Anda di halaman 1dari 50

Konsep Umum Penyakit

By

Domianus Namuwali, S.Kep, Ns, M.Kep


Konsep Umum Penyakit
Kesehatan dan Penyakit

Konsep Keadaan Normal.


Konsep Tentang sakit
Konsep Sehat.
Konsep Keadaan Normal

 Normal ???
 Pendapatyg menyatakan bahwa penyakit/sakit suatu
penyimpangan dari keadaan normal.
 Normal >>>> harus ada para meter yang diterapkan .
 Misalnya TB, BB, Tekanan darah dll
 Setiap orang mempunyai rentang normal yg berbeda-
beda.
 Fiosiologi>>>> Patologi>>>> Abnormal.
Variasi nilai nilai disebabkan oleh :
Perbedaan susunan genetic.
Perbedaan dalam pengalaman hidup
dan interaksi dgn linkungan.
Perbedaan fisiologis
Konsep Penyakit
 Penyakit didefenisikan sebagai perubahan dalam individu yang
menyebabkan parameter kesehatan mereka berubah di luar
batas normal (Price A. Sylvia & Wilson M. Lorraine, 1995).
 Definisi lain yaitu perubahan dalam individu yang
menyebabkan parameter (ciri ciri) kesehatan mereka berubah
di luar batas-batas normal (Kemenkes RI, 2016)
contoh :
 parameter buang air kecil yang normal adalah tanpa hambatan, tanpa
nyeri, dan berwarna kuning jernih.
 Ketika parameter ini berubah seperti terasa nyeri
dan berwarna merah maka orang tersebut dinyatakan sakit atau
mendapat penyakit
 Perhatikan
contoh berikut ini yang
menggambarkan seseorang disebut
menderita penyakit karena parameter
kesehatannya berubah
 Parameter bernafas >>> bernafas tanpa
hambatan.
 Parameter saluran nafas >>> Sal nafas tidak ada
secret.
 Parameterpenglihatan >>> Tidak ada secret,
dpt melihat dgn baik.
 Parameter abdomen >>>> Abd Tidak nyeri
Riwayat Alamiah Penyakit
 Perkembangan penyakit secara alamiah,
tanpa ikut campur tangan medis atau
intervensi kesehatan lainnya.
 Tahapan Riwayat Alamiah Penyakit
 Tahap Prepatogenesis
 Tahap Patogenesis
 Tahap Pasca Patogenesis: Sembuh, Kronik/
Karier, Cacat, Mati
 Tahap Prepatogenesis
 Kondisi Host masih normal/sehat
 Sudah ada interaksi antara Host dan Agent,
tetapi Agent masih diluar Host
 Jikainteraksi Host, Agent dan Environment
berubah → Host jadi lebih rentan atau Agent
jadi lebih virulen → Agent masuk ke Host
(memasuki tahap patogenesis
 Tahap Patogenesis
 TahapInkubasi → tahap mulai masuknya Agent
kedalam Host, sampai timbul gejala sakit
 Tahap penyakit dini → tahap mulainya timbul
gejala penyakit dalam keadaan awal (ringan)
 Tahappenyakit lanjut → tahap penyakit telah
berkembang pesat dan menimbulkan kelainan
patologis dan gejalanya
 Tahap Post Patogenesis
 Tahappenyakit akhir → tahap berakhirnya
perjalanan penyakit, dapat dalam bentuk;
 Sembuh sempurna → Agent hilang, Host pulih dan
sehat kembali
 Sembuhdengan cacat → Agent hilang, penyakit tidak
ada → Host tidak pulih sempurna (ada bekas
gangguan/cacat)
 Karier
→Agent masih ada, Host pulih → gangguan
Agent masih ada (minimal)
Perkembangan Penyakit
 Etiologi
 Penetapan sebab atau alasan dari fenomena.
 MisalnyaPenyakit Tuberkulosis di sebabkan oleh Kuman
Micobakterium Tuberkulosis.
 Penjelasan lain menyebutkan bahwa dalam terminologi
penyebab, penyakit dapat disebabkan oleh:
1. Faktor genetik.
2. Faktor lingkungan.
3. Multi faktor (kerja sama genetik dan lingkungan.
Paraahli telah menyimpulkan
bahwa secara umum etiologi
penyebab sakit ialah:
Kelainan genetik.
Agen infeksi seperti bakteri, virus,
parasit dan jamur.
Bahan kimia dan radiasi.
Trauma atau ruda paksa
Faktor Resiko

 Sehat
 Tidak kebal
 ada organ target
 hidup
Patogenesis
 Perkembangan atau evolusi penyakit yang menunjukkan
mekanisme dengan jalan mana penyakit terjadi pada
seseorang.
 Contoh Penyakit TB Paru
 Kuman M. TB >>> Droplet >>> berkembang biak di paru-paru>>>
Kerusakan Paru>>> Sesak Nafas.
 Patofisiologi juga disebut ilmu yang mempelajari proses
terjadinya perubahan atau gangguan fungsi tubuh akibat
suatu penyakit
Patofisologi Edema
Tugas

 Tugas mandiri Saudara sekarang yaitu silahkan Saudara buat skema


yang menggambarkan patogenesis dari penyakit Hepatitis B dan Hipertensi
dalam kolom
TANDA DAN GEJALA
Obyektif Subyektif
 Tanda-tanda penyakit  Gejala adalah perubahan
adalah manifestasi secara subyektif akibat
penyakit secara obyektif penyakit yang tidak dapat
yang dapat diamati diamati orang lain seperti
seperti batuk, diare, mual, pusing dan nyeri di
muntah dan beser perut

Mekanisme patogenesis
bahwa sebuah penyakit akan memaparkan tanda dan gejala klinis.
Komplikasi
proses baru atau terpisah yang timbul sekunder
karena beberapa
perubahan dari keadaan aslinya. Sebagai contoh
penyakit infeksi katup jantung merupakan komplikasi
dari penyakit caries gigi.

 Prognosis
 Prognosis adalah perkiraan kemungkinan yang akan
dihadapi penderita berdasarkan perjalanan penyakit
yang dipengaruhi oleh tindakan yang pernah
diberikan
PENGERTIAN SEHAT DAN SAKIT

SEHAT
Menurut WHO
 Keadaan kesempurnaan fisik, mental, dan
kehidupan sosial dan bukan berarti hanya
bebas dari penyakit atau kelainan/cacat
(WHO)

SAKIT
 Suatu penyimpangan dari status penampilan
yang optimal
Cedera & Kematian Sel

 Pengertian
 Sel adalah unit terkecil yang menunjukkan semua
sifat dari kehidupan
 Bagian-bagian komponen sel yaitu: membran sel,
sitoplasma, ribosom, retikulum endoplasmik, gogli
kompleks, mitokondria dan nukleus.
 Sel mengandung struktur fisik yang terorganisir
dinamakan organel yang terdiri dari dua bagian
utama yaitu inti (nucleus) dan sitoplasma
(cytoplasma). Keduanya dipisahkan oleh
membrane inti.
Cedera Sel
 Berbagai macam cidera dapat mengenai tubuh seorang
manusia
 Penyebab fisik (Suhu Tinggi, Ledakan, Peluru)
 Penyebab Kimia (konsumsi obat : Ulkus Peptikum karena
sering minum obat analgesic.
 Penyebab mikrobiologi (Berbagai jenis bakteri, virus,
parasit dan jamur yang merupakan organisme infeksius
 Penyebab reaksi Imun
 Antigen <> Antibody(alergi)
 Hambatan metabolisme
Cidera sel dapat terjadi akibat adanya hambatan
metabolisme sel baik bersifat relative maupun total
dari alur mekanisme metabolisme yang ada.
Misalnya AMI.
 Kekuatan mekanis
Kekuatan mekanik yang langsung mengenai sel dapat
berakibat fatal seperti kulit yang terkena iris sehingga
membran sel daerah yang teriris robek
 Kegagalan keutuhan membran
Perubahan biokimiawi pada sel dapat menyebabkan
kerusakan membrane.
 Defisiensi metabolit
Beberapa metabolit esensial seperti glukosa, hormon dan
oksigen bila mengalami defisisensi maka akan terjadi
cidera pada sel. contoh pada sel neuron serebral yang
Respon Tubuh sel

