Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH

DINAS LINGKUNGAN HIDUP


Alamat : JalanDr. Suharso Nomor 14 Telp/Faks:-PALU
SitusWeb : http//dlh.sultengprov.go.id Email : amdalsulteng@yahoo.co.id

BERITA ACARA
RAPAT KOORDINASI DALAM RANGKA ASISTENSI PRA-VALIDASI
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RENCANA DETAIL TATA RUANG WILAYAH (RDTR) WP KINTOM-BATUI
KABUPATEN BANGGAI TAHUN TAHUN 2021-2041
Kamis, 30 Desember 2021

Nomor: 18/SET-KLHS/DISLH/XII/2021

Pada hari ini, Kamis tanggal 30 Desember Tahun 2021, yang bertanda tangan di bawah
ini:
1. M. Sadly Lesnusa, S.Sos., M.Si (Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi
Tengah);
2. Dr. Moh. Yasin Baculu, S.Sos., MT (Kabid. Penataan Ruang Dinas Bina Marga dan
Penataan Ruang Provinsi Sulawesi Tengah);
3. Syafrudin Hinelo, S.STP., M.Si (Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai);
4. Dr. Sunarto Lasitata, ST., MT (Kepala BAPPEDALITBANGDA Kabupaten Banggai);
5. Noldianter Robby, ST., M.Sc (Kepala Seksi Perencanaan Tata Ruang Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Banggai).

Telah melaksanakan rapat koordinasi dalam rangka Asistensi Pra-Validasi Kajian


Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Detail Tata Ruang Wilayah (RDTR) WP
Kintom-Batui Kabupaten Banggai Tahun 2021-2041 dengan hasil sebagai berikut:
1. Laporan KLHS RDTR Kabupaten Banggai Tahun 2021 – 2041 disesuaikan dan
mengacu pada peraturan perundangan yaitu:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan
KLHS;
b. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor
P.69/MENLHK/Setjen/Kum.1/12/2017 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 46 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis;

2. Aspek Administrasi :
a. Menambahkan Lampiran Berita Acara Integrasi KLHS yang ditanda tangani oleh
Kepala Daerah (Bupati Banggai);
b. Menambahkan Bukti Pemenuhan Kompotensi Penyusun Pendamping Ahli KLHS
RDTR WP Kintom-Batui (Ijazah, Sertfikat KLHS) tim penyusun;

3. Penyempurnaan Laporan KLHS RDTR WP Kintom-Batui Kabupaten Banggai Tahun


2021 – 2041 agar dilengkapi dengan:
a. Kata Pengantar ditanda tangani dan dicap basah oleh Bupati sebagai keabsahan
Laporan KLHS;
b. Bab I Dasar hukum yang diacu:
- Permen ATR/BPN Nomor 11 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penyusunan,
Peninjauan Kembali, Revisi, dan Penerbitan Persetujuan Substansi RTRW
Provinsi, Kabupaten, Kota dan RDTR;
- Perda Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 10 Tahun 2017 Tentang Rencana
Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi Sulawesi Tengah Tahun
2017-2037;
- Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi
Tengah;
- Peraturan Daerah RTRW Provinsi Sulawesi Tengah;
- Peraturan Daerah RTRW Kabupaten Banggai;

c. Memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan


terintegrasi ke dalam KRP, termasuk menambahkan Form penjaminan kualitas
KLHS, dan hasil Integrasi KLHS ke dalam Dokumen KRP;
d. Menambahkan kajian KRP BWP Prioritas menjadi KRP Wajib KLHS,
sebagaimana pasal (Pasal 4 ayat 3 PermenLHK Nomor 69 Tahun 2017);
e. Menambahkan tahun dokumen laporan akhir KLHS RDTR WP Kintom-Batui;
f. Menambahkan analisis kebijakan RDTR dari kajian RTRW Nasional, Kebijakan
RTRW Provinsi Sulawesi Tengah, dan RTRW Kabupaten Banggai;
g. Menambahkan Isu prioritas kajian wilayah pesisir Kelautan dan Perikanan secara
spasial (matra laut) yang diintegrasikan dengan matra darat (RTRW);
h. Bab 3 Karakteristik Wilayah Kajian diperkaya dengan informasi nilai-nilai kearifan
lokal dan potensi sumberdaya yang ada pada WP Kintom-Batui ;
i. Memperkaya matriks alternatif dan rekomendasi dengan menambahkan kajian
mitigasi bencana, pengelolaan persampahan (TPA), TPS LB3, dan Instalasi
Pengeloaan Air Limbah (IPAL), dan Air Bersih, sebagai Alternatif Skenario dan
Rekomendasi Pengelolaan Lingkungan Hidup di kawasan WP Kintom-Batui sesuai
dengan 6 muatan KLHS dan Isu Prioritas, termasuk pada matriks Integrasi KLHS
kedalam KRP;
j. Menambahkan Proyeksi Kondisi Lingkungan Hidup setelah KRP dilaksanakan
diakhir perencanaan;
k. Menambahkan Jaseko wilayah perkotaan dengan fungsi ruang hidup dan fungsi
tempat tinggal, fungsi rekreasi dan ecotourism, fungsi budaya dan estetika yang di
overlay dan mendukung KRP;
l. Menambahkan Peta arahan KLHS tentang Rekomendasi Perbaikan atau Perubahan
KRP, termasuk memperjelas peta rekomendasi KLHS kedalam rumusan alternatif
dan rekomendasi;
m. Memperkaya kajian kebutuhan ruang terbuka hijau (RTH) sebesar 30% kedalam
KRP berbasis spasial, termasuk arahan fungsi lindung dan fungsi budidaya;
n. Meninjau kembali peraturan perundangan yang berlaku dan relevan;
o. Memperbaiki redaksional dan kesalahan penulisan (typo), termasuk copy paste.
4. Saran, masukan dan tanggapan secara rinci adalah sebagaimana terlampir dalam
notulensi dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari berita acara ini;

5. Berita Acara rapat koordinasi dalam rangka Asistensi Pra-Validasi KLHS RDTR WP
Kintom-Batui Kabupaten Banggai Tahun 2021 – 2041, digunakan sebagai dasar
perbaikan dokumen KLHS RDTR WP Kintom Batui Kabupaten Banggai dan
penerbitan Validasi KLHS RDTR WP Kintom Batui oleh Gubernur Sulawesi Tengah;

6. Validasi KLHS RDTR WP Kintom-Batui Kabupaten Banggai Tahun 2021 – 2041,


dapat diberikan setelah dilakukan penyempurnaan sebagaimana butir 2, 3 dan 4 tersebut
di atas.

Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenarnya dan disampaikan kepada pihak-
pihak terkait untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Dibuat di : Palu
Pada tanggal : 30 Desember 2021

Kepala Bidang Penataan Ruang Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup


Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Kabupaten Banggai
Provinsi Sulawesi Tengah

Dr. Moh. Yasin Baculu, S.Sos., MT Syafrudin Hinelo, S.STP., M.Si


NIP. 19701028 199203 1 005 NIP. 19790129 199712 1 001
Kepala Bidang Infrastruktur dan Kepala Seksi Perencanaan Ruang
Pengembangan Wilayah Dinas PUPR Kab. Banggai
BAPPEDA dan Litbang Kabupaten
Banggai,

DR. Sunarto Lasitata, ST., MT Noldianter Robby, ST., M.Sc


NIP. 19750708 2001106 1 001 NIP. 19761109 200312 1 012
Pimpinan Rapat,
KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP
PROVINSI SULAWESI TENGAH

Moh, Sadly Lesnusa, S.Sos., M.Si


NIP. 19720225 199203 1 003
LAMPIRAN BERITA ACARA
NOMOR 18/SET-KLHS/DISLH/XII/2021

NOTULENSI
RAPAT KOORDINASI DALAM RANGKA ASISTENSI PRA-VALIDASI
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) RENCANA DETAIL TATA
RUANG (RDTR) WP KINTOM – BATUI KABUPATEN BANGGAI
TAHUN 2021 – 2041

Tanggapan
Halama Halaman
Pernyataan Saran Perbaikan Pemrakarsa/
n Perbaikan
Perbaikan
Dr. Busman, SE., M.Si (wakil BAPPEDA Provinsi Sulawesi Tengah)
Tujuan Wilayah Pengembangan (WP) Kintom Batui
diarahkan sebagai kawasan perkotaan pendukung
industri yang berdaya saing, ramah lingkungan dan
berbasis mitigasi bencana, untuk itu hal-hal yang
menjadi isu strategis di bidang ekonomi, sosial dan
lingkungan menjadi perhatian penuh dalam
merumuskan Kebijakan, Rencana dan Program
Prioritas beserta dampaknya atau beresiko didalam
laporan KLHS RDTL Kintom-Batui Kabupaten
Banggai.
III-24 Gambaran Umum

