HASIL-HASIL PENELITIAN
1. Fatwa DSN-MUI
Pada saat ini Lembaga Keuangan Syariah, Lembaga Bisnis Syariah dan
Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 111/DSN/ IX/2017 yaitu yang mengatur
a. Akad bai' al-murabahah adalah akad jual beli suatu barang dengan
menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarya
dengan harga yang lebih sebagai laba.
b. Penjual (al-Ba'i') adalah pihak yang melakukan penjualan barang dalam
akad jual beli, baik berupa orang (Syakhshiyah thabi'iyah/ natuurlijke
persoon) maupun yang dipersamakan dengan orang, baik berbadan hukum
maupun tidak berbadan hukum (syakhshiyah i'tibariah/syakhshiyah
huhniyah / rechtsperson).
c. Pembeli (al-Musytari) adalah pihak yang melakukan pembelian dalam akad
jual beli, baik berupa orang (Syakhshiyah thabi'iyah/ natuurlijke persoon)
maupun yang dipersamakan dengan orang baik berbadan hukum maupun
tidak berbadan hukum (Syakhshiyah i'tibariah/ syakhshiyah hukmiyah/
rechtsperson).
d. Witayah ashliyyah adalah kewenangan yang dimiliki oleh penjual karena
yang bersangkutan berkedudukan sebagai pemilik.
27
28
Akad jual beli murabahah boleh dilakukan dalam bentuk bai' al' murabahah
1. Akad jual beli murabahah harus dinyatakan secara tegas dan jelas serta
?
Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 111/DSN/ IX/2017
29
2. Akad jual beli murabahah boleh dilakukan secara lisan, tertulis, isyarat, dan
3. Dalam hal perjanjian jual beli murabahah dilakukan secara tertulis, dalam
akta perjanjian harus terdapat informasi mengenai harga perolehan (ra's mal
1. Jual beli boleh dilakukan oleh orang maupun yang dipersamakan dengan
akad jual beli, baik kewenangan yang bersifat ashliyyah maupun kewenangan
4. Dalam hal mabi' berupa hak, berlaku ketentuan dan batasan sebagaimana
yang berlaku.
1. Ra's mal al-murabahah harus diketahui (ma'lum) oleh penjual dan pembeli.
2. Penjual (al-ba'i') dalam akad jual beli murabahah tidak boleh melakukan
dinyatakan secara pasti pada saat akad, baik ditentukan melalui tawar
2. Pembayaran harga dalam jual beli murabahah boleh dilakukan secara tunai
dalam kondisi tertentu boleh dengan cara perjumpaan utang (bai' al-
tentang Murabahah.
31
1. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
2. Penerapan fatwa ini dalam kegiatan atau produk usaha wajib terlebih
Penjualan online merupakan salah satu jenis transaksi jual beli yang
menggunakan media internet dalam penjualannya, pada saat ini yang paling banyak
Instagram dan media sosial lainnya untuk memasarkan produk yang mereka jual.
Saat ini penjualan online merupakan salah satu bentuk jenis transaksi yang banyak
dalam memandang penjualan online yang saat ini sudah menjadi suatu hal sudah
sangat lumrah yang dilakukan dalam transaksi jual beli, terutama kepada penjualan
2
Fatwa DSN MUI No. 111/DSN-MUI/IX/2017 tentang Akad Jual Beli Murabahah, hal. 3-6.
3
M.Nur Rianto Al Arif, ”Penjualan On-line Berbasis Media Social Dalam Perspektif
Ekonomi Islam”, Ijtihad, Jurnal Wacana Hukum Islam dan Kemanusiaan,Volume 23, No.1, Tahun
2013 (Juni 2013), hal. 19
32
memenuhi rukun-rukun akad yang sesuai dengan aturan fiqih. Sebagaimana yang
diketahui ada empat rukun akad, yaitu : (a) ada pihak-pihak yang berakad, (b) adanya
ijab dan qabul, (c) adanya obyek akad, (d) tujuan pokok akad itu dilakukan.4
Pihak-pihak yang berakad dalam jual beli online sudah jelas, yaitu ada yang
bertindak sebagai penjual dan ada yang bertindak sebagai pembeli. Sighah dalam
penjualan online biasanya berupa syarat dan kondisi yang disetujui oleh konsumen.
Syarat dan kondisi yang dipahami dapat disetujui sebagai sebuah sighah yang harus
Dalam hal penjualan online bentuk sighah yang dilakukan adalah dengan cara
tulisan. Contohnya apabila kita membeli suatu program pada telepon pintar (smart
phone) maka akan ada pilihan bahwa konsumen telah membaca dan menyetujui
aturan dan perjanjian yang telah dibuat. Syarat dan kondisi ini merupakan sighah
yang harus dipahami baik oleh produsen maupun konsumen dalam penjualan online.
Begitu pula apabila kita melakukan transaksi dengan menggunakan media sosial,
penjual harus menulis kondisi dan syarat apa saja yang terdapat dalam transaksi
Adapaun bentuk akad yang dapat diadopsi dalam transaksi jual beli online ini
adalah, bay’ al murabahah dan (biasa disebut murabahah) dan bay’ assalam (biasa
disebut salam).
?
M.Nur Rianto Al Arif, ”Penjualan On-line …, hal. 19
5
?
M.Nur Rianto Al Arif, ”Penjualan On-line … hal. 20
6
?
M.Nur Rianto Al Arif, ”Penjualan On-line … hal. 20
33
Bay’ al murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan
keuntungan yang disepakati. Dalam bay’ al murabahah, penjual harus memberi tahu
harga produk yang dibeli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai
tambahannya. Pada saat ini, inilah akad jual beli yang paling banyak digunakan,
Dengan demikian jual beli murabahah merupakan akad jual beli dengan
barang (modal) kepada pembeli. Seperti perkataan “saya beli barang ini Rp.100,
murâbaḥaḧ pada utang dalam skema jual beli. Karena itu, dalam transaksinya diberi
peluang menetapkan jaminan terhadap harga barang yang mesti diserahkan pembeli
jual beli utang yang dilakukan. Kalau skemanya “dibaca” sekalian dengan akad
yang dibutuhkan pembeli guna keperluan pembelian barang yang dipesannya yang
kemudian dicicil dalam rentang waktu yang disepakati. Dalam hal ini, wakalah
pengembalian lebih. Karena ia berupa utang, maka harus ada jaminan terhadap nilai
7
?
Rozalinda, Fiqh Muamalah Dan Aplikasinya Pada Perbankan Syariah, (Padang: Hayfa
Press, 2005), hal. 24
34
atau objek murabaḥaḧ. Jaminan tersebut bisa jadi dengan objek transaksi murabaḥaḧ
itu sendiri, tapi lebih sering berupa sesuatu yang lain, seperti SK pengangkatan bagi
keuntungan yang muncul dari selisih harga beli dari penjual dengan harga jual
kepada nasabah. Selain itu, system ini juga sangat sederhana, hal tersebut
menjadi salah satu alasan mengapa akad murabahah dapat digunakan dalam jual beli
on-line berbasis media sosial. Salah satu hal yang perlu dihindari oleh konsumen
ialah apabila ada penjual yang menawarkan produk yang harganya jauh dibawah
apabila ada perbedaan harga dalam batas yang wajar, maka transaksi tersebut masih
diperkenankan.8
akad murabahah adalah ketentuan dan syarat yang harus dilakukan nasabah dalam
penjual dan pembeli dengan penjual memberitahukan harga barang tersebut dan
berapa margin yang diinginkan oleh penjual, dengan adanya negosiasi antara penjual
dan pembeli maka diperoleh suatu kesepakatan harga dengan tidak ada rasa saling
?
M.Nur Rianto Al Arif, ”Penjualan On-line …, hal. 41-42.
35
angsuran.
ada pemesanan dari nasabah dan dapat bersifat mengikat atau tidak m engikat
nasabah untuk membeli barang yang di pesannya (bank d apat meminta uang
(sekaligus).
yaitu:
9
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2001), hal. 115-116.
36
Dari beberapa syarat di atas apabila tidak terpenuhi, maka pembiayaan yang
bersifat murabahah ini dianggap tidak sah menurut syariah. Karena dikatakan sah
kesepakatan didalam akad tanpa memberatkan salah satu pihak, adanya keterbukaan
masuk dalam akad utang piutang, karena pembeli tidak langsung membayar secara
keseluruhan kepada penjual barang. Pada dasarnya segala bentuk persyaratan dalam
persyaratan guna tercapainya suatu akad sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan
semua pihak. Akan tetapi syarat-syarat yang dibuat oleh pihak-pihak tersebut tidak
Syarat yang berkaitan dengan fiqh muamalah sendiri dinamakan syarat ja'li,
yakni syarat-syarat yang dibuat oleh orang yang mengadakan perikatan dan dijadikan
syarat bahwa dia mau membeli sesuatu barang dari penjual dengan syarat boleh
mengangsur. Jika syarat ini diterima oleh penjual, maka jual beli tersebut dapat
10
Muhammad Syafi’i Antonio, Islamic Banking: Bank Syariah dari Teori ke Praktik,
(Jakarta: Gema Insani, 2001), hal. 102.
11
Ibnu Qayyim al-Jawziyyah, Jami’u al-Fiqh, juz 4, (Riyad : Dar al-Wafa’, 2005), hal. 110.
37
akan tetapi hanya menjadikan kurang sempurna. Dan syarat ja'li itu bisa juga
diadakan untuk menetapkan sahnya sebuah perikatan, yakni bila tidak ada syarat
berahirnya akad tersebut tidak ditemukan adanya pihak yang dirugikan ataupun
secara sederhana adalah tetapnya suatu unsur keridhaan dari semua pihak dan
berdasarkan pada asas tolong menolong, akan tetapi ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan pula dalam pemberihan hutang oleh kreditur kepada debitur, yaitu :
hutang, tetapi juga sebagai suatu tolak ukur yang bertujuan agar kedepannya tidak
murabahah dalam cicilan online juga seperti penerapan akad murabahah secara
offline, dengan ketentuan bahwa mengikuti akad murabahah yang sudah dijelaskan
yaitu dapat dilakukan dengan pembayaran secara tunai keseluruhan atau pun dapat
12
Miftahul Arifin, Faishal Haq, Ushul Fiqh, (Surabaya : Citra Media, 1997), hal. 53.
13
Gatot Supramono, Perjanjian Utang Piutang, (Jakarta : Kencana, 2013), hal. 12-16.
38
dilakukan secara cicilan atau angsuran, begitu juga dalam sistem pembayaran secara
cicilan menurut penulis sudah masuk dalam ranah akad utang piutang, sehingga
Transaksi jual beli secara syari’ah tentu memiliki perbedaan dengan transaksi
secara konvensional. Jika pada transaksi konvensional pembeli dan penjual hanya
melakukan proses pertukaran barang dengan uang saja atau bahkan yang dilakukan
adalah pinjam meminjam uang, namun tidak demikian dengan transaksi secara
syari’ah. Dalam agama Islam setiap transaksi yang melibatkan dua orang atau lebih
harus disertai dengan akad atau perjanjian, selain itu transaksi harus berupa barang
umum Allah telah menyuruh umat-Nya untuk menghalalkan jual beli dan melarang
تأكلوا اموالكم بينكم بالباطل اال ان تكون جتارة عن تراض منكم وال
ْ يايها الذين امنوا ال
)29 :تقتلوا انفسكم ان اللّه كان بكم رحيما (النساء
ْ
Artinyan : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu.”(An-Nisa’:29)
Berkenaan dengan cicilan online, maka fatwa MUI No. 111/DSN/ IX/2017
dinyatakan secara pasti pada saat akad, baik ditentukan melalui tawar
2. Pembayaran harga dalam jual beli murabahah boleh dilakukan secara tunai
dalam kondisi tertentu boleh dengan cara perjumpaan utang (bai' al-
termasuk salah satunya didasarkan pada akad murabaḥah. Murabaḥah adalah akad
yang dipergunakan dalam perjanjian jual beli barang dengan menyatakan harga
pokok barang dan margin keuntungan yang disepakati oleh penjual dan pembeli.
Pihak agen membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah
pembeli kemudian menjual barang tersebut kepada pembeli sebesar harga jual yaitu
menawarkan sebuah pilihan kepada calon pembeli apakah calon pembeli tersebut
ingin memilih barang yang ingin dibeli atau meminta pihak penjual yang mencarikan
barang tersebut tersebut. Apabila calon pembeli menginginkan pihak penjual untuk
mencarikan barang, maka antara penjual barang melakukan akad murabaḥah dengan
calon pembeli, dengan ketentuan margin keuntungan yang telah disepakati antara
Apabila pembeli memilih sendiri barang yang akan dibiayai, maka antara
pembeli dan penjual barang melakukan akad wakalah yaitu pembeli memohon atau
mewakilkan kepada penjual barang untuk membelikan barang yang telah dipilih oleh
pembeli dari pihak penyedia/produsen, dan akad wakalah putus sampai disini. Secara
(dhamān), yang diartikan juga dengan memberikan kuasa atau mewakilkan. Secara
lain pada urusan yang dapat diwakilkan, agar orang lain itu mengerjakan urusan
tersebut pada saat hidupnya orang yang mewakilkan.15 Dengan demikian, wakalah
adalah akad pelimpahan kekuasaan atau pemberian kuasa untuk hal-hal yang boleh
penyedia/prosuder. Setelah barang itu telah dimilik oleh penjual barang, maka
dilakukanlah akad murabaḥah antara pembeli dan penjual barang dengan pembeli
membayar uang muka dan margin keuntungan yang telah disepakati antara kedua
belah pihak.
Dalam hal ini penulis akan memperjelas dalam contoh ilustrasi misalnya
terjadi pada sebuah Bank syariah yang akan di uraikan sebagai berikut:
Pada suatu ketika Atha ingin membeli rumah milik seorang temannya
bernama Yeli yang akan dijual dengan harga Rp. 100.000.000, namun Atha tidak
15
?
Yadi Janwari, Lembaga Keuangan Syariah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015), hal.112
16
Muhammad, Audit dan Pengawasan Syariah Pada Bank Syariah, (Yogyakarta: UII Press
Yogyakarta, 2011), hal. 97
41
memiliki uang sebanyak itu untuk membayar lunas rumah milik Yeli, dan tentu saja
Yeli juga tidak mau apabila Atha membayar rumahnya secara angsuran selama
bertahun-tahun. Oleh karena itu Atha meminta kepada BRI Syariah KCP Sigli
mewakilkan untuk membelikan rumah milik yeli tersebut dengan akad wakalah.
Setelah BRI Syariah KCP Sigli memperoleh rumah milik Yeli, barulah BRI
Syariah KCP Sigli dan Atha melakukan akad murabaḥah, dengan Atha bersedia
membayar uang muka, mengangsur secara bulanan dan sepakat dengan margin
pihak, bahwa pembeli diharuskan membayar uang muka sebesar 20%, dan sisanya
sebesar 80% dibayar secara angsuran dari harga rumah yang akan dibiayai. Apabila
harga rumah yang akan dibiayai sebesar Rp. 100.000.000 maka uang muka yang
harus dibayar oleh pembeli kepada BRI Syariah KCP Sigli sebesar Rp. 20.000.000
dan pembeli mengangsur sebesar Rp. 80.000.000 ditambah margin keuntungan yang
telah disepakati antara kedua belah pihak. Dalam hal ini, BRI Syariah KCP Sigli
dengan 10 tahun. Maka dari itu BRI Syariah KCP Sigli melakukan perundingan
kepada pembeli. Margin keuntungan tersebut hanya sebatas pertimbangan bagi pihak
BRI Syariah KCP Sigli ketika bertransaksi atau ber akad dengan pembeli. Sedangkan
Tentang murabahah online yang salah satu dilakukan oleh sebuah platform
ditemukan bahwa:
syariah. Ada dua akad/perjanjian yang digunakan selama proses jual-beli di SyarQ:
produk yang diinginkan dan janji bahwa SyarQ bisa menyediakan barang
tersebut.
2. Akad Murabahah: akad bahwa SyarQ dan pembeli menyepakati harga jual-
Pilihan yang sangat tepat jika Anda berpindah melakukan transaksi cicilan
barang dengan prinsip Syari’ah, salah satunya dengan bergabung dengan SyarQ.
Sesungguhnya Islam merupakan agama yang sempurna dan tidak hanya mengatur
hubungan antara manusia dengan Tuhan saja, namun dalam hal hubungan manusia
45
dengan manusia, seperti melakukan transaksi secara kredit agar terhindar dari bahaya
riba
D. Analisis Data
merupakan akad yang paling sering dipergunakan dalam dalam transaksi jual beli
syari’ah, karena salah satu instrument lembaga keuangan syariah sebagai pengganti
pembeli memilih sendiri barang yang akan diajukan dalam pembiayaan, maka antara
pembeli dengan penjual online melakukan akad wakalah terlebih dahulu, dimana
pembeli mewakilkan kepada penjual online untuk membelikan barang tersebut dari
pihak ketiga baik penjual perorangan maupun developer. Setelah barang tersebut
dimiliki oleh penjual online, maka setelah itu antara penjual online melakukan akad
murabaḥah dengan pembeli dengan membayar uang muka dan margin keuntungan
Nazih Hammad menuliskan bahwa hukum dasar dalam syara adalah bolehnya
melakukan transaksi hybrid contract, selama setiap akad yang membangunnya ketika
dilakukan sendiri-sendiri hukumnya boleh, dan tidak ada dalil yang melarangnya.
17
?
Yadi Janwari, Lembaga Keuangan Syariah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015), hal.13
46
Ketika ada dalil yang melarang, maka dalil tersebut tidak diberlakukan secara umum,
Apabila dikaitkan dengan kondisi ini dimana antara akad murabaḥah dengan
akad wakalah harus dilakukan secara terpisah, maka penjual online sudah
melakukannya dengan benar. Karena antara akad murabaḥah dengan akad wakalah
dilakukan secara terpisah, dimana pembeli melakukan akad wakalah terlebih dahulu
dengan penjual online, setelah barang tersebut sudah dimiliki oleh Agen/penjual,
dalam akad murabaḥah dijalankan dengan baik oleh penjual online. Ketentuan-
1. Akad bai’ al-Murabaḥah adalah akad jual beli suatu barang dengan
2. Penjual (al-Ba'l') adalah pihak yang melakukan penjualan barang dalam akad
jual beli, baik berupa orang maupun yang dipersamakan dengan orang, baik
jual beli, baik berupa orang maupun yang dipersamakan dengan orang baik
18
?
Ali Amin Isfandiar, “Analisis Fiqh Muamalah Tentang Hybrid Contract Model dan
Penerapannya pada Lembaga Keuangan Syariah” (online), 2013, diakses 31 juli 2021.
47
4. Wilayah ashliyyah adalah kewenangan yang dimilik oleh penjual karena yang
7. Ra’s mal al-Murabaḥah adalah harga dalam perolehan dalam akad jual beli
murabaḥah yang berupa harga pembelian (pada saat belanja) atau biaya
8. Tsaman al-Murabaḥah al-adiyyah adalah harga jual dalam akad jual beli
disepakati.
dilakukan atas barang yang sudah dimiliki oeh penjual pada saat barang
10. Bai al-Murabaḥah li al-amir bi al-syira adalah akad jual beli murabaḥah
tidak tunai.
12. bai’ al-muzayadah adalah jual beli dengan harga paling tinggi yang
13. Bai’ al-munaqasah dalah jual beli dengan harga paling rendah yang
14. Al-Bai’ al-hal adalah jual beli yang pembayaran harganya dilakukan secara
tunai.
15. Al-Bai’ bi al-taqsith adalah jual beli yang pembayaran harganya dilakukan
secara angsur/bertahap.
16. Bai al-muqashshah adalah jual beli yang pembayaran harganya dilakukan
akad jual beli murabaḥah boleh dilakukan dalam bentuk Bai al-Murabaḥah al-
adiyyah (akad jual beli murabaḥah yang dilakukan atas barang yang sudah dimiliki
oleh penjual pada saat barang tersebut ditawarkan kepada calon pembeli), maupun
dalam bentuk Bai al-murabaḥah li al-amir bi al-syira (akad jual beli murabaḥah yang
dilakukan atas dasar pesanan dari pihak calon pembeli). Ketentuan ini telah
diterapkan oleh penjual online, dengan penjual online sebelum melakukan akad
murabaḥah melakukan penawaran kepada pembeli pada awal ketika pembeli akan
melakukan pembiayaan, apakah pembeli tersebut ingin memilih sendiri barang yang
akan dibiayai atau meminta kepada pihak penjual online untuk mewakilkan pembeli
untuk memilih barang tersebut. Apabila pembeli memilih sendiri barang yang akan
dibiayai, maka antara pembeli dan penjual online melakukan akad wakalah yaitu
19
?
Dikutip dari https://dsnmui.or.id/produk/fatwa/. Diakses pada tanggal 31 Juli 2021
49
pembeli memohon atau mewakilkan kepada penjual online untuk membelikan barang
yeng telah dipilih oleh pembeli dari pihak developer atau produsen, dan setelah akad
wakalah telah dilakukan baru setelah itu dapat dilaksanakan akad murabaḥah.
murabaḥah dilakukan secara tertulis, dan di dalam akta perjanjian harus terdapat
informasi mengenai harga perolehan, keuntungan dan harga jual. 20 Penjual online
mengacu pada prinsip saling rida meridhai terkait dengan harga yang ditetapkan oleh
penjual online, oleh karena itu disini penjual online tetap melakukan perundingan
bersama dengan pembeli terkait dengan harga yang akan ditetapkan. Harga dan
ketentuan margin yang telah ditetapkan oleh penjual online hanya sebagai bahan
tersebut pembeli akan mengetahui terkait tentang informasi harga perolehan, margin
kewenangan untuk melakukan akad jual beli, baik kewenangan yang bersifat
sebagai wakil dari pemilik atau wali atas pemilik). Penjual dan pembeli juga harus
20
?
Dikutip dari https://dsnmui.or.id/produk/fatwa/. Diakses pada tanggal 31 Juli 2021
50
berlaku.21 Sesuai dengan proses yang diterapkan oleh penjual online, ketika
melakukan pembiayaan untuk barang kepada pembeli proses yang dilakukan oleh
penjual online sebelum menjual barang tersebut kepada pembeli adalah memiliki
terlebih dahulu barang tersebut, karena pada dasarnya disini siapapun tidak berhak
menjual barang yang bukan menjadi miliknya. Oleh karena itu penjual online terlebih
dahulu membeli barang tersebut dari pihak ke tiga baik dari penjual individu maupun
dalam jual beli murabaḥah barang yang akan dijual harus berwujud, jelas, pasti dan
dapat diserahterimakan pada saat akad jual beli murabaḥah dilakukan, barang yang
akan diperjual belikan juga harus barang yang boleh untuk diperjual belikan
hak yang dimiliki penjual secara penuh.22 Penjual online telah melakukan ketentuan
tersebut dimana penjual online telah memiliki terlebih dahulu barang yang akan
dijual, dalam hal ini adalah berbentuk barang. Ketika barang tersebut telah dimiliki
oleh penjual online barulah setelah itu di jual kepada pembeli, dalam hal ini sudah
dapat dipastikan bahwa barang yang akan diperjual belikan sudah jelas adanya dan
berwujud barang yang halal untuk dapat diserah terimakan dalam proses jual beli
murabaḥah.
Ketentuan terkait Ra’s Mal al-Murabaḥah menjelaskan bahwa Ra’s mal al-
murabaḥah atau harga dalam perolehan dalam akad jual beli murabaḥah yang berupa
21
?
Dikutip dari https://dsnmui.or.id/produk/fatwa/. Diakses pada tanggal 30 Juli 2021
22
?
Dikutip dari https://dsnmui.or.id/produk/fatwa/. Diakses pada tanggal 31 Juli 2021
51
harga pembelian (pada saat belanja) atau biaya produksi berikut biaya-biaya yang
boleh ditambahkan harus diketahui (ma’lum) oleh penjual dan pembeli. Dan penjual
melakukan akad penjualan dengan barang yang jelas dan baik, karena dipilih
langsung oleh pembeli dan penentuan harganya jelas karena dalam hal ini penjual
margin yang akan diperoleh penjual online, di dalam musyawarah antara pembeli dan
penjual online tersebut sama-sama akan mengetahui harga asal barang tersebut dan
terkait harga dalam akad jual beli murabaḥah (tsaman) menjelaskan bahwa
pembayaran harga dalam jual beli murabaḥah boleh dilakukan secara tunai, tangguh,
bertahap atau cicilan, dan dalam kondisi tertentu dalam boleh dengan perjumpaan
23
?
Dikutip dari https://dsnmui.or.id/produk/fatwa/. Diakses pada tanggal 31 Juli 2021