Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR

Oleh : Subhan

I.

DEFENISI
Rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma
langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang /
osteoporosis.

II. FISIOLOGI / ANATOMI


Persendian panggul merupakan bola dan mangkok sendi dengan acetabulum
bagian dari femur, terdiri dari : kepala, leher, bagian terbesar dan kecil,
trokhanter dan batang, bagian terjauh dari femur berakhir pada kedua kondilas.
Kepala femur masuk acetabulum. Sendi panggul dikelilingi oleh kapsula fibrosa,
ligamen dan otot. Suplai darah ke kepala femoral merupakan hal yang penting
pada faktur hip. Suplai darah ke femur bervariasi menurut usia. Sumber
utamanya arteri retikuler posterior, nutrisi dari pembuluh darah dari batang
femur meluas menuju daerah tronkhanter dan bagian bawah dari leher femur.
III. KLASIFIKASI
Ada 2 type dari fraktur femur, yaitu :
1.

Fraktur Intrakapsuler femur yang terjadi di dalam tulang sendi, panggul


dan Melalui kepala femur (capital fraktur)

2.

Hanya di bawah kepala femur

Melalui leher dari femur


Fraktur Ekstrakapsuler;

Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trokhanter femur yang lebih
besar/yang lebih kecil /pada daerah intertrokhanter.

Terjadi di bagian distal menuju leher femur tetapi tidak lebih dari 2
inci di bawah trokhanter kecil.

IV. PATOFISIOLOGI

1. PENYEBAB FRAKTUR ADALAH TRAUMA


Fraktur patologis; fraktur yang diakibatkan oleh trauma minimal atau tanpa
trauma berupa
yang disebabkan oleh suatu proses., yaitu :
Osteoporosis Imperfekta
Osteoporosis
Penyakit metabolik
TRAUMA
Dibagi menjadi dua, yaitu :

Trauma langsung, yaitu benturan pada tulang. Biasanya penderita terjatuh


dengan posisi miring dimana daerah trokhanter mayor langsung terbentur
dengan benda keras (jalanan).

Trauma tak langsung, yaitu titik tumpuan benturan dan fraktur berjauhan,
misalnya jatuh terpeleset di kamar mandi pada orangtua.

TANDA DAN GEJALA

Nyeri hebat di tempat fraktur

Tak mampu menggerakkan ekstremitas bawah

Rotasi luar dari kaki lebih pendek

Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti : fungsi berubah, bengkak,
kripitasi, sepsis pada fraktur terbuka, deformitas.

PENATALAKSANAAN MEDIK

X.Ray

Bone scans, Tomogram, atau MRI Scans

Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan vaskuler.

CCT kalau banyak kerusakan otot.


TRAKSI

Penyembuhan fraktur bertujuan mengembalikan fungsi tulang yang patah dalam jangka
waktu sesingkat mungkin
Metode Pemasangan traksi:
Traksi Manual
Tujuan : Perbaikan dislokasi, Mengurangi fraktur, Pada keadaan Emergency.
Dilakukan dengan menarik bagian tubuh.
Traksi Mekanik
Ada dua macam, yaitu :
1. Traksi Kulit
Dipasang pada dasar sistem skeletal untuk struktur yang lain, misalnya: otot.
Traksi kulit terbatas
untuk 4 minggu dan beban < 5 kg.
Untuk anak-anak waktu beban tersebut mencukupi untuk dipakai sebagai fraksi
definitif, bila tidak diteruskan dengan pemasangan gips.
2. Traksi Skeletal
Merupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan balanced
traction. Dilakukan untuk menyempurnakan luka operasi dengan kawat metal
atau penjepit melalui tulang/jaringan metal.
KEGUNAAN PEMASANGAN TRAKSI
Traksi yang dipasang pada leher, di tungkai, lengan atau panggul, kegunaannya :

Mengurangi nyeri akibat spasme otot

Memperbaiki dan mencegah deformitas

Immobilisasi

Difraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang sendi).

Mengencangkan pada perlekatannya.

MACAM - MACAM TRAKSI


1. Traksi Panggul
Disempurnakan dengan pemasangan sebuah ikat pinggang di atas untuk
mengikat puncak iliaka.
2. Traksi Ekstension (Bucks Extention)

Lebih sederhana dari traksi kulit dengan menekan lurus satu kaki ke dua kaki.
Digunakan untuk immibilisasi tungkai lengan untuk waktu yang singkat atau
untuk mengurangi spasme otot.
3. Traksi Cervikal
Digunakan untuk menahan kepala extensi pada keseleo, kejang dan spasme.
Traksi ini biasa dipasang dengan halter kepala.
4. Traksi Russells
Traksi ini digunakan untuk frakstur batang femur. Kadang-kadang juga
digunakan untuk terapi nyeri punggung bagian bawah. Traksi kulit untuk
skeletal yang biasa digunakan.
Traksi ini dibuat sebuah bagian depan dan atas untuk menekan kaki dengan
pemasangan vertikal pada lutut secara horisontal pada tibia atau fibula.
5. Traksi khusus untuk anak-anak
Penderita tidur terlentang 1-2 jam, di bawah tuberositas tibia dibor dengan
steinman pen, dipasang staples pada steiman pen. Paha ditopang dengan
thomas splint, sedang tungkai bawah ditopang

atau Pearson attachment.

Tarikan dipertahankan sampai 2 minggu atau lebih, sampai tulangnya


membentuk callus yang cukup. Sementara itu otot-otot paha dapat dilatih
secara aktif.
PENGKAJIAN
1. Riwayat keperawatan
a. Riwayat Perjalanan penyakit

Keluhan utama klien datang ke RS atau pelayanan kesehatan

Apa penyebabnya, kapan terjadinya kecelakaan atau trauma

Bagaimana dirasakan, adanya nyeri, panas, bengkak dll

Perubahan bentuk, terbatasnya gerakan

Kehilangan fungsi

Apakah klien mempunyai riwayat penyakit osteoporosis

b. Riwayat pengobatan sebelumnya

Apakan klien pernah mendapatkan pengobatan jenis kortikosteroid dalam


jangka waktu lama

Apakah klien pernah menggunakan obat-obat hormonal, terutama pada

wanita

Berapa lama klien mendapatkan pengobatan tersebut

Kapan klien mendapatkan pengobatan terakhir

c. Proses pertolongan pertama yang dilakukan

Pemasangan bidai sebelum memindahkan dan pertahankan gerakan


diatas/di bawah tulang yang fraktur sebelum dipindahkan

Tinggikan ekstremitas untuk mengurangi edema

2. Pemeriksaan fisik
a. Mengidentifikasi tipe fraktur
b. Inspeksi daerah mana yang terkena
-

Deformitas yang nampak jelas

Edema, ekimosis sekitar lokasi cedera

Laserasi

Perubahan warna kulit

Kehilangan fungsi daerah yang cidera

c. Palpasi
Bengkak, adanya nyeri dan penyebaran
Krepitasi
Nadi, dingin
Observasi spasme otot sekitar daerah fraktur

NURSING PLANING
NO
1.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

INTERVENSI

RASIONALISASI

Potensial terjadinya syok s/d perdarahan INDENPENDEN:


yg banyak

a)

Observasi tanda-tanda vital.

a)

Untuk mengetahui tanda-tanda syok se- dini

mungkin
b)

Mengkaji sumber, lokasi, dan banyak- nya b)

Untuk menentukan tindak an

per darahan
c)

Memberikan posisi supinasi

c)

Untuk mengurangi per darahan dan men-

cegah kekurangan darah ke otak.


d)
d)

Memberikan banyak cairan (minum)

Untuk mencegah ke- kurangan cairan

(mengganti cairan yang hilang)

KOLABORASI:
a)

Pemberian cairan per infus

b)

Pemberian obat koa-gulan sia (vit.K, f)

Adona) dan peng- hentian perdarahan dgn

e)

Pemberian cairan per-infus.


Membantu proses pem-bekuan darah dan

untuk menghentikan perda-rahan.

fiksasi.
c)

Pemeriksaan laborato- rium (Hb, Ht)

g)

Untuk mengetahui ka-dar Hb, Ht apakah

perlu transfusi atau tidak.


2.

Gangguan rasa nyaman:

INDEPENDEN:

Nyeri s/d perubahan fragmen tulang, luka a) Mengkaji karakteris- tik nyeri : lokasi, durasi, a) Untuk mengetahui tingkat rasa nyeri sehingga
pada jaringan lunak, pemasangan back

intensitas nyeri dengan meng- gunakan skala

slab, stress, dan cemas

nyeri (0-10)
b) Mempertahankan im- mobilisasi (back slab)

dapat me- nentukan jenis tindak annya.


b) Mencegah pergeser- an tulang dan pe- nekanan
pada jaring- an yang luka.

c) Berikan sokongan (support) pada ektremitas c) Peningkatan vena return, menurunkan edem, dan
yang luka.

me- ngurangi nyeri.


d) Untuk mempersiap- kan mental serta agar pasien

d) Menjelaskan seluruh prosedur di atas

berpartisipasi pada setiap tindakan yang akan


dilakukan.

KOLABORASI:

e) Mengurangi rasa nyeri

e) Pemberian obat-obatan analgesik

3.

