Anda di halaman 1dari 23

RANCANGAN PROYEK

PERUBAHAN

SANITASI LAYAK TEPAT GUNA BAGI SUKU


BAJO

M. WAHYUDDIN, M, ST,
M.Si NDH : 33

PKN TK.II ANGKATAN XIV PUSLATBANG KMP LAN TAHUN


2023
LEMBAR PERSETUJUAN
SEMINAR RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN

PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT II ANGKATAN XIV


PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
DAN KAJIAN MANAJEMEN PEMERINTAHAN
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
TAHUN 2023

Nama : M. WAHYUDDIN M, ST, M.Si


NIP : 19750612 200212 1 006
Instansi : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Buton
Jabatan : Kepala Dinas

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN : SAYANG BAJO (SANITASI LAYAK


TEPAT GUNA BAGI SUKU BAJO)

Disetujui untuk disampaikan pada Seminar Rancangan Proyek Perubahan Pelatihan


Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XIV Tahun 2023

Makassar, 24 Juli 2023


Menyetujui

COACH MENTOR

Muhammad Yunus, S.IP, S.Psi, M.Si Asnawi Jamaluddin, S.Pd, M.Si

2
LEMBAR PERBAIKAN
EVALUASI RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN

PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT II ANGKATAN XIV


PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
DAN KAJIAN MANAJEMEN PEMERINTAHAN
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
TAHUN 2023

Nama : M. WAHYUDDIN M, ST, M.Si


NIP : 19750612 200212 1 006
Instansi : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Buton
Jabatan : Kepala Dinas

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN : SAYANG BAJO (SANITASI LAYAK


TEPAT GUNA BAGI SUKU BAJO)

Telah diseminarkan dan disempurnakan berdasarkan masukan dari Penguji, Coach,


dan Mentor pada tanggal 24 Juli 2023.

Makassar, 24 Juli 2023

COACH MENTOR

Muhammad Yunus, S.IP, S.Psi, M.Si Asnawi Jamaluddin, S.Pd, M.Si

PENGUJI

…………………………

3
EXECUTIVE SUMMARY

Proyek perubahan SAYANG BAJO lahir dari ide reformer dengan


melihat kondisi kehidupan masyarakat suku Bajo di Kabupaten Buton
dimana sebagian besar masih hidup di lingkungan yang tidak sehat
khususnya belum memiliki sanitasi yang layak dan dapat bertahan untuk
digunakan di kawasan pesisir.
Kondisi permukiman Suku Bajo yang berada di tepi pantai pada
lahan basah membutuhkan utilitas sanitasi yang tepat dan spesifik
sesuai lingkungan wilayah pesisir. Selama ini masyarakat Suku Bajo
masih
menggunakan septik tank dengan fasilitas yang tidak memenuhi
standar teknis dimana bangunan septik tank tidak kedap air, tidak memiliki
outlet saluran pembuangan, dan apabila terjadi pasang surut air laut akan
mempengaruhi kondisi septic tank. Terkadang beberapa bagian septik
tank hanyut terbawa air pada saat laut sedang pasang.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut solusi yang ditawarkan
melalui pembangunan sanitasi dengan menggunakan teknologi tepat guna
sistem Biofilter Pasang Surut yang ditujukan untuk permukiman di
kawasan pesisir dengan kondisi pasang surut dan terapung.
Teknologi ini sangat tepat untuk area spesifik termasuk tepi sungai, lahan
basah dan garis pantai. Biaya/ anggaran pengadaan pun terjangkau
dengan kesederhanaan dalam pemasangan, biaya operasional dan
pemeliharaan yang rendah.
Proyek perubahan ini akan dilaksanakan selama 60 hari kerja
dengan lokus pada Desa Balimu Kecamatan Lasalimu Selatan Kabupaten
Buton. Adapun output yang akan dihasilkan yaitu tersedianya 3 (tiga) unit
sanitasi teknologi sistem biofilter pasang surut yang akan menjadi pilot
project untuk pembangunan selanjutnya di jangka menengah dan jangka
panjang. Dengan demikian diharapkan terwujud lingkungan
permukiman suku Bajo yang sehat untuk mendukung agenda reformasi
birokrasi tematik pada aspek percepatan prioritas Presiden yaitu
penanganan stunting dan pengelolaan lingkungan hidup yang
berkelanjutan.
I. GAGASAN/ JUDUL : “SAYANG BAJO” (SANITASI LAYAK TEPAT GUNA
BAGI SUKU BAJO)

II. DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN

“SAYANG BAJO” akronim dari Sanitasi Layak Tepat Guna Bagi


Suku Bajo yang merupakan suatu terobosan inovatif dalam penyediaan
sanitasi layak dan sehat bagi masyarakat Suku Bajo menggunakan teknologi
tepat guna sistem Biofilter Pasang Surut yang ditujukan untuk permukiman
di kawasan pesisir dengan kondisi pasang surut dan terapung. Teknologi ini
sangat tepat untuk area spesifik termasuk tepi sungai, lahan basah dan garis
pantai. Biaya/ anggaran pengadaan pun terjangkau dengan kesederhanaan
dalam pemasangan, biaya operasional dan pemeliharaan yang rendah.

Permukiman Suku Bajo saat ini belum menerapkan sanitasi sehat dan
pengolahan limbah dengan baik sehingga lingkungan laut dapat tercemar
dan berdampak pada kesehatan masyarakat Suku Bajo. Oleh sebab itu akan
dibangun sistem sanitasi yang layak dan sehat dengan menggunakan
teknologi tepat guna sistem biofilter bagi masyarakat Suku Bajo.

III.PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
RB Tematik merupakan strategi baru dalam Road Map RB 2020–
2024 yang memiliki waktu pelaksanaan hingga tahun 2024. Dengan waktu
yang terbatas, ditetapkan empat tema pelaksanaan RB Tematik, yaitu
pengentasan kemiskinan, peningkatan investasi, digitalisasi administrasi
pemerintahan, serta percepatan prioritas aktual presiden. Adapun prioritas
dan aktual presiden yang harus segera direspon yaitu peningkatan
penggunaan Produk Dalam Negeri (PDN), pengendalian inflasi dan
penanganan stunting. Salah satu upaya untuk penanganan stunting yaitu
menjaga kebersihan lingkungan dan menyediakan sanitasi yang sehat dan
layak bagi masyarakat.

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN “SAYANG BAJO” 1


Kabupaten Buton adalah salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi
Sulawesi Tenggara, terletak di Pulau Buton yang merupakan pulau terbesar
di luar pulau induk Kepulauan Sulawesi, yang menjadikannya pulau ke-130
terbesar di dunia. Ibu kota Kabupaten Buton terletak di Pasarwajo.
Kabupaten Buton memiliki luas wilayah 1.648,04 Km2 yang terdiri dari 7
Kecamatan, 12 kelurahan dan 83 desa dengan jumlah penduduk sebanyak
115.207 jiwa.
Sebagian masyarakat Kabupaten Buton merupakan suku Bajo yang
bermukim di 5 (lima) desa yaitu Desa Bonelalo, Benteng, Balimu,
Kumbewaha, dan Bajo Bahari. Suku Bajo ini lebih banyak mendiami daerah
pesisir pantai Hutan Mangrove, dengan mata pencaharian sebagai nelayan
penangkap ikan secara tradisional. Kondisi rumah warga Bajo berupa rumah
panggung berdinding jelajah dan beratapkan rumbia.

Tabel 1 : Jumlah KK masyarakat Suku Bajo di Kabupaten


Buton JUMLAH
NO KECAMATAN DESA KK
1 LASALIMU BONELALO 197
2 LASALIMU BENTENG 160
3 LASALIMU SELATAN BALIMU 81
4 SIOTAPINA KUMBEWAHA 812
5 WABULA BAJO BAHARI 121
JUMLAH 1371

Permukiman Suku Bajo merupakan perkampungan yang terbilang


kumuh, karena penduduk yang bermukim di wilayah tersebut belum
menerapkan sanitasi sehat. Dari kondisi dilapangan sebagian besar
masyarakat suku Bajo belum memiliki tempat sampah, dan kegiatan MCK
sudah dilakukan di rumah namun belum memiliki septick tank yang layak
dan sehat.
Kondisi permukiman Suku Bajo yang berada di tepi pantai pada lahan
basah membutuhkan utilitas sanitasi yang tepat dan spesifik sesuai

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN “SAYANG BAJO” 2


lingkungan wilayah pesisir. Selama ini masyarakat Suku Bajo masih
menggunakan septik tank dengan fasilitas yang tidak memenuhi standar
teknis dimana bangunan septik tank tidak kedap air, tidak memiliki outlet
saluran pembuangan, dan apabila terjadi pasang surut air laut akan
mempengaruhi kondisi septic tank. Terkadang beberapa bagian septik tank
hanyut terbawa air pada saat laut sedang pasang.
Belum diterapkannya sanitasi sehat menyebabkan masyarakat Bajo
rentan terserang penyakit. Selain itu kondisi lingkungan laut juga
dapat tercemar apabila limbah kotoran langsung dibuang begitu saja ke
laut. Oleh sebab itu isu tersebut merupakan masalah yang perlu segera
diatasi agar masyarakat Suku Bajo mendapatkan sanitasi sehat dan layak.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka solusi yang ditawarkan
yaitu menyediakan sanitasi layak dan sehat dengan menggunakan teknologi
tepat guna yang spesifik untuk wilayah pesisir pantai yaitu sistem biofilter
pasang surut. Hal ini akan diwujudkan melalui proyek perubahan
“SAYANG BAJO” akronim dari “Sanitasi Layak Tepat Guna Bagi Suku
Bajo”.

2. Tujuan
Tujuan merupakan penjabaran dari visi misi dan juga merupakanhal
yang akan dicapai atau dihasilkan oleh organisasi dan individu. Tujuan
juga di pahami sebagai sebuah kondisi akhir yang ingin dicapai
berdasarkan periode waktu tertentu. Adapun tujuan dari proyek
perubahan SAYANG BAJO, yaitu :
1) Tujuan Jangka Pendek
Tersedianya 3 unit sanitasi layak dan sehat menggunakan teknologi
sistem Biofilter pasang surut sebagai pilot project di Desa Balimu
Kecamatan Lasalimu Selatan Kabupaten Buton

2) Tujuan Jangka Menengah


a. Terwujudnya pemanfaatan dana desa dan DAK
untuk

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN “SAYANG BAJO” 3


pembangunan sanitasi sistem Biofilter pasang surut
b. Terlaksananya program pembangunan sanitasi teknologi sistem
biofilter pasang surut secara komunal bagi 81 KK masyarakat Suku
Bajo di Desa Balimu

3) Tujuan Jangka Panjang


Terwujudnya pembangunan sanitasi teknologi Sistem Biofilter Pasang
Surut bagi seluruh masyarakat Suku Bajo (1.371 KK) di 5 (lima) Desa

3. Manfaat
Adapun manfaat dari proyek perubahan ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi Organisasi :
- Meningkatkan kinerja Dinas PUPR dalam mendukung visi dan misi
Kabupaten Buton
- Meningkatkan kinerja Dinas PUPR dalam mendukung penanganan
stunting di Kabupaten Buton
b. Bagi Masyarakat Suku Bajo :
- Tersedianya sanitasi yang layak, sehat dan sesuai dengan kondisi
lingkungan permukiman suku bajo
- Menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih
- Kesehatan masyarakat dapat terjaga lebih baik
c. Bagi Reformer :
- Menjadi agen perubahan
- Memberikan pengalaman dalam melakukan inovasi peningkatan
kinerja organisasi

4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelaksanaan proyek perubahan ini yaitu pembuatan 1
(satu) unit sanitasi layak dan sehat menggunakan teknologi tepat guna
Sistem Biofilter Pasang Surut yang akan dibangun di Desa Balimu

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN “SAYANG BAJO” 4


Kecamatan Lasalimu Selatan Kabupaten Buton. Proyek perubahan ini
turut mendukung agenda reformasi birokrasi tematik pada aspek
Percepatan Prioritas Presiden yaitu penanganan stunting dan
pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan.

IV. ANALISIS MASALAH


Dalam rangka merumuskan strategi pemecahan masalah akan
digunakan alat analisa SWOT. SWOT adalah singkatan dari strengths
(kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang), dan threats
(ancaman). Masing-masing faktor ini penting untuk diperiksa agar dapat
merencanakan pertumbuhan organisasi dengan baik. Kekuatan dalam
SWOT mengacu pada inisiatif internal yang berkinerja baik. Ini dapat
dibandingkan dengan inisiatif lain atau keunggulan kompetitif eksternal.
Kelemahan dalam SWOT mengacu pada inisiatif internal yang berkinerja
buruk. Menganalisis kekuatan sebelum kelemahan untuk menciptakan dasar
keberhasilan dan kegagalan merupakan ide yang baik. Peluang dalam
SWOT adalah hasil dari kekuatan dan kelemahan Anda yang ada, bersama
dengan inisiatif eksternal apa pun yang akan menempatkan Anda pada
posisi kompetitif yang lebih kuat. Ancaman dalam SWOT mengacu pada
area yang berpotensi menimbulkan masalah. Ancaman berbeda dari
kelemahan karena ancaman bersifat eksternal dan umumnya di luar kendali.
Hasil analisis SWOT proyek perubahan SAYANG BAJO diuraikan
sebagai berikut :

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN “SAYANG BAJO” 5


Tabel 2 : Analisis Lingkungan Strategis
Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses)

a. Tersedianya SDM teknis a. Belum ada kegiatan penyuluhan rutin


b. Tersedianya anggaran dan berkesinambungan kepada
pembangunan infrastruktur dasar masyarakat tentang pengelolaan air
c. Adanya program penataan limbah
permukiman kumuh b. Terbatasnya jumlah tenaga teknis
dengan kompetensi pengelolaan air
limbah
c. Terbatasnya sarana pendukung

Peluang (Opportunities) Ancaman (Threats)


a. Perkembangan teknologi yang a. Masih rendahnya kesadaran masyarakat
semakin cepat untuk menjaga kebersihan lingkungan
b. Adanya potensi pemanfaatan dana b. Belum diterapkannya sanitasi sehat dan
desa untuk peningkatan sanitasi layak
c. Adanya kemitraan dengan OPD c. Kebiasaan dan budaya Suku Bajo hidup
terkait, swasta maupun LSM dalam diatas air
pengelolaan lingkungan

Dari hasil analisis lingkungan strategis organisasi dirumuskan


strategi berdasarkan matriks SWOT sebagai berikut :

Tabel 3 : Matriks SWOT


INTERNAL Strengths (S) Weaknesses (W)

1. Tersedianya SDM 1. Belum ada kegiatan


teknis penyuluhan rutin dan
2. Tersedianya berkesinambungan
anggaran kepada masyarakat
pembangunan tentang pengelolaan
air limbah
infrastruktur dasar
2. Terbatasnya jumlah
3. Adanya program
tenaga teknis dengan
penataan
kompetensi
permukiman kumuh
pengelolaan air limbah
3. Terbatasnya sarana
EKSTERNAL pendukung

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN “SAYANG BAJO” 6


Opportunities (O) STRATEGI- SO STRATEGI- WO

1. Perkembangan teknologi  Optimalisasi  Optimalisasi


yang semakin cepat pemanfaatan pengelolaan air limbah
2. Adanya potensi dukungan SDM, melalui pemanfaatan
pemanfaatan dana desa anggaran dan anggaran, teknologi
untuk peningkatan sanitasi kemitraan lintas dan jalinan kemitraan
sektor dalam
3. Adanya kemitraan dengan lintas sektor
penataan
OPD terkait, swasta permukiman kumuh
maupun LSM dalam Suku Bajo
pengelolaan lingkungan
Threats (T) STRATEGI- ST STRATEGI- WT

1. Masih rendahnya  Optimalisasi  Optimalisasi kegiatan


kesadaran masyarakat pemanfaatan SDM penyuluhan
untuk menjaga kebersihan dan anggaran dalam pengelolaan air limbah
lingkungan penataan berbasis masyarakat
2. Belum diterapkannya permukiman kumuh dalam rangka
sanitasi sehat dan layak melalui penyediaan menciptakan
3. Kebiasaan dan budaya sanitasi sehat dan lingkungan yang sehat
Suku Bajo hidup diatas air layak di Pemukiman dan bersih
Suku Bajo

Berdasarkan hasil analisis SWOT maka ditetapkan strategi terpilih


dalam rangka mencapai keberhasilan pelaksanaan proyek perubahan yang
diambil dari Strategi-ST yaitu : Optimalisasi pemanfaatan SDM dan
anggaran dalam penataan permukiman kumuh melalui penyediaan
sanitasi sehat dan layak di Pemukiman Suku Bajo.

V. STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH


1. Terobosan Inovatif
Dalam rangka mendukung RB Tematik dengan agenda penanganan
stunting maka salah satu upaya yang dapat dilakukan dari aspek
peningkatan kesehatan lingkungan dengan penyediaan sanitasi yang

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN “SAYANG BAJO” 7


layak. Oleh sebab itu terobosan inovatif yang akan dilakukan melalui
proyek perubahan SAYANG BAJO.
“SAYANG BAJO” akronim dari Sanitasi Layak Tepat Guna Bagi
Suku Bajo yang merupakan suatu terobosan inovatif dalam penyediaan
sanitasi layak dan sehat bagi masyarakat Suku Bajo menggunakan
teknologi tepat guna sistem Biofilter Pasang Surut yang ditujukan untuk
permukiman di kawasan pesisir dengan kondisi pasang surut dan
terapung. Teknologi ini sangat tepat untuk area spesifik termasuk tepi
sungai, lahan basah dan garis pantai. Biaya/ anggaran pengadaan pun
terjangkau dengan kesederhanaan dalam pemasangan, biaya
operasional dan pemeliharaan yang rendah.
Permukiman Suku Bajo saat ini belum menerapkan sanitasi sehat
dan pengolahan limbah dengan baik sehingga lingkungan laut dapat
tercemar dan berdampak pada kesehatan masyarakat Suku Bajo. Oleh
sebab itu akan dibangun sistem sanitasi yang layak dan sehat dengan
menggunakan teknologi tepat guna sistem Biofilter Pasang Surut bagi
masyarakat Suku Bajo.

2. Pentahapan Rencana Proyek Perubahan


Tahapan perubahan akan dilakukan pada 3 fase yakni jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Fase Jangka Pendek
yang dilaksanakan dalam waktu dua bulan (enam puluh hari), jangka
menengah dilaksanakan dalam waktu enam bulan sampai satu
tahun, sedangkan jangka Panjang dilaksanakan dalam waktu satu tahun
sampai dua tahun.
Uraian tahap demi tahap perubahan tersebut dan kegiatan yang
dilakukan sebagaimana terlihat pada tabel berikut :

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN “SAYANG BAJO” 8


Tabel 4 : Tahapan Jangka Pendek
No Milestone Kegiatan Output Waktu
1. Pembentukan a. Advokasi ke Sekda selaku - Surat Minggu I
Tim Kerja Mentor pernyataan Agt 2023
SAYANG BAJO b. Menggagas koordinasi dukungan
dengan stakeholder stakeholder
eksternal - SK Tim
c. Memimpin rapat kerja
pembentukan tim kerja
d. Menerbitkan SK Tim
Kerja

2. Pelaksanaan a. Mengarahkan tim kerja - Undangan Minggu II


sosialisasi untuk menetapkan lokasi - Daftar hadir Agt 2023
sanitasi dan jadwal sosialisasi - Notulen
teknologi b. Mengarahkan tim kerja - Materi
sistem biofilter untuk menyiapkan materi sosialisasi
pasang surut dan sarana sosialisasi
c. Memimpin pelaksanaan
sosialisasi sanitasi teknologi
sistem biofilter pasang
surut
3. Persiapan a. Memimpin pelaksanaan - Draf desain Minggu III
pembangunan survey lokasi sanitasi Agt 2023
sanitasi b. Menetapkan lokasi sistem
teknologi pembangunan sanitasi biofilter
sistem biofilter sistem biofilter pasang surut
pasang surut c. Mengarahkan tim kerja pasang
untuk menyiapkan desain surut
konstruksi pembangunan - Data
sanitasi kebutuhan
d. Mengarahkan tim kerja sarana,
untuk menyiapkan sarana material
pendukung, material dan dan
peralatan kerja peralatan
e. Memimpin diskusi untuk
menetapkan tenaga kerja
dari unsur masyarakat Suku
Bajo

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN “SAYANG BAJO” 9


4. Pelaksanaan a. Mengarahkan tim kerja Tersedianya 3 Minggu
pembangunan untuk mendistribusikan (tiga) unit IV Agt s/d
sanitasi sistem material, peralatan sanitasi sistem Minggu
biofilter dan sarana kerja ke biofilter pasang III Sep
pasang surut lokasi pembangunan surut 2023
di Desa Balimu b. Pelaksanaan pembangunan
sanitasi sistem biofilter
pasang surut
c. Finishing pembangunan

5. Tersedianya 1 a. Launching sanitasi Sistem Terwujudnya Minggu


unit sanitasi biofilter pasang surut sanitasi sehat IV Sep
layak dan b. Penerapan sanitasi Sistem dan layak bagi 2023
sehat biofilter pasang surut masyarakat
menggunakan c. Melakukan monitoring dan Suku Bajo
teknologi evaluasi
sistem biofilter
pasang surut
sebagai pilot
project di Desa
Balimu
Kecamatan
Lasalimu
Selatan
Kabupaten
Buton

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN “SAYANG BAJO” 10


Tabel 5 : Tahapan Jangka Menengah

No Milestone Kegiatan Waktu


1 Terwujudnya a. Melakukan koordinasi dengan DPMD dan Bulan Oktober
pemanfaatan Pemerintah Desa 2023 s/d Bulan
dana desa dan b. Penyusunan perencanaan Oktober 2024
DAK untuk c. Penyusunan APBDes untuk pembangunan
pembangunan sanitasi sistem biofilter pasang surut
d. Pengalokasian dana DAK untuk
sanitasi sistem
pembangunan sanitasi sistem biofilter
biofilter pasang surut
pasang surut
2 Terlaksananya a. Melaksanakan survey lokasi dan Bulan Oktober
program pengambilan data 2023 s/d Bulan
pembangunan b. Menyiapkan desain konstruksi sanitasi Oktober 2024
sanitasi sistem biofilter pasang surut bagi 81 KK
teknologi c. Menyiapkan peralatan, material, dan sarana
sistem biofilter pendukung
pasang surut d. Pelaksanaaan pembangunan sistem biofilter
bagi 81 KK pasang surut bagi 81 KK
masyarakat e. Melakukan monitoring dan evaluasi
Suku Bajo di
Desa

Tabel 6 : Tahapan Jangka Panjang


Milestone Kegiatan Waktu
Terwujudnya a. Penyusunan perencanaan dan alokasi anggaran 2 Tahun
pembangunan b. Survey dan pengambilan data pada 5 desa (2025 s/d
sanitasi teknologi c. Penyiapan desain konstruksi pembangunan 2027)
sistem biofilter sanitasi sistem biofilter pasang surut pada 5
pasang surut bagi Desa
seluruh masyarakat d. Penyiapan material dan peralatan
Suku Bajo di 5 (lima) e. Pelaksanaan pembangunan sanitasi sistem
Desa biofilter pasang surut pada 5 desa
f. Melakukan monitoring dan evaluasi

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN “SAYANG BAJO” 11


VI. RENCANA STRATEGI MARKETING
A. Sumber Daya Pendukung
 Pj. Bupati
 DPRD
 Sekretaris Daerah
 Seluruh Kabid, Kasi dan staf Dinas PUPR Kabupaten Buton
 SDM Teknis Pengelolaan Air Limbah
 Dinas Lingkungan Hidup
 Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa
 Dinas Kesehatan
 Pemerintah Kecamatan
 Pemerintah Desa
 Tokoh masyarakat Suku Bajo
 Masyarakat Suku Bajo
 Pengusaha jasa konstruksi
 Media

B. Peran Stakeholder
Masing-masing stakeholder memiliki peranan dalam proyek perubahan,
sebagai berikut :

Tabel 7 : Peranan Stakeholder


No Stakeholder Peran
1 Pj. Bupati Sebagai Kepala Daerah penentu kebijakan

2 DPRD Memfasilitasi penyediaan anggaran


pembangunan sanitasi sehat dan layak di
kawasan pesisir
3 Sekretaris Daerah Sebagai Mentor yang memberikan arahan dan
petunjuk terkait pelaksanaan proyek perubahan

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN “SAYANG BAJO” 12


4 Seluruh Kabid, Kasi Sebagai tim inti yang bertugas menyusun
dan staf Dinas PUPR rencana kerja, melakukan koordinasi,
Kabupaten Buton melaksanakan kegiatan, melakukan pemantauan
dan evaluasi kegiatan
5 SDM Teknis Menyiapkan desain konstruksi sistem biofilter
Pengolahan Air pasang surut dan mengkoordinir pelaksanaan
Limbah pembangunan dilapangan
6 Dinas Lingkungan Memberikan masukan pembangunan sanitasi
Hidup sehat dan ramah lingkungan
7 Dinas Pemberdayaan Mengkoordinir Kepala Desa dan jajarannya untuk
Masyarakat Desa memfasilitasi pelaksanaan pembangunan sistem
biofilter pasang surut dengan pemanfaatan
dana desa
8 Dinas Kesehatan Memberi masukan pembangunan sanitasi sesuai
standar kesehatan masyarakat
9 Pemerintah Memfasilitasi pembangunan sanitasi sistem
Kecamatan dan Desa biofilter pasang surut di wilayah kerjanya
10 Tokoh masyarakat Menggerakkan masyarakat sebagai pelaksana
Suku Bajo pembangunan sanitasi sistem biofilter pasang
surut
11 Pengusaha Jasa Sebagai sponsor kegiatan dengan
Konstruksi menyumbangkan material untuk pembangunan
sistem biofilter pasang surut
12 Masyarakat Sebagai pelaksana pembangunan sistem biofilter
pasang surut
13 Media Penyebaran informasi proyek perubahan

