Anda di halaman 1dari 13

~Akuntansi Murabahah~

Pengertian Akuntansi Murabahah

Murabahah adalah akad jual beli barang dengan


menyatakan harga perolehan dan keuntungan
(margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.
Sedangkan dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional
(Fatwa, 2006) yang dimaksud dengan Murabahah
adalah menjual suatu barang dengan menegaskan
harga belinya kepada pembeli dan pembeli
membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba.
Rukun dan Syarat Murabahah
No Rukun Syarat
1 Para pihak yaitu Penjual (al-Ba’i) dan Pembeli a. Boleh berupa orang atau yang dipersamakan dengan orang, baik yang
(al-Musytari) berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum, berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
b. Wajib cakap hukum sesuai dengan syariah dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
c. Wajib memiliki kewenangan untuk melakukan akad jual beli, baik
kewenangan yang bersifat ashiyyah maupun kewenangan yang bersifat
niyabiyyah, seperti wakil.
2 Barang (Mutsman / Mabi’) a. Boleh dalam bentuk barang dan/atau hak, serta milik penjual secara
penuh
b. Harus berupa barang dan/atau hak yang boleh dimanfaatkan menurut
syariah serta boleh diperjualbelikan menurut syariah dan peraturan dan
perundangan yang berlaku
c. Harus wujud, pasti/tertentu dan dapat diserah terimakan pada saat akad
jual beli dilakukan, atau pada waktu yang disepakati jika akad yang
dilakukan menggunakan akad jual beli salam atau akad jual beli
istishna’.
d. Dalam hal mabi’ berupa hak, berlaku ketentuan dan batasan
berdasarkan peraturan dan perundangan yang berlaku
Rukun dan Syarat Murabahah
No Rukun Syarat
3 Harga (Tsaman) a. Harga dalam akad jual beli harus sudah dinyatakan secara pasti pada saat
akad, baik ditentukan melalui tawar menawar, lelang, atau tender
b. Harga perolehan wajib disampaikan oleh penjual hanya dalam jual beli
amanah seperti jual beli murabahah, dan tidak wajib dalam selain jual beli
amanah
c. Pembayaran harga dalam jual beli boleh dilakukan secara tunai, tangguh,
dan angsur/bertahap
d. Harga dalam jual beli yang tidak tunai boleh tidak sama dengan harga tunai
4 Akad (Shigat) a. Akad jual beli harus dinyatakan secara tegas dan jelas serta dipahami dan
dimengerti oleh penjual dan pembeli
b. Akad jual beli boleh dilakukan secara lisan, tertulis, isyarat, dan
perbuatan/tindakan, serta dapat dilakukan secara elektronik sesuai syariah
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dasar Hukum Murabahah (Al-Qur’an dan Hadis)
1. Al-Quran

‫َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا اَل َتْأُك ُلٓو ۟ا َأْم َٰو َلُك م َبْيَنُك م ِبٱْلَٰب ِط ِل ِإٓاَّل َأن َتُك وَن ِتَٰج َر ًة َع ن َتَر اٍض ِّم نُك ْم ۚ َو اَل َتْقُتُلٓو ۟ا َأنُفَس ُك ْم ۚ ِإَّن ٱَهَّلل َك اَن‬
‫ِبُك ْم َرِح يًم ا‬
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah
adalah maha penyayang kepadamu” (QS. An-Nisa:29)

2. Hadis
‫ُط‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫ َو َخ ْل الُبّر ِبالَّش ِع ْي ِر‬,‫ َو الُمقَـاَر َض ة‬, ‫ الَب ْيُع ِإلَى َج ٍل‬:‫ َث َالٌث ِفْي ِه َّن الَبَر َك ة‬: ‫َّن الَّن ِبي َص لَّى ُهللا َع َلْي ِه َو آِلِه َو َس َّلَم َق اَل‬
)‫ (َر َو اُه اْبُن َم اَج ه‬. ‫ِلْلَب ْي ِت َال ِلْلَب ْي ِع‬
Artinya :
“Tiga perkara yang didalamnya terdapat keberkahan: menjual dengan pembayaran secara tangguh, muqaradhah (nama lain dari
mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah dan tidak untuk dijual” (HR. Ibnu Majah).
Dasar Hukum Murabahah (Ijma’)

1. Kaidah Fiqih yang menyatakan

‫اَأَلْص ُل ٍفى الِم َع اَم َالِت اِإلَب اَح ةُ ِإالَّ َأْن َي ُد َّل َد ِلْيٌل َع لَى َت ْح ِر ْي ِم َه ا‬
Artinya :
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”

2. Fatwa Dewan Syariah Nasonal Majelis Ulama Indonesia No.04/DSN-MUI/IV/2000,tentang MURABAHAH.


Kelebihan akad Murabahah

Jangka waktu pembiayaan harga


Jumlah keuntungan (mark-up) barang oleh anggota kepada penjual
berdasarkan atas kesepakatan kedua ditentukan berdasarkan kesepakatan
belah pihak, yaitu penjual dan kedua belah pihak
pembeli Keebihan
akad
Murabahah

Penjual dapat membiayai sebagian


atau seluruh harga pembelian barang
yang telah disepakati
Kekurangan akad Murabahah

Margin keuntungan harus Praktik akad murabahah


1 dibayar penuh sesuai 2 seolah olah hanya
kesepakatan diawal akad mengislamkan kata bunga
meskipun pembiayaan yang ada pada bank
murabahah sudah dilunasi konvensional.
sebelum masa jatuh tempo
Karakteristik dasar Pembiayaan Murabahah di Perbankan Syariah
1. Pembeli sudah memiliki pengetahuan tentang biaya-biaya terkait dan harga pokok barang dan batas nisbah harus
ditetapkan dalam bentuk persentase dari total harga plus biaya-biayanya.
2. Apa yang dijual adalah barang atau komoditas dan dibayar dengan uang.
3. Apa yang diperjualbelikan harus ada dan dimiliki oleh penjual dan penjual harus mampu menyerahkan barang itu
kepada pembeli.
4. Pembayarannya dilakukan dengan skema cicilan atau ditangguhkan. Terkait dengan hal ini, bank-bank syari’ah
umumnya mengadopsi murabahah untuk memberikan pembiayaan jangka pendek kepada para nasabah guna
pembelian barang, meskipun mungkin nasabah tidak memiliki uang untuk membayar.
5. Murabahah menjadi salah satu mekanisme investasi jangka pendek, dan sering dibandingkan dengan sistem profit
and lost sharing (PLS).
6. Penyesuian harga atau mark-up dalam murabahah dapat diterapkan sedemikian rupa, sehingga memastikan bahwa
bank dapat memperoleh keuntungan yang sebanding dengan keuntungan bank-bank berbasis bunga yang menjadi
saingan bank- bank Islam.
Aplikasi Akad Murabahah
Hadinuddin membeli sepeda motor Honda pada tanggal 20 juli 2019 melalui bank BSM dengan kesepakatan
sebagai berikut :
1. Harga sepeda motor di showroom Rp 20.000.000,-
2. Jangka waktu cicilan 20 bulan
3. Margin Murabahah 0,5 % perbulan
4. Uang muka Rp 4.000.000,- dibayar tanggal 20 juli 2019
5. Pembiayaan direalisasikan 21 juli 2019

Hitunglah :
6. Jumlah pembiayaan dari dana bank
7. Jumlah margin bank untuk 20 bulan
8. Jumlah pembiayaan yang akan dibukukan bank
9. Jumlah cicilan perbulan

Bukukan jurnal akuntansi:


10.Penerimaan uang muka tanggal 20 juli 2019
11.Pembelian sepeda motor ke showroom tanggal 20 juli 2019
12.Pembukuan pembiayaan murabahah tanggal 21 juli 2019
13.Yang muka mengurangi pokok pembiayaan tanggal 21 juli 2019
14.Penerimaan cicilan setiap bula mulai tanggal 21 juli 2019
Perhitungan Murabahah

Harga Showroom (harga beli Bank BSM) Rp 20.000.000,-


Uang muka Hadinuddin Rp 4.000.000,-
Pembiayaan dari Bank BSM Rp 16.000.000,-
Margin per bulan 0.5 %
Margin 20 bulan 10 %
Margin dalam rupiah Rp 1.600.000,-
Harga jual Bank BSM (harga showroom + margin) Rp 21.600.000,-
Uang muka Hadinuddin Rp 4.000.000,-
Jumlah kewajiban Rp 17.600.000,-
Cicilan perbulan Rp 880.000,-
Cicilan pokok Rp 800.000,-
Porsi margin Rp 80.000,-
1. Penerimaan uang muka dari nasabah
Db kas 4.000.000
Kr Liabilitas lainnya – uang muka Murabahah dari pembeli 4.000.000

2. Pada saat perolehan aset murabahah


Db Persediaan 20.000.000
Kr Kas 20.000.000

3. Pada saat penyaluran pembiayaan Murabahah kepada nasabah


Db Piutang Murabahah 21.600.000
Kr Margin Murabahah ditangguhkan 1.600.000
Kr Persediaan 20.000.000

4. Uang muka nasabah diakui sbagai pembayaran piutang


Db Uang muka Murabahah dari pembeli 4.000.000
Kr Piutang Murabahah 4.000.000

5. Pembayaran cicilan
Db kas 880.000
Kr Piutang Murabahah 880.000

Db Margin Murabahah yang ditangguhkan 80.000


Kr Pendaoatan margin Murabahah 80.000
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai