Anda di halaman 1dari 38

BENTUK UMUM DAN MORFOLOGI

EKSTERNAL SERTA FUNGSI ALAT


TUBUH SERANGGA
DEVI OCTAVIANA, S.SI., M.KES
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan dapat
mengetahui :
• Bentuk tubuh serangga
• Dinding tubuh serangga
• Peruasan tubuh serangga
• Caput, toraks, dan abdomen serangga
CIRI-CIRI UMUM SERANGGA
(INSECTA)

1. Bagian luar tubuh tertutup oleh lapisan keras disebut 6. Prostomium (suatu bagian terdepan yang tidak
integumen atau eksoskleton
bersegmen) bersatu dengan kepala sedangkan
2. Tubuh terdiri dari tiga segmen, yaitu kepala (caput), dada periprok (bagian terakhir tubuh yang tidak
(thoraks), dan perut (abdomen) bersegmen) bersatu dengan perut.
3. Kepala biasanya memiliki satu pasang antena, satu pasang 7. Struktur dari sistem pencernaan makanan berbentuk
mandibel, memiliki maksila dan labium, serta biasanya
memiliki satu pasang mata majemuk tabung
4. Pada bagian dada terdapat tiga pasang tungkai dan 1 atau 2 8. Sistem peredaran darah terbuka
pasang sayap; sering tanpa sayap
9. Sistem pernafasan melalui trakea & terbuka bagian
5. Abdomen/ perut biasanya tidak memiliki tungkai, kecuali pada luar melalui spirakel
bentuk pradewasa terutama dari anggota Lepidoptera ada yang
bertungkai semu
10. Biasanya mengalami metamorfosis
MORFOLOGI UMUM SERANGGA
1. Eksoskeleton (Integumen)

Fungsi :
◦ melindungi tubuh dari bagian luar
◦ pengaturan keluar masuknya air dari dalam tubuh serangga
◦ Memperkokoh tubuh
◦ Tempat melekatnya otot
Integumen terdiri dari tiga lapisan utama, yaitu : 
◦ Lapisan dasar (basement membrane) dengan ketebalan kurang lebih ½ mm. 
◦ Epidermis atau hipodermis yang mempunyai ketebalan satu sel. 
◦ Lapisan kutikula yang tebalnya kurang lebih 1 mm.
Kutikula terdiri dari sel-sel mati yang dibentuk oleh sel hidup di bawahnya yaitu
◦ Prokutikula terdiri dari lapisan endokutikula dan eksokutikula.
◦ Epikutikula merupakan lapisan tipis yang biasanya terdiri dari :
◦ Lapisan dalam disebut lapisan kutikulin (lipoprotein).
◦ Lapisan luar disebut lapisan lilin yang sulit ditembus air.)
Bagian yang mengeras dari kutikula terutama
terdapat pada lapisan eksokutikula, disebabkan
oleh adanya sklerotin sebagai hasil dari proses
pengerasan yang disebut dengan sklerotisasi.
Kutikula relatif permiabel, dan bila
keadaannya tipis, maka dapat dilalui oleh air
dan gas.
Pada kutikula sering dijumpai :
◦ Sulkus, yaitu lekukan pada kutikula bagian
luar.
◦ Sutura, yaitu garis persatuan antara dua
sklerit yang terpisah.
◦ Apodema atau apofisis, yaitu penonjolan
bagian dalam kutikula
2. Kepala (Caput)
Bagian umum kepala serangga :
◦1 ps mata majemuk : penerima cahaya (photoreceptor)
◦1 ps antena
◦1 ps alat mulut (mandibula, maksila, labium)
Fungsi :
◦Mengunyah makanan
◦Indra persepsi
◦Koordinasi aktivitas tubuh
◦Menjaga pusat-pusat koordinasi tubuh
Struktur kerangka kepala yang mengalami sklerotisasi disebut sklerit.
Sklerit-sklerit ini dipisahkan satu sama lain oleh sutura yang tampak
sebagai alur.
Kutikula pada kepala mengalami penonjolan ke arah dalam,
membentuk rangka kepala bagian dalam, yang disebut tentorium.
Tipe Kepala
Terdapat tiga tipe kepala berdasarkan posisi alat mulut, yaitu :
Prognatous (menghadap ke depan), contoh : Sithopillus oryzae
(Coleoptera, Curculionidae)
Hypognatous (menghadap ke bawah), contoh : Valanga
nigricornis (Orthoptera, Acrididae)
Ophistognatous (menghadap ke bawah dan belakang), contoh :
Leptocorisa acuta (Hemiptera, Alydidae)
Tipe –tipe Antena Serangga
Antena adalah pasangan embelan-
embelan yang terletak pada kepala,
biasanya terletak di antara atau di
bawah matamajemuk.
Antena biasanya beruas-ruas dan
terdiri dari bagian-bagian,
◦ ruas pertama merupakan ruas dasar
(skape),
◦ ruas kedua adalah tangkai pedikel
(ped), dan
◦ sisanya flagelum.
Setaceus:berbentuk seperti duri, ruas-ruasnya
lebih mengecil pada bagian ujung. seperti rambut
kaku (Seta), makin ke ujung ruas-ruas antena
maakin ramping, misalnya Isoptera.

Filiform: berbentuk seperti benang, setiap ruas


memiliki ukuran yang hampir sama dan biasanya
berbentuk silindris, menyerupai tambang, tiap-tiap
segmen yang membentuk antena ukurannya sama,
misalnya antena pada Valanga sp. (Orthoptera)

Moniliform: berbentuk seperti untaian tasbih,


ukuran ruas-ruasnya sama dan relatif berbentuk
bulat, seperti manik-manik, ruas-ruas antena
berukuran sama dan berbentuk bulat, misalnya
Rhysodidae.
Serrata
•Berbentuk seperti gergaji, ruas-ruas terutama yang
terdapat pada setengah atau dua pertiga dari ujung
antena berbentuk segitiga, tiap-tiap segmennya
berbentuk seperti gigi, misalnya Elateridae.
Pectinate
•Berbentuk seperti sisir, sebagian besar ruas-ruas
memiliki juluran lateral langsing dan panjang,
setiap segmen memanjang ke arah samping seperti
sisir, misalnya Pyrochoroidae.
Bentuk Gada
•ruas-ruas di sebelah ujung antena meningkat garis
tengahnya dan peningkatannya terjadi secara
betahap, misalnya pada Tenebrionidae dan
kumbang Lady.
Clavate
•seperti moniliform tapi agak membesar
kebagian ujungnya, misalnya Coccinellidae.

Kapitate
•ruas-ruas di sebelah ujung antena meningkat garis
tengahnya dan peningkatannya terjadi secara tiba-
tiba, seperti clavate tetapi perbesaran ruas-ruas
terakhir tiba-tiba membesar, misalnya
Nitidulidae.

Lamellate
•Bila ruas-ruas ujung meluas ke samping
membentuk gelabir-gelambir seperti piring yang
bulat atau oval, segmen paling ujung membesar
dan menjadi lempengan, misalnya Scarabaidae.
Flabelate
•Flabelate: bila ruas-ruas ujung seperti lembaran yang
sisinya sejajar dan panjang atau gelambir-gelambir
berbentuk lidah meluas ke samping, semua segmen setelah
pedicel bentuknya seperti lempengan, misalnya
Rhipiceridae.

Genikulat
•berbentuk siku, dengan ruas pertama panjang dan ruas-ruas
berikutnya kecil dan membengkok pada satu sudut dengan yang
pertama, contoh pada kumbang Chalcididae. Segmen pertama
berukuran panjang diikuti oleh satu segmen yang lebih kecil
yang membentuk sudut dengan segmen pertama, misalnya
Formicidae.

Plumosa
•berbentuk seperti bulu, kebanyakan ruas-ruasnya memiliki
rambut-rambut panjang, setiap segmen berambut lebat dan
panjang, misalnya nyamuk jantan.
Aristate
• ruas terakhir biasanya membesar dan
mengandung bulu-bulu dorsal yang banyak, yaitu
arista, seakan-akan dari segmen antena keluar lagi
antena, misalnya Muscidae. Misalnya pada lalat
rumah.

Stilate: ruas terakhirmemiliki juluran yang


berbentuk seperti stili atau jari yang memanjang,
segmen terakhir runcing dan agak panjang,
misalnya Asilidae.

Bipectinate
•Bipectinate: setiap segmen memiliki satu
pasang rambut.
Mata Serangga
Mata pada serangga terdiri dari :
◦ mata majemuk (compound eyes)
◦ mata tunggal (ocelli).

Mata tunggal dinamakan ocellus (jamak: ocelli). Mata tunggal dapat dijumpai pada larva, nimfa, maupun pada
serangga dewasa.Mata tunggal pada larva holometabola terletak dilateral kepala disebut stemmata, jumlahnya ada 6
atau 8. Mata tunggal pada belalang terletak difrons.
Mata majemuk terdiri dari kelompok unit masing-masing tersusun dari sistem lensa dan sejumlah kecil
sensori.Sistem lensa ini fungsinya untuk memfokuskan sinar menuju elemen fotosensitif dan keluar dari sel sensori
berjalan kebelakang menuju lobus optik dari tiap otak tiap faset terdiri dari satu unit yang disebut ommatidia
(Hadi,2009).
Masing-masing omatidium berfungsi sebagai reseptor penglihatan yang terpisah. Setiap omatidium terdiri atas
beberapa bagian, di antaranya berikut ini. (1) Lensa, permukaan depan lensamerupakan satu faset mata majemuk.
(2) Kerucut kristalin, yang tembus cahaya. (3) Sel-selpenglihatan, yang peka terhadap adanya cahaya.
Mulut Serangga
Secara umum alat-alat mulut serangga terdiri
dari :
1. Labrum (bibir atas)
2. Sepasang mandibel (geraham pertama)
3. Sepasang maksila (geraham kedua)
4. Labium (bibir bawah)
5. Epifaring (lidah) 
Beberapa modifikasi alat mulut serangga :
Memotong - menyerap (cutting & sponging) (lalat kuda)
Menyerap (sponging) (lalat rumah)
Menyedot (siphoning) (kupu-kupu)
Merobek- menghisap (piercing-sucking) (nyamuk)
Mengunyah menelan (chewin-lapping) (Lebah)
Menusuk menghisap (rasping-sucking) (Cicada)
MODIFIKASI TIPE MULUT
SERANGGA
TIPE MENGUNYAH :
tipe mulut paling sederhana
Bagian ujung dari mandibula memiliki skerotin yg tebal & bagian pinggiran untuk
memotong
Bagian dasar untuk menggiling dan mengunyah
TIPE MEMOTONG-MENYERAP :
Terdapat pada lalat dewasa yg bersifat parasit &menghisap darah dari inang
mamalia
Struktur maksila & mandibula diperpanjang,berujung & berfungsi sebagai stilet
utk menusuk kulit
TIPE MENYERAP :
Terdapat pada lalat rumah
Pada saat makan probosis dari labium di turunkan dan kelenjar
ludah dipompakan ke makanan
Tipe sedotan :
Ditemukan pada kupu-kupu & ngengat dewasa
Bentuk proboscis memanjang dan bergulung

Tipe menusuk-menghisap :
Serangga parasit : nyamuk, pinjal dan kepik asasin
Terdiri dari stilet (gabungan mandibula, maksila hipofaring serta labrum tertutup oleh
lapisan pembungkus
Jumlah stilet bervariasi (3 pada kutu & 6 pada nyamuk)
Tipe Mengunyah & menelan
Lebah madu & lebah lainnya
Terdiri dari kompleks maxillo – labial, dikelilingi oleh glosa labium (tabung yg
dibentuk bagian galea maksila
Tipe ini hanya ditemukan pada trips:
Hanya mandibula bagian kiri yang ada & bersama 2 maksila berfungsi sebagai stilet
untuk menusuk jaringan
Luka yang dangkal akan mengeluarkan cairan dan kemudian disedot ke bagian tubuh
3. Thoraks (Dada)
Terdiri dari 3 segmen :
◦ Prothorax
◦ Mesothorax
◦ Metatorax

1 ps spirakel terbuka terdapat diantara prothorax dan


mesothorax
2 segmen thoraks yi mesothorax & metathorax memiliki 1
ps sayap yg berfungsi utk terbang/ proteksi
Ada juga yang tidak punya sayap
Ada yang sayap sangat kecil atau tidak punya sama sekali
Ada yang hanya punya 1 ps , sayap belakang diperkecil
membentuk struktur halter berfungsi untuk mengatur
keseimbangan serangga
a. Tungkai (Kaki)
Tungkai serangga terdapat pada prototaks, mesatoraks dan Pretarsus, ruas terakhir dari tungkai, terdiri dari
metatoraks yang masing-masing disebut tungkai depan, sepasang kuku tarsus dan diantaranya terdapat
tungkai tengah dan tungkai belakang. struktur lobus antara dua cakar disebut arolium,
bantalan yang terdapat pada dasar cakar disebut
Tungkai serangga terdiri dari enam ruas yang terdiri dari : pulvilli.
◦ Koksa, yang merupakan bagian yang melekat langsung
pada thoraks.
◦ Trokanter, bagian kedua dari ruas tungkai berukuran lebih
pendek dari pada koksa dan sebagian bersatu dengan ruas
ketiga.
◦ Femur, merupakan ruas yang terbesar.
◦ Tibia, ukurannya lebih ramping tetapi hampir sama
panjang dengan femur pada bagian ujung tibia biasanya
terdapat duri-duri atau taji.
◦ Tarsus, terdiri dari 1-5 ruas.
Tipe-tipe kaki Serangga
1. Natatorial, terdapat pada serangga perenang. Pada tipe ini pasangan kaki tengah dan belakang bentuknya pipih
dan pada bagian tepinya terdapat rambut-rambut kasar. Contoh : Hydrophilus triangularis (kumbang air)
2. Raptorial, sepasang kaki depan berfungsi sebagai lengan untuk memegang dan menangkap mangsanya. Contoh :
Stagmomantis carolina (belalang sembah)
3. Saltatorial, terdapat pada serangga peloncat Hewan yang memiliki tipe kaki saltatorial biasanya memiliki femur
kaki belakang lebih besar dibandingkan femur kaki depan. Contoh : Valanga nigricornis (belalang)
4. Fossarial, misalnya bentuk kaki pada Gaang (Gryllotalpa sp) yang berfungsi untuk menggali. Tibia pada kaki
depan lebih besar dari kaki belakang.
Tipe Raptatorial
Clasping, misalnya bentuk kaki depan
pada kumbang air yang berfungsi untuk
memegang/menangkap serangga betina
pada saat kopulasi. Beberapa tarsomer
memiliki alat pengisap dan cakar yang
besar. Misalnya pada Dytiscus
Ambulatorial, terdapat pada serangga
yang berjalan, hanya berfungsi untuk
berjalan atau berlari. Bentuk kaki yang
sederhana, memiliki femur dan tibia
yang panjang, misalnya semut.
Korbikulum, tungkai tipe ini berfungsi
untuk mengumpulkan tepung sari. 
Contoh : Apis cerana (lebah madu)
b. Sayap Serangga
Sebagian besar serangga mempunyai dua pasang sayap. Satu pasang terdapat pada mesotoraks dan satu pasang lainnya terdapat
pada metatoraks. Beberapa serangga ada yang hanya mempunyai satu pasang sayap yaitu pada mesotoraks.
Serangga dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok berdasarkan kepemilikan sayap :
◦ kelompok serangga bersayap (Pterygota)
◦ kelompok serangga tidak bersayap (Apterygota).
Sayap merupakan tonjolan integumen dari bagian mesopleuron dan metapleuron.
Sayap diperkuat oleh satu deretan rangka-rangka sayap yang bersklerotisasi, yang mengandung syaraf, trakea, dan hemolimf.
Permukaan atas dan bawah sayap terbuat dari bahan kitin tipis.
Bagian tertentu dari sayap tampak seperti garis-garis tebal yang disebut pembuluh sayap.  Bagian sayap yang dikelilingi oleh
pembuluh sayap disebut sel.
Pola rangka sayap berbeda untuk setiap jenis serangga, dan ini penting dalam identifikasi.
Pola paling umum dan luas digunakan adalah sistem pola rangka sayap menurut comstock-Needham.
Pola Rangka Sayap
a.  Rangka sayap membujur (longitudinal), adalah :

Costa (C) : tidak bercabang dan terdapat pada tepi depan sayap.

Subcosta (Sc) : rangka sayap yang bercabang dua, yaitu Sc1 dan Sc2.

Radius (R) : rangka sayap radius ini bercabang menjadi R1 dan


sektor-radial (Rs). Sektor- radial (Rs) ini biasanya bercabang
empat, yaitu R1, R2, R3, dan R4.

Median (M) : biasanya bercabang empat, yaitu M1, M2, M3,


dan M4.

Cubitus (Cu) : bercabang menjadi dua, yaitu Cu1 dan Cu2.


Cu1 ini bercabang lagi menjadi Cu1a dan Cu1b.

Anal (A) : biasanya tidak becabang, berturut – turut dari depan


ke belakang adalah anal pertama (1A), anal kedua (2A), anal
ketiga (3A) dan seterusnya.
Rangka sayap melintang
Rangka sayap melintang ini menghubungkan rangka sayap membujur (longitudinal) yang utama dan di beri nama menurut
letaknnya atau berdasarkan nama rangka sayap membujur yang dihubungkannya. Rangka sayap melintang tersebut adalah :
Humeral (h) : terletak dekat pangkal sayap diantara kosta dan subkosta.
Radial (r) : menghubungkan R1 dengan cabang depan radius sektor (Rs).
Radio-media l(r-m): menghubungkan cabang posterior radius dengan cabang anterior median.
Medial (m) : menghubungkan M2 dan M3.
Medio-cubital (m-cu) : menghubungkan cabang posterior media dengan cabang anterior kubitus.
Cubito-anal : menghubungkan cabang posterior kubitus dan anal pertama (1A).
Modifikasi Sayap Serangga
Pada trips (Thysanoptera) sayap
depan dan belakang berupa rumbai
(gambar 28 A).
Pada kumbang ( Celoeptera), sayap
depan mengeras dan dinamakan elitra
(tunggal berganda elitron).
Elitra berfungsi untuk melindungi
sayap belakang yang berupa selaput
(membran).
Sayap belakang akan terlipat dibawah
sayap depan (elitra) apabila serangga
ini tidak terbang.
Pada lalat (Diptera), sayap depan
berkambang sempurna,sedangkan
sayap belakang mengalami
modifikasi menjadi struktur seperti
gada yang disebut halter. Halter
berfungsi sebagai penyeimbang pada
saat serangga ini terbang.
Pada belalang sayap depan sebagian
mengeras dan sebagian lainnya tetap
berupa selaput (membran) yang
berisi tulang – tulang sayap. Sayap –
sayap ini disebut tegmina (tunggal :
tegmen).
4. Abdomen (Perut)
Abdomen pada serangga primitif tersusun atas 11-12 ruas yang
dihubungkan oleh bagian seperti Selaput (membran).
Jumlah ruas untuk tiap spesies tidak sama.
Pada serangga primitif (belum mengalami evolusi) ruas abdomen
berjumlah 12.
Sebagian besar ruas abdomen tampak jelas terbagi menjadi
◦ tergum (bagian atas)
◦ sternum (bagian bawah),
◦ pleuron (bagian tengah) tidak tampak, sebab sebagian bersatu dengan
tergum.

Perbedaan kelamin jantan dan betina dapat dilihat jelas pada


bagian abdomen ini. Pada abdomen serangga betina terdapat 10
ruas tergum dan 8 ruas sternum, sedangkan pada serangga jantan
terdapat 10 ruas tergum dan 9 ruas sternum.
Ruas ke-11 abdomen terdapat pelat dorsal berbentuk segitiga yang
dinamakan epiprok dan sepasang pelat lateroventral yang dinamakan
paraprok.
Di antara ujung – ujung epiprok dan paraprok terdapat lubang anus.
Tergum ruas ke-11 memiliki sepasang embelan yang dinamakan cerci
(tunggal : cercus).
Pada serangga betina embelan – embelan termodifikasi pada ruas
abdomen kedelapan dan kesembilan membentuk ovipositor (alat
peletakkan telur) di mana terdiri atas dua pasang katub yang
dinamakan valvifer dan selanjutnya menyandang valvulae (sepasang
pada ruas kedelapan dan dua pasang pada ruas kesembilan)
Alat kopulasi pada serangga jantan biasanya terdapat pada ruas
abdomen kesembilan.
Ovipositor Serangga
Pada serangga betina yang mempunyai ovipositor, struktur dari alat ini sangat beragam,
tergantung dari telur – telur yang akan diletakkan. Sebagai gambaran, diberikan beberapa bentuk
ovipositor serangga, sebagai berikut:
◦ Ovipositor Cicada yang meletakkan telur di bawah kulit kayu pada cabang – cabang pohon
berbentuk pisua tajam dan kaku.
◦ Belalang pedang (Sexava spp) memiliki ovipositor berbentuk pedang sehingga dapat
meletakkan telur – telurnya di bawah permukaan tanah.
◦ Tabuhan parasitik dari famili Icneumonidae (Hymenoptera) memiliki ovipositor yang sangat
panjang, sehingga dapat menembus kulit batang padi untuk meletakkan telurnya pada larva
penggerek batang padi.
◦ Serangga betina dewasa yang tergolong apterygota, seperti Thysanura, memiliki ovipositor
yang primitif di mana bentuknya terdiri dari dua pasang embelan yang terdapat pada bagian
bawah ruas abdomen kedelapan dan kesembilan

serangga yang tidak memiliki ovipositor menggunakan cara lain untuk meletakkan telurnya (ordo
Thysanoptera, Mecoptera,Lepidoptera, Coleoptera, dan Diptera)

Serangga ini biasanya akan menggunakan abdomennya sebagai ovipositor.

Anda mungkin juga menyukai