Anda di halaman 1dari 24

Penatalaksanaan Pasien

Kanker secara Non-


Farmakologis

Disusun Oleh: Kelompok 2


Tingkat 2A
Anggota

Nida Najiyah P20620221001


Deva Kirena Putri P20620221006
Salfani Rahmasari P20620221010
Deshinta Fitrani Azkia P20620221012
Melca Azzahra P20620221015
Fatimah Zahra P20620221016
Elisa Listiyani P20620221028
Mauliddah P20620221034
Salsa Yuni Dey P20620221038
Cici Indriyani P20620221039
Pengertian
Kanker adalah suatu kelompok penyakit
ditandai perkembangan dan penyebaran
jaringan sel secara abnormal yang tidak
terkontrol dan dapat mengakibatkan
kematian (American Kanker Society, 2018).
.
Secara umum, terapi non-farmakologis fokus pada peningkatan
kualitas hidup pasien dan kapasitas mereka untuk otonomi,
pelestarian fungsi mental selama mungkin, pengalaman kurang
traumatis dan lebih positif mungkin dari gangguan, manajemen
ketakutan, keraguan dan perasaan pasien dan lingkungan mereka
atau pembelajaran strategi yang memungkinkan untuk
mengoptimalkan kemampuan subjek dan mengkompensasi defisit
mereka sedemikian rupa sehingga menyiratkan tingkat kecacatan
terendah mungkin
1 Lingkungan, sosial
Etiologi kanker
Penyebab kanker yaitu tubuh yang sehat tidak
Fisik: radiasi, mampu mempertahankan diri terhadap kanker, ini
2 perlukaan/ lecet terjadi karena interaksi kompleks antara pajanan
karsinogen dan mutasi yang sudah menumpuk dalam
beberapa gen yang disebut onkogen, sehingga
Kimia: makanan, mengaktifkan pembelahan sel yang mempengaruhi
3 industri, farmasi, perkembangan embrionik. Gen kanker lain yaitu gen
rokok supresor tumor, ini akan menghentikan pembelahan
sel. Penyebab kerusakan gen yang didapat yaitu:
4 Genetik: payudara, virus, radisi, karsinogen lingkungan serta makanan
uterus dan hormon. Faktor– faktor lain yang mempengaruhi
terjadinya kanker yaitu usia, status gizi,
Virus: umumnya pada keseimbangan hormonal dan respons terhadap stres
5 binatang (Kowalak, 2011).
Patofisiologi

