Anda di halaman 1dari 21

NAMA KELOMPOK

Syakira Qasyasuara
Tiara Maharani
Sonia dewitri
Putri Nadia
Sandi
alergi
A.DEFINISI ALERGI
Alergia. Definisi alergiAlergi adalah penyakit atau kelainan yang
tidak menular tetapi kecenderungan seseorang mengalami alergi akan
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu genetik (keturunan) dan lingkungan
sebagai faktor eksternal tubuh. Alergi terjadi karena adanya zat yang
menimbulkan reaksi yang disebut alergen. Alergen dapat masuk dalam
tubuh melalui saluran nafas (inhalan), pencernaan (ingestan), suntikan
(injektan) atau yang menempel pada kulit (kontaktan)
B.FATOFISIOLOG
I ALERGI
b. Patofisiologis alergiReaksi tipe I diperantai oleh IgE, yang
berikatan dengan highaffinity IgE specific Fc receptor (Fc e
RI) yang diekspresikan di permukaan sel mast. Apabila terjadi
cross-linked oleh alergen, maka terjadi degranulasi sel mast.
Proses itu terdiri dari fase sensitisasi, fase aktivasi, dan fase
efektor.
C.FFAKTOR
ALERGI
c. Faktor alergiFaktor resiko untuk menjadi alergi disebabkan oleh faktor genetik dan
lingkungan. Meningkatnya angka kejadian alergi di negara-negara berkembang
menyiratkan adanya perubahan dalam faktor lingkungan. Anak-anak yang alergi umumnya
hidup dalam rumah yang lebih bersih dibandingkan dengan mereka yang tidak menderita
alergi

d. Manifestasi klinis terbagi 3 yaitu:


1) Asma Bronkial
2) 2) Rhinitis Alergika
3) 3) Dermatitis Atopik.

 Definisi Systemic Lupus Erythematosus (SLE)Sytemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah


penyakit hasil dari regulasi sistem imun yang terganggu, yang menyebabkan autoantibodi
diproduksi berlebihan, yang pada kondisi normal diproduksi dan digunakan untuk
melindungi tubuh dari benda asing (virus, bakteri, alergen, danlain -lain)
Menurut Laeli (2016) Systemic penyebab Systemic Lupus 2) Faktor lingkunganBeberapa faktor
Lupus Erythematosus Erythematosus dibagi menjadi 2 lingkungan yang dapat memicu
merupakan penyakit autoimun faktor, yaitu terjadinya Systemic Lupus
yangbukan disebabkan oleh 1) Faktor geneticJumlah, usia, Erythematosus antara lain:a)
virus, kuman atau bakteri. Faktor dan usia anggota keluarga yang Hormonb) Obat-obatanc) Infeksid)
hormon, lingkungan dan genetik menderita penyakit autoimun Paparan sinar ultraviolet
adalahsebagai pemicu penyakit menentukanfrekuensi autoimun
lupus. pada keluarga tersebut.
 Manifestasi konstitusionalPada kelainan autoimun
yang bersifat sistemik biasanya dijumpai
kelainankonstitusional seperti cepat lelah, nafsu makan
Patofisiologi Systemic Lupus
menurun, demam dan menurunnya beratbadan. Hal ini
Erythematosus (SLE) merupakan gejala awal atau bahkan merupakan komplikasi
Menurut Wijaya (2019) patogenesis Systemic dari penyakitnya.
Lupus Erythematosus bersifat multifactorial  Manifestasi pada kulitManifestasi pada kulit merupakan
yang merupakan interaksi dari faktor yang paling umum pada kelainan Systemic
genetik, faktor lingkungan dan faktor LupusErythematosus, kejadiannya berkisar antara 80-
hormonal yang menghasilkan respon imun yang 90% dari kasus. Dari kriteria diagnosisterdapat
abnormal. Pada pasien ini cenderung terjadi empat diantaranya merupakan kelainan pada kulit
gangguan sistem imun. Abnormalitas pada sel seperti fotosensitivitas, ruammalar, lesi diskoid serta lesi
T meliputi respon abnormal pada autoantigen, mukokutan (lesi pada mulut). Kelainan pada kulit dapat
gangguan toleransi sistem imun dan gangguan dibagimenjadi kelainan yang bersifat spesifik dan non
transduksi signal pada T cell receptor spesifik
 Manifestasi pada musculoskeletalTerlibatnya sendi baik
atralgia atau artritis, keduanya sering timbul pada
awalpenyakit dan merupakan gejala klinik yang tersering
pada penderita dengan Systemic LupuErythematosus aktif.
Artritis sendi pada penderita umumnya poli artritis mirip
dengan artritisreumatoid yang mana daerah yang sering
terkena pada sendi-sendi kecil pada tangan danlutut.
PENGERTIAN
HIV/AIDS ETIOLOGI
HIV adalah sebuah virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia. AIDS adalah
HIV/AIDS
Virus masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui
kependekan dari Acquired Immune Deficiency
perantara darah, semen, dan sekret vagina. Setelah
Syndrome. Acquired berarti didapat, bukan
memasuki tubuh manusia, maka target utama HIV
keturunan. Immuno terkait dengan sistem
adalah limfosit CD 4 karena virus mempunyai afinitas
kekebalan tubuh kita
AIDS muncul setelah virus (HIV) menyerang sistem
terhadap molekul permukaan CD4. Virus ini akan
kekebalan tubuh kita selama lima hingga sepuluh mengubah informasi genetiknya ke dalam bentuk yang
tahun atau lebih. (Anonim. 2014). terintegrasi di dalam informasi genetik dari sel yang
diserangnya, yaitu merubah bentuk RNA (ribonucleic
acid) menjadi DNA (deoxyribonucleic acid)
menggunakan enzim reverse transcriptase.
Tahapan perubahan HIV/AIDS terbagi 4
Fase 1 Fase 2
Umur infeksi 1-6 bulan (sejak terinfeksi
HIV) individu sudah terpapar dan terinfeksi. Umur infeksi : 2-10 tahun setelah terinfeksi HIV.
Tetapi ciri-ciri terinfeksi belum terlihat Pada fase kedua ini individu sudah positif HIV
meskipun ia melakukan tes darah. Pada fase
dan belum menampakkan gejala sakit. Sudah
ini antibodi terhadap HIV belum terbentuk.
dapat menularkan pada orang lain.

Fase 3 Fase 4
Sudah masuk pada fase AIDS. AIDS baru dapat
Mulai muncul gejala-gejala awal penyakit.
terdiagnosa setelah kekebalan tubuh sangat berkurang
Belum disebut sebagai gejala AIDS. Gejala-
dilihat dari jumlah sel-T nya. Timbul penyakit tertentu
gejala yang berkaitan antara lain keringat yang
yang disebut dengan infeksi oportunistik yaitu TBC,
berlebihan pada waktu malam, diare terus –
infeksi paru-paru yang menyebabkan radang paru-paru dan
menerus
kesulitan bernafas, kanker
Cara penularan HIV/AIDS

 Penggunaan jarum suntik :


penggunaan jarum suntik, tindik,
tato, dan pisau cukur yang dapat
 Hubungan seksual :
menimbulkan luka yang tidak
hubungan seksual yang tidak disterilkan secara bersama-sama
amandengan orang yang dipergunakan dan sebelumnya
telah dipakai orang yang terinfeksi
telah terpapar HIV.
HIV

 Transfusi darah :
melalui transfusi  Ibu hamil kepada anak
yang dikandungnya
darah yang
tercemar HIV.
Askep Teoritis Alergi
1.pengkajian keperawatan
 Pengkajian
Identitas pasien dan identiitas penanggung
 Riwayat keperawatan
Riwayat Kesehatan sekarang
 Alasan masuk rumah sakit
Pasien mengeluh nyeri perut, sesak nafas, demam, bibirnya bengkak, tibul kemerahan pada Kullt, mual muntah, dan terasa gatal
 Keluhan utama
- Pasien mengeluh sesak nafas
- Pasien mengeluh bibirnya bengkak
- Pasien mengaku tidak ada natsu makan, mual dan muntal:
- Pasien mengeluh nyeri di bagian perut
- Pasien mengeluh gatal-gatal dan timbul Kemerahan di sekupur tubuhnya
- Pasien mengeluh diare
- Pasien mengeluh demam

 Kornologi keluhan

Pasien mengeluh nyeri perut,sesak natas, demam,bibirnya bengkak,tibul kemerahan pada kulit, mual muntah
 Riwayat Kesehatan Masa Lalu
lanjutan
Mengkaji apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit yang sama atau yang berhubungan dengan penyakit yang sat ini di derita
 Riwayat Kesehatan Keluarga
Mengkaji apakah dalam keluarga pasien ada/tidak yang mengalami penyakit yang sama
 Riwayat Psikososial dan Spiritual

Mengkaji orang terdekat dengan pasien, interaksi dalam keluarga, dampak penvakit pasien terhadap keluarga, masalah vang
mempengaruhi pasien, mekanisme koping terhadap stres,

a. Analisa Data
1) Data Subjektif
- Sesak natas
- Mual, muntah
- Meringis, gelisah
- Terdapat nyeri pada bagian perut
- Gatal – gatal
- Batuk
lanjutan
1) Data objektif
- Penggunaan 02
- Adanya kemerahan pada kulit
- Terlihat pucat
- Pembengkakan pada bibir

- Demam ( suhu tubuh diatas 37,5°


- Diagnosa Keperawatan

1) Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan terpajan allergen


2) Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
3) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan infalamasi dermal, intrademal sekunder

4) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi (allergen, ex: makanan
Askep Teoritis SLE Riwayat
Pengkajian kesehatan
keperawatan
a) keluhan utama
1) Identitas
Biasanya kilen yang mempunyai penyakit SLE in
Identitas Meliputi nama, jenis kelamin (Lupus
bisa menyerang pria maupun wanita, megeluh mudah lelah, lemah, nyeri, kaku, demam/panas,
namun 10-15 kali lebih sering ditemukan anoreksia dan efek gejala tersebut terhadap gaya hidup
pada wanita), umur (Lupus bisa serta citra diri pasien
menyerang usia berapapun, meningkatnya
b)Riwayat Penyakit Sekarang
gejala penyakit ini pada masa sebelum
menstruasi dan/atau selama kehamilan/ Pasien biasanya mengeluh mudah lelah, nyeri dan
anatara usia 15-40 tahun), alamat (cahaya kaku, tetapi respon tiap orang berbeda terhadap tanda dan
matahari, luka bakar termal), agama,
gejala SLE tergantung imunitas masing-masing.
bahasa yang dipakai, status perkawinan
(untuk mengetahui penularan melalui c) Riwayat Penyakit Dahulu
cairan tubuh atau cairan vagina), Riwayat penyakit dahulu walaupun tidak terlalu
spesifik biasanya akan didapatkan adanya keluhan mudah
lelah, nyeri, kaku, anorksia dan penurunan berat badan
secara signifikan.
lanjutan
b). Nutrisi – Metabolik
Biasanya, penderita SLE akan banyak kehilangan berat badan karena kurang natsu makan serta mual muntah yang dirasakan.
c) Eliminasi
Secara klinis, biasanya penderita SLE akan mengalami diare.
d) Aktivitas - Latihan.
Penderita SLE biasanya mengeluhkan kelelahan serta nyeri pada bagian
sendinya, sehingga pola aktivitas - latihan klien terganggu.
e) Istirahat – Tidur
Klien dapat mengalami gangguan dalam tidur karena nyeri sendi yang
dirasakannya.
f) Kognitif – Persepsi
Pada penderita SLE, daya perabaannya akan sedikit terganggu bila terdapat lesi pada jari - jari tangannya. Pada sistem neurologis,
penderita dapat mengalami depresi dan psikologis.
g). Konsep diri
lanjutan
4).Pemeriksaan Fisik
a).Kepala
Biasanya pada penderita SLE mengalami lesi pada kulit kepala dan
kerontokan yang sifatnya reversibel dan rambut yang hilang akan tumbuh
kembali.
b) Muka
Biasanya pada penderita SLE terdapat ram kupu-kupu pada muka.
c) Telinga
Biasanya pada penderita SLE tidak selalu ditemukan lesi di telinga.
d) Mulut
Biasanya pada penderita SLE sekitar 20% terdapat lesi di mukosa mulut.
e) Leher
Biasanya penderita SLEtiroidnya mengalami abnormal, hyperparathyroidisme, intolerance glukosa.
f) Paru – paru
Biasanya penderita SLE mengalami pleurisy, pleural effusion, pneumonitis,
lanjutan
g) Jantung
Biasanya penderita SLE dapat mengalami perikarditis, myokarditis,
endokarditis, vaskulitis.
h) Gastro Intestinal
Biasanya penderita SLE mengalami hepatomegaly / pembesaran hepar, nyeri pada perut.
i)Ekstrimitas
Pada penderita SLE sering dijumpai lesi vaskulitik pada jari-jari tangan dan jari jari-jari kaki, juga sering merasakan nyeri sendi.
j) Sistem Integumen
Pada penderita SLE cenderung mengalami kelainan kulit eritema molar yang bersifat irreversibel. Biasanya pada penderita SLE
dapat ditemukan bercak di kulit dan bintik merah di kulit

B.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut b/d inflamasi dan kerusakan jaringan.
2. Defisit nutrisi kurang dari kebutuhan b/d pembengkakan sensi
3. Intoleransi aktivitas b/d peningkatan aktivitas penyakit, rasa nyeri, depresi.
C.INTEVENSI KEPERAWATAN
Askep teoritis aids
a)Pengkajian
1) Identitas
Identitas Klien Meliputi : nama, tempat/ tanggal lahir, jenis kelamin, status kawin, agama, pendidikan, pekerjaan,
alamat, diagnosa medis, No. MR

2)Keluhan utama
Keluhan utama Dapat ditemukan pada pasien AIDS dengan manifestasi respiratori ditemui keluhan
utama sesak nafas
3) Riwayat kesehatan sekarang

Riwayat Kesehatan Sekarang Dapat ditemukan keluhan yang biasanya disampaikan pasien HIV AIDS

4)Riwayat kesehatan dahulu


Biasanya pasien pernah dirawat karena penyakit yang sama. Adanya riwayat penggunaan narkotika suntik, hubungan seks bebas
atau berhubungan seks dengan penderita HIV/AIDS
5)Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya pada pasien HIV AIDS adanya anggota keluarga yang menderita penyakit HIV/AIDS
lanjutan
6) Pola aktivitas sehari-hari (ADL)
a) Pola presepsi dan tata laksanaan hidup sehat
Biasanya pada pasien HIV/AIDS akan menglami perubahan atau gangguan pada personal hygiene, misalnya kebiasaan mandi, ganti
pakaian, BAB dan BAK dikarenakan kondisi tubuh yang lema
b)Pola Nutrisi
Biasanya pasien dengan HIV/AIDS mengalami penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri menelan, dan juga pasien akan mengalami
penurunan BB yang cukup drastis dalam waktu singkat (terkadang lebih dari 10% BB).
c)Pola Eliminasi
Biasanya pasien mengalami diare, fases encer, disertai mucus berdarah.
d)Pola Istirahat dan tidur
Biasanya pasien dengan HIV/AIDS pola istirahat dan tidur mengalami gangguan karena adanya gejala seperi demam dan keringat pada
malam hari yang berulang. Selain itu juga didukung oleh perasaan cemas dan depresi pasien terhadap penyakitnya.
e)Pola aktivitas dan latihan
Biasanya pada pasien HIV/AIDS aktivitas dan latihan mengalami perubahan. Ada beberapa orang tidak dapat melakukan aktifitasnya
seperti bekerja.
lanjutan
f)Pola presepsi dan konsep diri Pada pasien HIV/AIDS
g)Pola sensori kognitif Pada pasien HIV/AIDS
biasanya mengalami penurunan pengecapan, dan gangguan penglihatan. Pasien juga biasanya mengalami penurunan daya
ingat, kesulitan berkonsentrasi,
h)Pola penanggulangan stres Pada pasien HIV AIDS
biasanya pasien akan mengalami cemas, gelisah dan depresi karena penyakit yang dideritanya
i)Pola reproduksi seksual Pada pasien HIV AIDS
pola reproduksi seksualitas nya terganggu karena penyebab utama penularan penyakit adalah melalui hubungan seksual.
Pola tata nilai dan kepercayaan Pada pasien HIV AIDS tata nilai keyakinan pasien awal nya akan berubah ,
7) Pemeriksaan Fisi
a) Gambaran Umum :
ditemukan pasien tampak lemah.
b)Kesadaran pasien :
Compos mentis cooperatif, sampai terjadi penurunan tingkat kesadaran, apatis, samnolen, stupor bahkan coma.
c)Tanda tanda vital
lanjutan
(a) Kepala : Biasanya ditemukan kulit kepala kering karena dermatitis seboreika
(b) Mata : Biasanya ditemukan konjungtiva anemis, sclera tidak ikhterik, pupil isokor, reflek pupil terganggu,
(c) Hidung : Biasanya ditemukan adanya pernafasan cuping hidung.
(d) Gigi dan Mulut: Biasanya ditemukan ulserasi dan adanya bercak-bercak putih seperti krim yang menunjukkan kandidiasi.
(e) Leher : kaku kuduk ( penyebab kelainan neurologic karena infeksi jamur Cryptococcus neoformans), biasanya ada pembesaran
kelenjer getah bening,
Diagnosis Keprawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d penyakit paru obstruksi kronis
b. Diare b/d infeksi
c. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan aktif
d. Harga diri rendah situasional b/d gangguan citra tubuh
Intervensi keperawatan
ekian terimaasih

Anda mungkin juga menyukai