Anda di halaman 1dari 18

“STUDI TENTANG RANCANGAN RUMAH TINGGAL

DENGAN KONSEP BANGUNAN TROPIS DI KOTA


ATAMBUA”

DON HENDRIKUS DACOSTA


(1501110006)
Latar Belakang
Kota Atambua yang terletak di daerah
semi ringkai yang memiliki periode hujan
berkisar 3-4 bulan dan periode kering 8-9
bulan (BMKG; Indonesia)
Lemahnya pertimbangan masyarakat di
Kota Atambua terhadap perancangan
bangunan yang memperhatikan kondisi iklim
terjadi karena masyarakat menganggap
bahwa akan menaikkan biaya awal
pembangunan. Oleh Karena itu penulis
mengambil judul “ Studi Tentang Rancangan
Rumah Tinggal dengan Penerapan Bangunan
Tropis di Kota Atambua” sebagai solusi untuk
menanggapi permasalahan tersebut
Identifikasi masalah

Orientasi bukaan pada bangunan


terhadap arah lintasan matahari yang
kurang tepat

Pemanfaatan sumber pencahayaan alami yang


kurang optimal

Kurangnya vegetasi di sekitar


lingkungan rumah

Masyarakat beranggapan bahwa biaya awal


pembangunan meningkat jika menerapkan
konsep arsitektur tropis

“STUDI TENTANG RANCANGAN RUMAH TINGGAL DENGAN KONSEP BANGUNAN


TROPIS DI KOTA ATAMBUA”
Batasan Masalah

Pemanfaatan sumber pencahayaan


alami yang kurang optimal
Batasan

Masalah Kurangnya vegetasi di


lingkungan rumah.
Metode Penelitian

Jenis
Penelitian Deskriptif
Penelitian

Waktu dan Penelitian ini sudah dilaksanakan di


Tempat kota Atambua selama 3 bulan terhitung
Penelitian dari bulan Januari –Maret 2022.

Observasi Kondisi lingkungan


Kondisi rumah tinggal
Teknik Faktor-faktor
Pengumpulan Wawancara penyebab
Data
penghuni rumah
kurang merasa
Peta lokasi dan foto lokasi
Dokumentasi
nyaman
penelitian
Teknik Peng
olaan & Analisis Deskriptif
Data

Berdasarkan hasil analisis, data dibuat dalam suatu konsep


rancangan rumah tinggal tipe 110m2 pada luasan lahan 300m2
dan akan menyajikan datanya berupa gambar 3D.

Rancangan rumah dipilih tipe 110m2 dengan kebutuhan luas ruangan


rumah tinggal berdasarkan acuan:

Neufert (1989), Standar Kebutuhan Luasan Ruangan


Hasil dan Pembahasan

Acuan Rancangan dan Analisa Model


Rancangan

Acuan Analisa
Penentuan Model
Rancangan Rancangan

Kepmen Kimpraswil No.


Meminimalkan cahaya matahari
403/KPTS/M/2002

Acuan Teori Neufert Data Arsitek Jilid


I (1989) mengupayakan agar bukaan tidak
berorientasi kearah timur dan barat
Potensi Lingkungan, cuaca dan iklim
penataan vegetasi untuk
Lokasi berada pada jalur infrastruktur meminimalisir sinar matahari yang
kota mengarah ke bangunan
Konsep Pencahayaan, Penghawaan dan Vegetasi

Konsep Pencahayaan

Sistem Pencahayaan Alami


Konsep Pencahayaan, Penghawaan dan Vegetasi

Konsep Penghawaan

Sistem Penghawaan Alami


Konsep Pencahayaan, Penghawaan dan Vegetasi

Vegetasi
Jenis-Jenis Tanaman Untuk Vegetasi Rumah Tinggal

No Jenis Tanaman Fungsi Contoh Tanaman

1 Penutup Menutupi permukaan tanah agar Rumput jepang, rumput gajah,

mengurangi hawa panas, dapat mengasilkan pakis dan tanaman sejenis lainya.

O2 dan menambah nilai estetika.  

2 Penghias Menambah nilai estetika, menyaring debu, Melati, palem, lidah mertua,

mengasilkan O2 Bungan melata, pinang dan

tanaman sejenis lainya.

3 Peneduh Peneduh, menyaring debu, menetralkan Mangga, angsana, cemara india,

kondisi thermal pada bangunan, mengurangi lengkeng, flamboyant dan

kebisingan mengasilkan O2 dan menabah tanaman sejenis lainya.

nilai estetika.
Hasil Desain

Denah Rumah
Penataan Landscape

Desain Rumah Mengadap Arah


 Menempatkan vegetasi berupa Timur
pohon cemara atau tumbuhan
sejenisnya pada halaman depan
bangunan sebagai penghalang
agar pancaran sinar matahari dan
angin tidak langsung masuk ke
dalam bangunan.

 Memperbanyak bukaan pada sisi


utara dan selatan serta
mengurangi bukaan pada sisi
belakang bangunan yang
Landscape Rumah Dengan Orientasai Depan
menghadap ke arah barat agar Bangunan
dapat meminimalkan suhu panas Menghadap Arah Timur
pada sore hari.
Landscape Rumah Dengan
Orientasai Depan Bangunan
Menghadap Arah Barat.  Menempatkan vegetasi berupa
pohon mangga, angsana dan
tumbuhan sejenisnya pada
halaman depan bangunan sebagai
penghalang agar pancaran sinar
matahari dan angin tidak langsung
masuk ke dalam bangunan, dan
sebagai penambah hawa sejuk.

 Memperbanyak bukaan pada sisi


utara dan selatan serta mengurangi
bukaan pada sisi depan bangunan
yang menghadap kearah barat agar
dapat meminimalkan suhu panas
pada sore hari.
Landscape Rumah Dengan Orientasai Depan Bangunan
Menghadap Arah Utara Atau Selatan
Tampak Depan Tampak Samping Kanan

Tampak Belakang Tampak Samping Kiri


Kesimpulan

Penelitian ini menghasilkan suatu desain arsitektur rumah


tinggal tipe 110 yang memanfaatkan pencahayaan dan
penghawaan alami secara optimal serta desain penetaan
vegetasi yang tepat sehingga mendukung arsitektur rumah
tinggal pada daerah tropis di Kota Atambua.

Penelitian ini menghasilkan tiga model desain arsitektur


rumah tinggal dengan tipe 110 yaitu mengahadap ke arah
timur, barat, utara dan selatan yang memanfaatkan
pencahayaan dan penghawaan alami secara optimal
berdasarkan pertimbangan data kecepatan angin, suhu
udara dan curah hujan di Kota Atambua.
Diperlukan penelitian lanjutan untuk
mengetahui konsep pencahayaan alami dan
penghawaan alami serta memanfaatkan vegetasi
sebagai penetral suhu.

Hasil desain rumah tinggal dari penelitian ini


ialah desain rumah tinggal yang
menyesuaikan dengan kondisi iklim di Kota
Saran
Atambua. apabila desain tersebut diterapkan
pada daerah lain maka perlu dilakukan kajian
terhadap kondisi iklim pada daerah tersebut.

Untuk pemerintah Kota Atambua Kabupaten


Belu, Dinas Perumahan dan Tata Ruang sebagai
bahan informasi untuk membuat kebijakan
agar dapat menerapkan konsep bangunan
ramah lingkungan yang disesuaikan dengan
kondisi iklim pada daerah tropis di Kota
Atambua.
Sekian &
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai