Anda di halaman 1dari 95

DESKRIPSI

Pembahasan meliput definisi patologi,


klasifikasi keadaan patologis, penyakit
akut dan kronis serta faktor-faktor
penyebab perubahan patologis.

1
TUJUAN pembelajaran

Memahami batasan pengertian:


- patologi
- keadaan patologis,
- klasifikasi keadaan sakit,
- faktor-faktor penyebab sakit dan
- perbedaan penyakit akut dan kronis.

2
POKOK BAHASAN

Mampu Menjelaskan:
- Berbagai definisi dan Klasifikasi keadaan
patologis/sakit
- Batasan pengertian penyakit akut dan
kronis
- Faktor-faktor penyebab timbulnya
penyakit/sakit.

3
PATOLOGI

PATHOLOGY:
Studi tentang: penyakit,
- penyebabnya,
- mekanismenya dan
- efek
yang terjadi pada tubuh manusia

(Petikan dari: AMA Encyclopedia of Medicine) 4


PATOLOGI (PA.THOL’O.GY )

Penyakit (Disease)
[Disease, L: dis = seperation, ease = of aise]

1. Gangguan fungsi atau struktur bagian, organ


atau sistem tubuh yang timbul akibat
kegagalan mekanisme penyesuaian diri
(adaptif) suatu organisme melawan stimuli
atau stress dengan memadai.
(= reaksi tubuh terhadap cedera, sakit/ penyakit)

5
PATHOLOGY (Lanjutan-1)

2. Suatu kesatuan khusus yang merupakan


total jumlah dari berbagai ekspresi satu
atau lebih proses patologik.
Penyebab kesatuan penyakitnya terwakili
oleh dasar proses patologik digabung
dengan faktor penyebab sekunder yang
penting.

(Sumber: Blakiston’s New Gould Medical Dictionary)

6
Patologi (Lanjutan-2)

• Dalam keadaan non-patologik (normal):


eksistensi tubuh bergantung kepada ribuan
upaya penyesuaian, yang terlaksana setiap
detik, melalui mekanisme homeostasis tubuh
sendiri, untuk menjawab perubahan yang terjadi
di luar tubuh.

(Contoh: suhu udara luar terlalu dingin, di dalam


ruang terlalu panas, atau rasa haus karena kehi-
langan cairan tubuh dsb.)
7
PATOLOGI ?

 Ilmu yang mempelajari penyakit


 Disebabkan karena perubahan struktur
dan fungsi dari sel dan jaringan tubuh
 Tujuan utama untuk mengidentifikasi
sebab suatu penyakit, untuk program
pencegahan suatu penyakit.
PEMBAGIAN PATOLOGI
 Histopatologi : menemukan dan mendiagnosa
penyakit dari hasil pemeriksaan jaringan
 Sitopatologi : menemukan dan mendiagnosis
penyakit dari hasil pemeriksaan sel tubuh yang
dapat diambil.(aspirasi cairan tubuh)
 Patologi forensic : aplikasi patologi untuk tujuan
yang legal (misalnya menemukan sebab
kematian pada kondisi yang tertentu.
Contoh Sitopatologi
• Etiology: (alternatively aetiology) is the study of causation.
– The word "aetiology" is mainly used in medicine, where it is the
science that deals with the causes or origin of disease, the
factors which produce or predispose toward a certain disease or
disorder.

• Pathogenesis: The development of a disease. The origin of


a disease and the chain of events leading to that disease.

