Anda di halaman 1dari 16

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DHF (Dengue

Haemorraghic Fever)

Oleh:

M. Shafrudin Arsyi
NIM. P07134117025
Latar Belakang

Menurut para ahli, demam berdarah dengue disebut sebagai


penyakit (terutama sering dijumpai pada anak) yang
disebabkan oleh virus Dengue dengan gejala utama
demam,nyeri otot, dan sendi diikuti dengan gejala
pendarahan spontan seperti bintik merah pada kulit, mimisan,
bahkan pada keadaan yang parah disertai muntah atau BAB
berdarah.
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic
Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
virus Dengue Famili Flaviviridae,dengan genusnya adalah
flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal
dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Selama ini
secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang
berbeda, tergantung dari serotipe virus Dengue. Morbiditas
penyakit DBD menyebar di negara-negara Tropis dan
Subtropis.
Lanjutan….

Dapat disimpulkan bahwa dengue haemorhagic


fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong
arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita
melalui gigitan nyamuk aedes aegypty yang
terdapat pada anak dan orang dewasa dengan
gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi
yang disertai ruam atau tanpa ruam.
Etiologi

Etiologi atau penyebab utama DHF adalah


Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus
dan Aedes Aegepty ). Yang vektor utamanya
adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Adanya vektor tesebut berhubungan dengan :

1. kebiasaan masyarakat menampung air


bersih untuk keperlauan sehari-hari.
2. Sanitasi lingkungan yang kurang baik.
3. Penyedaiaan air bersih yang langka.
Klasifikasi DHF
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang
disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegepty

Derajat penyakit DBD berdasar kriteria WHO 1997, dibagi


dalam 4 derajat :
1. Derajat I : Demam disertai gejala tidak khas dan satu-
satunya manifestasi perdarahan adalah uji tourniquet positif.
2. Derajat II : Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di
kulit dan atau perdarahan lain.
3. Derajat III : Didapatkan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat
dan lembut, tekanan nadi menurun (20mmHg atau kurang)
atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut, kulit dingin dan
lembab dan anak tampak gelisah.
4. Derajat IV: Syok berat (profound shock), nadi tidak teraba
dan tekanan darah tidak terukur.
Patogenesis

Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan


nyamuk Aedes Aegypty. Pertama-tama yang terjadi
adalah viremia yang mengakibatkan penderita
mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot,
pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik
merah pada kulit (petekie), hyperemia tenggorokan dan
hal lain yang mungkin terjadi seperti pembesaran
kelenjar getah bening, pembesaran hati (Hepatomegali)
dan pembesaran limpa (Splenomegali).Kemudian virus
akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah
kompleks virus-antibody
Manifestasi klinik

Manifestasi klinik pada DHF sendiri bervariasi berdasarkan


derajat DHF, dengan masa inkubasi 13-15 hari, tetapi rata-rata
5-8 hari. Penderita biasanya mengalami demam akut (suhu
meningkat tiba-tiba), sering disertai menggigil. Dengan
adanya gejala-gejala klinis yang dapat menimbulkan
terjadinya DHF seperti adanya gejala pendarahan pada kulit
(ptekie, ekimosis, hematom) dan pendarahan lain (epitaksis,
hematemesis, hematuri, dan melena) tingkat keparahan yang
ditemui dari hasil pemeriksaan darah lengkap. Selain demam
dan pendarahan yang merupakan ciri khas DHF.
Lanjutan…

Gambaran klinis lain yang tidak khas namun biasa dijumpai pada penderita DHF
adalah :
1. Keluhan pada saluran pernafasan seperti batuk, pilek, sakit waktu menelan.
2. Keluhan pada pencernaan : mual, muntah, tidak nafsu makan (anoreksia)diare,
konstipasi.
3. Keluhan pada sistem tubuh lain :
a. Nyeri atau sakit kepala.
b. Nyeri pada otot, tulang, dan sendi (break bone fever)
c. Nyeri otot abdomen, nyeri ulu hati
d. Pegal-pegal pada seluruh tubuh
e. Kemerahan pada kulit, kemerahan (flushing) pada muka
f. Pembengkakan sekitar mata, lakrimasi dan foto fobia. Otot-otot sekitar
mata sakit apabila disentuh dan pergerakan bola mata terasa pegal.
g. Trombosit < 500.000 / mm3
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium

 Pemeriksaan Hemoglobin
Kasus DHF terjadi peningkatan kadar hemoglobin
dikarenakan kebocoran atau perembesan pembuluh darah
sehingga cairan plasmanya akan keluar dan menyebabkan
hemokonsentrasi. Kenaikan kadar hemoglobin >14 gr/100ml.
Pemeriksaan kadar hemoglobin dapat dilakukan dengan cara
metode sahli maupun fotoelektrik (sianmeth hemoglobin)
• Pemeriksaan Hematokrit
Peningkatan nilai hematokrit menggambarkan terjadinya
hemokonsentrasi, yang merupakan indikator terjadinya
perbesaran plasma. Nilai peningkatan ini lebih dari 20%.
Pemeriksaan kadar hematokrit dapat dilakukan dengan
metode makro dan mikro
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium

 Pemeriksaan Trombosit
Pemeriksaan jumlah trombosit ini dilakukan pertama kali saat
pesien didiagnosa sebagai pasien DHF. Pemeriksaan trombosit
perlu dilakukan pengulangan sampai terbukti bahwa jumlah
trombosit tersebut tetap normal atau menurun. Penurunan
jumlah trombosit <100.000/µl. Umumnya terdapat
trombositopenia pada hari ke 3-8 akibat depresi sumsum tulang
 Pemeriksaan Leukosit
Kasus DHF ditemukan jumlah bervariasi mulai dari lekositosis
ringan sampai lekopenia ringan. Mulai hari ke-3 ditemui
limfositosis relatif (>45% dari total lekosit) disertai adanya
limfosit plasma biru (LPB) >15% dari jumlah total lekosit yang
pada fase syok akan meningkat.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium

 Pemeriksaan Limfosit Plasma Biru


Limfosit Plasma Biru dijumpai >10 % setelah hari ketiga panas,
buffy coat di pemeriksaan darah hapus ditemukan limfosit atipik
atau limfosit plasma biru > 4% dengan berbagai bentuk:
monositoid, plasmositoid dan blastoid limfosit. Terdapat limfosit
Monositoid (Sel Downey I) mempunyai hubungan dengan DHF
derajat-II dan IgG positif dan limfosit non monositoid
(plasmositoid dan blastoid atau sel Downey II dan sel Downey
III) dengan derajat I dan IgM positif
Pemeriksaan penunjang
Uji Serologi

 Tes IgG IgM Dengue


Dalam kasus yang meragukan sangat ideal bila tersedia tes
yang dapat memberikan hasil yang akurat dan cepat. Dewasa
ini telah dipasarkan pemeriksaan yang dikatakan sederhana,
cepat dan sensitif yaitu tes Dengue baik untuk IgM ataupun
untuk IgG. Hasil positif IgG menandakan adanya infeksi
sekunder dengue dan IgM positif menandakan infeksi primer.
Namun demikian dalam penilaiannya harus hati-hati karena
adanya negatif palsu dan positif palsu untuk IgM maupun IgG
terlebih di daerah endemis DBD, karena kadar IgM terutama
IgG masih tetap tinggi berbulan-bulan setelah infeksi Dengue.
Pemeriksaan penunjang
Uji Serologi

 NS1 (Non Struktural Antigen 1)


Antigen NS1 dapat dideteksi pada awal demam hari pertama
sampai hari kedelapan. Sensitifitas antigen NS1 berkisar 63-
93,4% dengan spesifisitas 100% sama tingginya dengan
spesifisitas gold standar kultur virus
Hubungan Perilaku Masyarakat Dengan DHF

Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu


01
kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan.
Jadi, perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu
aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu,
perilaku manusia mencakup: berjalan, berbicara,
bereaksi, berpakaian, dan lain sebagainya. Sikap
02 adalah hanya suatu kecenderungan untuk
mengadakan tindakan terhadap suatu objek, dengan
suatu cara yang mengatakan adanya tanda-tanda
untuk menyenangi atau tidak menyenangi objek
03 tersebut. Sikap hanyalah sebagian dari perilaku
manusia.
Lanjutan..

Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku dibedakan


menjadi dua, yakni faktor-faktor internal dan eksternal.
1. Faktor internal mencakup: pengetahuan, kecerdasan, persepsi,
emosi, motivasi, dan sebagainya yang berfungsi untuk mengolah
rangsangan dari luar. Sedangkan
2. Faktor eksternal meliputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun
non-fisik seperti: iklim, manusia, sosial-ekonomi, kebudayaan, dan
sebagainya. Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan
suatu respons organisme atau seseorang terhadap rangsangan
(stimulus) dari luar objek tersebut.
.
Terima kasih..

Anda mungkin juga menyukai