Anda di halaman 1dari 21

Pemerintahan Daerah

Oleh :
Femi Asteriniah, S.Sos., M.Si
Urusan Pemerintahan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah telah
ditetapkan untuk mengganti UU 32
Tahun 2004 yang tidak sesuai lagi
dengan perkembangan keadaan,
ketatanegaraan, dan tuntutan
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Muatan UU Pemerintahan Daerah tersebut
membawa banyak perubahan
dalam penyelenggaraan pemerintahan. Salah
satunya adalah pembagian urusan
pemerintahan daerah.

Berdasarkan UU Nomor 23 tahun 2014


klasifikasi urusan pemerintahan terdiri dari 3
urusan yakni urusan pemerintahan absolut,
urusan pemerintahan konkuren, dan urusan
pemerintahan umum. .
• Urusan pemerintahan absolut adalah
Urusan Pemerintahan yang sepenuhnya
menjadi kewenangan Pemerintah Pusat. 
• Urusan pemerintahan konkuren adalah
Urusan Pemerintahan yang dibagi antara
Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan
Daerah kabupaten/kota. 
• Urusan pemerintahan umum adalah Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Presiden sebagai kepala pemerintahan
Berikut menggambarkan pembagian urusan pemerintahan.

Untuk urusan konkuren atau urusan pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah
Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota dibagi menjadi urusan
pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan. Urusan Pemerintahan
Wajib adalah Urusan Pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh semua Daerah.
Sedangkan Urusan Pemerintahan Pilihan adalah Urusan Pemerintahan yang wajib
diselenggarakan oleh Daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki daerah.
URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB
Urusan pemerintah wajib yang diselenggaraan oleh pemerintah
daerah terbagi menjadi Urusan Pemerintahan yang berkaitan dengan
Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan yang tidak berkaitan
dengan Pelayanan Dasar. Berikut pembagian urusan wajib.
Pembagian urusan pemerintahan konkuren antara Pemerintah Pusat dan
Daerah provinsi serta Daerah kabupaten/kota sebagaimana disebutkan
diatas didasarkan pada prinsip akuntabilitas, efisiensi, dan eksternalitas,
serta kepentingan strategis nasional. Berikut kriteria-kriteria urusan
pemerintahan pusat, daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota.

Kriteria Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat


adalah:
•Urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas Daerah provinsi atau lintas
negara;
•Urusan Pemerintahan yang penggunanya lintas Daerah provinsi atau lintas
negara;
•Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya lintas Daerah
provinsi atau lintas negara;
•Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien
apabila dilakukan oleh Pemerintah Pusat; dan/atau
•Urusan Pemerintahan yang peranannya strategis bagi kepentingan nasional.
Kriteria Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi adalah:
•Urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas Daerah
kabupaten/kota;
•Urusan Pemerintahan yang penggunanya lintas
Daerah kabupaten/kota;
•Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak
negatifnya lintas Daerah kabupaten/kota; dan/atau
•Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber
dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh Daerah
Provinsi.
Kriteria Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
adalah:
•Urusan Pemerintahan yang lokasinya dalam Daerah
kabupaten/kota;
•Urusan Pemerintahan yang penggunanya dalam
Daerah kabupaten/kota;
•Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak
negatifnya hanya dalam Daerah kabupaten/kota;
dan/atau
•Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber
dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh Daerah
kabupaten/kota.
2. Teori Manajemen Klasik (Classical
Management Approach)

Manajemen klasik ini penekanannya pada


pengembangan prinsip yang universal untuk
digunakan dalam berbagai situasi manajemen.

Teori ini mengasumsikan bahwa orang bekerja


secara rasional dan pada dasarnya dipengaruhi
oleh faktor ekonomis. Pekerjaan diharapkan
untuk rasional dan akan mengerjakan apapun
yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang
besar.
Pendahulu teori manajemen klasik yang
pertama Robert Owen ( 1771 – 1858)

“ pekerja adalah merupakan aset bagi


perusahaan, untuk itu pekerja harus
mendapat perhatian yang serius agar apa
yang diinginkan oleh perusahaan dapat
terpenuhi sebagai mana mestinya.”

Yang kedua Charles Babbage (1792-1871)

“ Efisiensi di bidang produksi, sehingga


produktivitas naik dan biaya operasi turun”
Teori manajemen klasik terbagi 3 bagian :

a. Scientific Management , Frederick W Taylor (1856-1915)

Taylor disebut juga sebagai bapak dari manajemen ilmiah. Taylor


mengemukakan empat prisip manajemen ilmiah :

- Menggantikan cara yang asal-asalan dengan


ilmu (pengetahuan yang tersusun)

- Memilih karyawan dengan kemampuan


tertentu dan melatih mereka melakukan
pekerjaan dengan menggunakan metode yang
telah dikembangkan dalam langkah pertama.
- Bekerja sama dengan pekerja untuk
memastikan bahwa mereka menggunakan
metode kerja yang telah ditentukan

- Bekerja untuk output yang maksimum, dan


bukannya output yang terbatas

- Mengembangkan semua pekerja sampai


taraf yang setinggi-tingginya untuk
kesejahteraan maksimum mereka sendiri
dan perusahaan
b. Bureaucratic Management. Max Weber (1864-1920)
Max Weber seorang ahli sosiologi dari Jerman.

Karakteristik dari birokrasi Weber adalah sebagai berikut :

1. Clear division of labor : pekerjaan didefinisikan secara


jelas dan pekerjaan yang ahli dalam mengerjakannya.

2. Clear hierarchy of authority : mendefinisikan wewenang


dan tanggung jawab untuk setiap posisi dan setiap posisi
melapor pada posisi yang ada diatasnya.

3. Formal rules and procedures : pedoman tertulis untuk


berprilaku dan mengambil keputusan dalam pekerjaan

4. Impersonality : peraturan dan prosedur diterapkan sama


untuk semua orang dalam organisasi

5. Career based on merit : pekerjaan dipilih dan dipromosikan


berdasarkan kemampuan dan unjuk kerja (performance)
c. Administrative Management : Henry Fayol (1841-1925)

Henry Fayol adalah Industrialis Perancis yang berupaya mensistematisasi


studi manajemen

Fayol membuat 14 prinsip yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk


melakukan aktivitas manajerial, yaitu :

1. Division of work
2. Authority and responsibility
3. Discipline
4. Unity of command
5. Unity of direction
6. Kepentingan bersama di atas kepentingan individu
7. Remuneration
8. Sentralisasi
9. Scalar chain
10. Order
11. Equity
12. Stability of tenure
13. Inisiatif
14. Esprit de corps
3. Teori Manajemen Perilaku (Behavior
Management Approach)

Hawthorne study

Pada dasarnya studi ini mempelajari dari


dasar teori manajemen klasik, yaitu melihat
hubungan antara insentif dan kondisi kerja
dengan peningkatan hasil kerja atau
produktivitas.
Setelah riset dilakukan dan gagal
menemukan hubungan antara kedua faktor
tersebut. Peneliti mengambil kesimpulan
bahwa terdapat faktor psikologis yang
mempengaruhi produktivitas kerja, bahwa
perhatian dari manajemen dapat
meningkatkan produktivitas kerja
karyawan.

Studi ini menyimpulkan bahwa kelompok


informal dalam organisasi dapat
memeberikan pengaruh yang cukup besar
terhadap produktivitas kerja seseorang
4. Teori Manajemen Kuantitatif (Quantitative
Management Approach)

a. Management Science : pendekatan yang bertujuan


untuk meningkatkan efektivitas keputusan dengan
menggunakan model matematis dan metode
statistik

b. Operations Management : pengaturan produksi


dan penyampaian produk dan jasa organisasi

c. Management Information Sistem : Membuat dan


menerapkan sistem informasi berbasis komputer
untuk di gunakan oleh manajemen
5. Teori Manajemen Modern (Management Modern
Approach)

Dasar dari pendekatan modern


terhadap manajemen ini meliputi
pandangan organisasi sebagai suatu
sistem dan pendekatan kontingensi.
a. System Theory
Organisasi sebagai suatu sistem dilihat
secara kesseluruhan, terdiri dari bagian-
bagian (sub-sistem) yang saling
berhubungan, dan sistem tersebut akan
berinteraksi dengan lingkungan dalam
proses

b. Contigency Theory
Dalam pendekatan ini, tidak ada satu cara
terbaik untuk melakukan tindakan
manajemen yang dapat sesuai untuk
semua situasi, tetapi kita harus
menyesuaikan tindakan manajerial dengan
situasi yang dihadapi.

Anda mungkin juga menyukai