Anda di halaman 1dari 16

E MONEY DAN

ECOMMERCE
KULIAH FIKIH MUAMALAH MALIYAH KONTEMPORER.
E MONEY

Uang elektronik adalah alat pembayaran yang memenuhi unsur-unsur sbb:


1. Diterbitkan atas dasar nominal uang yang disetor terlebih dahulu kepada
penerbit.
2. jumlah nominal uang disimpan secara elektronik dalam suatu media yang
teregistrasi.
3. jumlah nominal uang elektronik yang dikelola oleh penerbit bukan
merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang
mengatur mengenai perbankan; dan
4. digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang bukan
merupakan penerbit uang elektronik tersebut
Para Pihak dalam penerbitan uang
elektronik
 Penerbit; bank atau Lembaga selain bank
 Pemegang uang elektronik; pihak yang menggunaka uang elektronik.
 Prinsipal; bank atau lembaga selain bank yang bertanggungjawab atas
pengelolaan sistem dan/atau. jaingan antar anggotanya yang berperan
sebagai penerbit dan/atau acquirer, dalam transaksi uang elektronik yang
kerja sama dengan anggotanya didasarkan atas suatu perjanjian tertulis.
 Acquirer adalah bank atau lembaga selain bank yang: a. melakukan kerja
sama dengan pedagang sehingga pedagang mampu memproses transaksi dari
uang elektronik yang diterbitkan oleh pihak selain acquirer yang
bersangkutan; dan b. bertanggungjawab atas penyelesaian pembayaran
kepada pedagang.
Lanjutan

 Pedagang (mercant) adalah penjual barang dan atau jasa yang menerima
transaksi pembayaran dari Pemegang
 Penyelenggara kliring adalah bank atau lembaga selain bank yang melakukan
perhitungan hak dan kewajiban keuangan masing masing Penerbit dan/atau
Acquirer dalam rangka transaksi uang elektronik
 Penyelenggara penyelesaian akhir adalah bank atau lembaga selain bank yang
melakukan dan bertanggunglawab terhadap penyelesaian akhir atas hak dan
kewajiban keuangan masing-masing penerbit dan/atau acquirer dalam rangka
transaksi uang elektronik berdasarkan hasil perhitungan dari penyelenggara
kliring.
Lanjutan

 Agen Layanan Keuangan Digital (LKD) adalah pihak ketiga yang bekerjasama
dengan penerbit dan bertindak untuk dan atas nama penerbit dalam
memberikan layanan keuangan digital.
Ketentuan hukum UES

 Akad antara penerbit dengan pemegang uang elektronik adalah akad wadi'ah
atau akad qardh
 Di antara akad yang dapat digunakan penerbit dengan para pihak dalam
penyelenggaraan uang elektronik (prinsipal, acquirer, Pedagang (merchant),
penyelenggara kliring, dan penyelenggara penyelesai akhir) adalah akad
ijarah, akad ju'alah, dan akad wakalah bi al-ujrah
 Di antara akad yang dapat digunakan antara penerbit dengan agen layanan
keuangan digital adalah akad ijarah, akad.iu'alah, dan akad wakalah bi al-
ujrah.
Biaya Layanan

 Biaya layanan adalah biaya yang dikenakan penerbit kepada pemegang kartu,
meliputi: biaya penggantian media UE, biaya pengisian ulang melalui pihak
lain, biaya Tarik tunai melalui pihak lain, biaya administrasi untuk UE yang
tidak digunakan dalam jangka waktu lama
 Ketentuan biaya layanan menurut Syariah sbb: Biaya-biaya layanan fasilitas
harus berupa biaya riil untuk mendukung proses kelancaran penyelenggaraan
uang elektronik; dan 2. Pengenaan biaya-biaya layanan fasilitas harus
disampaikan kepada pemegang kartu secara benar sesuai syariah dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penyelenggaraan dan penggunaan uang
elektronik wajib terhindar dari
 Transaksi yang ribawi, gharar, maysir, tadlis, risywah, dan israf:, dan
 Transaksi atas objek yang haram atau maksiat.
Ketentuan khusus DSN MUI terkait UE

 Jumlah nominal uang elektronik yang ada pada penerbit harus ditempatkan di
bank syariah.
 Dalam hal kartu yang digunakan sebagai media uang elektronik hilang maka
jumlah nominal uang yang ada di penerbit tidak boleh hilang.
E Commerce

 Jual beli elektronik adalah jual beli yang menggunakan elektronik sebagai
sarana, bukan jual beli barang elektronik.
 Jual beli adalah akad antara penjual dan pembeli yang mengakibatkan
perpindahan kepemilikan barang yang dipertukatkan.
 ketentuan dalam jual beli dan jual beli elektronk sama, yaitu harus ada:
Penjual, pembeli, wilayatul asliyah atau niyabiyah,sigat, mutsman/mabi’ dan
tsaman atau harga.
Ketentuan sigat

 Akad Jual Beli harus dinyatakan secara tegas dan jelas serla dipahami dan
dimengerti oleh penjual dan pembeli.
 Akad Jual Beli boleh dilakukan secara lisan, tertulis, isyarat, dan perbuatan/
tindakan, serta dapat dilakukan secara elektronik sesuai syariah dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ketentuan penjual dan pembeli

 Peniual dan pembeli boleh berupa orang atau yang dipersamakan dengan
orang, baik berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum, berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Penjuai (al-Ba'l') dan pembeli (al-Musytari) wajib cakap hukum (ahliyah)
sesuai dengan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Penjual (al-Ba'i') dan pembeli (al-Musytari) wajib memiliki kewenangan
(wilayah) untuk melakukan akad jual beli, baik kewenangan yang bersifat
ashliyyaft maupun kewenangan yang bersifat niyabiyyah, seperti wakil.
Ketentuan barang yang diperjual belikan

 Mutsman/ mabi' boleh dalam bentuk barang dan atau berbentuk hak, serta
milik penjual secara penuh.
 Mutsman/mabi' harus berupa barang dan atau hak yang boleh dimanfaatkan
menurut syariah (mutaqawwam) serta boleh diperjualbelikan menurut syariah
dan peraturan perundangundangan yang berlaku.
 Mutsman/mabi' harus wujud, pasti/tertentu dan dapat diserahterimakan
(maqdur al-taslim) pada saat akad jual beli dilakukan, atau pada waktu yang
disepakati jika akad yang dilakukan menggunakan akad jual beli salam atau
akad jual beli istishna’.
 Dalam hal mabi' berupa hak, berlaku ketentuan dan batasan sebagaimana
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ketentuan harga

 Harga dalam akad jual beli harus sudah dinyatakan secara pasti pada saat
akad, baik ditentukan melalui tawar menawar (bai' al' musawamah), lelang
(bai' al-muzayadah), atau tender (bai' almunaqashah).
 Harga perolehan wajib disampaikan oleh penjual hanya dalam jual beli
amanah seperti jual beli murabahah, dan tidak wajib dalam selain jual beli
amanah.
 Pembayaran harga dalam jual beli boleh dilakukan secara tunai, tangguh, dan
angsur/bertahap. Harga dalam jual beli yang tidak tunai boleh tidak sama
dengan harga tunai.
Pertanyaan

 Jelaskan konsekwensi penggunaan akad wadiah atau qard antara pemegang


UE dan penerbit UE.
 Jelaskan hal-hal yang tidak sesuai dengan syarak pada transaksi commerce.
Sebut dan jelaskan sebanyak banyaknya dengan menyebut ketentuan syarak
apa yang dilanggar.
Terima kasih

Semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai