L A P I S A N TA F - C T R AY E K P R O D U C T I O N
C A S I N G 7 I N C H D E N G A N M E TO D E A N A L I S A
C B L - V D L PA D A S U M U R “ P G N - 0 3 " L A PA N G A N
“WINA"
D OSE N PE MB IMB ING :
Ir. P. Su bia tm o no , M. T.
Ir. Su w a rdi, M .T.
DISUSU N OL E H:
PA ND E G ED E N GU R AH W IN A RD I N ATASU T HA
NIM 11 31 8 0 1 4 9
1 Latar Belakang
OU TL IN 2 Maksud dan Tujuan
E
3 Metodologi
4 Tinjauan Lapangan
5 Hasil Evaluasi
1 2 3
Evaluasi Program Evaluasi Teknis dan
Menggunakan Penyemenan Sumur Perhitungan
CBL-VDL “PGN-03" Pekerjaan Primary
Cementing Sumur
“PGN-03"
DATA S UM UR DAN
SE
Data M ELaboratorium
Semen N
• Lead Slurry
Densitas Slurry : 13,8 ppg
Yield Slurry : 1,54 cuft/sack
Thickening Time @70 BC : 4 Jam 8 Menit
Compressive Strength BHST : 1942 psi @24jam
• Tail Slurry
Densitas Slurry : 15,8 ppg
Yield Slurry : 1,211 cuft/sack
Thickening Time @70 BC : 2 Jam 58 Menit
Compressive Strength BHST : 3213 psi @24jam
NIL AI C OMPR ES SI VE
ST R ENGT H
Pencarian CS sebesar 500 psi, didapatkan hasil amplitudo
sebesar 6,2 mv, yang ditarik hingga menabrak garis casing
7”, selanjutnya ditarik garis lurus ke kanan hingga
didapatkan nilai attenuasi sebesar 7,3 db/ft, kemudian
ditarik sorong ke bawah kanan menabrak ketebalan casing
sebesar 0,317 inch, sehingga nanti didapatkan hasil CS
sebesar 500 psi.
PE NE NT UAN HARG A BON D INDE X
Pada harga CS 500 psi, diperoleh harga attenuasi sebesar 7,3 db/ft, sedangkan zona tersemen 100%
mempunyai nilai attenuasi sebesar 8,5 db/ft (pada kedalaman 916 mMD).
𝑑𝑏
𝑎𝑡𝑡𝑒𝑛𝑢𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑧𝑜𝑛𝑎 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 ( )
𝑓𝑡
𝐵𝐼 =
𝑑𝑏
𝐴𝑡𝑡𝑒𝑛𝑢𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑧𝑜𝑛𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛 100 % ( )
𝑓𝑡
7,3 𝑑𝑏 / 𝑓𝑡
=
8,5 𝑑𝑏 / 𝑓𝑡
𝐼 = 0,86
Kedalaman Pembacaan CBL
No. Amplitudo Attenuasi CS (psi) Bond Index Analisa CS Analisa BI
PE NYE ME NAN 3
4
5
1192
1193
1194
13
17
19
5.2
4.3
3.9
160
80
60
0.61
0.51
0.46
Bad
Bad
Bad
Bad
Bad
Bad
PR IM E R PADA ZON A 6
7
8
1195
1196
1197
29
23
17
2.8
3.3
4.3
27.5
47.5
80
0.33
0.39
0.51
Bad
Bad
Bad
Bad
Bad
Bad
IN
Analisa T E RE
kuantitatif ST
menggunakan
hasil seperti di samping.
perhitungan CS dan BI didapatkan 9
10
11
1198
1199
1200
16
27
41
4.5
3
1.75
90
32.5
0
0.53
0.35
0.21
Bad
Bad
Bad
Bad
Bad
Bad
12 1201 47 1.35 0 0.16 Bad Bad
13 1202 43 1.6 0 0.19 Bad Bad
14 1203 40 1.8 0 0.21 Bad Bad
Panjang Zona Interest : 27 m (1190 mMD – 1216 mMD)
15 1204 23 3.3 47.5 0.39 Bad Bad
- Presentase keberhasilan berdasarkan Compressive Strength: 16 1205 20 3.8 55 0.45 Bad Bad
17 1206 24 3.4 45 0.40 Bad Bad
Panjang Zona Tersemen Baik (CS≥500psi) : 0 m (0%) 18 1207 41 1.75 0 0.21 Bad Bad
Panjang Zona Tersemen Buruk (CS<500psi) : 27 m(100%) 19 1208 47 1.35 0 0.16 Bad Bad
20 1209 39 1.9 2.5 0.22 Bad Bad
- Presentase keberhasilan berdasarkan Bond Index: 21 1210 43 1.6 0 0.19 Bad Bad
22 1211 46 1.4 0 0.16 Bad Bad
Panjang Zona Tersemen Baik (BI ≥ 0,8) : 0 m (0%) 23 1212 47 1.35 0 0.16 Bad Bad
Panjang Zona Tersemen Buruk (BI < 0,8) : 27 m (100%) 24 1213 37 2.1 7.5 0.25 Bad Bad
25 1214 43 1.6 0 0.19 Bad Bad
26 1215 34 2.3 15 0.27 Bad Bad
27 1216 37 2.1 7.5 0.25 Bad Bad
E VAL UASI HASIL
P E NYE ME NAN
PR IME R PADA
Z ONA INT E R ES T
Dari hasil analisa kualitatif, dapat diketahui sebagai
berikut :
• Pada kedalaman 1190 – 1199 mMD, 1203 – 1207
mMD dan 1211 – 1216 mMD terjadi indikasi
channeling.