Potensial infeksi se- hubungan dengan INDEPENDEN:


luka terbuka.

a) Kaji keadaan luka (kontinuitas dari kulit) a) Untuk mengetahui tanda-tanda infeksi.
terhadap ada- nya: edema, rubor, kalor, dolor,
fungsi laesa.
b) Anjurkan pasien untuk tidak memegang b) Meminimalkan terjadinya kontaminasi.
bagian yang luka.

c) Mencegah kontami- nasi dan kemungkin- an

c) Merawat luka dengan menggunakan tehnik


aseptik

infeksi silang.
d) Merupakan indikasi adanya osteomilitis.

d) Mewaspadai adanya keluhan nyeri mendadak, keterbatasan gerak, edema lokal,


eritema pada daerah luka.
KOLABORASI:

a) Lekosit yang me- ningkat artinya sudah terjadi

a) Pemeriksaan darah : leokosit

proses infeksi
b) Untuk mencegah ke- lanjutan terjadinya infeksi.

b) Pemberian obat-obatan :
antibiotika dan TT (Toksoid Tetanus)
c) Persiapan untuk operasi sesuai indikasi

4.

dan pencegah an tetanus.


c) Mempercepat proses penyembuhan luka dan dan
penyegahan peningkatan infeksi.

Gangguan aktivitas sehubungan dengan INDEPENDEN:


kerusakan neuromuskuler skeletal, nyeri, a) Kaji tingkat im- mobilisasi yang disebabkan a) Pasien akan mem- batasi gerak karena salah
immobilisasi.

oleh edema dan persepsi pasien tentang

persepsi (persepsi tidak pro- posional)

immobilisasi ter- sebut.


b) Mendorong parti- sipasi dalam aktivitas b) Memberikan ke- sempatan untuk me- ngeluarkan
rekreasi (menonton TV, membaca kora, dll ).

energi, memusatkan per- hatian, meningkatkan


perasaan mengontrol diri pasien dan membantu
dalam mengurangi isolasi sosial.

c) Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang


c) Menganjurkan

pasien

untuk

melakukan

untuk

me-

ningkatkan

tonus

otot,

latihan pasif dan aktif pada yang cedera

mempertahankan mobilitas sendi, men- cegah

maupun yang tidak.

kontraktur / atropi dan reapsorbsi Ca yang tidak


digunakan.
d) Meningkatkan ke- kuatan dan sirkulasi otot,

d) Membantu pasien dalam perawatan diri

meningkatkan pasien dalam me- ngontrol situasi,


me- ningkatkan kemauan pasien untuk sembuh.
e) Bedrest, penggunaan analgetika dan pe- rubahan
diit dapat menyebabkan penurunan peristaltik

e) Auskultasi bising usus, monitor kebiasa an

usus dan konstipasi.

eliminasi dan menganjurkan agar b.a.b. f) Mempercepat proses penyembuhan, mencegah


teratur.

penurunan

BB,

karena

pada

immobilisasi

biasanya terjadi penurunan BB (20 - 30 lb).


f) Memberikan diit tinggi protein , vitamin , Catatan : Untuk sudah dilakukan traksi.
dan mi- neral.

a) Untuk menentukan program latihan.

KOLABORASI :
a) Konsul dengan bagi- an fisioterapi
5.

Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, INDEPENDEN:


prognosa, dan pengo- batan sehubungan a) Menjelaskan tentang kelainan yang muncul a) Pasien mengetahui kondisi saat ini dan hari
dengan kesalahan dalam pe- nafsiran,

prognosa, dan harap- an yang akan datang.

tidak familier dengan sumber in- formasi.

b) Memberikan dukung an cara-cara mobili- sasi

depan sehingga pasien dapat menentu kan


pilihan.

dan ambulasi sebagaimana yang dianjurkan b) Sebagian besar fraktur memerlukan penopang
oleh bagi- an fisioterapi.

dan fiksasi selama proses pe- nyembuhan


sehingga keterlambatan pe- nyembuhan disebabkan oleh penggunaan alat bantu yang kurang

c) Memilah-milah aktif- itas yang bisa mandiri


dan yang harus dibantu.

tepat.
c) Mengorganisasikan kegiatan yang diperlu kan
dan siapa yang perlu menolongnya. (apakah

d) Mengidentifikasi pe- layanan umum yang

fisioterapi, perawat atau ke- luarga).

tersedia seperti team rehabilitasi, perawat d) Membantu meng- fasilitaskan perawa- tan
keluarga (home care)

mandiri memberi support untuk man- diri.

e) Mendiskusikan tentang perawatan lanjutan.


e) Penyembuhan fraktur tulang kemungkinan lama
(kurang lebih 1 tahun) sehingga perlu disiapkan
untuk perencanaan perawatan lanjutan dan

10

pasien koopratif.

11

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning Patient Care (2 nd ed
). Philadelpia, F.A. Davis Company.
Long; BC and Phipps WJ (1985) Essential of Medical Surgical Nursing : A Nursing
Process Approach St. Louis. Cv. Mosby Company.

12

KASUS
Saudara adalah seorang perawat di ruang bedah yang diberi tanggung jawab untuk
memberikan asuhan keperawatan kepada Tn. Muria, usia 40 tahun dengan fraktur
femur kanan 1/3 distal comunited. Saat ini pasien masih menggunakan Back slab
sambil menunggu jadwal operasi untuk tandur (cangkok) tulang dan pemasangan
eksterna traksi.
Dari balutan yang ada pada Back slab merembes darah cukup banyak, pasien mengeluh
nyeri berat. Pasien semenjak kecelakaan 24 jam yang lalu tidak bisa tidur karena
menahan nyeri. Ibu jari dan jari-jari kaki kanan terasa baal.
SOAL : Buatlah rencana asuhan keperawatan disertai rasionalisasinya !
JAWAB:
RENCANA KEPERAWATAN
Prioritas Masalah

Mengatasi perdarahan

Mengatasi nyeri

Mencegah komplikasi

Memberi informasi tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan


NO

1.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Potensial

terjadinya

perdarahan yg banyak

syok

s/d

INTERVENSI

RASIONALISASI

INDENPENDEN:
a) Observasi tanda-tanda vital.

a) Untuk mengetahui tanda-tanda syok


se- dini mungkin

b)Mengkaji

sumber,

lokasi,

dan

b)Untuk menentukan tindak an

banyak- nya per darahan


c) Memberikan posisi supinasi

c) Untuk mengurangi per darahan dan


men- cegah kekurangan darah ke
otak.

d)Memberikan

banyak

cairan

(minum)

d)Untuk mencegah ke- kurangan


cairan
(mengganti cairan yang hilang)

KOLABORASI:

e) Pemberian cairan per-infus.

e) Pemberian cairan per infus

f) Membantu
f) Pemberian

obat

koa-gulan

sia

(vit.K, Adona) dan peng- hentian

proses

pem-bekuan

darah dan untuk menghentikan


perda-rahan.

perdarahan dgn fiksasi.


g)Pemeriksaan laborato- rium (Hb,

g)Untuk mengetahui ka-dar Hb, Ht

Ht)

2.

Gangguan rasa nyaman:

INDEPENDEN:

Nyeri s/d perubahan fragmen tulang,


luka

pada

jaringan

apakah perlu transfusi atau tidak.

a)

Mengkaji karakteris- tik nyeri :

a)

Untuk mengetahui tingkat rasa

lunak,

lokasi, durasi, intensitas nyeri

nyeri

pemasangan back slab, stress, dan

dengan meng- gunakan skala

nentukan jenis tindak annya.

cemas

nyeri (0-10)
b)

Mempertahankan im- mobilisasi

b)

(back slab)

sehingga

dapat

me-

Mencegah pergeser- an tulang


dan pe- nekanan pada jaring- an
yang luka.

c)

Berikan

sokongan

(support)

c)

pada ektremitas yang luka.

Peningkatan

vena

return,

menurunkan edem, dan mengurangi nyeri.

d)

Menjelaskan seluruh prosedur

d)

di atas

Untuk mempersiap- kan mental


serta agar pasien berpartisipasi
pada setiap tindakan yang akan
dilakukan.

KOLABORASI:
e)

Pemberian

e)

Mengurangi rasa nyeri

a)

Untuk mengetahui tanda-tanda

obat-obatan

analgesik

3.

Potensial infeksi se- hubungan dengan

INDEPENDEN:

luka terbuka.

a)

Kaji keadaan luka (kontinuitas


dari kulit) terhadap ada- nya:
edema,

rubor,

kalor,

infeksi.

dolor,

fungsi laesa.
b)

Anjurkan pasien untuk tidak


memegang bagian yang luka.

c)

Merawat

luka

dengan

b)

menggunakan tehnik aseptik


d)

Mewaspadai adanya keluhan

Meminimalkan

terjadinya

kontaminasi.
c)

nyeri men- dadak, keterbatasan

Mencegah kontami- nasi dan


kemungkin- an infeksi silang.

gerak, edema lokal, eritema


pada daerah luka.

d)

Merupakan

indikasi

adanya

osteomilitis.
KOLABORASI:
e)

Pemeriksaan darah : leokosit

f)

Pemberian obat-obatan :

antibiotika dan TT (Toksoid Tetanus)


g)

Persiapan untuk operasi sesuai

e)

indikasi

Lekosit

yang

me-

ningkat

artinya sudah terjadi proses


infeksi
f)

Untuk mencegah ke- lanjutan


terjadinya infeksi. dan pencegah
an tetanus.

g)

Mempercepat

proses

penyembuhan luka dan dan


penyegahan peningkatan infeksi.

14

4.

Gangguan
dengan

aktivitas

kerusakan

sehubungan
neuromuskuler

INDEPENDEN:
a)

skeletal, nyeri, immobilisasi.

Kaji tingkat im- mobilisasi yang

a)

Pasien akan mem- batasi gerak

disebabkan oleh edema dan

karena salah persepsi (persepsi

persepsi

tidak pro- posional)

pasien

tentang

immobilisasi ter- sebut.


b)

Mendorong parti- sipasi dalam


aktivitas rekreasi (menonton TV,

b)

membaca kora, dll ).

Memberikan

ke-

sempatan

untuk me- ngeluarkan energi,


memusatkan

per-

hatian,

meningkatkan
mengontrol

perasaan

diri

pasien

dan

membantu dalam mengurangi


isolasi sosial.
c)

Menganjurkan

pasien

untuk

c)

Meningkatkan aliran darah ke

melakukan latihan pasif dan

otot dan tulang untuk me-

aktif pada yang cedera maupun

ningkatkan

yang tidak.

mempertahankan

tonus

otot,
mobilitas

sendi, men- cegah kontraktur /


atropi dan reapsorbsi Ca yang
tidak digunakan.
d)

Meningkatkan ke- kuatan dan


sirkulasi

d)

Membantu

pasien

dalam

pasien

perawatan diri

otot,

meningkatkan

dalam

situasi,

me-

me-

ngontrol

ningkatkan

kemauan pasien untuk sembuh.


e)

Bedrest, penggunaan analgetika


dan pe- rubahan diit dapat
menyebabkan

penurunan

peristaltik usus dan konstipasi.


e)

Auskultasi bising usus, monitor


kebiasa

an

eliminasi

menganjurkan

agar

f)

dan

Mempercepat

proses

penyembuhan,

b.a.b.

mencegah

penurunan BB, karena pada

teratur.

immobilisasi biasanya terjadi


penurunan BB (20 - 30 lb).

f)

Memberikan diit tinggi protein ,

Catatan : Untuk sudah dilakukan

vitamin , dan mi- neral.

traksi.
g)

Untuk

menentukan

program

latihan.

KOLABORASI :
g)

Konsul

dengan

bagi-

an

fisioterapi

5.

Kurangnya

pengetahuan

tentang

kondisi, prognosa, dan pengo- batan

INDEPENDEN:
a)

Menjelaskan tentang kelainan

sehubungan dengan kesalahan dalam

yang muncul

pe- nafsiran, tidak familier dengan

harap- an yang akan datang.

a)

prognosa, dan

Pasien mengetahui kondisi saat


ini dan hari depan sehingga
pasien

sumber in- formasi.

dapat

menentu

kan

pilihan.
b)

Memberikan dukung an cara-

b)

Sebagian

besar

cara mobili- sasi dan ambulasi

memerlukan

sebagaimana yang dianjurkan

fiksasi

oleh bagi- an fisioterapi.

nyembuhan

fraktur

penopang

selama

proses

dan
pe-

sehingga

keterlambatan pe- nyembuhan

15

disebab- kan oleh penggunaan


alat bantu yang kurang tepat.
c)
c)

Mengorganisasikan

kegiatan

Memilah-milah aktif- itas yang

yang diperlu kan dan siapa yang

bisa mandiri dan yang harus

perlu

dibantu.

fisioterapi, perawat atau ke-

menolongnya.

(apakah

luarga).
d)

Membantu meng- fasilitaskan


perawa- tan mandiri memberi

d)

Mengidentifikasi pe- layanan


umum yang tersedia seperti
team

rehabilitasi,

perawat

keluarga (home care)


e)

Mendiskusikan
perawatan lanjutan.

support untuk man- diri.


e)

Penyembuhan

fraktur

kemungkinan

lama

lebih 1 tahun) sehingga perlu


tentang

disiapkan untuk perencanaan


perawatan lanjutan dan pasien
koopratif.

16

tulang
(kurang

FRAKTUR FEMUR
DEFINISI
Rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma
langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang /
osteoporosis.
FISIOLOGI / ANATOMI
Persendian panggul merupakan bola dan mangkok sendi dengan acetabulum bagian
dari femur, terdiri dari : kepala, leher, bagian terbesar dan kecil, trokhanter dan batang,
bagian terjauh dari femur berakhir pada kedua kondilas. Kepala femur masuk
acetabulum. Sendi panggul dikelilingi oleh kapsula fibrosa, ligamen dan otot. Suplai
darah ke kepala femoral merupakan hal yang penting pada faktur hip. Suplai darah ke
femur bervariasi menurut usia. Sumber utamanya arteri retikuler posterior, nutrisi dari
pembuluh darah dari batang femur meluas menuju daerah tronkhanter dan bagian
bawah dari leher femur.
KLASIFIKASI
Ada 2 type dari fraktur femur, yaitu :
1. Fraktur Intrakapsuler; femur yang terjadi di dalam tulang sendi, panggul dan
kapsula.

