KARAKTERISTIK FISIK TANAHterbaru
KARAKTERISTIK FISIK TANAHterbaru
REMBESAN AIR
DALAM TANAH STABILITAS
DAN DAYA
(5) DUKUNG
KEKUATAN
TANAH TANAH
KLASIFIKASI
TANAH
(3)
TANAH PEMADATAN
(1) (4) PERENCANAAN
KOMPOSISI
BANGUNAN
TANAH
TANAH
(2)
1. BATUAN BEKU (IGNEOUS ROCK) :
Magma yang membeku sewaktu terdesak ke
permukaan bumi pada saat terjadi letusan
gunung api
Terdiri dari batuan beku intrusive dan
ekstrusive.
Batuan intrusive adalah batuan dari magma yang
membeku dalam bumi
Batuan ekstrusive adalah batuan dari magma
yang membeku dipermukaan bumi
Jenis batuan beku adalah granit, gabbro,
andesite, rhyolite dan basalt.
INTRUSIVE ROCK EKSTRUSIVE ROCK
INTUSIVE ROCK
GABRRO DIORITE
INTUSIVE ROCK
GRANITE
PEGMATITE
ANDESITE
BASALT.
OBSIDIAN PUMICE
SCORIA.
RHYOLITE
Batuan Sedimen : Deposit hasil pelapukan menjadi
lebih padat dengan adanya tekanan lapisan di
atasnya dan adanya proses sementasi antar butiran
oleh unsur-2 sementasi (oksida besi, kalsit, dolomit
dan quartz).
Unsur-2 sementasi terbawa dalam larutan air tanah
mengisi ruang antar butir dan membentuk batuan
sedimen (sedimen detrital), jenis batuan sedimen ;
Conglomerat, breccia, sandstone
Sedimen akibat reaksi kimia (Sedimen kimia) jenisnya ;
batu kapur (limestone), gamping, dolomite, gipsum,
anhydrite dll. Batu kapur terbentuk oleh CaCO3 dari
senyawa kalsit yg mengendap karena kegiatan
organisma (di laut) dan juga proses anorganik.
Unsur-2 sementasi terbawa dalam larutan air
tanah mengisi ruang antar butir dan membentuk
batuan sedimen (sedimen detrital), jenis batuan
sedimen ; Conglomerat, breccia, sandstone,
mudstone shale.
Sedimen akibat reaksi kimia (Sedimen kimia)
jenisnya ; batu kapur (limestone), gamping,
dolomite, gipsum, anhydrite dll. Batu kapur
terbentuk oleh CaCO3 dari senyawa kalsit yg
mengendap karena kegiatan organisma (di laut)
dan juga proses anorganik.
BRECCIA (KLASTIK) CHERT (KLASTIK)
CONGLOMERATE
(CLASTIC)
SHALE (CLASTIC)
COAL (KIMIA)
LIMESTONE (CLASTIC)
ROCKSALT (KIMIA)
SANDSTONE (CLASTIC)
Batuan metamorf :
Peristiwa metamorf perubahan
komposisi/tekstur akibat panas, tekanan
dan kimia tekanan tanpa menjadi cair.
Batuan beku jenis gabbro, granite akan
menjadi batuan gneiss akibat peristiwa
metamorf demikian juga batuan shales dan
mudstone menjadi batuan jenis slates dan
phyllites.
Calcite dan Dolomite akan menjadi batuan
metamorf jenis marbel akibat rekristalisasi.
AMPHIBOLITE (NON
FOLIATED)
GNEISS (FOLIATED)
HORNFELS (NON FOLIATED)
MARBLE (NONFLIATED,
FROM LIMESTONE)
PHYILLTE (FOLIATED)
QUARTZITE (NONFOLIATED,
SANDSTONE)
SLATE (FOLIATED, SHALE) SCHIST (FOLIATED, MICA))
SCHIST (FOLIATED, MICA)
SCHIST (FOLIATED,
CHLORITE)
Pelapukan : peristiwa terurainya batuan
menjadi partikel-2 yg lebih kecil (secara
mekanis maupun kimia).
Pelapukan mekanis (fisika); terjadi karena susut
muai akibat perubahan panas-dingin terus
menerus (cuaca dll). Bisa juga akibat es gletser,
angin, aliran air, gelombang. Hujan dapat
membuat rekahan-rekahan yang ada di batuan
menjadi lebih besar sehingga membuat batuan
pecah menjadi bagian yang lebih kecil
Pelapukan kimia : mineral batuan induk diubah
menjadi mineral baru melalui reaksi kimia.
Pelapukan kimia : mineral batuan induk
diubah menjadi mineral baru melalui reaksi
kimia.
Air dan CO2 dari udara membentuk asam
karbon, dan bereaksi dengan mineral
batuan membentuk mineral baru + garam
terlarut. Contoh pelapukan orthoclase :
H2O+CO2 H2CO3 H+ + (HCO3)-
Asam karbonat
2K(AlSi3O8) + 2H+ + H2O 2K+ + 4SiO2 +
Al2Si2O5(OH)4
Orthoclase silika kaolinite
Mineral lempung yg merupakan produk
pelapukan kimia dari feldspar, ferromagnesium
dan macam-2 mika adalah mineral yg membentuk
sifat plastis dari tanah. Ada 3 tipe utama mineral
lempung :
(1) kaolinite; (2) illite ; (3) montmorillonite.
Pelapukan secara biologi: Salah satu contohnya
adalah pelapukan yang disebabkan oleh
gangguan dari akar tanaman yang cukup besar.
Akar-akar ini mampu membuat rekahan-rekahan
di batuan dan akhirnya dapat memecah batuan
menjadi bagian yang lebih kecil lagi.
PELAPUKAN KIMIA
Biological · Carbonation · Hydrolysis ·
Mineral hydration · Oxidation
PELAPUKAN MEKANIK/FISIK
Abrasion · Corrasion · Frost weathering ·
Haloclasty · Thermal fatigue · Thermal
shock
ABBRASI (MEKANIK)
HYDROLOSYS GRANITE
BLOCK (MEKANIK) GRUS (MEKANIK)
CAVERNOUS
OLLUVIUM (MEKANIK)
CAVERNOUS (KIMIA)
STALAGMITE (KIMIA)
STALACTITES (KIMIA)
Setelah batuan mengalami pelapukan, batuan-
batuan tersebut akan pecah menjadi bagian
yang lebih kecil lagi sehingga mudah untuk
berpindah tempat. Berpindahnya tempat dari
partikel-partikel kecil ini disebut erosi. Proses
erosi ini dapat terjadi melalui beberapa cara:
Akibat grafitasi: adanya grafitasi bumi maka
pecahan batuan bisa langsung jatuh ke
permukaan tanah atau menggelinding melalui
tebing sampai akhirnya terkumpul di permukaan
tanah.
mampu memindahkan pecahan-pecahan batuan
yang ada.
Akibat air: air yang melewati pecahan-pecahan
kecil batuan yang ada dapat mengangkut pecahan
tersebut dari satu tempat ke tempat yang lain.
Salah satu contoh yang dapat diamati dengan jelas
adalah peranan sungai dalam mengangkut
pecahan-pecahan batuan yang kecil ini.
Akibat angin: angin pun dapat mengangkut
pecahan-pecahan batuan yang kecil ukurannya
seperti halnya yang saat ini terjadi di daerah
gurun.
Akibat glasier: sungai es atau yang sering
disebut glasier seperti yang ada di Alaska
sekarang juga mampu memindahkan pecahan-
pecahan batuan yang ada.
Tanah yang terangkut dikelompokkan
menurut jenis pembawa/cara
pengendapan:
Tanah glacial akibat sungai es (gletser)
Tanah alluvial aliran air (terdeposisi
sepanjang aliran Sungai.
Tanah lacustrine terdeposisi di danau-2
yg tenang
Tanah marine terdeposisi di laut
Tanah aeolian terangkut/terdeposisi oleh
angin
Tanah coolluvial gerakan tanah akibat
gravitasi.
Tanah : Material yg terdiri dari agregat (butiran) mineral
padat yg tidak tersementasi , bahan lapukan organik (berpartikel
padat) berikut zat cair / gas yg mengisi pori-2 (ruang kosong
diantara partikel padat).
tanah adalah campuran partikel-partikel yang terdiri dari salah satu
atau seluruh jenis berikut :
• Berangkal (boulders) : potongan batuan yang besar berukuran lebih
besar dari 250 – 300 mm
• Kerakal (cobbles) : potongan batuan dengan ukuran berkisar 150 –
250 mm
• Kerikil (gravel) : partikel batuan yang berukuran 5 – 150 mm
• Pasir (sand) : partikel batuan yang berukuran 0,074 – 5 mm
• Lanau (silt) : partikel batuan yang berukuran 0,002 – 0,074 mm
• Lempung (clay) : partikel mineral yang berukuran lebih kecil dari
0,002 mm
• Koloid (colloids) : partikel mineral yang “diam” berukuran lebih kecil
dari 0,001 mm.
Adapun sifat-sifat tanah yang penting adalah gradasi butiran, kekuatan
geser tanah, daya rembes, daya dukung tanah, konsolidasi, dan lain-lain.
Fase Tanah
1. Sistem 2 fase : yang terdiri dari tanah dan udara (derajat kejenuhan,
S = 0%) atau tanah dan air (S = 100%).
2. Sistem 3 fase : yang terdiri dari tanah, air dan udara (0 < S < 100%).
Analisa hidrometer :
• Untuk tanah berbutir halus (lanau-lempung).
• Didasarkan pada prinsip pengendapan (sedimentasi) butir.
• Contoh dilarutkan dalam air lalu dibiarkan mengendap.
• Kecepatan mengendap tergantung ukuran butir, semakin besar
semakin cepat. Menurut hukum Stokes, kecepatan mengendap :
Ukuran Aggregat
Kasar
Saringan Aggregat
3/4 “ No.8 Halus
No.8 No.200
(2,38) (0,074)
Coarse Fine
aggregate Aggregate
3/4 “ No.8
(19,1) (2,38) UNITED
KINGDOM
1/2 “ No.30
(4,76) Clay 0 - 0,002
1½“ (12,7)
Filler Silt 0,002-0,060
(38,4)
3/8 “ No.50 0,060 - 2
Sand
(9,52) (0,279)
1“ 2 - 60
PAN Gravel
(2,54)
No.4 No.100 Cobbles 60 - 200
(4,76) (0,149 Boulders 200-600
No.8 No.200
(2,38) (0,074)
are not same
Dep. Pek. Umum, 1987
Analisa hidrometer :
18 L
sehingga : D
(GS 1) w t
60
40
20
0
5 2 1 0,5 0,2 0,1 0,05 0,02 0,01 0,005 0,002 0,001
Sisa butiran yang lolos saringan 0,075 mm, kemudian dianalisis dengan
cara sedimentasi (hydrometer analysisis), yang hasilnya ditunjukkan
dalam tabel berikut.
Waktu Diameter Persen butiran
Pengendapan butiran mengendap (%)
(detik) (mm)
2 0,06 13,02
5 0,04 10,42
30 0,017 6,08
60 0,013 4,34
250 0,006 1,74
1440 - -
100
90
80
70
60
% Lolos
50
40
30
20
10
0
0.00 0.01 0.10 1.00 10.00 100.00
aluminium or
silika magnesium
0.26 nm
0.29 nm
59
Lembaran silica tetrahedral :
Si
Al
60
Perbedaan kombinasi dari lembaran
tetrahedral dan octahedral akan membentuk
mineral lempung yang berbeda pula.
1:1 Clay Mineral (e.g., kaolinite, halloysite):
61
2:1 Clay Mineral (e.g., montmorillonite, illite)
62
Al
Si
Typically 70-
100 layers Al
0.72 nm
Si
Al
joined by strong H-bond
no easy separation Si
joined by oxygen
Al
sharing
Si
digunakan untuk bahan pengecatan, kertas
dan patry serta intrustri obat
(OH)8Al4Si4O10
Halloysite
sejenis kaolinite; hydrated and tubular
structure
(OH)8Al4Si4O10.4H2O
64
juga
disebut smectite; sangat mudah
mengembang bila berhubungan dengan air
Si
Al
Si
Si
Al swells0.96
on contact
nm with wa
easily separated Si
by water
joined by weak Si
high affinity to water
van der Waal’s bond Al
Si
65
lempung dengan pengembangan
yang tinggi
(OH)4Al4Si8O20.nH2O
Bentonite
montmorillonite family
used as drilling mud, in slurry trench
walls, stopping leaks
66
Si
Al
Si
joined by K+ ions
Si
fit into the hexagonal 0.96 nm
Al
holes in Si-sheet
Si
Si
Al
Si
67
Chlorite
A 2:1:1 (???) mineral.
Si Al Al or Mg
Vermiculite
montmorillonite family; 2 interlayers of water
Attapulgite
chainstructure (no sheets); needle-like
appearance 68
edge-to-face contact
face-to-face contact
Flocculated Dispersed
69
70
umumnya teknik untuk mengetahui partikel
lempung
plate-like
structure
71
X-Ray Diffraction (XRD)
untuk identifikasi stuktur molekul dan adanya
mineral
Differential Thermal Analysis
(DTA)
untuk identifikasi mineral
72
60
U-line
50
montmorillonite illite A-line
Plasticity Index
40
30
kaolinite
20
halloysite
10
0
chlorite
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Liquid Limit
73
Struktur tanah kohesif ditinjau Tanah non kohesif dapat
membentuk hubungan sarang
terhadap komposisi mineral, lebah (honeycomb) dan
sifat-sifat elektrik dari mempunyai angka pori yang
tinggi. Lengkungan butiran
partikelnya. Susunan partikel dapat menahan beban statis,
dapat dibagi menjadi 2 tapi susunan ini sangat
sensitive terhadap longsoran,
macam (Rosenqvist, 1959), getaran, atau beban dinamis.
yaitu susunan terflokulasi dapat merubah sifat-sifat
teknisnya.
(fluculated, yaitu hubungan Tanah jenis ini sangat sensitif
tepi yang satu dengan terhadap getaran , sehingga
sangat sulit untuk mengambil
permukaan partikel yang lain) contoh sampel (tanah pasir
dan susunan terdispersi, yaitu yang sangat longgar, dan juga
menyamakan kondisinya sama
hubungan permukaan partikel seperti kondisi di lapangan.
yang satu dengan dengan Karena itu dalam praktek
digunakan beberapa macam
permukaan yang lain). alat penetrasi untuk
mengetahui sifat-sifat tanah
granular/non kohesif .
1.4. KOMPOSISI TANAH
udara
Va air
udara
Ww air Vw Vv
W V BUTIR BUTIR BUTIR
Ws PADAT Vs PADAT PADAT
udara Va
W Ww=w.Gs.w air Vw=w.Gs Vv=e V=1+e
BUTIR V
Ws=Gs.w PADAT Vs=1
karena Vs = 1,
maka Ww = w.Ws = w.Gs. w
Dimana : Gs = berat jenis butiran padat
w = berat volume air
w = kadar air.
w = 9,81 kN/m3 = 62,4 lb/ft3
W Ws Ww GS . w w.GS . w 1 wGS . w
Berat isi basah :
V V 1 e 1 e
WS GS . w
Berat isi kering : d
V 1 e
Ww w.Gs. w
Volume air : Vw w.Gs
w w
Vw w.Gs
Derajat kejenuhan : S S.e = w.Gs
Vv e
Untuk tanah jenuh air (saturated) ,S = 100% ;
n
Karena e
1 n
atau n 1
1 e 1
1 n 1 n
WS GS . w GS . w
maka : d GS . w (1 n)
V 1 e 1
1 n
1 wGS . w
GS . w (1 n)(1 w)
1 e
n
S
G . w
sat
GS e. w
1 n
GS (1 n) n. w
1 e 1
1 n
1.8. KERAPATAN RELATIF DR (UNTUK PASIR DAN KERIKIL)
SL PL LL
8mm
Celah 2mm
25 Flow line
20
10 20 25 30 40 50
jumlah ketukan N (skala log)
Indeks plastisitas PI :
PI = LL – PL
Batas susut SL :
Tanah basah susut bila kadar air berkurang perlahan-2. Batas keseimbangan
dimana tanah tak bisa susut lagi walaupun kadar air terur berkurang, disebut
batas susut. Air raksa
SL = wi(%) – w(%)
SL
m1 m2 Vi V f w
100% w = kerapatan air (gr/cm3)
m2 m2
Aktivitas “A” (activity ) :
Skempton: PI bertambah linier terhadap pertambahan fraksi ukuran lempung
(< 2). Kemiringan kurva PI vs % clay :
PI
A
% berat fraksi berukuran lempung