11
A sign is an indication of some fact or quality; and a
medical sign is an objective indication of some medical
fact or quality that is detected by a physician during a
physical examination of a patient
A symptom is a departure from normal function or feeling
which is noticed by a patient, indicating the presence of
disease or abnormality. A symptom is subjective, observed
by the patient, and not measured
A lesion is any abnormal tissue found on or in an
organism, usually damaged by disease or trauma. Lesion
is derived from the Latin word laesio which means injury.
Prognosis is a medical term denoting the doctor's
prediction of how a patient's disease will progress, and
whether there is a chance of recovery. This word is often
used in medical reports dictating a doctor's view on a case.
12
APAKAH PENYAKIT ITU
Penyakit adalah suatu kondisi dimana
terdapat keadaan tubuh yang abnormal
yang menyebabkan hilangnya kondisi
normal yang sehat. 
Ditandai secara spesifik oleh gambaran
yang jelas (sebab, tanda dan gejala,
perubahan morfologi dan fungsi dsb). 
KARAKTERISTIK PENYAKIT
• Etiologi (sebab)
• Patogenesis (mekanisme)
• Komplikasi atau cacat (efek)
• Prognosis (keluaran)
ETIOLOGIK
Suatu agen primer yg bertanggung jawab
untuk memulai proses selanjutnya yg
menghasilkan sakit
Etiologik faktor:
Biologi: bakteri,virus,jamur
Fisik: trauma,luka bakar,radiasi
Kimia:racun,alkohol
Genetika:keturunan
 alopesia
 hemofilia
 diabetes mellitus
PATOGENESIS
 Patogenesis penyakit merupakan suatu
mekanisme yang menghasilkan tanda dan
gejala klinis maupun patologis.
Contoh :
 inflamasi : respon terhadap kuman/agen yang
menyebabkan kerusakan jaringan
 Degenerasi : kemunduran sel atau jaringan
yang merupakan respon atau kegagalan dari
penyesuaian terhadap berbagai agen
 Karsinogenesis : mekanisme dimana bahan
karsinogen menyebabkan terjadinya kanker
KOMPLIKASI DAN CACAT
Penyakit dapat lama , efek sekunder
atau jauh ,yang dapat menyebabkan
komplikasi yang jauh disertai kelainan
bentuk anatomi /fungsi
Contoh:
Diabetes Militus
Komplikasi : Kebutaan, Jantung
Koroner, Kerusakan Ginjal.
Lepra
Kecacatan Pada Organ Gerak Perifer.
PROGNOSIS
Prognosis merupakan perkiraan terhadap apa
yang diketahui atau terhadap perjalanan suatu
penyakit, sebagai kemungkinan yang akan
dihadapi oleh penderita.
Dipengaruhi:
Umur, jenis kelamin dan stadium penyakit
Contoh:
Stadium Pada Penyakit Kanker.
FISIOLOGI (PHYS”I.OL’O.GY)

• Ilmu yang menjelaskan tentang fungsi


organisme hidup atau bagian-bagiannya
sebagai perbedaannya dengan morfologi.

Patofisiologi adalah bidang ilmu gangguan


fungsi atau modifikasi fungsi akibat ulah
penyakit

19
FISIOLOGI (Lanjutan)

Proses
kesinambungan pemonitoran
dan
penyesuaian diri tubuh
termasuk bidang ilmu
Fisiologi
(Physiology)

20
PATOLOGI

(1) Studi tentang adaptasi terhadap


perubahan di lingkungan luar maupun
dalam yang kurang adequat

atau

(2) Studi ilmiah tentang


“the way things go wrong”

(W.G. Spector: An introduction to General Pathology, 3 rd ed.


revised by T.D. Spector))

21
PATOLOGI (Lanjutan-1)

Ketidakmampuan menjawab stimuli bisa


berbentuk:

1. Kegagalan menjawab stimuli dengan


tepat yang sederhana.
atau
2. Mekanisme adaptif yang berbalik
menyerang tubuhnya sendiri

Contoh: Antibodi yang timbul menyerang/


merugikan tubuhnya sendiri (autoimunitas)
22
Patologi (Lanjutan -2)

Penyakit/sakit timbul akibat:

1.  ketidakmampuan tubuh menjawab


stimuli,
atau

2.  hasil yang nampak akibat


mekanisme
adaptif yang kurang menguntungkan
tubuhnya sendiri
23
Patologi (Lanjutan -3)

Contoh beberapa gangguan/penyakit:

• Ath”er.o’ma
[Y. athere = porridge; oma = tumor]
= menyempitnya pembuluh darah (p.d.)
akibat deposit lemak (atherosclerosis)
 mengganggu aliran darah.

Atherosclerosis timbul akibat degenerasi lemak


dinding pembuluh darah yang terinfiltrasi zat lipid
(lemak)  dinding menjadi kurang kuat menahan
tekanan.

(Y = Yunani kuno, L= latin)


24
Patologi (Lanjutan-4)

• Can’cer merusak sel/jaringan


[L. crab, kepiting] = tumor ganas
(malignant), bisa:
- carcinoma atau sarcoma.

• Throm.bo’sis  penyumbatan pembuluh


darah [Y. a becoming curdled] =
pembentukan throm’bus. [pl.thrombi, thrombos]
= bekuan darah yang terbentuk di dalam
jantung atau pembuluh darah akibat
lambatnya aliran atau perubahan permukaan
dinding pembuluh darah.
25
Patologi (Lanjutan -5)

• Stress  menimbulkan gangguan lain


[L. stringere. To bind tight] .

Stress = mengikat dengan ketat.

1. Beban berat, tarikan, tekanan atau gangguan


mekanik lain.

2. Pada ilmu kedokteran = suatu stimulus/


stimuli yang demikian hebat sehingga
mengganggu homeostasis organ.

26
HOMEOSTASIS

Ho”me.o’sta.sis
[Y. homios = like, stasis = position]
= koordinasi proses fisiologi tubuh untuk
mempertahankan kemantapan status internal
organisme dalam menghadapi keadaan
perubahan lingkungan eksternal.

• Efek samping mekanisme homeostasis 


menimbulkan gangguan keseimbangan tubuh.
27
Patologi (Lanjutan-7)

• Di dalam patologi tidak ada hukum adanya


themes:
Penyakit timbul
1. sering sebagai kelanjutan mekanisme
survival yang terdahulu.
2. akibat kegagalan adaptasi yang menim-
bulkan tekanan pada diri dan progresif.
3. sebagai respons tubuh segera (dini) yang
terlalu berlebih terhadap even lingkungan
4. akibat adanya duel patologis
(antara bakteri/kuman >< manusia)
28
KLASIFIKASI KEADAAN PATOLOGI

Dasar Klasifikasi:

primer : adalah defek


atau
jawaban badaniah yang terjadi
dan
bukan berdasarkan kausa (penyebab).

29
(1) Gejala inflamasi (radang/peradangan):

- Color (panas),
- Rubor (merah),
- Tumor (bengkak),
- Dolor (sakit) dan
 - Fungsio-lesion (gangguan fungsi)
yang beratnya bergantung pada site
inflamasi pada bagian tubuh yang
terkena.
(Five Cardinal Signs)
30
KLASIFIKASI KEADAAN PATOLOGI (Lanjutan-1)

Umumnya inflamasi diikuti akumulasi sel


darah putih (leukosit) yang tertarik ke site
inflamasi oleh zat kimiawi radang.

Sel darah putih (leukosit) ini diperlukan


untuk:
(a) menghancurkan microba penyerang
dan juga diperlukan untuk
(b) perbaikan/ penyembuhan jaringan
yang rusak.
31
KLASIFIKASI KEADAAN PATOLOGI (Lanjutan-2)

Inflamasi yang kurang tepat bisa diatasi


dengan pemberian:
- corticosteroid atau
- anti inflamasi non-steroid.

Contoh: Rheumatoid arthritis,


Gangguan autoimune

32
KLASIFIKASI KEADAAN PATOLOGI (Lanjutan-2)

(2) Degenerasi -> Perubahan fisis atau kimiawi


sel, jaringan atau organ yang mengurangi
efisiensi sel/jaringan/organ terkait.

Penyebab: belum diketahui dengan pasti,


bisa akibat proses penyakit, bisa suatu
gambaran lansia.

Sebab lain: bisa cedera, pengurangan aliran


darah, keracunan, diet kurang gizi vitamin
tertentu.
33
KLASIFIKASI KEADAAN PATOLOGI (Lanjutan-3)

(3) Neoplasia
Adalah istilah medis untuk tumor
= pertumbuhan sel/jaringan baru, bisa:

- malignant (ganas) bisa


- carcinoma (asal jaringan epitel)
- sarcoma (asal jaringan lunak)
- mix-tumor (campuran)
- benign (jinak)

34
Klasifikasi Patologi (Lanjutan-4)

(4) Kelompok penyakit congenital atau


hereditary (keturunan) atau aquired (didapat)

Congenital (Kongenital): hadir sejak dilahirkan.


Ini bisa diturunkan secara genetik, bisa karena
ada infeksi atau kerusakan di dalam
kandungan atau timbul saat dilahirkan (didapat
di jalan lahir).

Hereditary (keturunan): Transmisi sifat bawaan

melalui mekanisme genetik. 35


Definition (Batasan Pengertian)

DISEASE: (The Bantam Medical Dictionary 3rd ed)


A disorder with a specific cause and
recognizable signs and symptoms any
bodily abnormality
or
failure to function properly, except that
resulting directly from physical injury
(the later, however may open the way for
disease).

36
Definition (Batas Pengertian) (Lanjutan-1)

DISEASE:
(The Signet Mosby Medical Encyclopedia, Rev. ed)
1. A condition of abnormal function involving
any structure, part, or system of an
organism.
2. A specific illness or disorder marked by a
specific set of signs and symptoms.
It may stem from:
* heredity * infection * diet * environment

37
Penyakit Akut dan Kronis

ACUTE DISEASE
(PENYAKIT AKUT)

= is one with symptoms that are


usually severe, but last only a short time.
The patient gets better, moves into a long-
term phase, or dies.

(Contoh: influensa)

38
Penyakit Akut dan Kronis (Lanjutan(

CHRONIC DISEASE
(PENYAKIT KRONIS)

= is one that persists over a long period


of time, but is often less severe than an
acute disease.

(Contoh: Tuberculosis)

39
FAKTOR-FAKTOR
PENYEBAB PERUBAHAN PATOLOGIS

• Di antaranya, meliput:
- Pathogens (penyebab penyakit)
- Racun (poisonous) kimia
- Radiasi
- Inflamasi
- Degenerasi
- Akumulasi substansi abnormal
- Defek metabolik
- Gangguan nutrisi
- Carcinogens

40
Cabang Patologi

Cytopathology: satu cabang sitologi yang


mempelajari perubahan patologi pada sel

Histopathology: cabang histology yang


berhubungan dengan perubahan jaringan.