1. Perlu ditambahkan profil potensi sumberdaya


alam dan kondisi sosial-ekonomi masyarakat
WP Kintom Batui, termasuk kondisi
kemiskinan melalui Data Terpadu
Kesejahteraan Sosial (DTKS) (Kintom
sebanyak 1.695 Jiwa dan Batui sebanyak 2.227
jiwa).
2. Beberapa tabel data perlu di lengkapi dengan
sumber datanya.
V-1 Kesimpulan; Isu Strategis WP Kintom-Batui
Potensi kerusakan kawasan mangrove serta
degradasi lingkungan dan deforestasi. Dalam
perspektif sosial, melalui KLHS WP Kintom Batui
ini beberapa hal yang perlu juga menjadi
rekomendasi untuk mendorong pelestarian alam
antara lain melalui:
1. Upaya edukasi masyarakat untuk sadar
lingkungan hidup yang harus terus ditingkatkan;
b. Peningkatan pengawasan penggunaan lahan
dan pemanfaatan hutan (Wilayah Kesatuan
Pengelolaan Hutan atau KPH Toili Baturube
Kabupaten Banggai meliputi Kecamatan Luwuk
Selatan, Nambo, Kintom, Batui, Batui Selatan,
Moilong, Toili dan Toili Barat), terutama di
kawasan perkampungan;
Tanggapan
Halama Halaman
Pernyataan Saran Perbaikan Pemrakarsa/
n Perbaikan
Perbaikan
2. Merevitalisasi peran komunitas (Kearifan lokal)
untuk melakukan penjagaan lingkungan;
3. Peningkatan komitmen setiap anggota
masyarakat, perusahaan/swasta (pengelola
lingkungan), termasuk pemerintah untuk
memperhatikan indikasi kerusakan alam yang
telah atau yang akan terjadi, dan
4. e. Peningkatan peranserta para tokoh
masyarakat untuk turut melestarikan alam,
terutama institusi adat untuk berupaya
mengedepankan kearifan lokal masyarakat
Kintom-Batui Kabupaten Banggai.
Dr. Ir. Muhd. Nur Sangadji, DEA (Tim Validator KLHS Provinsi Sulawesi Tengah)
Semangat dari KLHS harus bersifat partisipatif dari
berbagai stakeholder
Kebencanaan

1. Pembangunan yang dilakukan berupa


kebutuhan masyarakat
2. Menganalisis kebencanaan dari aspek sosial dan
alam dan dilengkapi dengan rencana mitigasi
yang sesuai
Rekomendasi yang diuraikan dalam dokumen
bersifat mitigatif.

Disarankan untuk menambahkan informasi terkait


perubahan lingkungan Kabupaten Banggai sebelum
adanya KLHS RDTR dan harapan / rencana setelah
adanya KLHS RDTR yang disajikan dalam tabel
Nur Edy, SP., MP., Ph.D (Tim Validator KLHS Provinsi Sulawesi Tengah)
Melengkapi Kata Pengantar dengan tanda tangan
merujuk pada Pasal 36 Permen LHK 69/2017 Ayat
3: Permohonan validasi KLHS sebagaimana
dimaksud pada ayat (2)
Melengkapi bukti sertifikat kompetensi KLHS
sebagai pemenuhan standar kompetensi tenaga ahli
merujuk pada Pasal 36 Permen LHK 69/2017
Ayat 3: Permohonan validasi KLHS sebagaimana
dimaksud pada ayat (2)
Proses Penyelenggaraan dan Hasil KLHS -
Kajian Muatan KLHS
3.1. Analisis jasa ekosistem hanya mencakup
pangan, air, tata aliran air dan banjir, serta bencana.
Untuk KLHS RDTR, jasa ekosistem relevan yang
perlu dianalisis meliputi:
Tanggapan
Halama Halaman
Pernyataan Saran Perbaikan Pemrakarsa/
n Perbaikan
Perbaikan
a. Penyedia air,
b. Pengaturan tata aliran air dan banjir
c. Pengaturan Pencegahan dan
Perlindungan dari Bencana, Jasa Ekosistem
Fungsi Budaya Tempat Tinggal dan Ruang
Hidup,
d. Fungsi Budaya Rekreasi dan Ecotourism,
e. Jasa Ekosistem Fungsi Budaya Estetika
Kami menyarankan agar analisis jasa ekosistem
yang ada juga dilakukan dan dilakukan overlay
dengan KRP yang dianalisis.

3.2. Analisis efisiensi SDA hanya menyajikan


potensi tambang di wilayah perencanaan RDTR,
tidak terdapat analisis efisiensi dan interpretasinya.
Efisiensi SDA, misalnya dapat menggunakan
analisis efisiensi penggunaan air dan analisis
ketersediaan sumber serat hingga akhir perencanaan
(dari data jasa ekosistem penyedia serat).
Proses Penyelenggaraan dan Hasil KLHS -
Rekomendasi perbaikan KRP

Reko mendasi perbaikan KRP: tidak terdapat arahan


KLHS secara keseluruhan. Perlu ditambahkan Tabel
kondisi eksisting tutupan lahan, tabel rencana
KLHS, dan tabel arahan KLHS. Sebagai contoh,
KLHS ini tidak memberikan informasi pada hasil
akhirnya, apakah pemenuhan ruang terbuka hijau
sudah terpenuhi di RDTR ini.
Melengkapi uraian terkait ekosistem laut mengingat
wilayah Kabupaten Banggai memiliki banyak
daerah pesisir dan mengintegrasikan dengan
RZWP3K.
Proyeksi kondisi lingkungan di akhir periode
(2041), apakah masih memenuhi baku mutu, daya
dukung dan daya tampung masih bisa memenuhi
kebutuhan sekitar, dan lainnya.
Dr. Syamsuddin Laude, SP., MP (Tim Validator KLHS Provinsi Sulawesi Tengah)
132 1. Tidak dilampirkan dokumentasi pembahasan/
workshop tentang penjelasan KLHS RDTR
Kintom
2. Dalam berita acara tertulis RDTR padahal
dokumen ini adalah dokumen KLHS RDTR,
seharusnya berita acaranya adalah berita acara
ssosialisasi / workshop Dokumen RDTR
3. Dalam dokumen lampiran hanya bertanda
tangan namun tanpa nama
4. Dalam berita acara KRP, KLHS RDTR, dan Isu
Tanggapan
Halama Halaman
Pernyataan Saran Perbaikan Pemrakarsa/
n Perbaikan
Perbaikan
PB yang bertanda tangan hanya Dinas PU dan
Pimpinan rapat, lalu pertanyaannya siapa
penyusunnya? siapa yang mewakili tokoh
masyarakat, filantropy?
Daftar Pustaka

Tidak ditemukan Daftar Pustaka dalam laporan


padahal tabel disebutkan sumbernya
Dalam Saran:

Kalimatnya: Adanya jaminan sumberdaya (dana)


sehingga konsultasi publik dapat dilakukan dengan
optimal. Jika itu menjadi kendala mengapa tidak
menjadi pertimbangan saat melakukan kajian ini?
4-37 Dalam Tabel 4.16 tidak jelas apa yang dimaksud
dalam tabel tersebut, karena seharusnya pada
alternatif dan rekomendasi KRP berdampak
lingkungan RDTR Batui harusnya menjelaskan:
1. KRP yang berdampak dan berisiko.
2. Isu Pembangunan berkelanjutan
3. (dihubungkan dengan) kajian status 6 Muatan
KLHS,
4. Jenis alternatif
5. Rumusan alternatif terpilih
6. Rumusan rekomendasi Kebijakan, Rencana, dan
Program (KRP)
7. Kegiatan.

Dalam tabel tersebut tidak ditemukan penjelasan


sehingga alternatif dan rekomendasi tidak jelas
4-20 Mohon klarifikasi Kajian 6 muatan ini adalah
biasanya terdapat pada KLHS RPJMD, sementara
yang dibahas ini KLHS RDTR, maksud dan
tujuannya sangat berbeda misalnya dari sisi waktu
saja berbeda demikian juga hal lainnya
Cara penulisan masih banyak yang keliru terutama
pada tulisan tabel, tidak disebutkan tabel berapa
dalam paragraf
Dokumen ini masih kurang data dan informasi
terkait dengan peta dan data kuantitatif

Ir. Abdul Rahman, S.Hut., M.Si (Tim Validator KLHS Provinsi Sulawesi Tengah)
i Sampul belum jelas periode perencanaan RDTR WP
Kintom Batui, Kab. Banggai
ii Kata Pengantar
Tanggapan
Halama Halaman
Pernyataan Saran Perbaikan Pemrakarsa/
n Perbaikan
Perbaikan
a. Belum ditandatangani oleh Bupati atau
SEKDA dan
b. Cap basah sebagai keabsahan dokumen
1-5 Dasar hukum belum ada
1. Perda RTRW Kabupaten Banggai Tahun
2012-2032

2. Perda RPJPD Kabupaten Banggai


3. Perda RTRW Provinsi Sulwesi Tengah
4. Perda RZWP3K Provinsi Sulwesi Tengah
5. Perda Nomor 5 Tahun 2021 Tentang RPPLH
Provinsi Sulawesi Tengah
3 Bab 3

Belum ada gambaran KRP RDTR


4-18 Bab 4 – Penentuan KRP Wajib KLHS

1. Belum memasukkan KRP BWP Prioritas


menjadi KRP Wajib KLHS (Pasal 4 ayat 3
PermenLHK No. 69 Tahun 2017)
2. Belum ada kajian Kebijakan RDTR dari Kajian
RTRWN, RTRW Provinsi, RZWP3K Provinsi,
RPPLH dan RTRW Kabupaten
4-24 Bab 4 - 6 muatan KLHS
1. Belum ada kajian spasial pada lokasi RDTR
2. Belum masuk beberapa JE yang sangat penting
buat Kajian RDTR
3. Tidak dapat terindentifikasi hasil kajian 6
muatan pada lokasi Sub BWP
4-37 Bab 4 Rekomendasi
1. Penyusunan Rekomendasi belum berbasis 6
muatan KLHS dan Isu Prioritas
2. Perumusan Rekomendasi belum berbasis Lokasi
BWP, Sub BWP sampai Blok
3. Tidak ada Peta Arahan KLHS:
a. Arahan fungsi lindung (30% Pasal 22
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun
2021 Tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang) dan fungsi budidaya
b. Tidak ada peta arahan KLHS tentang
Rekomendasi Perbaikan atau Perubahan
KRP
Lampiran

1. Form Penjaminan Kualitas belum ada (Pasal 31


PermenLHK No. 69 Tahun 2017)
2. Berita Acara Integrasi KLHS ke Dalam
Dokumen KRP
Tanggapan
Halama Halaman
Pernyataan Saran Perbaikan Pemrakarsa/
n Perbaikan
Perbaikan
3. Hasil integrasi tidak dapat teridentifikasi dalam
dokumen matek
4. Belum ada bukti sertifikat kompetensi KLHS
(Pasal 14 PP 46 Tahun 2016 dan Pasal 36 Ayat
3 Poin d PermenLHK No. 69 Tahun 2017)

Contoh Peta Arahan KLHS

1. Alternatif dan rekomendasi tentang alokasi Pola


Ruang antara Fungsi Lindung (30%: Publik
20% dan Privat 10%) dan fungsi budidaya,
bagaimana rekomendasi peta ini berdasarkan
hasil KLHS, seperti contoh berikut

2. Hasil Peta Rekomendasi KLHS belum diperjelas


dalam rumusan alternatif dan rekomendasi
Dr. Nur Salam, SP., M.Si (Tim Validator KLHS Provinsi Sulawesi Tengah)
4-21 s/d Perlu dikonfirmasi perbedaan tampilan data Tabel
4-22 4.8 (Analisis Daya Tampung Demografi) dengan
tampilan pada Gambar 4.1 Daya Dukung
Pengembangan Lahan WP Kintom – Batui. Hal ini
terkait dengan tidak adanya informasi mengenai
metode analisis dan sumber data pada Gambar 4.1
tersebut karena memiliki unit analisis spasial yang
berbeda dengan data pada Tabel 4.8.
4-22 Perlu juga dikonfirmasi agar lebih jelas mengapa
output / hasil perhitungan daya dukung air,
menggunakan satuan (liter/detik) yang nampak
kurang konsisten atau kurang selaras dengan satuan
berdasarkan model perhitungan ketersedian air dari
limpasan permukaan (m3/tahun) yang secara teoritis
lebih sesuai dengan satuan pada ukuran kebutuhan
air per kapita yang lazim digunakan (misal lembaga
WHO). Sehingga idealnya perlu ditampilkan
metode atau sumber data yang sebenarnya
digunakan dalam penentuan status daya dukung air
4-25 Disarankan untuk Tabel 4.9 Overlay KRP dengan
Tanggapan
Halama Halaman
Pernyataan Saran Perbaikan Pemrakarsa/
n Perbaikan
Perbaikan
Rawan Bencana, yang merupakan hasil overlay data
spasial, akan lebih informatif dan terukur jika
disajikan dalam bentuk kuantitatif (misal persentase
luas terdampak) dibanding informasi secara
kualitatif (sebagian, seluruhnya dst) sehingga
mudah menilai/mengukur besaran dampak dan
risiko lingkungan pada setiap KRP.
4-27 Demikian pula disarankan untuk Tabel 4.10 Overlay
KRP terhadap jasa ekosistem, yang merupakan hasil
overlay data spasial, akan lebih informatif dan
terukur jika disajikan dalam bentuk kuantitaif (misal
persentase luas terdampak) dibanding informasi
secara kualitatif (sebagian, seluruhnya dst) sehingga
mudah menilai/mengukur besaran dampak dan
risiko lingkungan pada setiap KRP. Dan dalam
pembahasannya idealnya fokus pada KRP yang
pengaruhnya secara terukur memberikan dampak
terhadap penurunan kualitas layanan jasa ekisistem
(yaitu terutama pada area dengan jasa ekosistem
tinggi)
4-32 Demikian pula disarankan untuk Tabel 4.14 Overlay
KRP Terhadap Kerentanan Iklim, karena masih
berbasis data spasial yang mudah untuk diukur
secara kuantitatif, maka akan lebih informatif dan
terukur jika disajikan dalam bentuk kuantitaif (misal
persentase luas terdampak) dibanding informasi
secara kualitatif (sebagian, seluruhnya dst). Dan
perlu disebutkan sumber datanya secara jelas
4-34 Dalam penyajian Tabel 4.15 Overlay KRP Terhadap
Keanekaragaman Hayati, akan lebih informatif dan
mudah interprestasi data hasil analisis jika
ditampilkan secara kuntitatif dengan fokus pada
kawasan yang perlu diproteksi seperti yang
mempunyai JE biodiversiti tinggi. Misalnya dengan
mengukur dampak KRP terhadap fungsi JE
biodiversiti, dengan memperhatikan luasan secara
proposional antara luasan JE tinggi yang terokupasi
oleh KRP
File pendukung

Disarankan untuk membuat Peta status


Rekomendasi KLHS dan menambahkan shapefile
struktur ruang
Tauhid, SP., M.Si (Tim Validator KLHS Provinsi Sulawesi Tengah)
SK Pokja KLHS RDTR

1. Tenaga Ahli Pendamping belum tercantum


(belum ditetapkan) dalam SK
Tanggapan
Halama Halaman
Pernyataan Saran Perbaikan Pemrakarsa/
n Perbaikan
Perbaikan
2. Pokja KLHS RDTR Perkotaan Kintom Batui;
3. Pada konsideran “Mengingat”, Angka 5, tertulis
Peraturan Menteri No. 21
4. Tahun 2021… seharusnya Peraturan Pemerintah
No. 21, dst;
5. Belum mencantumkan dalam konsideran SK
Pokja, beberapa peraturan yg
6. terkait erat dengan KLHS, a.l.:
• UU 11 Tahun 2021;
• PP 46 Tahun 2016;
• Perda Sulteng No. 5 Tahun 2020.
Laporan Dokumentasi Kegiatan

1. Belum memuat Daftar Hadir (absensi) setiap


pertemuan (KP, GD, dan UP);
2. Belum memuat Berita Acara setiap pertemuan
(KP, GD, dan UP);
3. Belum memuat Penjaminan Kualitas;
4. Belum memuat BA Pengintegrasian Hasil
KLHS ke dalam KRP RDTR;
5. Belum melampirkan bukti pemenuhan
kompetensi penyusun sbg lampiran CV;
i Kata Pengantar Laporan KLHS belum
ditandatangani
1-2 1. Kenapa muncul nama Kab. Pangandaran dalam
laporan KLHS?
2. Jika dicermati paragraf ke-2: “Oleh karena itu,
… dst” maka tampaknya ada paragraf
sebelumnya yang hilang, yang berbicara tentang
dasar pertimbangan mengapa RDTR WP
Kintom Batui perlu dilengkapi KLHS;
Bab III Gambaran Umum

Belum mencantumkan letak geografis (astronomi)


WP Kintom Batui (koordinat Lintang dan Bujur)

4-26 s/d Disarankan agar ANALISA KINERJA JASA


44-27 EKOSISTEM menyesuaikan istilah/nomenklatur,
pengelompokan dan metode perhitungan sesuai
regulasi yang berlaku.
4-33 Pokok pikiran paragraf 2 s.d. paragraf 4 pada
halaman ini terasa sangat teoritis. Keempat
paragraf ini berbicara tentang bagaimana
melakukan analisis indeks vegetasi berdasarkan
hasil interpretasi citra satelit;

Saran:
Tanggapan
Halama Halaman
Pernyataan Saran Perbaikan Pemrakarsa/
n Perbaikan
Perbaikan
Sub bab ini diharapkan bisa menjelaskan secara
lebih rinci mengenai hasil uji pengaruh muatan
setiap KRP yang dinilai berpotensi akan
berdampak dan/atau berisiko terhadap kerusakan,
kemerosotan,
dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati
(biodiversity). Akan lebih baik lagi jika bisa
menyebut jenis-jenis flora dan fauna (spesifik
wilayah) yang terancam oleh muatan KRP.
Tabel 4.17 integrasi KLHS:

1. Disarankan dapat menyebutkan bentuk


RTHnya, luasnya, serta lokasinya dan dimuat
dalam data spasial, a.l. taman kota, hutan kota,
sabuk pantai, pedistrian jalan, dsb.
2. Untuk konservasi air hujan: disebutkan
bentuknya: embung, sumur resapan, dsb
Membuat / menambahkan matriks perubahan KRP
RDTR sebelum dan setelah integrasi Hasil KLHS.
Dr. Moh. Yasin Baculu, S.Sos., MT (Tim Validator KLHS Provinsi Sulawesi Tengah)
1-4 PP 46 Tahun 2017 bukan tentang KLHS,
seharusnya PP 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Penyelenggaraan KLHS
Pada bagian dasar hukum, Permen ATR/BPN No.
14 Tahun 2021 tentang Basis Data belum
ditambahkan. Perlu ditambahkan Permen
ATR/BPN No. 14 Tahun 2021 tentang Basis Data
2-2 Istilah BWP (Bagian Wilayah Perkotaan) sudah
diganti dengan WP (Wilayah Perencanaan) sesuai
dengan Permen ATR/BPN No. 11 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penyusunan, Peninjauan
Kembali, Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten, Kota, dan Rencana Detail Tata Ruang

2-2 Pada bagian istilah dan definisi terlihat beberapa


kali masih disebutkan PP No. 15 Tahun 2010,
sedangkan PP tersebut sudah dicabut dan
digantikan oleh PP No. 21 Tahun 2021
4-12 Belum dijelaskan secara lebih rinci bagaimana cara
untuk mengatasi gap kebutuhan air bersih yang
bisa mencapai -330,42 lt/dt (normal) dan mencapai
-668,24 lt/dt (Jam puncak) pada proyeksi
kebutuhan air bersih sampai tahun 2040. Solusi
yang diberikan dengan optimalisasi air baku
permukaan Sungai Lamo maupun memanfaatkan
debit limpasan air hujan dari beberapa DAS
Tanggapan
Halama Halaman
Pernyataan Saran Perbaikan Pemrakarsa/
n Perbaikan
Perbaikan
sebesar 101,987 lt/dt belum memenuhi angka gap
kebutuhan air bersih yang dituangkan dalam tabel
proyeksi kebutuhan air bersih di WP Kintom Batui
4-17 Tempat evakuasi bencana yang dibahas dalam
rencana struktur ruang hanyalah Tempat Evakuasi
Sementara (TES), sebaiknya ditambahkan juga
pembahasan terkait Tempat Evakuasi Akhir (TEA)
5-10 Kenapa zona peruntukan WP Kintom Batui
merupakan penjabaran dari rencana pola ruang
RTRW Kabupaten Donggala Tahun 2021-2041?
Seharusnya penjabaran RTRW Kabupaten Banggai
Tahun 2012-2032. Mohon perhatikan muatan
dalam matek agar sinkron dan konsisten.

Palu, 30 Desember 2020


KEPALA BIDANG TATA LINGKUNGAN
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
PROVINSI SULAWESI TENGAH,

Andi Rahmadani, ST., MT.


NIP.19691111 199803 2 008

Anda mungkin juga menyukai