• Pada kedalaman 1199 – 1203 mMD dan 1207 – 1211
mMD terjadi indikasi free pipe.
PE R HI T UNGAN DAN E VAL UASI
Analisa Volume Bubur Semen
Perhitungan Volume Slurry
Hasil Analisa
Lead Slurry Tail Slurry
Slurry Capacity Volume Volume + excess Slurry Capacity Volume Volume + excess
Section bbl/ft bbl bbl Section bbl/ft bbl bbl
CSG-CSG 0.029710745 24.17897087 24.18 OH-CSG 0.022586 21.363 42.73
OH-CSG 0.022585972 55.72021639 111.44 Shoe Track 0.039369 1.60 1.60
- - - - Rat Hole 0.070187 0.624 1.25
Total 136 Total 46
Aktual
Lead Slurry Tail Slurry
Slurry Capacity Volume + excess Slurry Capacity Volume + excess
Section bbl/m bbl Section bbl/m bbl
CSG-CSG 0.0975 24.18 OH-CSG 0.022586 42.72
OH-CSG 0.0741 111.44 Shoe Track 0.039369 1.60
- - - Rat Hole 0.070187 1.25
Total 136 Total 46
PE R HI T UNGAN DAN E VAL UASI
Analisa Perhitungan Jumlah Semen
Dengan laju alir dibawah laju alir kritis, pola aliran yang terjadi pada slurry (lead &
tail slurry) dan spacer adalah laminer.
PE R HI T UNGAN DAN E VAL UASI
Analisa Perhitungan Thickening Time
Thickening Time
Aktual Analisa
Lead slurry 4 jam 8 menit
2 jam 44 menit
Tail Slurry 2 jam 58 menit
Berdasarkan hasil perhitungan evaluasi untuk thickening time, didapatkan hasil selama 2 Jam 44
menit, sedangkan pada awal perencanaan lama thickening time selama 4 Jam 8 menit pada lead
slurry dan 2 jam 58 menit pada tail slurry. Desain thickening time pada lead slurry dinilai terlalu
lama, sehingga memungkinkan terjadinya flash set atau hilangnya air pada komposisi slurry ke
formasi.
KESIMPULAN & SARAN
1. Hasil evaluasi secara kuantitatif pada primary cementing sumur “PGN-03” di interval
kedalaman 1190-1216 mMD dengan kurva CBL didapatkan nilai compressive
strength dengan kualitas baik sebesar 0 % dan compressive strength dengan kualitas
buruk sebesar 100 %. Bond index dengan kualitas baik sebesar 0 % dan bond index
dengan kualitas buruk sebesar 100 %.
2. Hasil evaluasi secara kualitatif berdasarkan VDL menunjukkan indikasi terjadinya
penyemenan baik (good bond) sebesar 0 % dan indikasi penyemenan buruk
(channelling dan free pipe) sebesar 100 %.
3. Analisa volume bubur semen pada pelaksanaan sebanyak 182 bbl dan hasil elvaluasi
perhitungan diperlukan volume sebanyak 182 bbl. Tidak terdapat perbedaan yang
diperoleh dari pelaksanaan dan hasil evaluasi.
KESIMPULAN & SARAN
3. Analisa volume bubur semen pada pelaksanaan sebanyak 182 bbl dan hasil evaluasi
perhitungan diperlukan volume sebanyak 182 bbl. Tidak terdapat perbedaan yang
diperoleh dari pelaksanaan dan hasil evaluasi.
4. Lead slurry dialirkan dengan rate pompa sebesar 5 bpm dengan laju alir kritis sebesar
31,94 bpm dan tail slurry dialirkan dengan rate pompa sebesar 4 bpm dengan laju alir
kritis sebesar 37,6 bpm, yang berarti pola aliran slurry sudah sesuai karena pola aliran
yang diharapkan adalah pola aliran laminer untuk formasi yang tidak kompak. Spacer
dialirkan dengan rate 5 bpm dibawah laju alir kritis sebesar 30,99 bpm, sehingga
spacer tidak mampu membersihkan sisa mud cake pada dinding lubang bor.
KESIMPULAN & SARAN
5. Hasil perhitungan thickening time, yaitu 2 jam 44 menit. Sementara desain thickening
time pada slurry untuk mencapai 70 BC memerlukan waktu 4 jam 8 menit untuk lead
slurry dan 2 jam 58 menit untuk tail slurry. Desain thickening time pada lead slurry
dinilai terlalu lama, sehingga memungkinkan terjadinya flash set atau hilangnya air
pada komposisi slurry ke formasi.
6. Interval evaluasi cementing trayek casing production 7 inch pada sumur “PGN-03”
lapangan “WINA”, yaitu pada kedalaman 1190 - 1216 mMD terletak pada Formasi
Talang Akar-C yang didominasi oleh batupasir (sandstone) yang porous dan
permeabe, sehingga sangat memungkinkan apabila air filtrat bubur semen masuk ke
dalam formasi dan menyebabkan kualitas penyemenan menjadi buruk.
KESIMPULAN & SARAN
7. Disarankan pada operasi selanjutnya untuk dilakukan recementing/squeeze cementing
untuk memperbaiki hasil ikatan semen yang terbilang buruk. Bisa dengan menaikkan
rate pompa saat memompakan spacer menjadi diatas laju alir kritis.
D A FTAR PU STA K A
Adams, N. J. (1985). “Drilling Engineering”. A Complete Well Planning Approach. Penn Well Publishing Co. Tulsa Oklahoma.
American Petroleum Institute. (2012). “Spesification for Casing and Tubing, API Spesification 5CT”. American Petroleum Institute.
Backer Hughes INTEQ. (1995). “Drilling Engineering Workbook : A Distributed Learning Course”. Backer Hughes INTEQ Training & Development
80270H Rev. B.
Nelson. E.B. (1990). “Well Cementing”. Schlumberger Educational Services. 500 Gulf Free Way, Houston, Texas.
Rabia, H. (1985) “Oil Well Drilling Engineering”. Graham and Trotman, Oxford, UK.
Rubiandini, Rudi. (2012). ”Teknik Operasi Pemboran I dan II”. Institut Teknologi Bandung.
Smith, D.K. (1976). ”Cementing”. Henry Doherty Memorial Of AIME, Society Of Petroleum Engineers Of AIME, New York.
Yazid, Faisal E. dkk. (2015). ”Evaluasi Penyemenan Casing Liner 7” Pada Sumur X-1 dan Y-1 Blok LMG”. Seminar Nasional Cendekiawan,
__________. (2007). ”Cement-Bond-Log Interpretation Reliability”. Journal of Petroleum Technology.
__________. (1995). ”Cementing Engineering Manual”. Schlumberger Dowell.
__________. (2002). ”Cement Manual”. Chevron Texaco and BP.
__________. (2009). ”Schlumberger Cased Hole Log Interpretation Principles/ Applications”. Schlumberger Educational Services.
__________. (2021). “Laporan Akhir Pemboran Sumur”. PT. Pertamina Hulu Rokan Zona 4.
TE RIMA KASIH
BA CK UP
SLIDE
PE NE N TUA N C UT OF F GOOD B OND
Penentuan good bond cut off adalah sebuah tahap yang diperlukan untuk dapat mengkategorikan baik atau
buruknya kualitas dari hasil penyemenan. Dalam hal ini besarnya good bond cut off adalah 500 psi sebagaimana
yang telah dijelaskan pada buku “Cementing” karangan Dwight K Smith. Menurut Dwight K Smith compressive
strength minimum yang dimiliki oleh semen yang memadai adalah sebesar 500 psi.
Untuk mendapatkan harga Compressive Strength 500 psi, maksimum defleksi dari grafik hasil perekaman
logging CBL yaitu sebesar 6,2 mV. Apabila hasil perekaman dengan CBL menunjukkan lebih dari 6,2 mV, kualitas
semen tersebut dikategorikan buruk.