Kedua cabang ilmu tersebut bertumpu pada


pemeriksaan sel jaringan tubuh di bawah
mikroskop (Laboratorium PA = Patologi-Anatomik)

41
Cabang Patologi

Post-mortem pathology yang berkembang


sejak abad ke 18 dan 19 menjadi dasar
pengembangan ilmu medis modern.

Melalui postmortem patologi memungkinkan


para ahli medis mengkaitkan simtoma
penyakit dengan perubahan yang terjadi
pada organ dalam tubuh  ini memung-
kinkan para dokter menentukan akurasi
diagnoses berserta efek dari terapi yang
telah dijalankan.

42
HOMEOSTATIC MULTICAUSAL THEORIES

Teori ini memperhatikan dan memperhitungkan


faktor-2 lain yang berhubungan dengan sakit
dan kesehatan.

HOMEOSTATIK

= kemampuan tubuh untuk mempertahankan


keseimbangan lingkungan internal tubuh
secara konstan terhadap pengaruh luar
(external) yang mengganggu.

43
Contoh:

Kemampuan tubuh mempertahankan:

- Suhu badan,
- Tekanan darah
- Kadar elektrolit dan cairan tubuh
- Kadar glucose serum
- Perbandingan O2 dan CO2 darah.

44
GENERAL ADAPTATION SYNDROME

Ini adalah
Sindrom respons tubuh terhadap stress
tanpa mempertimbangkan diagnosenya.

Contoh: - kurang nafsu makan,


- berat badan turun.
- myalgia,
- rasa lelah dst.

45
GENERAL ADAPTATION SYNDROME (Lanjutan)

Badan/tubuh menjawab stress dalam usaha


untuk memelihara dan mengadaptasi melalui
Central & Autonomic Nervous System.
(sistem saraf otonomik pusat)

Bila demand stress berkelanjutan maka


kapasitas adaptasinya akan terlampaui dan
pasien jatuh ke dalam keadaan sakit.

46
GENERAL ADAPTATION SYNDROME (Lanjutan)

Teori menggambarkan bahwa stress sebagai


kausa penyakit timbul karena:

 demand yang terlalu berat akan


 memacu produk hormon adaptif
 glukokortikoid dan mineralkortikoid 
meninggi
 keduanya akan menurunkan daya tahan
tubuh terhadap penyakit dan
menimbulkan kerusakan jaringan.

47
PSYCHOLOGICAL THEORIES

Teori ini menjelaskan integrasi fisiologik,


psikologik dan faktor sosial untuk dapat
menjelaskan timbulnya sakit.

Tingkat resistensi seseorang fisiologik,


psikologik dan bergantung kepada sejauh
mana kemampuannya menanggulanginya
(coping with).
Resistensi terhadap infeksi, alergi dan
kanker bergantung kepada sejauh mana
kesempurnaan kerja system imunitas
tubuhnya!
48
PSYCHOLOGICAL THEORIES (Lanjutan)

• Pasien yang tidak tahan terhadap stress bisa


memiliki jawaban imunitas yang rendah  bukti
ada pada: ditemukannya ada gangguan aktivitas
natural killer cel

(Natural killer cel adalah satu jenis sel darah


putih leukosit khusus yang berkemampuan
menghancurkan virus dan sel kanker tanpa
mengenalnya terlebih dahulu virusnya.
Pada penyakit AIDS jenis sel inilah yang
terganggu kemampunanya membunuh HIV).

49
GENETIC ASPECTS to DISEASE
(Aspek Genetik Penyakit) (Black, 1993)

• Saat ini kemajuan di bidang biologi sudah


bisa menemukan gene yang berkemampuan
menyandi (encoding) gangguan tertentu.

• Perkembangan gene-therapy memungkinkan


para ahli mengubah gene yang berubah sifat
agar penyakit tertentu tidak terjadi.

50
Dasar Gene Therapy

adalah:

- Proses terapi yang ditujukan untuk


mereparasi atau mengganti sel yang
malfungsi dengan gene tepat, dan baik.

- Studi laboratorium saat ini sudah bisa


mengkoreksi sel imune sehingga trial
(ujicoba) klinik gene terapi menjadi
mungkin dilaksanakan.

51
GENETIC ASPECTS to DISEASE
(Aspek Genetik Penyakit) (Black, 1993) (Lanjutan-1)

Penelitian sedang dijalankan untuk terapi:


- Cystic finrosis
- Kanker otak
- Duchenne’s muscular dystrophy
- Diabetes
- Hypercholesterolemia
- Hemophyllia
- Parkinson’s disease, dan
- ADA deficiency (adenosine
deaminase enzyme)

52
GENE
Gene = a unit of the material of heredity.
In physical terms, a gene consists of a short
section of the substance DNA contained within
the nucleus of a cell

In functional terms, a particular gene has a


specific influence on the workings of a cell, the
activities of the same gene in many different
cells specifies a particular physical or
biochemical feature of the whole body (For
example, hair, color or chemical step in
digestion of food).
53
WHERE DO YOUR GENES COME FROM?

• A person’s genes are inherited from his or her


parents. Half come from the mother and half
from the father, via the egg and sperm cells.

Each parent provides a different selection of


“mix” of his or her genes to each child, this
accounts for the marked differences in
appearance, health, and personality among
most brothers and sisters. Everyone holds a
copy of his or her genes within each body cell.
54
MUTANT GENES

• Whenever a cell divides, copies of all of its


genetic material are made for the two daughter
cells by the process of DNA replication and
chromosomal division. However, the copying
process is not perfect, and very occasionally
a fault occurs, leading to a small change
(mutation) in the nucleic acid sequence, this,
in turn, alters the structure of the DNA in one of
the daughter cells – and thus leads to a change
in one of its genes. This mutant gene is then
passed on each time the cell subsequently
divides.
55
MUTANT GENES (Cont.-1)

• If a gene mutation occurs during the formation of


an egg or sperm cell that later takes part in
fertilization, the person who develops from the
fertilized egg will have the mutant gene in each
of his or her cells.

• Carrying a mutant gene can have variety effects.


In some case, it affects the structure of the
protein whose manufacture the gene directs.

56
MUTANT GENES (Cont.-2)

• Depending on the importance of the protein and


the change in structure, this usually has a
disadvantageous effect, ranging from mild
to lethal. Moreover, the mutant gene may be
passed on to some of the person’s own children.

• Diseases or disorders that result from such


mutant genes are known as genetic disorders.
Very rarely, genetic mutations occur that have a
positively beneficial effect.

57
SESI 1c

FAKTOR PSIKOSOSIAL
dalam
PATOLOGI

58
DESKRIPSI

Pembahasan materi meliput FAKTOR PSIKO-


SOSIAL terkait kelengahan, kepadatan
penduduk, kemiskinan, malnutrisi dan
lingkungan yang mempengaruhi kemudahan
timbulnya penyakit/sakitnya seseorang berserta
kemajuan iptek terkait temuan antibiotika dan
pola imunisai yang berhasil di bidang
pencegahan (prevensi) dan eradiksi penyakit
tertentu
59
POKOK BAHASAN

Mampu Menjelaskan:
Pengaruh faktor-faktor psikososial terhadap
timbulnya keadaan sakit dan temuan iptek
untuk:
- mengurangi,
- mencegah dan
- memberantas timbulnya penyakit.

60
FAKTOR PSIKOSOSIAL
dalam PATOLOGI

• Setiap orang tahu bahwa penyakit bisa


timbul akibat :
- kelengahan,
- kepadatan penduduk,
- kemiskinan,
- malnutrisi dan
- lingkungan yang kotor.
Sebagian penduduk dunia ternyata masih
hidup terbelenggu di dalam lingkaran tersebut.
61
FAKTOR PSIKOSOSIAL dalam PATOLOGI (Lanjutan-1)

• Orang juga tahu bahwa standard hidup


yang tinggi telah berhasil mengeradiksi
beberapa penyakit menular (communicable
diseases) : riketsia, pes, typhus, cholera,
typhoid, demam nifas dan TB.

(Tahun 2008 ini di Indonesia terbukti


pemberantasan penyakit infeksi kurang
berhasil)

62
FAKTOR PSIKOSOSIAL dalam PATOLOGI (Lanjutan-2)

Orang juga tahu bahwa pola hidup tingkat tinggi


ternyata menimbulkan pola penyakit yang juga
berbahaya, di antaranya obesitas, trombosis
koroner.

McKeown (penganalisis pekerja):


menemukan: bahwa hampir semua peningkatan
life expectancy yang mencolok, di kepulauan
Inggris abad 17 s/d 20, adalah terkait dengan
perubahan sosial
ketimbang kemajuan
ilmu medis atau patologi.

63
FAKTOR PSIKOSOSIAL dalam PATOLOGI (Lanjutan-2)

Kontribusi faktor-faktor terkait kemajuan ilmu


baru nampak nyata pada masa akhir-akhir ini,
walau demikian, urun efek antibiotika dan
kemoterapi ternyata hanya kecil bagi penang-
gulangan tuberculosis, pneumonia, dibanding
dengan hasil yang ditemui akibat perubahan
terkait peningkatan gizi, standard
perumahan, yang muncul saat pengem-
bangan industrialisasi berserta aksi
pemberantasan kemiskinan individu oleh
pemerintah.