1. Adaptasi
2. Cidera reversible: cidera yang relative ringan dan
kemungkinan sel kembali ke dalam bentuk semula
3. Cidera ireversible: bila sel mati/Cell
death/apoptosis cell
 Ditinjaudari beban kerja terhadap sel,
maka adaptasi sel dapat dibagi menjadi:
a. Adaptasi Terhadap Peningkatan Beban
Kerja Sel
b. Adaptasi Terhadap Penurunan Beban
Kerja Sel
 bentuk adaptasi yang dilakukan sel
akibat beban kerja
yang diterima :
Menambah ukuran sel (hipertrofi):
Binaraga, Edema
Mengurangi ukuran sel (atropi) : Lansia
Menambah jumlah sel (hyperplasia) : Ibu
Hamil
Merubah sel (metaplasia)= Perokok
JENIS KERUSAKAN DAN KEMATIAN SEL

 Nekrotik ( kematian sel yang terjadi akibat cidera


yang memiliki ciri adanya pembengkakan dan
ruptul organel internal).
 Nekrosis yang terjadi pada sel akan menimbulkan efek
klinis :
 Fungsi abnormal .
 Infeksi bakteri .
 Efek sistemik
 Apoptosis (salah satu jenis mekanisme biologi kematian
sel yang terprogram)
 Apoptosis digunakan oleh tubuh untuk membuang sel yang
sudah tidak diperlukan.
 Apoptosis yang merupakan mekanisme kematian sel
terprogram memiliki dua factor penyebab sebagai berikut:
PENUAAN SEL

 Secara morfologik sel tua mengalami beberapa


perubahan sebagai berikut:
1. Ketidakteraturan inti
2. Mitokondria bervakuola
3. Pengurangan retikulum endoplasma
4. Penyimpangan aparatus golgi
5. Kerusakan membran sel
Kematian Jaringan
 PENGERTIAN KEMATIAN JARINGAN
Kematian sel dalam jumlah besar seperti
pada jaringan organisme hidup disebut
nekrosis.
 Nekrosisterjadi tidak hanya pada tingkat
kematian sel (celluler death) tetapi juga
pada seluruh tubuh (somatic death) atau
terbatas mengenai suatu jaringan atau
sebuah organ.
JENIS KEMATIAN JARINGAN .
Nekrotik jaringan.
Etilogi nekrotik .
Ishkemi darahke >>> Sel >>> suplai oksigen dan makanan untuk sel atau

jaringan berkurang

Agens biologik.
Bakteri >>>> Toksit >>>>> Rusak dinding pembulih darah dan Trombus
Agen Kimia .
Agen fisik
Kerentanan (hipersensitif)
POSTMORTAL