Melalui kepala femur (capital fraktur)

Hanya di bawah kepala femur

Melalui leher dari femur

2. Fraktur Ekstrakapsuler;

Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trokhanter femur yang lebih besar/yang
lebih kecil/pada daerah intertrokhanter.

Terjadi di bagian distal menuju leher femur tetapi tidak lebih dari 2 inci di
bawah trokhanter kecil.

PATOFISIOLOGI
2.

PENYEBAB FRAKTUR ADALAH TRAUMA

Fraktur patologis; fraktur yang diakibatkan oleh trauma minimal atau tanpa trauma
yang disebabkan oleh suatu proses, yaitu :
Osteoporosis Imperfekta
Osteoporosis

17

Penyakit metabolik
TRAUMA
Dibagi menjadi dua, yaitu :
Trauma langsung, yaitu benturan pada tulang. Biasanya penderita terjatuh dengan
posisi miring dimana daerah trokhanter mayor langsung terbentur dengan benda keras
(jalanan).
Trauma tak langsung, yaitu titik tumpuan benturan dan fraktur berjauhan, misalnya
jatuh terpeleset di kamar mandi pada orangtua.
TANDA DAN GEJALA

Nyeri hebat di tempat fraktur

Tak mampu menggerakkan ekstremitas bawah

Rotasi luar dari kaki lebih pendek

Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti : fungsi berubah, bengkak,
kripitasi, sepsis pada fraktur terbuka, deformitas.

PENATALAKSANAAN MEDIK

X.Ray

Bone scans, Tomogram, atau MRI Scans

Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan vaskuler.

CCT kalau banyak kerusakan otot.

TRAKSI
Penyembuhan fraktur bertujuan mengembalikan fungsi tulang yang patah dalam jangka
waktu sesingkat mungkin
Metode Pemasangan traksi:
Traksi Manual
Tujuan : Perbaikan dislokasi, Mengurangi fraktur, Pada keadaan Emergency.
Dilakukan dengan menarik bagian tubuh.
Traksi Mekanik
Ada dua macam, yaitu :
Traksi Kulit
Dipasang pada dasar sistem skeletal untuk struktur yang lain, misalnya: otot. Traksi
kulit terbatas

18

untuk 4 minggu dan beban < 5 kg.


Untuk anak-anak waktu beban tersebut mencukupi untuk dipakai sebagai fraksi
definitif, bila tidak diteruskan dengan pemasangan gips.
Traksi Skeletal
Merupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan balanced traction.
Dilakukan untuk menyempurnakan luka operasi dengan kawat metal atau penjepit
melalui tulang/jaringan metal.
KEGUNAAN PEMASANGAN TRAKSI
Traksi yang dipasang pada leher, di tungkai, lengan atau panggul, kegunaannya :

Mengurangi nyeri akibat spasme otot

Memperbaiki dan mencegah deformitas

Immobilisasi

Difraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang sendi).

Mengencangkan pada perlekatannya.

MACAM - MACAM TRAKSI


Traksi Panggul
Disempurnakan dengan pemasangan sebuah ikat pinggang di atas untuk mengikat
puncak iliaka.
Traksi Ekstension (Bucks Extention)
Lebih sederhana dari traksi kulit dengan menekan lurus satu kaki ke dua kaki.
Digunakan untuk immibilisasi tungkai lengan untuk waktu yang singkat atau untuk
mengurangi spasme otot.
Traksi Cervikal
Digunakan untuk menahan kepala extensi pada keseleo, kejang dan spasme. Traksi ini
biasa dipasang dengan halter kepala.
Traksi Russells
Traksi ini digunakan untuk frakstur batang femur. Kadang-kadang juga digunakan
untuk terapi nyeri punggung bagian bawah. Traksi kulit untuk skeletal yang biasa
digunakan.
Traksi ini dibuat sebuah bagian depan dan atas untuk menekan kaki dengan
pemasangan vertikal pada lutut secara horisontal pada tibia atau fibula.
Traksi khusus untuk anak-anak
Penderita tidur terlentang 1-2 jam, di bawah tuberositas tibia dibor dengan steinman
pen, dipasang staples pada steiman pen. Paha ditopang dengan thomas splint, sedang

19

tungkai bawah ditopang atau Pearson attachment. Tarikan dipertahankan sampai 2


minggu atau lebih, sampai tulangnya membentuk callus yang cukup. Sementara itu
otot-otot paha dapat dilatih secara aktif.
PENGKAJIAN
3. Riwayat keperawatan
d. Riwayat Perjalanan penyakit
-