64
Faktor Psikososial dalam Patologi (Lanjutan-3)

• Walau demikian kita tidak boleh lupa bahwa


statistik populasi yang menunjukkan hasil
menonjol efek lptek medis terkait laju survival
populasi tetap menjadi perhatian para dokter.
Ini termasuk/ke bidang ilmu:

PATOLOGI SOSIAL

65
Patologi Sosial yang klasik.

Kurang mendokumentasi
efek:
- psikologik industrialisasi,
- urbanisasi dan
- pengaruh nuklir pada pria
maupun wanita.

66
Faktor Psikososial dalam Patologi (Lanjutan-4)

• Setelah pangan dan papan terpenuhi, orang


senantiasa secara berkesinambungan akan
mengharapkan nasib kehidupannya akan lebih
baik dan lebih meningkat.

• Perhatian tentang peran faktor psikososial pada


timbulnya penyakit cenderung meningkat.

Banyak penyakit terbukti akibat faktor


psikososial atau sosial sebagai pemicu.

67
Faktor Psikolososial dalam Patologi (lanjutan-5)

• Kesulitan menghitung dan merinci berbagai


stress, even-even kehidupan atau kepribadian,
mengakibatkan sebagian besar kenyataan yang
ditemukan masih sulit dijelaskan.

• Namun demikian, ada temuan tertentu yang bisa


dipastikan:
Obervasi klinik membuktikan bahwa
faktor emosi berperan dalam penyakit
neoplastik.

68
Faktor Psikososial dalam Patologi (Lanjutan-6)

• Studi membuktikan bahwa ada peningkatkan stress


pada kehidupan seorang wanita saat sebelum terkena
kanker payu dara.

• Studi kepribadian membuktikan bahwa wanita kanker


payu dara berpribadi sangat pasif, kurang mampu
untuk mengekspresikan emosi keramahan ataupun
kemarahannya.

69
Faktor Psikososial dalam Patologi (Lanjutan-7)

• Peningkatan frekuensi stress dalam masa hidup


juga ditemukan sebelum penderita mengindap
neoplasma lain, penyakit kronik lain
(di antaranya: rheumatoid arthritis dan skisofrenia).

• Ditemukan juga ada peningkatan bukti-2 bahwa


faktor lingkungan penunjang sosial termasuk:
- keluarga,
- teman
dapat menjadi buffer stress individu.

70
Faktor Psikososial dalam Patologi (Lanjutan-8)

• Temuan bahwa ada kanker tertentu dan


penyakit auto-imun dapat dimodifikasi oleh
keadaan psikososial individunya, memacu
riset tentang hubungan antara sistem imun
dengan psike manusia.

• Respons imun manusia terbukti secara


experimen bisa ditekan secara invivo oleh
teknik psikologis hipnosis atau meditasi.

71
Faktor Psikososial dalam Patologi (Lanjutan-9)

• Banyak studi mutakhir membuktikan bahwa


respons limfositik akan tertekan pada penyakit
yang disertai depresi dan bahwa aktivitas
natural-killer-cel (limfosit) tertekan rendah pada
individu yang tidak bisa beradaptasi terhadap
stress.

• Studi ini menggambarkan tentang pentingnya


hubungan antara emosi dan penyakit dan
menyarankan pendekatan positif dalam hidup
untuk bisa memproteksi individu dari penyakit-2
tertentu.
72
Faktor Psikososial dalam Patologi (Lanjutan -10)

• Bukti yang meyakinkan bahwa faktor aksi


psikososial sebagai causa primer pemicu
gangguan adalah kondisi serangan infark
miokard

• Juga ditemukan adanya hubungan antara


variabel psikososial tertentu dengan:
- kadar lipid,
- spasm arteria koroner,
- kontrol saraf autonom
terhadap sistem cardiovaskuler.

73
Faktor Psikososial dalam Patologi (Lanjutan -11)

• Tipe individu tertentu menunjukkan berisiko berat


terserang infark, yakni yang terklasifikasi ke tipe A.
Individu ini tergolong ke grup rentan penyakit dengan
sifat sangat:
- ambisius,
- “berpacu dengan waktu” (melanggar lampu
lalu lintas, dsb.) dan
- mudah marah (tidak ramah)

Ini jelas  memodifikasi perilaku tipe A dengan


miokard infark  telah berhasil menurunkan
morbiditas dan mortalitas cardiovaskuler.

74
Faktor Psikososial dalam Patologi (Lanjutan -12)

• Freud dan Pavlov mengenalkan konsep


psikosomatik medis yang menjelaskan
hubungan spesifik antara konflik yang tidak
disadari/kepribadian dengan penyakit-2
tertentu.

Pendapat ini telah digeser oleh konsep


multifaktoral penyakit, yang meliputi keyakinan
peran faktor psikososial dalam memicu timbulnya
serta mempengaruhi runtun jalannya berbagai
kondisi medis sakit.

75
Faktor Psikososial dalam Patologi (Lanjutan -13)

• Dengan ini jelas bahwa:


Psike dan Badaniah
tidak bisa lagi dipandang sebagai kesatuan
yang berbeda, dan hubungan rumit di antara
keduanya timbul pada berbagai tingkatan.

• Patologi sosial mengacu ke penyakit individu


yang sebab utamanya ada pada:
- tuntutan mendesak atau
- demand masyarakatnya, dan
tidak perlu seperti adanya even yang telah
menurunkan kemegahan Revolusi Industri.

76
Faktor Psikososial dalam Patologi (Lanjutan -14)

Even-even yang penuh stress termasuk


- kehilangan/berdukacita,
- pindah tempat tinggal,
- perubahan/pindah kerja
ternyata dapat mengendapkan atau
memperberat keadaan sakit, tidak hanya
- depresi namun juga
- infeksi streptokoal faringitis,
- rheumatoid arthritis dan
- trauma cedera.

77
Contoh:

Pada tipe sosio-patologik klasik,


penyakit akibat kondisi sosio-ekonomik
pada lingkungan yang maju telah bisa
ditekan/diatasi.

(Di UK, tahun 1986, mortalitas TB hanya


523 dibanding dengan 250.000 akibat
penyakit jantung).

78
Faktor Psikososial dalam Patologim (lanjutan-15)

• Komparasi di atas sangat menarik mengingat sebagian


kematian penyakit koroner trombosis dan kanker
kolon ternyata berkaitan dengan standard nutrisi
dan higiene ala barat, sedangkan penyebab
kematian
akibat infeksi adalah sebaliknya.

Peningkatan mortalitas akibat penyakit iskemik jantung,


asma bronkiale berhubungan erat dengan turunnya laju
kematian yang causanya akibat kemiskinan,  ini
menggambarkan seakan ada terjadi keseimbangan
ekologik.
79
Faktor Psikososial dalam Patologim (lanjutan-16)

• Kematian terkait kelompok usia semua causa


penyakit (morbiditas semua tingkatan usia dan
mortalitas bayi) menunjukkan adanya hubungan
erat antara kelas sosio-ekonomik.

• Patologi-sosial menggolongkan subdivisi


populasi berdasarkan kelas sosial dan ini
merupakan aspek krusial. Sistem yang
digunakan walau krusial namun valid:  …

80
Faktor Psikososial dalam Patologi (Lanjutan -17)


Kelompok sosial dibagi menjadi 5 subdivisi:

(I): profesional.
(II): pekerja kurang profesional,
(III): pekerja non-manual dan pekerja manual
terampil,
(IV): pekerja semi terampil dan
(V): pekerja tidak terampil.

81
Faktor Psikososial dan Patologi (Lanjutan-18)

• Hasil ukuran merokok dan diet: ternyata tidak bisa


dengan mudah menjelaskan semua perbedaan status
kesehatan antara berbagai tingkat kelompok kelas

Insiden depresi pada wanita setengah baya di dalam


kota terbukti 8% terjadi pada kelas menengah (I & II)
dan 25% pada kelas IV dan V.

Brown, menjelaskan ini sebagai akibat komunikasi


perkawinan yang jelek, kurangnya kesempatan
membebaskan diri dari kesibukan mengurus anak
serta rendahnya penghargaan diri (self-esteem).
82
Faktor Psikososial dalam Patologi (Lanjutan -19)

• Terbukti ada banyak ekpresi peningkatan morbiditas


(penyakit non-fatal) selain depresi.

Pada grup laki-laki 45-64 tahun ada peningkatan


dramatis laju penyakit akut maupun kronik
sedangkan di grup kelas sosial justru menurun.

Ini dapat dikaitkan dengan perbedaan laju konsultasi


medis yang dijalankan masing-masing grup.

Adalah kurang tepat bila kita hanya mengkaitkan hasil


ukuran statistik hanya dengan efek kemiskinan.

83
Faktor Psikososial dan Patologi (Lanjutan-20)

Hanya grup kelas V yang memang benar kelompok


miskin nutrisi dan sosial deprivation (perampasan/
kehilangan)

• Sebagian besar perbedaan dapat dikaitkan dengan


okupasi dan pola hidup.
Sebagian faktor memang tidak dapat dihindari, dan
sebagian bisa diubah melalui pendidikan.

Ketidak keseimbangan mencolok antara grup kelas V


dengan grup kelas lain adalah memang suatu
ketimpangan sosial.

84
Faktor Psikososial dan Patologi (Lanjutan-21)

Di UK terbukti perbedaan laju mortalitas dan morbiditas


antara grup-kelas-kelas tersebut membesar dalam
dua dekade akhir, walau jumlah individu di grup
kelas V telah menurun.

• Laju morbiditas dan mortalitas pada pria tak memiliki


pekerjaan dalam semua grup kelas juga menunjukan
peningkatan dibandingkan dengan yang memiliki
pekerjaan.

85
Faktor Psikososial dalam Patologi (Lanjutan -22)

Ini memaparkan bahwa faktor lingkungan dan


ekonomik berperan lebih besar dalam menentukan
tingkat kesehatan suatu negara dibanding dengan
apa yang dapat diraih oleh hanya pelayanan
kesehatan saja.

• Mau tidak mau harus diakui bahwa even dalam utopia


sosial dapat kita temui proporsi populasi yang tingkat
kesehatan dan ekspektansi hidupnya di bawah rerata
akibat kekurangan/ ketimpangan kesejahteraan
individunya.
86
Faktor Psikososial dalam Patologi (Lanjutan -23)

• Contoh:
Yang dapat terungkap oleh kemajuan iptek
medis adalah bahwa satu masalah klinis sulit
yang ditemukan para dokter adalah: depresi
yang dialami wanita usia setengah baya yang
telah menikah.
Mungkin saja akibat nikahnya pada usia
terlalu dini, hidup cukup, namun setelah usia
lanjut merasa ditinggalkan, diabaikan dan
tidak diperlukan lagi oleh anak-anaknya, dan
ia tidak memiliki kepandaian atau keterampilan
untuk mengisi waktu hidupnya.
87
Faktor Psikososial dalam Patologi (Lanjutan -24)

Wanita kelompok ini harus bisa menerima


dan hidup ramah dengan depresinya.

Memang bisa dibantu dengan obat antidepresi namun


ini harus disadari hanya suatu upaya penyembuhan
simtomatis saja, bukan causalis, yakni tidak menghi-
langkan penyebabnya

88
Faktor Psikososial dalam Patologi (Lanjutan -25)

• Tipe kedua patologi sosial meliputi aplikasi


metoda analisis masalah sosio-ekonomik
yang terbukti mampu memperjelas pengertian
tentang penyakit.

Yang menjadi salah satu titik tumpu patologi adalah:


deteksi kegagalan adaptasi yang progresif yang
jelas merupakan lingkaran spiral inflasi gaji-biaya hidup.

89
Faktor Psikososial dalam Patologi (Lanjutan -26)

Keberhasilan survival suatu masyarakat tidak hanya


bergantung hanya pada kesuksesan ekonomiknya.

Contoh:
Suatu negara yang begitu makmur dan
negara jirannya sangat melarat untuk
dapat membeli barang produknya.
Bisa diharap pelanggan baru memang
akan muncul namun adaptasi tidak dapat
seimbang, pengangguran, kekayaan dan
keamanan akan sulit dilindungi.

90
Faktor Psikososial dalam Patologi (Lanjutan -27)

Dalam perubahan yang demikian pengertian


survival masyarakat dibatasi oleh pemegangan
teguh hukum dan kebebasan individual yang
bergantung pada karateristik seperti:
- rasa iba (compassion) yang berlebih dan
- kompetitif yang kurang,
yang tidak menguntungkan, pada lapisan
sosio-ekonomik yang berbeda.

91
Faktor Psikososial dalam Patologi (Lanjutan -28)

• Kontribusi final yang bisa dihasilkan patologi kepada


sosiologi, mungkin adalah keadaan pembuat keraguan
ilmu yang memprediksi masa depan.

• Dulu manusia tidak terbayang hidup tanpa pes,


jalur perdangangan yang melebar, dan urbanisasi
ternyata membuka pintu bagi berbagai penyakit
infeksi menular.

92
Faktor Psikososial dalam Patologi (Lanjutan -29)

Ternyata setelah kepanikan pada abad ke 17,


wabah pes tidak lagi menakutkan, variola telah
terhapus dari dunia.

Kini kita direpotkan oleh:

- HIV,
- Avian-flu,
- Narkoba dsb.

93
Faktor Psikososial dalam Patologi (Lanjutan -30)

• Sejarah tentang penyakit menunjukkan bahwa


semua prediksi yang didasarkan pada
kecenderungan yang terjadi masa kini dapat
dipastikan akan salah, dan keyakinan manusia
tentang adanya intervensi yang lebih Maha
Tinggi, yang lebih bisa menjadi hipotesis bernilai
prediksi yang berharga, ketimbang pandangan
terhadap even yang sedang berjalan saat ini.

94
Faktor Psikososial dalam Patologi (Lanjutan -31)

• Dalam mempelajarai arah ke mana maryarakat


hendak menuju beserta dampak efek yang akan
terjadi pada pasiennya serta diri dokternya sendiri,
para dokter dan personel kesehatan lain harus
mengenal bahwa yang pasti adalah dia senantiasa
tidak dapat memastikan.

(W.G. Spector, Revised by T>D> Spector, An Introduction to


GENERAL PATHOLOGY, 3RD Editon, Churchill Livingtone)

95

Anda mungkin juga menyukai