pada dasar sistem skeletal untuk struktur yang lain, misalnya: otot. Traksi
kulit terbatas
18
Immobilisasi
19
Kehilangan fungsi
4. Pemeriksaan fisik
d. Mengidentifikasi tipe fraktur
e. Inspeksi daerah mana yang terkena
-
Laserasi
f. Palpasi
-
Krepitasi
Nadi, dingin
20
KASUS
Saudara adalah seorang perawat di ruang bedah yang diberi tanggung jawab untuk
memberikan asuhan keperawatan kepada Tn. Muria, usia 40 tahun dengan fraktur
femur kanan 1/3 distal comunited. Saat ini pasien masih menggunakan Back slab
sambil menunggu jadwal operasi untuk tandur (cangkok) tulang dan pemasangan
eksterna traksi.
Dari balutan yang ada pada Back slab merembes darah cukup banyak, pasien mengeluh
nyeri berat. Pasien semenjak kecelakaan 24 jam yang lalu tidak bisa tidur karena
menahan nyeri. Ibu jari dan jari-jari kaki kanan terasa baal.
SOAL : Buatlah rencana asuhan keperawatan disertai rasionalisasinya !
JAWAB:
RENCANA KEPERAWATAN
Prioritas Masalah
Mengatasi perdarahan
Mengatasi nyeri
Mencegah komplikasi
21
NO
1.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI
RASIONALISASI
d)
h)
mungkin
e)
per darahan
f)
g)
KOLABORASI:
h)
INDEPENDEN:
22
Nyeri s/d perubahan fragmen tulang, luka f) Mengkaji karakteris- tik nyeri : lokasi, durasi, f) Untuk mengetahui tingkat rasa nyeri sehingga
pada jaringan lunak, pemasangan back
nyeri (0-10)
g) Mempertahankan im- mobilisasi (back slab)
h) Berikan sokongan (support) pada ektremitas h) Peningkatan vena return, menurunkan edem, dan
yang luka.
KOLABORASI:
3.
d) Kaji keadaan luka (kontinuitas dari kulit) d) Untuk mengetahui tanda-tanda infeksi.
terhadap ada- nya: edema, rubor, kalor, dolor,
fungsi laesa.
e) Anjurkan pasien untuk tidak memegang e) Meminimalkan terjadinya kontaminasi.
bagian yang luka.
23
infeksi silang.
aseptik
proses infeksi
i) Untuk mencegah ke- lanjutan terjadinya infeksi.
i) Pemberian obat-obatan :
d) Menganjurkan
pasien
24
untuk
melakukan
untuk
me-
ningkatkan
tonus
otot,
penurunan
BB,
karena
pada
immobilisasi
KOLABORASI :
25
5.
dan ambulasi sebagaimana yang dianjurkan g) Sebagian besar fraktur memerlukan penopang
oleh bagi- an fisioterapi.
tepat.
h) Mengorganisasikan kegiatan yang diperlu kan
dan siapa yang perlu menolongnya. (apakah
tersedia seperti team rehabilitasi, perawat i) Membantu meng- fasilitaskan perawa- tan
keluarga (home care)
26
27
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning Patient Care (2 nd ed
). Philadelpia, F.A. Davis Company.
Long; BC and Phipps WJ (1985) Essential of Medical Surgical Nursing : A Nursing
Process Approach St. Louis. Cv. Mosby Company.
28