Anda di halaman 1dari 36

Webinar Nasional DPD LDII KOTA MAKASAR

23 Juli 2023
TEMA
Strategi Komunikasi & Parenting Bagi Mubaligh/Mubalighot & Orang tua
Dalam Mencetak Generasi Unggul, Faqih, Berakhlak Mulia & Mandiri

PERAN ORANG TUA & GURU DALAM


PENGASUHAN POSITIF
Mengasuhan & Mendidik Anak Merupakan
Pendidikan Tertinggi dalam Pendidikan Manusia
SIAPA yang terlibat dalam
PENDIDIKAN & PENGASUHAN

Orang Tua
Anak atau Siswa Didik

Komunitas Guru
MENGASUH
• Luas dan dalam.
• Kompleks dan abstrak.
• Tidak hanya bisa dipahami hanya dari 1 sisi.

• Proses membesarkan dan mendukung perkembangan fisik dan mental yang


juga meliputi pikiran (intelektual), emosional, sosial, spiritual dari bayi hingga
dewasa.

• Tujuan, untuk menghasilkan generasi muda yang CERDAS & SEHAT


PENGASUHAN POSITIF
INTER AKSI & AKTIFITAS

Anak atau
Siswa didik
Orang tua Guru PENTINGNYA
PENGASUHAN POSITIF
Penyimpangan
Perilaku
SALING PERLINDUNGAN KETRAMPILAN
MENGHARGAI ANAK HIDUP

Terbentuknya 6 Tabiat Luhur & 4 Tali Keimanan


MENGAPA PENTING MEMAHAMI TAHAPAN
PERKEMBANGAN

• Agar dapat melakukan pengasuhan positif sesuai usia anak.


• Agar dapat melakukan deteksi dini gangguan tumbuh kembang
BAGAIMANA MENERAPKAN PENGASUHAN POSITIF

• Keteladanan.
• Konsisten.
• Pembiasaan.
• Komunikasi Positif & Efektif.
• Disiplin Positif.
• Tanpa Kekerasan.
APA YANG HARUS DIPAHAMI ORANG TUA

1. TAHAP
2. KOMUNIKASI 3. DISIPLIN POSITIF
PERKEMBANGAN ANAK
POSITIF & EFEKTIF
APA YANG HARUS DIKETAHUI TENTANG TUMBUH
KEMBANG ANAK.

• Setiap anak UNIK


• Tumbuh kembang dipengaruhi oleh bawaan dan lingkungan.
• Setiap tahapan perkembangan dipengaruhi tahapan
sebelumnya.
• Perkembangan dipengaruhi kematangan dan faktor belajar.
• Dalam rentang perkembangan dikenal dengan periode sensitif
dan kritis.
• Tumbuh kembang anak berkembang pesat pada saat usia dini 0
– 6 tahun.
• Otak anak berkembang pesat (80 % otak berkembang pada 5
tahun pertama, tergantung gizi, rangsangan dan kasih sayang)
Komunikasi Positif & Effektif
ANAK, ibarat KERTAS PUTIH
• apa yang diajarkan itulah yang ia pelajari
• apa yang dengar itulah yang akan dia ucapkan
• apa yang dirasakan itu pulalah yang akan mereka katakan.
• apa yang mereka lihat itulah yang akan mereka lakukan.

SETIAP ORANGTUA “kapanpun”, “di manapun”, dan dalam


“kondisi apapun”, perlu berkomunikasi yang baik dan positif
karena akan membantu perkembangan anak menjadi lebih baik.
Demikian pula guru.
PENTINGNYA KEMAMPUAN KOMUNIKASI
BAGI ORANG TUA

• Hal berikut perlu dilakukan oleh orang tua dan juga guru agar dapat membangun
potensi anak dan juga mendukung proses pembelajaran di sekolah :
“ Membangun Komunikasi Positif dan Efektif di dalam Keluarga dan dilingkungan
Sekolah”

• Dengan terjalinnya komunikasi yang baik, maka anak atau siswa lebih mudah diajak
kerjasama untuk berperilaku positif, mudah belajar kecakapan hidup.
MENGAPA ORANGTUA/GURU PERLU MENINGKATKAN
KOMUNIKASI DENGAN ANAK/SISWA

• Hampir 85% persoalan yang terjadi pada anak, bisa  merupakan akibat
cara komunikasi orangtua-anak yang kurang tepat ?

• Misal : Anak menjadi malas belajar, suka berbohong, terkesan tidak


punya semangat, tidak disiplin dan minder adalah beberapa contoh
persoalan anak yang bisa timbul akibat CARA KOMUNIKASI
orangtua ke anak yang KURANG TEPAT.
KOMUNIKASI POSITIF Dasar anak
malas, di
suruh belajar
kok susah
Kamu tidak
KATA POSITIF pernah becus
mengerjakan
nya.
• Aku
bodoh
• Aku tidak
cakap.

Menciptakan lingkungan yang AMAN &


KATA NEGATIF
NYAMAN yang dapat menumbuhkan
perasaan diterima, dihargai, dicintai. Menciptakan ligkungan yang kurang
nyaman, menimbulkan perasaan tidak
diterima, tidak dihargai, tidak dicintai
 
Bagaimana Menggunaan Kalimat Positif

• Mengganti kalimat negatif seperti kata “jangan”, “tidak boleh”,


“dilarang” dengan kalimat positif yang semakna dengannya.

Gunakan kalimat positif untuk mengarahkan anak,


karena anak akan lebih mudah mencerna
kalimat positif daripada mengatakan kalimat
negatif atau larangan, meskipun artinya sama.
Ketika melihat anak sedang asyik bermain naik-turun tangga,
orangtua dapat menegurnya dengan menggunakan kalimat persuasif,
“turun nak, mainnya di lantai bawah saja, yuk!” sebagai pengganti dari
kalimat negatif berikut, “aduh, jangan main di tangga, nanti jatuh!”.

Contoh lain
• “Kalau nonton TV jangan dekat-dekat”, menjadi “Kalau nonton TV,
mundur lagi, duduk di sofa”.
• “Mainan jangan dimasukin mulut”, diubah menjadi “Yang boleh
masuk ke mulut, makanan dan minuman”.
• Mengapa bisa dikatakan lebih mudah
mengucapkan kalimat negatif secara
spontan?.

• Karena kalimat ini merupakan respon


sesaat atas kondisi yang dilihat dari
anak, yang tidak dikehendaki orang
tuanya.

• Misalnya, orang tua melihat anaknya


memukul adiknya akan terkejut
menyaksikan hal itu.

• Kalimat spontan yang meluncur dari


ayah ataupun ibu: “dasar anak nakal!,
jangan memukul adikmu lagi ya”.
• Bagaimana menggubah kalimat “dasar nakal!, jangan memukul adikmu”
menjadi kalimat positif.

• Memerlukan pemikiran dan pembiasaan dalam merangkai dan menyusun


kalimatnya seperti “tanganmu bukan untuk memukul adikmu, tapi tanganmu
digunakan untuk hal hal baik”.

• Pandangan anak tentang dirinya akan baik atau tidak baik, sangat tergantung
pada bagaimana cara orangtua berkomunikasi dengan mereka.
MANFAAT MENGGUNAKAN KALIMAT POSITIF

• Anak MERASA AMAN & NYAMAN berhubungan


dengan orangtuanya.

• Menghasilkan PERUBAHAN PERILAKU pada anak.

• Terjadinya SALING PENGERTIAN antara orangtua


dan anak.

• Menumbuhkan RASA DIRI BERHARGA.

• Menghasilkan PERUBAHAN SIKAP.


KOMUNIKASI EFEKTIF dengan MENDENGAR
AKTIF
• Kapan orang tua atau pendidik dapat
mendengarkan dan kapan tidak ?

• Bila orang tua atau pendidik punya waktu.

• Bila orang tua atau pendidik dapat


mendengarkan dengan penuh perhatian
dan rasa kasih.

• Juga kenali batasan kita sebagai orang tua


atau pendidik.
PERLU DIKETAHUI TENTANG KEMARAHAN

• Kemarahan adalah suatu emosi sekunder dan tidak pernah merupakan


emosi primer
• Rasa terluka, cemas, malu dan tidak aman adalah emosi primer yang
berada dibalik kemarahan
eksplisit
Emosi
Sekunder
Jengkel
Dongkol
Kecewa
Kesal
Marah
Frustrasi

implisit

dicintai
Emosi
bernilai
aman berharga
Primer
Pada dasarnya setiap
orang merasa dirinya
dipahami baik, positif adanya
positif
MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF
1. Beri kesempatan anak untuk bicara lebih banyak.
2. Gunakan keterampilan Mendengar Aktif
3. Berkomunikasi sejajar dengan anak sambil menatap
matanya.
4. Berbicara dengan singkat dan jelas agar anak mengerti.
5. Gunakan bahasa (kata-kata) yang positif (hindari kata
jangan)
6. Refleksikan atau pantulkan perasaan dan arti yang
disampaikan.
7. Memperhatikan bahasa tubuh anak
8. Bersikap empati.
DISIPLIN POSITIF

• Bila disiplin positif ditegakkan.


• Akan membangun SIKAP RESPEK anak terhadap ATURAN.
• Mempermudah orangtua menekankan batas-batas pentting dalam hidupnya mana
yang BOLEH atau TIDAK BOLEH
DISIPLIN POSITIF

• Disiplin diperlukan untuk mengembangkan batas-batas pada diri agar


anak memahami konsep “benar – salah”
• Perlu diterapkan sejak dini, walaupun membutuhkan waktu sedikit lama
untuk benar-benar memahami konsep tersebut seutuhnya.
• Disiplin mengenalkan pada anak tentang kenyataan yang terjadi di dunia
atau kehidupan sehari-hari, punya banyak sekali peraturan.
• Umumnya orang mengasosiasikan disiplin dengan MENGHUKUM,
dianggap agar anak jera.
• Disiplin dengan cara menghukum anak konotasinya negatif -> itu
TIDAK TEPAT.

MERUSAK HARGA DIRI anak  Menggunakan rasa bersalah agar


anak menjadi lebih baik lagi.

Cat. “ Hindari menegakkan disiplin


dengan perasaan bersalah.”
MENEGAKKAN DISIPLIN POSITIF
ATURAN YANG KOLABORATIF (aturan yang disepakati bersama anak)

1. Diskusikan pentingnya aturan.


2. Buat aturan dalam kalimat
- konkrit (apa yang dilihat atau dikatakan atau perilakunya)
- positif (tidak ada kata harus, jangan )
- logis.
3. Aturan tidak harus selalu dibuat oleh orangtua.
Contohnya dalam menyepakati jam belajar. Anak dan orangtua bisa
berdiskusi, berapa jam yang dibutuhkan anak untuk mengulang
pelajaran sekolahnya. Juga dalam menonton TV , menggunakan
gadget, dsb.

4. Aturan ditulis semenarik mungkin.

5. Evaluasi secara berkala.

Orangtua menunjukkan cinta kasih tetapi


tetap dengan ketegasan (Law & love).
Menerapkan aturan pada anak  bersifat JELAS & SPESIFIK.
• Aturan berisi TINGKAH LAKU yang diharapkan atau tugas-tugas lainnya
dapat dilakukan anak setiap hari.
• Aturan SESUAIKAN dengan usia anak.
• Orangtua wajib bersikap TEGAS & KONSISTEN dalam menerapkan aturan,
namun tetap disertai sikap tenang dan hangat.
Cara efektif dalam menerapkan
disiplin 
Ajak dialog tentang mengapa harus mengubah perilaku.
- Memberikan contoh melalui cerita fiktif.
- Menjelaskan konsekuensi dari perbuatan salah bagi anak, tidak menggunakan
hukuman/punishment dan penghargaan (reward).

Berikan konsekuensi terhadap perbuatan salah:


- Mencabut haknya yang disenangi (menonton tv, bermain games, makan es krim
dll).
- Membuat anak melakukan suatu tugas yang ada manfaatnya, namun tidak
disenanginya.
Konsisten dalam menegakkan disipilin.

Berikan penghargaan
- memberikan belaian, senyum untuk beberapa saat untuk perilaku yang diharapkan.
- memberikan pujian untuk rasa percaya diri dalam menerapkan disiplin lebih banyak
diberikan daripada kritikan.
- diberikan hak istimewa untuk penguat perilaku yang diharapkan
Kita tidak bisa memberi apa yang
tidak kita miliki.
“ Kita tidak bisa memberi
sesuatu – nilai, keimanan,
perilaku, akhlak dll – jika itu
tidak ada didalam diri kita “
Kita tidak menunjukkan mana yang benar dan mana yang salah,
namun ajarilah anak-anak untuk mengetahui sendiri mana yang benar
dan mana yang salah untuk mengembangkan
KESADARAN HATI NURANINYA
• profil

Dra. Nana Maznah Prasetyo, M. Si


email
nanapras@yahoo.com
nana.maznah.p@gmail.com

website
www.nanamaznahzubir.com
www.naniparenting.wordpress.com

• Konselor & Mediator masalah relationship/perkawinan/keluarga


• Konselor dalam Recovering Addict
• Family Terapis
• Motivational Facilitator
• Trainer Parent Efectiveness Training
• Salah satu fasilitator terakreditasi Internasional Living Value Educational Program (LVEP)
• Explorer Points Of You
• Komunitas Rumah Pencerah (KRP) Jakarta
• Nara Sumber Kemendikbud bidang Pembinaan Keluarga
• Pemberdayaan Perempuan
• Pembinaan Keluarga
• Pendidikan Anak Usia Dini

Anda mungkin juga menyukai