PE NE N TUA N C OMP R E SS I V E S TR E N GTH
Salah satu parameter yang perlu dilakukan analisa dari chart CBL adalah Compressive Strength. Untuk menentukan besarnya
Compressive Strength pada tiap kedalaman dapat dilihat pada langkah-langkah yang digambarkan pada gambar dibawah ini. Berikut
tahapan-tahapan dalam menentukan Compressive Strength semen:
Sebagai contoh kedalaman 916 mMD dari kurva CBL diperoleh harga amplitude sebesar 4 mV. Memasukkan harga 4 mV pada CBL
Interpretation Chart, kemudian dipotongkan pada OD casing 7” lalu tarik tekanan sehingga didapatkan harga attenuasi sebesar 8,5 db/ft.
Harga Compressive Strength yang didapatkan dengan meneruskan harga attenuasi 8,5 db/ft ke kanan memotong tebal casing sebesar
0,317” untuk casing 7”, lalu ditarik garis ke arah kanan hingga memotong garis Compressive Strength. Maka harga Compressive Strength
pada kedalaman 916 mMD adalah 825 psi.
PE NE N TUA N B ON D I N DE X
Bond index adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui daya ikat semen. Bond index juga merupakan hasil
interpretasi dari analisa kuantitatif pada grafik CBL. Untuk mendapatkan besarnya harga bond index pada setiap
kedalaman, perlu membandingkan antara attenuasi pada kedalaman tertentu dengan attenuasi zona tersemen 100%.
Pada Compressive Strength harga 500 psi diperoleh harga attenuasi sebesar 7,3 db/ft, sedangkan zona tersemen
100% attenuasi sebesar 8,5 db/ft. Harga bond index didapatkan dari:
BI =
BI = 0,86
D ATA S U M U R “ P G N - 0 3 ” L A PA N G A N “ W I N A ”
Data Sumur Data Drill Pipe & Casing
Data Semen
- Lead Slurry - Tail Slurry
Densitas semen: 13,8 ppg Densitas semen: 15,8 ppg
PV : 100,5 cp PV : 153 cp
YP : 25,5 lbf/100ft2 YP : 33 lbf/100ft2
PERHITUNGAN VOLUME BUBUR SEMEN
a. Capacity dan Volume Casing – Casing (Lead Slurry) b. Capacity dan Volume OH – Casing (Lead Slurry)
Perhitungan Volume = Rat Hole Capacity x H x (%excess+1) Volume = Voh-casing + Vshoe track + Vrat hole
= 182 bbl
PE R HIT UNGA N J UM L AH SAK SE M E N
a. Lead Slurry
Jumlah sack semen= volume lead slurry /yield slurry
= 761,4144733 cuft / (1,54 cuft/sack)
= 494,42 sacks ≈ 495 sacks
b. Lead Slurry
Jumlah sack semen= volume lead slurry /yield slurry
= 255,8437906 cuft / (1,211 cuft/sack)
= 211,27 sacks ≈ 212 sacks
. c. Total Sack Semen
Total Sack Semen = total sack semen lead + total sack semen tail
= 495 + 212
= 707 sack
PE R HIT UNGA N VOL UM E
DI SP LA CE ME NT
Displacement Volume
= (6,366^2)/1029,4 x 4186,12205 ft
c. Time Pump Tail Slurry, T3 T5 = 10 menit + 27,2 menit + 11,5 menit + 56,25 menit
T3 = (Volume Tail Slurry Pumped)/(Pump Rate) T5 = 1 jam 44 menit
T3 = (46 bbl)/(4 BPM)
T3 = 11,5 menit
PE R HIT UNGA N T HIC KE N IN G TI ME
= 2 jam 44 menit
PE R HIT UNGA N P OL A AL I RAN
PE R HIT UNGA N P OL A AL I RAN
PE R HIT UNGA N P OL A AL I RAN
G OOD BO ND
E VAL UASI HASIL
P E NYE ME NAN
PR IME R
Ciri - ciri :
• Amplitudo tergolong rendah
• Casing Arrival terekam namun pada kasus ini lemah
• Formation Arrival terekam kuat
BAD TO F ORMATION
E VAL UASI HASIL
P E NYE ME NAN
PR IME R
Ciri - ciri :
• Amplitudo tergolong sedang hingga tinggi
• Casing Arrival terekam cukup kuat
• Formation Arrival terekam lemah
F REE P IP E
E VAL UASI HASIL
P E NYE ME NAN
PR IME R
Ciri - ciri :
• Amplitudo tergolong tinggi
• Casing Arrival terekam sangat kuat
• Formation Arrival tidak ada/sangat lemah
C H ANN ELIN G/MICROANN ULUS
E VAL UASI HASIL
P E NYE ME NAN
PR IME R
Ciri - ciri :
• Amplitudo tergolong rendah hingga tinggi
• Casing Arrival terekam kuat
• Formation Arrival terekam kuat