C. Peta Stakeholder
Masing-masing stakeholder memiliki peran dan pengaruh yang
berbeda-beda terhadap proyek perubahan sesuai dengan besarnya
kepentingan terhadap kegiatan sebagaimana dapat dilihat pada bagan
peta stakeholder sebagai berikut.

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN “SAYANG BAJO” 13


HIGH INFLUENCE

KEEP SATISFIED KEY PLAYERS

 Pemerintah Kecamatan  Pj. Bupati


 Pemerintah Desa  DPRD
 Tokoh masyarakat  Sekretaris Daerah
 Pengusaha Jasa  Seluruh Kabid, Kasi dan staf
L H
Konstruksi Dinas PUPR
O I
 SDM Teknis
W
G
I
H
I
N
MINIMAL EFFORT KEEP INFORMED N
T
 Masyarakat  Dinas Lingkungan Hidup T
E  Media  DPMD
 Dinas Kesehatan E
R
R
E
E
S
LOW INFLUENCE
S
T
T
D. Strategi Komunikasi
1. Dengan stakeholder key players :
 Menerapkan keterbukaan dalam komunikasi
 Melakukan komunikasi yang konstruktif yaitu menjelaskan penetapan
tujuan, pemberian tugas, penjadwalan pekerjaan, pengumuman,
pemecahan masalah, evaluasi kinerja, umpan balik korektif, pujian,
diskusi dan sebagainya
2. Dengan stakeholder keep informed :
 Mengadakan pertemuan, memotivasi dan berdialog langsung
 Meyakinkan tujuan jangka panjang yang ingin dicapai melalui
pelaksanaan proyek perubahan

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN “SAYANG BAJO” 14


3. Dengan stakeholder minimal effort :
 Memberikan informasi secara terbatas
 Mencari kesepakatan bersama atas perbedaan pandangan
4. Dengan stakeholder latents keep satisfied :
 Memberikan informasi dengan jelas, memotivasi agar senantiasa
terlibat dalam kegiatan tim

E. Strategi Marketing “SAYANG BAJO”


Metode yang umum digunakan dalam pemasaran sektor publik, yakni
“1C 4P”, atau yang sering dipahami dengan Costumer diartikan sebagai
pelanggan, Product dimaknai sebagai produk atau keluaran dari barang/jasa
yang dihasilkan, Price diartikan sebagai harga, dan Place atau tempat serta
Promotion yang berarti promosi. Terkait proyek perubahan ini, maka
konsepsi analisis tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Customer
Masyarakat Suku Bajo/ Masyarakat Kawasan Pesisir
2. Product
Produk yang dihasilkan yaitu SAYANG BAJO
3. Price
Pembangunan sanitasi dengan teknologi sistem biofilter pasang surut
membutuhkan biaya Rp. 10.000.000,- per unit. Dalam kegiatan proyek
perubahan ini untuk tahapan jangka pendek sumber dana dilakukan
secara swadaya.
4. Place
Tempat lokasi pelaksanaan proyek perubahan di Desa Balimu Kecamatan
Lasalimu Selatan Kabupaten Buton
5. Promotion
Promosi Produk SAYANG BAJO akan dilakukan melalui media sosial dan
media online. Dalam hal ini akan diperkenalkan branding SAYANG BAJO

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN “SAYANG BAJO” 15


dan membuat konten promosi baik berupa video maupun gambar yang
memuat informasi tentang inovasi SAYANG BAJO.

F. Branding “SAYANG BAJO”

Brand adalah karakteristik, simbol, ataupun istilah dari sebuah produk


maupun jasa yang bisa dijadikan sebagai pembeda dengan yang lainnya.
Oleh karena itu, branding adalah segala aktivitas komunikasi untuk
mempertahankan, membangun, dan juga memperkuat sebuah brand.
Tujuannya yaitu untuk memberikan perspektif pada publik yang
melihatnya. Jadi, bagi perusahaan, branding tidak hanya merek atau produk
yang biasa kita kenal. Namun, branding adalah suatu image secara
keseluruhan atau tentang pandangan publik terhadap suatu
perusahaan/organisasi. Setiap hal-hal yang kasat mata dalam sebuah
merek, mulai dari logo, citra, karakter, kredibilitas, hingga ciri visual itu juga
termasuk dalam branding. Oleh karena itu, biasanya setiap perusahaan
melakukan branding untuk mencapai berbagai tujuan yang ingin dicapai.
Berdasarkan hal tersebut dibuat logo SAYANG BAJO sebagai berikut :

Gambar Grafis
melambangkan masyarakat
Suku Bajo yang sehat
dengan adanya sanitasi
Rangkaian pipa membentuk sistem biofilter pasang
siluet air melambangkan surut
sanitasi teknologi tepat
guna sistem biofilter pasang
surut
Gambar Grafis hati
melambangkan rasa cinta,
Dominasi warna biru melambangkan
tubuh yang sehat sebagai
warna dasar air laut sebagai tempat
representasi dari inovasi
bermukim Suku Bajo. Selain itu warna
SAYANG BAJO
biru bermakna optimisme, bahwa
inovasi SAYANG BAJO memberikan
manfaat yang besar bagi masyarakat

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN “SAYANG BAJO” 16


VII. RENCANA MATA PELATIHAN PILIHAN MENDUKUNG
PROYEK PERUBAHAN
Mata pelatihan PKN Tingkat II Angkatan XIV yang dipilih untuk
mendukung pelaksanaan proyek perubahan, yaitu :
1. Kepemimpinan Digital pada modul PKN Tk.II Tahun 2023
Proyek perubahan SAYANG BAJO fokus pada upaya menyediakan
sanitasi dengan teknologi tepat guna yang dapat dibangun pada kawasan
pesisir. Dibutuhkan peran kepemimpinan digital yang mampu
mengaplikasikan teknologi yang tepat sehingga mata pelajaran ini relevan
untuk mendukung pelaksanaan proyek perubahan.
2. Marketing Sektor Publik pada modul PKN Tk.II Tahun 2023
Promosi produk SAYANG BAJO akan menggunakan metode marketing
sektor publik.
3. Manajemen Strategis pada modul PKN Tk.II Tahun 2023
Dalam mengelola manajemen perubahan akan menggunakan teori yang
ada pada modul manajemen strategis sektor publik.
4. Pelatihan Penerapan Teknologi Tepat Guna Sanitasi Rumah Tangga di
Kawasan Pesisir (KemenPUPR)

VIII.RENCANA STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI DALAM ADOPSI


PROYEK PERUBAHAN
Dalam pelaksanaan proyek perubahan akan ada pihak-pihak yang
terdampak. Strategi pengembangan kompetensi kepada pihak-pihak yang
terdampak dijelaskan sebagai berikut :

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN “SAYANG BAJO” 17


Tabel 8 : Strategi Pengembangan Kompetensi
No Pihak Perubahan Cara pengembangan
Terdampak Kompetensi yang kompetensi
dibutuhkan

1 SDM Dinas Memecahkan Pendampingan dan


PUPR Kabupaten masalah kompleks bimbingan langsung
Buton di tempat kerja

2 Masyarakat Suku Mindset hidup sehat Sosialisasi dan pembinaan


Bajo langsung di tempat
3 Reformer/ Diri Menjadi agen Senantiasa memacu potensi
sendiri perubahan diri dengan menambah
pengetahuan
melalui literatur bahan
bacaan atau mengikuti
pelatihan dan kursus-kursus
berbasis kompetensi

IX. PEMETAAN SIKAP PERILAKU KEPEMIMPINAN DAN


RENCANA STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI DIRI
Pengembangan potensi diri yaitu suatu usaha atau proses yang terus
menerus ke arah Personal Mastery, sehingga dapat mendorong dan
meningkatkan pertumbuhan pribadi demi kemauan belajar yang akhirnya
membentuk pribadi yang mantap dan sukses. Pribadi yang mantap dalam
artian pribadi yang dewasa secara mental. Pribadi yang dimaksud adalah
pribadi yang mampu tampil sebagai pemimpin perubahan yang siap menjadi
agen perubahan.

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN “SAYANG BAJO” 18


Tabel 9 : Rekap Nilai Akhir Sikap Perilaku Peserta

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN “SAYANG BAJO” 19

Anda mungkin juga menyukai