Keluhan utama klien datang ke RS atau pelayanan kesehatan

Apa penyebabnya, kapan terjadinya kecelakaan atau trauma

Bagaimana dirasakan, adanya nyeri, panas, bengkak dll

Perubahan bentuk, terbatasnya gerakan

Kehilangan fungsi

Apakah klien mempunyai riwayat penyakit osteoporosis

e. Riwayat pengobatan sebelumnya


-

Apakan klien pernah mendapatkan pengobatan jenis kortikosteroid dalam


jangka waktu lama

Apakah klien pernah menggunakan obat-obat hormonal, terutama pada


wanita

Berapa lama klien mendapatkan pengobatan tersebut

Kapan klien mendapatkan pengobatan terakhir

f. Proses pertolongan pertama yang dilakukan


-

Pemasangan bidai sebelum memindahkan dan pertahankan gerakan


diatas/di bawah tulang yang fraktur sebelum dipindahkan

Tinggikan ekstremitas untuk mengurangi edema

4. Pemeriksaan fisik
d. Mengidentifikasi tipe fraktur
e. Inspeksi daerah mana yang terkena
-

Deformitas yang nampak jelas

Edema, ekimosis sekitar lokasi cedera

Laserasi

Perubahan warna kulit

Kehilangan fungsi daerah yang cidera

f. Palpasi
-

Bengkak, adanya nyeri dan penyebaran

Krepitasi

Nadi, dingin

20

Observasi spasme otot sekitar daerah fraktur

KASUS
Saudara adalah seorang perawat di ruang bedah yang diberi tanggung jawab untuk
memberikan asuhan keperawatan kepada Tn. Muria, usia 40 tahun dengan fraktur
femur kanan 1/3 distal comunited. Saat ini pasien masih menggunakan Back slab
sambil menunggu jadwal operasi untuk tandur (cangkok) tulang dan pemasangan
eksterna traksi.
Dari balutan yang ada pada Back slab merembes darah cukup banyak, pasien mengeluh
nyeri berat. Pasien semenjak kecelakaan 24 jam yang lalu tidak bisa tidur karena
menahan nyeri. Ibu jari dan jari-jari kaki kanan terasa baal.
SOAL : Buatlah rencana asuhan keperawatan disertai rasionalisasinya !
JAWAB:
RENCANA KEPERAWATAN
Prioritas Masalah

Mengatasi perdarahan

Mengatasi nyeri

Mencegah komplikasi

Memberi informasi tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan

21

NO
1.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

INTERVENSI

RASIONALISASI

Potensial terjadinya syok s/d perdarahan INDENPENDEN:


yg banyak

d)

Observasi tanda-tanda vital.

h)

Untuk mengetahui tanda-tanda syok se- dini

mungkin
e)

Mengkaji sumber, lokasi, dan banyak- nya i)Untuk menentukan tindak an

per darahan
f)

Memberikan posisi supinasi

j)Untuk mengurangi per darahan dan men- cegah


kekurangan darah ke otak.
k)

g)

Memberikan banyak cairan (minum)

Untuk mencegah ke- kurangan cairan

(mengganti cairan yang hilang)

KOLABORASI:
h)

Pemberian cairan per infus

l)Pemberian cairan per-infus.

i)Pemberian obat koa-gulan sia (vit.K, Adona) m)


dan peng- hentian perdarahan dgn fiksasi.

Membantu proses pem-bekuan darah dan

untuk menghentikan perda-rahan.

j)Pemeriksaan laborato- rium (Hb, Ht)


n)

Untuk mengetahui ka-dar Hb, Ht apakah

perlu transfusi atau tidak.


2.

Gangguan rasa nyaman:

INDEPENDEN:

22

Nyeri s/d perubahan fragmen tulang, luka f) Mengkaji karakteris- tik nyeri : lokasi, durasi, f) Untuk mengetahui tingkat rasa nyeri sehingga
pada jaringan lunak, pemasangan back

intensitas nyeri dengan meng- gunakan skala

slab, stress, dan cemas

nyeri (0-10)
g) Mempertahankan im- mobilisasi (back slab)

dapat me- nentukan jenis tindak annya.


g) Mencegah pergeser- an tulang dan pe- nekanan
pada jaring- an yang luka.

h) Berikan sokongan (support) pada ektremitas h) Peningkatan vena return, menurunkan edem, dan
yang luka.

me- ngurangi nyeri.


i) Untuk mempersiap- kan mental serta agar pasien

i) Menjelaskan seluruh prosedur di atas

berpartisipasi pada setiap tindakan yang akan


dilakukan.

KOLABORASI:

j) Mengurangi rasa nyeri

j) Pemberian obat-obatan analgesik

3.

Potensial infeksi se- hubungan dengan INDEPENDEN:


luka terbuka.

d) Kaji keadaan luka (kontinuitas dari kulit) d) Untuk mengetahui tanda-tanda infeksi.
terhadap ada- nya: edema, rubor, kalor, dolor,
fungsi laesa.
e) Anjurkan pasien untuk tidak memegang e) Meminimalkan terjadinya kontaminasi.
bagian yang luka.

f) Mencegah kontami- nasi dan kemungkin- an

f) Merawat luka dengan menggunakan tehnik

23

infeksi silang.

aseptik

g) Merupakan indikasi adanya osteomilitis.

g) Mewaspadai adanya keluhan nyeri mendadak, keterbatasan gerak, edema lokal,


eritema pada daerah luka.
KOLABORASI:

h) Lekosit yang me- ningkat artinya sudah terjadi

h) Pemeriksaan darah : leokosit

proses infeksi
i) Untuk mencegah ke- lanjutan terjadinya infeksi.

i) Pemberian obat-obatan :

dan pencegah an tetanus.

antibiotika dan TT (Toksoid Tetanus)

j) Mempercepat proses penyembuhan luka dan dan

j) Persiapan untuk operasi sesuai indikasi


4.

penyegahan peningkatan infeksi.

Gangguan aktivitas sehubungan dengan INDEPENDEN:


kerusakan neuromuskuler skeletal, nyeri, b) Kaji tingkat im- mobilisasi yang disebabkan b) Pasien akan mem- batasi gerak karena salah
immobilisasi.

oleh edema dan persepsi pasien tentang

persepsi (persepsi tidak pro- posional)

immobilisasi ter- sebut.


c) Mendorong parti- sipasi dalam aktivitas c) Memberikan ke- sempatan untuk me- ngeluarkan
rekreasi (menonton TV, membaca kora, dll ).

energi, memusatkan per- hatian, meningkatkan


perasaan mengontrol diri pasien dan membantu
dalam mengurangi isolasi sosial.
d) Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang

d) Menganjurkan

pasien

24

untuk

melakukan

untuk

me-

ningkatkan

tonus

otot,

latihan pasif dan aktif pada yang cedera

mempertahankan mobilitas sendi, men- cegah

maupun yang tidak.

kontraktur / atropi dan reapsorbsi Ca yang tidak


digunakan.
e) Meningkatkan ke- kuatan dan sirkulasi otot,

e) Membantu pasien dalam perawatan diri

meningkatkan pasien dalam me- ngontrol situasi,


me- ningkatkan kemauan pasien untuk sembuh.
f) Bedrest, penggunaan analgetika dan pe- rubahan
diit dapat menyebabkan penurunan peristaltik

f) Auskultasi bising usus, monitor kebiasa an

usus dan konstipasi.

eliminasi dan menganjurkan agar b.a.b. g) Mempercepat proses penyembuhan, mencegah


teratur.

penurunan

BB,

karena

pada

immobilisasi

biasanya terjadi penurunan BB (20 - 30 lb).


g) Memberikan diit tinggi protein , vitamin , Catatan : Untuk sudah dilakukan traksi.
dan mi- neral.

h) Untuk menentukan program latihan.

KOLABORASI :

25

h) Konsul dengan bagi- an fisioterapi

5.

Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, INDEPENDEN:


prognosa, dan pengo- batan sehubungan f) Menjelaskan tentang kelainan yang muncul f) Pasien mengetahui kondisi saat ini dan hari
dengan kesalahan dalam pe- nafsiran,

prognosa, dan harap- an yang akan datang.

tidak familier dengan sumber in- formasi.

g) Memberikan dukung an cara-cara mobili- sasi

depan sehingga pasien dapat menentu kan


pilihan.

dan ambulasi sebagaimana yang dianjurkan g) Sebagian besar fraktur memerlukan penopang
oleh bagi- an fisioterapi.

dan fiksasi selama proses pe- nyembuhan


sehingga keterlambatan pe- nyembuhan disebabkan oleh penggunaan alat bantu yang kurang

h) Memilah-milah aktif- itas yang bisa mandiri


dan yang harus dibantu.

tepat.
h) Mengorganisasikan kegiatan yang diperlu kan
dan siapa yang perlu menolongnya. (apakah

i) Mengidentifikasi pe- layanan umum yang

fisioterapi, perawat atau ke- luarga).

tersedia seperti team rehabilitasi, perawat i) Membantu meng- fasilitaskan perawa- tan
keluarga (home care)

mandiri memberi support untuk man- diri.

j) Mendiskusikan tentang perawatan lanjutan.


j) Penyembuhan fraktur tulang kemungkinan lama
(kurang lebih 1 tahun) sehingga perlu disiapkan
untuk perencanaan perawatan lanjutan dan
pasien koopratif.

26

27

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning Patient Care (2 nd ed
). Philadelpia, F.A. Davis Company.
Long; BC and Phipps WJ (1985) Essential of Medical Surgical Nursing : A Nursing
Process Approach St. Louis. Cv. Mosby Company.

28

Anda mungkin juga menyukai