Sel abnormal membentuk sebuah kelompok dan mulai berproliferasi secara abnormal, membiarkan sinyal
pengatur pertumbuhan dilingkungan sekitarnya sel. Sel mendapatkan karakteristik invasive sehingga terjadi
perubahan jaringan sekitar. Sel menginfiltrasi jaringan dan memperoleh akses kelimfe dan pembuluh darah, yang
membawa sel kearea tubuh yang lain. kejadian ini dinamakan metastasis (kanker menyebar kebagian tubuh yang
lain).
Sel-sel kanker disebut neoplasma ganas atau maligna dan diklasifikasikan serta diberi nama berdasarkan tempat
jaringan yang tumbuhnya sel kanker tersebut. Kegagalan sistem imun untuk menghancurkan sel abnormal secara
cepat dan tepat tersebut meneyebabkan sel-sel tumbuh menjadi besar untuk dapat ditangani dengan menggunakan
imun yang normal. (Suddarth, 2016)
Neoplasma merupakan pertumbuhan baru. Menurut seorang ankolog dari inggris menemakan neoplasma
sebagai massa jaringan yang abnormal, tumbuhan berlebih, dan tidak terkordinasi dengan jaringan yang normal,
dan selalu tumbuh meskipun rangsangan yang menimbulkan sudah hilang. Proliferasi neoplastik menimbulkan
massa neoplasma sehingga menimbulkan pembengkakan atau benjolan pada jaringan tubuh, sehingga terbentuknya
tumor. Istilah tumor digunakan untuk pembengkakan oleh sembaban jaringan atau perdarahan. (Padila, 2013)
Stadium Kanker
Stadium 0
Sel kanker baru tumbuh dan belum menyebar ke jaringan atau organ lain di sekitarnya. Kanker stadium 0 yang disebut juga sebagai
karsinoma in situ ini umumnya tidak bergejala, sehingga banyak orang tidak menyadari bahwa ada sel kanker di dalam tubuhnya.
Stadium I
Kanker stadium I menggambarkan kondisi ketika sel kanker sudah tumbuh dan membentuk jaringan tumor berukuran kecil.
Pertumbuhan sel atau jaringan kanker pada stadium ini umumnya tidak menimbulkan gejala khas. Sel kanker pada stadium ini juga belum
tumbuh hingga ke dalam jaringan tubuh atau belum menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Stadium II
Pada stadium II, sel kanker sudah berkembang dan tumbuh dengan ukuran yang lebih besar. Namun, sel kanker ini masih berada di
tempat awal tumbuh dan belum menyebar ke bagian tubuh lainnya. Kanker stadium II yang tidak segera ditangani bisa berkembang
menjadi kanker stadium lanjut.
Stadium III
Sel kanker stadium III memiliki kemiripan dengan sel kanker stadium II. Hanya saja sel-sel tersebut sudah tumbuh lebih dalam ke
jaringan atau organ tubuh. Umumnya, sel kanker stadium III sudah mulai menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya. Namun,
penyebarannya belum sampai ke bagian tubuh lain yang jauh dari lokasi awal munculnya sel kanker.
Stadium IV
Pada stadium ini, sel kanker yang semula tumbuh di jaringan tubuh tertentu sudah berkembang dan menyebar ke organ tubuh lain.
Misalnya, sel kanker yang awalnya tumbuh di paru-paru dapat menyebar ke otak ketika sudah mencapai stadium IV. Penyebaran ini
dikenal dengan istilah metastasis sel kanker.
Semakin tinggi stadium kanker, semakin rendah pula peluang untuk sembuh dari penyakit ini. Inilah yang melandasi mengapa deteksi
kanker perlu dilakukan sedini agar segera mendapatkan penanganan. Umumnya, dokter akan mengatasi sel kanker dengan beberapa cara,
seperti operasi, kemoterapi, imunoterapi, radioterapi, atau terapi hormon.
Tingkatan Kanker
1. Tingkat 1
Sel kanker belum tampak seperti sel abnormal. Pada tingkatan ini, sel kanker masih tampak
mirip dengan sel normal, begitu juga dengan
2. Tingkat 2
Sel kanker mulai menampakkan ciri-ciri yang berbeda dengan sel normal. Pertumbuhan sel
kanker mulai lebih cepat jika dibandingkan dengan sel normal.
3. Tingkat 3
Sel kanker pada tingkat ini sudah tampak jelas sebagai sel abnormal. Sel-sel kanker di tingkat 3
ini juga sudah mulai berkembang dengan sangat aktif dan mulai merusak jaringan normal di
sekitarnya.
Prinsip Penatalaksanaan

Prinsip tata laksana gejala pada pasien kanker meliputi tahap identifikasi
dan evaluasi, penjelasan, diskusi, pengelolaan secara individu, perhatian
khusus serta pengawasan.
1. Identifikasi dan evaluasi
2. Penjelasan
3. Diskusi
4. Pengelolaan secara invidu
5. Perhatian khusus
6. Pengawasan
Penatalaksanaan Terapi Non-Farmakologis

Penatalaksanaan Nyeri
• Modifikasi lingkungan dan gaya hidup: hindari aktifitas yang memacu atau memperberat nyeri, immobilisasi
bagian yang sakit dengan alat, gunakan alat bantu untuk jalan atau kursi roda
• Fisik: kompres hangat, TENS
• Psikoterapi : cognitive-behavioural terapy, psychodynamic therapy
• Relaksasi misalnya dengan berdoa, meditasi, dan pemijatan
• Edukasi Pasien
Metode lain yang dapat digunakan untuk mengontrol nyeri yaitu :
• Dukungan emosi dari orang terdekat pasien
• Metode fisik seperti sentuhan, belaian, anjuran bernapas teratur, menggunakan air dingin/es batu di daerah nyeri
dan air hangat untuk mengurangi kembung.
• Metode kognitif, misalnya mendengarkan musik, membayangkan hal yang menyenangkan, menggunakan
aromaterapi, dsb.
• Berdoa sesuai dengan keyakinan masing-masing.
• Menggunakan praktek alternatif/ tradisional yang bermanfaat dan tidak membahayakan.
Penatalaksanaan Terapi Non-Farmakologis

Gangguan sistem pencernaan


1. Xerostomia
Tata laksana:
- Atasi dasar penyebab
- Tinjau obat yang diberikan
- lakukan perawatan mulut
2. Stomatitis
Perawatan mulut :
• Mencuci mulut setiap 2 jam dengan air biasa atau air yang dicampur dengan air jeruk, sodium
bikarbonat.
• Jaga kelembaban mulut dengan sering minum
• Pada xerostomia: Rangsang air liur dengan irisan jeruk yang dibekukan, potongan es atau permen karet
tanpa gula.
Penatalaksanaan Terapi Non-Farmakologis

Gangguan sistem pencernaan


3. Kesulitan Menelan/Disfagia
Tata laksana pada disfagia orofaringeal:
• Edukasi cara makan seperti posisi duduk agar bisa menelan lebih mudah, dan jenis makanan yang
lembut dalam porsi kecil.
• Kortikosteroid sering bermanfaat pada disfagia yang disebabkan oleh obstruksi intrinsik, infiltrasi pada
saraf dan disfungsi saraf kranial.
• Akumulasi air liur akibat obstruksi dapat dikurangi dengan obat antikolinergik untuk mencegah aspirasi
dan air liur yang mengalir terus menerus yang mengganggu.
• Nutrisi enteral: Pemberian makanan melalui rute lain seperti sonde lambung (Nasogastic tube) atau
gastrostomi subkutanius perlu dipertimbangkan manfaat dan kerugiannya dilihat dari kondisi pasien.
Penatalaksanaan Terapi Non-Farmakologis

Gangguan sistem pencernaan


4. Konstipasi
Tata laksana pada pasien konstipasi:
• Atasi dasar penyebab
• Anjurkan makanan tinggi serat dan tingkatkan jumlah cairan secara bertahap
• Anjurkan pasien untuk banyak bergerak bila mungkin
• Berikan respon yang cepat bila pasien ingin buang air besar
• Hentikan atau kurangi obat yang menyebabkan konstipasi
• Koreksi hiperkalsemia
• Atasi obstruksi bila mungkin
• Gunakan penyangga kaki untuk meningkatkan kekuatan otot abdomen
Penatalaksanaan Terapi Non-Farmakologis

Gangguan sistem pernapasan 2. Batuk

1. Sesak napas: Tata Laksana Medikamentosa :

Tata Laksana: • Batuk dengan sputum: nebulizer salin,

• Dukungan psikososial: bahas tentang kecemasan dan bronkodilator,Fisioterapi

ketakutan dengan mendengarkan secara aktif, • Batuk kering: kodein atau morfin

pemberian penjelasan dan yakinkan. • Oksigen rendah untuk batuk karena emfisema

• Atur posisi nyaman • Kortikosteroid: untuk batuk karena tumor

• Ajarkan cara menggunakan dan menyimpan energi • Endobronkial, limfangitis, pneumonitis akibat

• Fisioterapi: cara bernafas radiasi

• Relaksasi: terapi musik, aromaterapi


• Aliran udara segar: buka jendela, fan
Penatalaksanaan Terapi Non-Farmakologis

Gangguan sistem pernapasan


3. Cekukan (Hiccups)
Tata laksana : 5. Fatigue / kelemahan

• Stimulasi faring dengan air dingin Tata laksana:


• Koreksi yang dapat dikoreksi: gangguan tidur,

4. Batuk Darah (Haemoptysis) gangguan elektrolit, dehidrasi, anemia, infeksi


• Olahraga, fisioterapi dan okupasional terapi akan
Tata laksana :
• Atasi penyebab bila memungkinkan menambah kebugaran, meningkatkan kualitas

• Perdarahan ringan yang terlihat pada sputum tidak tidur, memperbaiki emosi dan kualitas hidup.

memerlukan tindakan spesifik


• Gunakan kain/handuk berwarna gelap untuk
menampung darah yang keluar agar pasien/keluarga
tidak takut
Penatalaksanaan Terapi Non-Farmakologis

Gangguan Kulit
1) Pruitus 2) Keringatan Berlebihan (Hyperhydrosis)

Tata laksana: Penatalaksanaan:

• Atasi penyebabnya • Menjaga Berat Badan.

• Hentikan • Batasi Konsumsi Kafein.


obat penyebab seperti rifampicin,
• Lakukan Manajemen Stres.
benzodiazepin
• Gunakan pelembab kulit • Gunakan Deodoran dan Antiperspiran.

• Jangan gunakan sabun mandi • Kenakan Baju yang Mudah Menyerap

• Jaga kelembaban ruangan Keringat


• Hindari Makanan Pemicu.
• Hindari Berada di Tempat yang Panas.
• Makan dalam Porsi Kecil.
Penatalaksanaan Terapi Non-Farmakologis

Gangguan Kulit
3) Dekubitus
Tata laksana : 4) Luka Kanker

• Debridemen yaitu terapi konservatif yang meliputi Terapi topikal: Dressing secara teratur dan

pencegahan tekanan pada lokasi yang rentan terjadi sering sangat diperlukan untuk menjaga kebersihan,

ulkus dekubitus, pengawasan nutrisi, kontrol infeksi, tetap kering dan bebas infeksi. Rendam dengan air

tatalaksana nyeri dan perawatan luka, serta hangat atau waktu mandi. Pada luka bersih gunakan

pembedahan sesuai kebutuhan klinis dan derajat saline. Pada jaringan mati gunakan campuran

lukanya. hidrogen peroksida dan salin atau larutan enzim.

• Bersihkan dengan larutan salin Pada luka infeksi gunakan antiseptik. Hentikan

• Memacu tumbuhnya jaringan (superficial: membran perdarahan dengan alginte atau dengan adrenalin

semiper meabel, dalam: larutan hydrokoloid yang diencerkan.

impermeabel)
Penatalaksanaan Terapi Non-Farmakologis

Gangguan Kulit
5) Limfedema
Tata laksana meliputi:
• Perawatan kulit: Kelembaban kulit perlu dijaga agar tidak mudah pecah dan infeksi. Kulit harus kering,
terutama perhatikan bagian lipatan.
• Positioning: letakkan bagian yang mengalami limfedema pada posisi horisontal dengan memberikan
bantalan agar nyaman.
• Gunakan bandage dengan tekanan ringan
• Anjurkan untuk melakukan latihan ringan. Bila latihan aktif tidak memungkinkan, latihan pasif akan
bermanfaat.
• Massage dan penggunaan Kompresi Pneumatik konsultasikan dengan bagian rehabilitasi medik
Penatalaksanaan Terapi Non-Farmakologis

Gangguan Hematologi Tata Laksana Non Farmakologis:

1) Anemia Aromaterapi yang bisa digunakan diantaranya

Tata Laksana Non Farmakologis: aromaterapi essential oil rose, aromaterapi jahe,

Obati pasien BUKAN hasil laboratoriumnya. peppermint, dan pijat aromaterapi.Jamu yang juga bisa

Lemah dan cepat lelah bisa dikarenakan oleh anemia menjadi terapi komplementer kanker, baik dengan

atau kankernya sendiri. Transfusi darah dianjurkan pada menghambat pertumbuhan beberapa jenis kanker atau

pasien dengan kelemahan dan cepat lelah bila terdapat dengan mematikan sel kanker. Beberapa komponen

anemia dengan mengkonsumsi buah-buahan,kurma jamu yang paling sering digunakan yaitu kunyit putih

sayur, teh rosella, dan juga ekstrak daun kelor. Semua (C. Zedoaria), rumput mutiara (Hedyoris corymbosa),

bahan-bahan ini dapat dibuat jus ataupun puding. umbi bidara upas (Merremia mammosa Hall.f),
sambiloto (Andrographis paniculata Nees), keladi tikus,
temu manga, benalu, daun sirsak, daun dewa.
Penatalaksanaan Terapi Non-Farmakologis

Gangguan Hematologi
3) Trombosis Vena Dalam
Tata Laksana Non Farmakologis:
1) NSAID
2) Kompresi dengan stocking
3) Pada DVT di tungkai bawah: Posisi tungkai lebih tinggi
4) Antikoagulan: Pada pasien dengan resiko perdarahan tinggi seperti renal cell karsinoma dan melanoma,
pemberian anti-koagulan adalah kontraindikasi. Konsultasi dengan hematologist/internist diperlukan untuk
pemberian antikoagulan.
Penatalaksanaan Terapi Non-Farmakologis

Gangguan Sistem Syaraf


Fase Non Terminal
• Cemas, ataso dengan relaksasi, mengalihkan perhatian, dengarkan musik, atau meditasi
• Kejang dan gerakan abnormal (chorea)
o Tatalaksana kejang dengan pembersihan jalan Nafas dan pemberian obat anti kejang
o Tatalaksana chorea/ gerakan abnormal selain dengan obat kejang juga diperlukan intirahat di tempat
yang tenang dan tanpa sinar.
Fase Terminal
• Delirium
Mengurangi ketegangan dalam keluarga perlu juga dilakukan.
• Koma dan status vegetatif
Tatalaksana paliatif meliputi pemberian nutrisi, Stimulasi lingkungan, perawatan kulit
Penatalaksanaan Terapi Non-Farmakologis

Gangguan Traktur Urinarius


Contoh gangguan traktus urinaria menurut beberapa sumber terdapat beberapa macam contoh dari gangguan

pada traktus urinaria baik yang disebabkan oleh bakteri maupun trauma pasca operasi berikut beberapa contoh

gangguan pada tractus urinaria.

• Nyeri saat berkemih (dysuria)

Tatalaksana dengan pemberian minum yang cukup dan hygiene yang bersih

• Inkontinensia urine

Tatalaksana dengan mengganti alas tidur secara berkala dan usahakan selalu dalam keadaan kering,

lindungi kulit dengan pemberian krim atau jeli.


Penatalaksanaan Terapi Non-Farmakologis

Gangguan Psikiatri
1) Delerium
Tata laksana:
1) Koreksi penyebab yang dapat segera diatasi : penyebab yang mendasari atau pencetusnya
2) Pastikan berada di tempat yang tenang, dan pasien merasa aman, nyaman dan familier
3) Singkirkan barang yang dapat membahayakan.
4) Jangan sering mengganti petugas
5) Hadirkan keluarga, dan barang barang yang dikenal
6) Dukungan emosional
Penatalaksanaan Terapi Non-Farmakologis

Gangguan Psikiatri
2) Depresi
Tata laksana :
1) Depresi ringan dan sedang: dukungan, empati, penjelasan, terapi kognitif, simptomatis
2) Depresi berat: Terapi suportif

3) Kecemasan
Tata laksana:
1) Dukungan termasuk mencari dan mengerti kebutuhan dan apa yang menjadi kecemasannya dengan mende-
ngarkan dengan seksama dan memberikan perhatian pada hal- hal yang khusus.
2) Memberikan informasi yang jelas dan meyakinkan bahwa akan terus memberikan dukungan untuk
mencapai harapan yang realistik.
3) Intervensi psikologi: distraksi untuk menghilangkan kejenuhan dan pikiran yang terpusat pada diri sendiri
4) Perawatan spiritual

Anda mungkin juga menyukai