• Pada penelitian ini, telah ditemukan bahwa sebanyak 71,42%
subyek dengan sakralisasi mengalami HNP dan subyek dengan sakralisasi memiliki risiko 5,92 kali untuk terjadinya HNP. • Castellvi, yang mempelajari sebanyak 200 subjek dengan temuan myelografi yang positif terhadap herniasi diskus lumbalis menemukan bahwa sebanyak 60 subjek mengalami LSTV. Castellvi telah memberikan klasifikasi LSTV yang baru berdasarkan karakteristik morfologi dan klinis sehubungan dengan hernia nukleus pulposus. Sakralisasi tipe-1 mewakili 'forme furste' dan tidak menunjukkan adanya perbedaan lokasi herniasi. • rtikulasio sendi intervertebralis asimetris dan gerakan di vertebra lumbalis dapat menekankan diskus, memaksa cairan nukleus ke lateral yang menyebabkan terjadinya skoliosis • Gerakan asimetris menghasilkan tekanan yang diberikan oleh nukleus di bagian anulus. Bagian anulus ini menjadi degenerasi dan robek sebelum waktunya yang menyebabkan terjadinya herniasi. • Aihara et al, menemukan bahwa ligamen illiolumbal pada tingkat tepat di atas LSTV lebih tipis dan lebih lemah sedangkan ligament illiolumbal pada setingkat LSTV lebih luas dan lebih kuat. Karena ligamen illiolumbal yang lemah tersebut, diskus di atas tingkat LSTV mengalami degenerasi. Di tingkat bawahnya, stabilitas dipertahankan dengan adanya penyatuan tulang dan perlindungan diskus dari cedera. Aihara et al telah mempelajari sebanyak 52 subjek penelitian dan menemukan bahwa diskus di atas vertebra transisional bersifat lebih degeneratif secara signifikan. Hubungan antara sakralisasi dan nyeri
• Rata-rata nyeri pada subyek dengan sakralisasi
adalah 5,91 dan pada subjek tanpa sakralisasi adalah 5,58. • Cynthia et al [20] pada penelitian belah lintang menyatakan bahwa tidak menemukan adanya perbedaan yang signifikan pada tingkat nyeri dan disabilitas dengan atau tanpa vertebra transisional. • Peterson et al, menemukan bahwa degenerasi vertebra lumbal memiliki korelasi lemah dengan rasa nyeri. Banyak penelitian telah menganalisis hubungan antara degenerasi dan rasa nyeri dan menemukan adanya hasil yang bertentangan. Tetapi bukti-bukti tersebut menunjukkan bahwa subjek dengan nyeri punggung dan degenerasi mengalami rasa nyeri yang sedikit lebih berat pada saat berdiri. Sakralisasi mengubah biomekanika vertebra. Hal tersebut menimbulkan terjadinya degenerasi awal pada diskus, artritis sendi facet, regangan ligamen. Hal tersebut mungkin merupakan alasan lain mengapa individu dengan sakralisasi mengalami rasa nyeri yang sedikit lebih berat. Hubungan antara sakralisasi dan disabilitas
• Rata-rata disabilitas pada kelompok A adalah
57,64, di kelompok B 41,77, di kelompok C 49,36 dan di kelompok D 36,00. ODI menunjukkan bahwa subyek HNP dengan sakralisasi mengalami disabilitas yang lebih besar dibandingkan dengan HNP tanpa sakralisasi, sedangkan subjek non HNP dengan sakralisasi memiliki disabilitas yang lebih besar dibandingkan dengan subyek tanpa sakralisasi. • Porchet et al, telah menemukan adanya korelasi yang positif antara gangguan diskus dengan terjadinya disabilitas. Adanya jarak vertebra pada tulang belakang memungkinkan untuk terjadinya mobilitas dan fleksibilitas. Masuk akal bahwa tulang belakang dengan satu vertebra yang mengalami gangguan mobilitas akan menunjukkan sedikit pengurangan dalam rentang gerakan (range of motion (ROM)). Keterbatasan mobilitas setelah sakralisasi dapat menjadi salah satu alasan mengapa subyek dengan sakralisasi memiliki disabilitas yang lebih besar. • Pasien HNP mengalami lebih banyak rasa nyeri seperti yang ditunjukkan oleh VAS sehingga mereka juga menunjukkan keterbatasan ROM yang lebih besar dari vertebra lumbal. Ketika sakralisasi ditambah dengan HNP, kondisi tersebut menyebabkan terjadnya keterbatasan ROM yang lebih berat yang tercermin dalam kinerja fisik yang ditunjukkan oleh ODI. Hubungan antara SLR dan disabilitas • Pada penelitian ini, SLR dan disabilitas memiliki korelasi yang lemah. Koefisien korelasi Pearson antara SLR dan ODI adalah 0, 63 dan antara SLR dan WHODAS-2 adalah 0,57. Straight leg raising sering digunakan pada penilaian pasien yang mengalami disfungsi dan nyeri tulang belakang lumbal • Sharma dan Bhavsar, dalam penelitian mereka menemukan bahwa sudut SLR di mana rasa kesemutan dan rasa nyeri memainkan peran penting untuk mengetahui terjadinya disabilitas. Kesimpulan
• Penelitian ini menemukan bahwa sakralisasi berhubungan
dengan terjadinya hernia nukleus pulposus dan prolaps diskus L4-L5 sering terjadi pada subjek dengan sakralisasi. • Sakralisasi merupakan faktor risiko untuk terjadinya HNP dan berdasarkan dari semua tipe sakralisasi – tipe 1B dan 2A merupakan faktor risiko yang tertinggi. • Penelitian ini juga telah menemukan bahwa prevalensi sakralisasi lebih banyak terjadi pada populasi yang mengalami nyeri punggung bawah, individu dengan sakralisasi lebih banyak mengalami disabilitas tetapi tidak mengalami rasa nyeri yang lebih berat atau perubahan pada diameter A-P kanalis spinalis.
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis