Anda di halaman 1dari 47

Karakteristik dan

Klasifikasi Tanah
Kelompok 3
Hasna Karimah (26922016)
Muhammad Fahmi Lutfi (26923003)
Alia Maemunannisa (26923005)
Sumaiyah Ohorella (26923006)
Faisal Firmansyah (26923007)
Saela Widiya Ningrum (26923022)
Outline
1. Asal Tanah

2. Ukuran Butiran Tanah

3. Hubungan Berat dan Volume

4. Plastisitas dan Struktur Tanah

5. Klasifikasi Tanah

2
Asal Tanah
• Tanah terbentuk dari butiran mineral yang
mengalami proses pelapukan batuan dasar
yang berlangsung dalam jangka waktu yang
cukup lama.

• Sifat-sifat fisis tanah dipengaruhi oleh


bentuk, ukuran dan komposisi kimia
butiran.

• Berdasarkan asal usul pembentukan batuan,


tipe batuan terbagi menjadi 3 (tiga): (1)
batuan beku (igneous rocks), (2) batuan
endapan (sedimentary rocks) dan (3) batuan
metamorf (metamorphic rocks).

Siklus Batuan 3
Asal Tanah
Pelapukan Tanah

• Merupakan proses terurainya atau berubahnya struktur batuan pada atau dekat permukaan bumi oleh proses
kimia dan fisik/mekanis.
• Terbagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu (1) pelapukan secara fisik/mekanis (physical weathering) dan (2) pelapukan
secara kimiawi (chemical weathering).
• Pelapukan mekanis disebabkan terurainya batuan secara mekanikal akibat perubahan temperatur (pembekuan
atau pencairan) dari unsur-unsur es gletser, gelombang air laut dan udara, umumnya terjadi di daerah dengan
temperatur rendah dan tidak merubah komposisi kimia dari batuan.
• Pelapukan kimiawi proses perubahan mineral batuan induk menjadi mineral-mineral baru melalui proses kimia
seperti oksidasi, reduksi, hidrolisis, karbonasi dan asam-asam organis, umumnya terjadi di daerah dengan
temperatur tinggi.
Pelapukan Secara Fisik/Mekanis Pelapukan Secara Kimiawi
• Terjadi disintegration yang umumnya • Proses pelapukan ini sangat komplek karena terjadi perubahan secara kimia terhadap
disebabkan oleh proses wetting or drying. kandungan mineral dari batuan aslinya.
• Dapat juga disebabkan oleh erosi yang • Proses ini dapat disebabkan antara lain karena ada pengaruh Oxygen dan Carbon
diakibatkan oleh air ataupun angin. Dioxide.
• Pelapukan ini akan menyebabkan • Mineral yang terjadi akibat proses pelapukan ini membentuk suatu mineral yang baru
terjadinya partikel-partikel dengan ukuran yang disebut dengan clay minerals.
yang berbeda yang masih terdiri dari • Clay minerals yang sering digunakan dalam bidang geoteknik adalah kaolinite, illite,
material yang sama dengan batuan aslinya chlorite dan montmorillonite.
• Clay mineral particles umumnya ukurannya lebih kecil dari 0.002 mm.
• Mineral inilah yang memberikan perilaku cohesion dan plasticity pada tanah.
4
Asal Tanah
Perpindahan Hasil Pelapukan (Transport)

• Selain proses pelapukan secara mekanis/fisik Klasifikasi Kelompok Tanah


dan kimiawi, tanah juga dapat terbentuk dari
proses perpindahan hasil pelapukan Tanah Glasial (Glacial Soils)
(transport) akibat terbawa oleh air, aingin, es

Klasifikasi Tanah Berdasarkan


maupun akibat gaya gravitasi. Tanah Aluvial (Alluvial Soils)

Proses Transportasi
• Tanah hasil pelapukan yang terbentuk di
Tanah Endapan Danau (Lacustrine Soils)
tempat asalnya (in situ) disebut dengan
residual soils. Karakteristik penting dari
residual soils adalah gradasi ukuran butiran. Tanah Endapan Laut (Marine Soils)

• Tanah berbutir halus dapat ditemukan di Tanah Aeolian (Aeolian Soils)


permukaan dan ukuran butiran semakin
meningkat sesuai dengan kedalamannya. Tanah Koluvial (Colluvial Soils)

5
Asal Tanah
Mineral Pembentuk Batuan dan Struktur Batuan

• Mineral: senyama kimia homogen, non-organik yang bentuknya teratur


(sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Mineral tidak hanya ditujukan
pada komposisi kimia tetapi juga struktur mineral.
• Terdapat 4 (empat) mineral utama:
1. Silicates: quarts, feldspar, mica, chlorite, clay, talc, dsb
2. Carbonates: calcite, dolomite
3. Oxides: limonite, hematite
4. Kelompok lainnya (salt), gypsum, anhydrite, halite (NaCl), pyrite dan
graphite)

6
Asal Tanah
Ciri Khas Tanah

• Komposisi tanah terdiri atas bahan tiga fase: padat, air dan udara
• Tanah bukan bahan elastis (tidak linier): hubungan tegangan dan regangan bukan
garis lurus
• Sifatnya dinamis, bergantung pada tegangan, waktu dan lingkungan: kekuatan tanah
tidak konstan, terus berubah
• Berbeda di setiap lokasi (heterogen): sifatnya bervariasi di setiap titik kedalaman
tanah
• Sensitif terhadap pengambilan sampel: sampel tanah yang terganggu lebih lemah
daripada tanah asli

7
Ukuran Butiran Tanah
• Tanah umumnya disebut kerikil, pasir, lumpur, dan tanah liat.
• Batasan-Batasan ukuran golongan jenis tanah yang telah dikembangkan yang
menunjukkan Batasan ukuran golongan jenis tanah yaitu:

8
Ukuran Butiran Tanah
Berat Jenis (Gs)

Mineral Berat Jenis, Gs


Kuarsa 2,65
• Berat jenis Kaolinit 2,6
sebagai didefinisikan rasio Buta 2,8
bahan tertentu
berat dengan
satuan berat Montmorillonit 2,65-2,8
satuan air, diperlukan untuk Halloysite 2,0-2,55
perhitungan mekanika tanah. Kalium Feldspar 2,57
• Berikut tabel Natrium dan Kalium Feldspar 2,62-2,76
Klorit 2,6-2,9
berat menunjukkan jenis
Biotit 2,8-3,2
tanah: mineral pada
Moskow 2,76-3,1
Hornblende 3,0-3,47
Limonit 3,6-4,0
Olivin 3,27-3,7
9
Ukuran Butiran Tanah
Analisis Mekanis

• Analisis mekanis adalah penentuan kisaran ukuran butiran yang


ada dalam tanah, dinyatakan sebagai persentase dari total berat kering.
• Pada umumnya metode yang digunakan untuk menemukan
distribusi ukuran butiran tanah, yaitu terbagi menjadi 2:

Metode Distribusi Analisis Saringan


(uk tanah)

Analisis Hidrometer

10
Ukuran Butiran Tanah
Analisis Saringan (1)

 Untuk ukuran butiran tanah yang diameternya lebih besar dari 0,075 mm.
 Analisis saringan adalah menyaring dan menggetarkan contoh tanah melalui satu set
saringan dimana lubang-lubang saringan tersebut makin kecil secara berurutan

11
Ukuran Butiran Tanah
Analisis Saringan (2)

 Tahapan Perhitungan Grafik Distribusi Ukuran Butiran Tanah (mm)


terhadap persentase lolos saringan ( % )
1) Tentukan massa tanah yang tertahan pada setiap saringan
(yaitu, M1,M2,.., Mn) dan massa dalam pan (yaitu, Mp).
2) Tentukan massa total tanah : M1 + M2 + ... + ... + Mn + Mp =
∑M
3) Tentukan massa kumulatif tanah yang tertahan diatas setiap
saringan (Untuk saringan ke- i : M1 + M2 + ... + Mi)
4) Massa tanah yang lolos saringan ke - i : ∑ M - ( M1 + M2 + ... +
Mi )
5) Persentase tanah yang lolos ayakan saringan ke- i :

12
Tahapan
Perhitungan
Ukuran Butiran Tanah
Analisis Hidrometer (1)

 Analisis hidrometer didasarkan pada prinsip sedimentasi butir-butir tanah di


dalam air , semua partikel tanah dianggap berbentuk bulat/bola dan kecepatan
mengendap dari partikel tersebut dinyatakan dalam hukum Stokes, yaitu:

Memperhatikan:
Dimana: v = L/T

 Dengan menganggap ℽw kira-kira 1gr/cm3


didapatkan:

14
Ukuran Butiran Tanah
Analisis Hidrometer (2)

Pemb. Hdr
Pemb. Pemb. Hdr
Waktu Temperatur Hidrometer terkoreksi terkoreksi oleh Kedalaman L/t Konstata Diameter butir (D) % Lolos
(m)

t T Ra Rc R' (L)*   (K)** D  


menit o
C   (Ra - z) (Ra + m) cm     mm %
0 26 50 52 53 7,8 0,00000 0,01291 0,00000 85,97%
2 26 45 47 48 8,4 4,20000 0,01291 0,02646 77,86%
5 26 42 44 45 8,9 1,78000 0,01291 0,01722 73,00%
30 26 33 35 36 10,4 0,34667 0,01291 0,00760 58,40%
60 26 28 30 31 11,2 0,18667 0,01291 0,00558 50,29%
250 26,5 22 24 25 12,2 0,04880 0,01284 0,00284 40,55%
1440 26,5 13 15 16 13,7 0,00951 0,01284 0,00125 25,95%

15
Ukuran Butiran Tanah
Analisis Hidrometer (2)
Ukuran Butiran Tanah
Kurva Distribusi Partikel

Kurva distribusi ukuran butir dapat digunakan untuk


membandingkan beberapa jenis tanah yang berbeda
dengan 3 parameter tanah yaitu
1. Ukuran efektif (D10) → untuk memperkirakan
konduktivitas hidrolik dan drainase melalui tanah
2. Koefisien Keseragaman (Cu)

𝐶𝑢 = 𝐷60
𝐷10

3. Koefisien Gradasi (Cc)


𝐷 230
𝐶𝑐=
𝐷 60 𝑥 𝐷 10

Tanah bergradasi baik jika mempunyai koefisien gradasi


1<Cc<3 dengan Cu>4 untuk kerikil dan Cu>6 untuk pasir,
selanjutnya tanah bergradasi sangat baik bila Cu>15
17
Ukuran Butiran Tanah
Bentuk dan Ukuran Partikel Tanah

• Ukuran butir:
oBerbutir halus, diameter < 0.06 mm
oBerbutir kasar, diameter > 0.06 mm
• Bentuk butiran:
o Angular
o Subangular
o Subrounded
o Rounded

18
Hubungan Berat dan Volume

(a) Soil element in natural state (b) three phases of soil element

19
Hubungan Berat dan Volume

Void Ratio

Porosity

Degree of
Saturation

three phases of soil element

20
Hubungan Berat dan Volume

Moisture content

Unit weight

Dry unit weight

three phases of soil element

21
Hubungan Antara Unit Weight, Void Ratio, Moisture
Content, dan Specific Gravity
Volume Solid, Vs = 1

22
Hubungan Antara Unit Weight, Void Ratio, Moisture
Content, dan Specific Gravity
Volume Solid, Vs = 1, Saturated

23
Hubungan Antara Unit Weight, Porosity, dan Moisture
Content
Volume Total, V = 1

25
Hubungan Antara Unit Weight, Porosity, dan Moisture
Content
Volume Total, V = 1, Saturated

26
Moist Unit Weight (), Dry Unit Weight (), dan Saturated
Unit Weight ()

27
Kerapatan Relatif (Relative Density)

 Dipakai untuk menunjukkan tingkat kerapatan dari tanah berbutir (granular soil) di lapangan.
 Nilai bervariasi dari 0% (very loose soils) - 100% (very dense soils).

Maksimum dan minimum void ratio ditentukan berdasarkan ukuran butiran, bentuk butiran, kurva distribusi
ukuran butiran alami, dan kandungan tanah berbutir halus ()
 Hubungan dengan porosity (n)

 Hubungan dengan berat volume (

 Hubungan dengan kepadatan (

28
Atterberg Limit
⇒ Sifat konsistensi tanah berbutir halus pada kadar air yang bervariasi.

• Batas Susut/Shrinkage Limit (SL)


• Batas Plastis/Plastic Limit (PL)
• Batas Cair/Liquid Limit (LL)

4 Keadaan Dasar Tanah

29
Batas Cair/Liquid Limit (LL) (1)

Kadar air dimana terjadi transisi dari keadaan plastis ke keadaan cair dinamakan Batas Cair/Liquid Limit.

Percussion cup method (Casagrande, 1932):

an
uning
k ok k
Mang
Alat pemutar

Dasar karet keras


b. Alat Penggores Standar

a. Alat Pengukur Batas Cair

c. Tanah Sebelum Pengujian d. Tanah Setelah Pengujian

30
Batas Cair/Liquid Limit (LL) (2)

One Point Method:


Jika hanya dilakukan 1 kali pengujian
untuk tiap jenis tanah

N : jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk menutup goresan


selebar 12.5 mm pada dasar contoh tanah
tan𝞫 : 0.121 (tidak semua tanah mempunyai harga tan𝞫 = 0.121)
Pengujian dilakukan pada minimal
4 sampel tanah yang sama
dengan kadar air yang berbeda-beda

31
Batas Cair/Liquid Limit (LL) (3)

Fall Cone Method:

One Point Method:


• Nagaraj and Jayadeva (1981): • Feng (2001):
w : kadar air tanah pada kedalaman penetrasi d (%)
d : kedalaman penetrasi 15 mm s.d. 25 mm (mm)

32
Batas Plastis/Plastic Limit (PL)
Kadar air dimana tanah apabila digulung sampai dengan W = 2.35 N
diameter 1/8 in (3.2 mm) menjadi retak-retak.

Fall cone method for Plastic Limit

Typical Values of Liquid Limit, Plastic Limit, and Acitivity of Some Clay Minerals:

33
Plasticity Index/Indeks Plastisitas

• Indeks Plastisitas adalah perbedaan antara batas


cair dan batas plastis suatu tanah.

• Klasifikasi Indeks Plastisitas (Burmister, 1949):

W = 2.35 N

34
Batas Susut/Shrinkage Limit
• Kadar air dimana perubahan volume suatu massa tanah berhenti.
• Tanah akan menyusut apabila air yang dikandungnya perlahan-lahan hilang. Dengan hilangnya air secara terus menerus,
tanah akan mencapai tingkat keseimbangan dimana kehilangan air tidak akan menyebabkan perubahan volume.
…pers. 1
wi : kadar air awal saat tanah ditempatkan di dalam mangkok uji
𝞓w : perubahan kadar air (kadar air awal dan kadar air batas susut)

…pers. 2

M1 : massa tanah basah saat permulaan pengujian (gram)


M2 : massa tanah kering (gram)

…pers. 3
Vi : volume tanah basah saat permulaan pengujian (cm 3)
Vf : volume tanah kering setelah dikeringkan dalam oven (cm 3)
𝞀w : kerapatan air (g/cm3)

35
Activity/Aktivitas (1)
• Aktivitas digunakan sebagai indeks untuk mengidentifikasi kemampuan mengembangnya suatu tanah lempung.
• Sifat plastis tanah disebabkan oleh air yang terserap di sekeliling permukaan partikel lempung (adsorbed water),
maka tipe dan jumlah mineral lempung yang terkandung dalam suatu tanah akan mempengaruhi batas plastis
(PL) dan batas cair (LL) tanah tersebut.

Skempton (1953):

A : aktivitas/acitivity
PI : indeks plastisitas

Hubungan Indeks Plastisitas dan


Persentase Berat Fraksi Berukuran Lempung
36
Activity/Aktivitas (2)
Seed, Woodward, and Lundgren (1964):

A : aktivitas/acitivity
PI : indeks plastisitas
C’ : konstanta tanah (dalam grafik a dan b, C’=9)

a. Hubungan Indeks Plastisitas dan b. Hubungan Indeks Plastisitas dan c. Penyederhanaan hubungan Indeks Plastisitas dan
Persentase Berat Fraksi Berukuran Lempung Persentase Berat Fraksi Berukuran Lempung Persentase Berat Fraksi Berukuran Lempung
untuk Campuran Lempung Kaolinite/Bentonite untuk Campuran Lempung Illinite/Bentonite
37
Grafik Plastisitas

Hubungan Indeks Plastis dan Batas Cair (Casagrande):


Tanah lempung anorganik
1. A-Line memisahkan tanah lempung anorganik dan
lanau anorganik
2. U-Line merupakan batas atas perkiraan hubungan
indeks plastisitas dan batas cair
Tanah lanau anorganik
3. Hubungan antara A-Line dan U-Line bisa digunakan
untuk menentukan batas susut (Shrinkage Limit)

Shrinkage Limit

38
Struktur Tanah (1)
1. Struktur Tanah Tak Berkohesi

• Struktur Butir Tunggal

Void Ratio:

V : volume kubus = d3
a. Struktur Butir Tunggal Lepas b. Struktur Butir Tunggal Padat Vs : volume bola/tanah dalam kubus

• Struktur Honeycomb

39
c. Susunan butir d. Susunan butir
sangat lepas (e = 0.91) sangat padat (e = 0.35)
Struktur Tanah (2)
2. Struktur Tanah Berkohesi

a. Struktur Tanah Susunan Ped b. Struktur Tanah Susunan Domain dan


dan Ruang Pori Makro Cluster Butiran Berukuran Lanau

Struktur Tanah Item Keterangan

Lempung: Struktur terdispersi Terbentuk oleh partikel-partikel lempung yang mengendap secara individu. Orientasi
butir-butirnya hampir paralel.
Struktur terflokulasi Terbentuk oleh gumpalan-gumpalan butiran lempung yang mengendap
Domain Kelompok unit-unit submikroskopis dari partikel lempung
Cluster Kelompok dari domain yang membentuk cluster (dapat dilihat dengan mikroskop biasa)
Ped Kelompok dari cluster yang membentuk ped (dapat dilihat tanpa mikroskop)
40
Klasifikasi Tanah

BERDASARKAN USDA
TEKSTUR

KLASIFIKASI
TANAH AASHTO

BERDASARKAN
PEMAKAIAN
U
S
C
S
41
Klasifikasi Tanah
Klasifikasi Tekstural USDA
Hanya berlaku untuk material lolos saringan No. 10 atau
Ukuran Butir maksimum 2 mm Penggunaan segitiga tekstur tanah ditunjukkan dengan
sebuah contoh, pada partikel Tanah A menunjukkan
30% pasir, 40% lanau, 30% partikel tanah liat
 Clay Loam (Lempung tanah Liat)

Jika ada partikel tanah >2mm, misalnya tanah B


memiliki ukuran partikel 20% kerikil, 10% pasir, 30%
lanau dan 40% lempung
Komposisi tekstural yang dimodifikasi akibat adanya
material >2 mm

 Clay (Lempung), tp karena persentasi gravel cukup


besar maka disebut Gravelly Clay (lempung berkerikil)

42
Klasifikasi Tanah
Klasifikasi AASHTO (1)

43
Klasifikasi Tanah
Klasifikasi AASHTO (2)

FORMULA RULES
1. Jika GI bernilai (-), asumsikan 0
2. Jika GI bernilai desimal dibulatkan ke nilai terdekat
3. Nilai GI untuk A-1-a, A-1-b, A-2-4, A-2-5 dan A-3 adalah 0
4. Khusus untuk A-2-6 dan A-2-7, gunakan formula berikut :

Misal, 95% tanah lolos saringan No. 200, mempunyai nilai LL=60 dan PI=40 =
60 dan PI = 40 A :

A-7-6(42) 44
Klasifikasi Tanah
Klasifikasi USCS (Unified Soil Classification System) (1)

45
Klasifikasi Tanah
Klasifikasi USCS (Unified Soil Classification System) (1)

46
Klasifikasi Tanah
Perbandingan Sistem AASTHO dan USCS

Persamaan
1. Klasifikasi tanah berdasarkan tekstur (distribusi ukuran) dan plastisitas tanah
2. Mengelompokkan tanah menjadi 2 kategori yaitu tanah berbutir kasar dan berbutir halus yang
ditentukan oleh saringan No. 200

Perbedaan
Parameter AASHTOAASHTO Unified System
Unified System
Tanah berbutir halus > 35% lolos saringan No. 200 > 50% lolos saringan No. 200

Tanah berbutir kasar ≤ 35% lolos saringan No. 200 ≤ 50% lolos saringan No. 200
Tanah berkerikil dengan tanah a. Dikelompokkan berdasarkan a. Dikelompokkan berdasarkan
berpasir saringan No. 10 saringan No. 4
b. Pengelompokkan masih kurang b. Pengelompokkan lebih jelas
jelas (hanya dikelompokkan dan pemisahan jenis
sebagai grup A-2 (nilai GI)) tanahnya juga jelas yaitu
dimana dalam A-2 masih berisi pengelompokan dengan
jenis tanah yang bervariasi simbol GW, SM, CH, dan
lainnya.
47
TERIMA KASIH.

Anda mungkin juga menyukai