Kematian bukanlah akhir dari proses dalam


tubuh karena tubuh akan terus mengalami
perubahan yang dipengaruhi oleh beberapa
hal seperti suhu lingkungan, suhu tubuh saat
terjadi kematian dan ada tidaknya infeksi
umum pada jasad tersebut
Perubahan sel yang terjadi setelah tubuh
mengalami kematian
 Autolisis.
Proses dimana jaringan yang mati dihancurkan oleh enzim dari lisosom. Tubuh
yang mati akan mencair, kecuali jika dilakukan pengawetan atau pendinginan.
 Rigor Mortis (kaku mayat)
Proses kaku mayat terjadi setelah 2 sampai 4 jam dari kematian dan mencapai
puncak setelah 48 jam. Proses kaku mayat akan menghilang setelah 3 sampai 4
hari kemudian.
 Livor Mortis (lebam mayat).
Proses lebam mayat terjadi setelah 30 menit kematian dan mencapai puncaknya
setelah 6 hingga 10 jam. Lebam mayat mudah diamati pada tubuh bagian
bawah.
 Algor Mortis
Suhu dingin pada jasad mayat terjadi setelah 24 sampai
48 jam kematian dimana suhu tubuh menjadi dingin
sesuai suhu lingkungan akibat proses metabolisme
terhenti.
 Pembusukan
Proses pembusukan terjadi 1 sampai 2 Minggu
setelah kematian. Adanya pembusukan ditandai
kulit kehijauan dan jaringan tubuh hancur karena
invasi bakteri.
AKIBAT CEDERA PADA BEBERAPA JARINGAN
 Kulit.
Pada kondisi dimana kulit harus diiris seperti pada
pembedahan, maka akan terjadi cidera terhadap sel di
kedua sisi irisan. Sel-sel yang mati karena irisan akan
difagositosis dan segera terjadi proses proliferasi untuk
mengadakan regenerasi. Terbentuk sel baru atau disebut
granulasi akan menggantikan sel yang mati sehingga.pada
akhirnya luka irisan akan menyatu kembali.
 Saluran pencernaan
Cidera yang dialami oleh saluran pencernaan menimbulkan
dampak sesuai dengan kedalamannya.
 Erosi mukosa.
Hilangnya sebagian dari ketebalan mukosa yang terdiri dari sel-sel epitel.
Proliferasi akan terjadi sebagai proses regenerasi sel mukosa yang hilang
dalam beberapa jam saja sehingga ketika dilakukan pemeriksaan dengan
menggunakan endoscopi tidak ditemukan lagi tanda-tanda erosi mukosa. Hal
tersebut dapat dijumpai seperti pada kasus erosi lambung.
 Ulserasi mukosa
Terjadi hilangnya seluruh mukosa sampai menembus lapiran otot
propria sehingga terbentuk ulkus. Sel yang cidera dan mati akan
difagositosis dan proliferasi serta granulasi dimulai dari dasar ulkus.
Cidera sering sampai kepembuluh darah sehingga tanda melena
ditemukan pada pasien tersebut. Kejadian ini dapat dijumpai pada
pasien yang mengalami ulkus lambung atau ulkus colon.
 Tulang.
Setelah terjadi fraktur pada tulang maka akan terjadi perdarahan karena
sobeknya pembuluh darah dalam sumsum tulang. Akibatnya muncul
haematom yang menjadi sarana untuk pertumbuhan sel tulang yang baru.
Sedangkan sel tulang yang mati berbentuk fragmen tulang beserta sel
jaringan lunak disekitarrnya yang mati akan difagositosis.
 Hepar
Sel hepar atau yang disebut sel hepatosit merupakan sel yang
memiliki kemampuan regenerasi yang baik meskipun membelah
dengan lambat. Bila mendapatkan cidera ringan maka sel hepatosit
akan melakukan regerasi dengan sempurna dan sebaliknya bila cidera
yang diperoleh berat maka perbaikan sel tidak sempurna bahkan gagal
seperti pada kejadian sirosis hepatis.
 Ginjal.
Sel ginjal hampir sama dengan sel hepar tetapi arsitekturnya tidak bisa
diperbaiki.
jika mendapat cidera seperti sel tubulus yang mendapat infeksi, terkena toksin
ataupun iskemia akan menimbulkan gagal ginjal.
Demikian hal bila terjadi dibagian glomerulus maka cidera akan menimbulkan
jaringan parut sehingga kemampuan filtrasinya menurun bahkan hilang.

 Otot
Cidera yang mengenai serabut otot jantung akan menyebabkan
jaringan parut karena otot jantung merupakan kelompok sel
permanen. Berbeda dengan serabut otot pembuluh darah dimana
cidera dan kerusakan yang terjadi dapat diatasi dengan pembentukan
pembuluh darah baru.
 Jaringan saraf
Cidera yang mengenai sel susunan saraf pusat dan
menimbulkan kerusakan regenerasinya tidak akan
efektif meskipun ada proses ploriferasi sel glia
yang disebut gliosis.
Berbeda dengan cidera yang mengenai sel saraf tepi
dimana kerusakan akan terjadi pada bagian akson dan
jaringan penyangga seperti sel schwan. Maka ketika
regenerasi akan terbentuk sel baru dari proliferasi sel
schwan bagian akson
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai