OLEH KELOMPOK 5 IMELDA LASA JOHAN MALEY AMBROS BUSA PASO DEWI HASSAN ONGKY HUKAPATI Contoh kasus pelanggaran kode etik seorang pasien datang dengan fraktur kompleks pada femur
sinistra menjalani suatu pembedahan di sebuah kamar
operasi. Sebagimana layaknya, sebelum pembedahan
dilakukan anastesi terelbih dahulu. Pembiusan dilakukan oleh
anastesi, sedangkan operasi dipimpin oleh dokter ahli bedah
ahli tulang (orthopedy). Awalnya operasi berjalan lancar,
namun tiba-tiba sang pasien mengalami kesulitan bernafas.
Bahkan setelah operasi selesai dilakukan,
pasien tetap mengalami gangguan pernapasan hingga tak sadarkan diri, akibatnya ia harus dirawat terus menerus di ruang perawatan intensif dengan bantuan mesin pernapasan (ventilator) tentu kejadian ini sangat mengherankan pasalnya sebelumnya dilakukan operasi pasien dalam keadaan baik, kecuali masalah tulangnya. Usut punya usut ternyata kedapatan bahwa ada kekeliruan dalam pemasangan gas anastesi (N2O) yang dipasang pada mesin anastesi, harusnya gas N2O, ternyata yang diberikan gas CO2 padahal gas C02 dipakai untuk operasi katarak, pemberian C02 pada pasien tentu mengakibatkan tertekannya pusat-pusat pernapasan sehingga proses oksigenasi menjadi sangat terganggu, pasien jadi tidak sadar dan akhirnya meninggal. Pelanggaran kode etik yang dilakukan : 1. non maleficence Dalam kasus ini perawat anastesi melakukan pemasangan gas oksigen yang salah sehingga menyebabkan gangguan pernapasan pada pasien dan kematian pada pasien. 2. akuntability Dalam kasus ini perawat anasthesi tidak melakukan dan memahami prosedur dari tindakan pemasangan gas oksigen pada tabung dengan benar dan baik. 3. veracity Dalam kasus ini perawat tidak mengatakan dengan jujur kesalahan yang sidah ia lakukan terutama kepada dokter dan teman sejawat lainnya sehingga ketika di usut baru ketahuan penyebab dari gangguan pernapasan pasien.