Anda di halaman 1dari 12

Refarat Reading

Reaksi Hipersensitivitas
Tipe IV

Andi Ainil Ainul / 105502204421

Pembimbing
dr. Alifah Alwi, Sp.THT-KL
Refarat Reading

Pendahuluan
Pada dasarnya tubuh kita memiliki imunitas alamiah yang bersifat non- spesifik.
Imunitas spesifik ialah sistem imunitas humoral yang secara aktif diperankan oleh sel
limfosit B, yang memproduksi 5 macam imunoglobulin yaitu IgG, IgA, IgM, IgD dan
IgE. Sistem imunitas seluler yang dihantarkan oleh sel limfosit T bila mana bertemu
dengan antigen lalu mengadakan diferensiasi dan menghasilkan zat limfokin, yang
mengatur sel-sel lain untuk menghancurkan antigen tersebut.

Bilamana suatu alergen masuk ke tubuh, maka tubuh akan mengadakan respon.
Bilamana alergen tersebut hancur, maka ini merupakan hal yang menguntungkan,
sehingga yang terjadi ialah keadaan imun. Tetapi bilamana jaringan tubuh menjadi
rusak, maka terjadilah reaksi hipersensitivitas atau alergi
Refarat Reading

Definisi

Reaksi hipersensitivitas adalah respons imunologi yang berlebihan atau tidak sesuai
yang terjadi sebagai respons terhadap antigen atau alergen. Reaksi hipersensitivitas
diklasifikasikan menjadi empat jenis oleh Coombs dan Gell.

• Tipe I: reaksi yang dimediasi oleh antibodi IgE


• Tipe II: reaksi sitotoksik yang dimediasi oleh antibodi IgG atau IgM
• Tipe III: reaksi yang dimediasi oleh kompleks imun
• Tipe IV: reaksi tertunda yang dimediasi oleh respons seluler

Tipe keempat merupakan reaksi hipersensitivitas tertunda karena biasanya terjadi


lebih dari 12 jam setelah terpapar alergen, dengan waktu reaksi maksimal antara 48
hingga 72 jam.
Refarat Reading

Patogenesis
Refarat Reading

Klasifikasi dan Patogenesis


Tipe IVa Dimediasi oleh sel Th1 yang mengaktifkan makrofag untuk mengeluarkan sitokin seperti interferon y
dan TNF- a.
Contoh: Dermatitis kontak
Tipe IVb Melibatkan produksi IL-4, IL-5, dan IL-13 oleh sel Th2 untuk menginduksi peradangan eosinofilik dan
produksi IgE dari sel, sel Th2 yang tersensitisasi terhadap obat meningkatkan kelangsungan hidup
eosinofilik, aktivasi, dan migrasi jaringan yang menyebabkan cedera multiorgan
Contoh: reaksi obat dengan eosinofilik sindrom DRESS

Tipe IVc terutama dimediasi oleh sel T CD8+ sitotoksik, yang secara langsung membunuh sel target dengan
menggunakan sejumlah mediator, termasuk perforin, granulysin, dan granzyme B. Reaksi tipe IVC
menjadi mekanisme yang mendasari kerusakan jaringan pada Stevens -Sindrom Johnson dan nekrolisis
epidermal toksik, di mana sel T CD8+ teraktivasi menginduksi apoptosis dan/ atau nekrosis keratinosit.
Contoh: steven sindrom jhonson

Tipe IVd kerusakan jaringan ketika CXCL-8 (juga dikenal sebagai IL-8) yang diturunkan dari sel T merekrut
neutrofil ke dalam jaringan untuk menciptakan peradangan neutrofilik steril,
Contoh: Pustulosis eksantematosa generalista akut
Refarat Reading

Etiologi

• Paparan racun
• Obat-obat
• Virus
• Paparan latex
Refarat Reading

Gejala klinis

Gejala-gejala dari reaksi hipersensitivitas tipe IV, yaitu : 1). Toksemia umum: 0,1 ml tuberkulin
pada penderita tuberculosis menyebabkan reaksi hebat yang terlihat berupa kelesuan, batuk, sesak
nafas, nyeri tungkai, muntah, kekakuan dan limfopenia. 2). Reaksi fokal: jika sejumlah besar
antigen dimasukkan pada jaringan segar yang peka, akan timbul reaksi alergi disertai nekrosis
jaringan, misalnya pada bronkopneumonia tuberculosis. 3). Reaksi lokal: merupakan reson kulit
yang khas.
Refarat Reading

Diagnosis Banding

• Eksantema virus dan infeksi bakteri


• Sarkoidosis
Refarat Reading

Diagnosis

• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
 menemukan gejala-gejala alergi yang disebabkan oleh reaksi terhadap jenis alergen tertentu.
• Pemeriksaan penunjang
 skin prik tes
 Serum total Ige
 Atopy oral tes
 Oral food challenges
Refarat Reading

Penatalaksanaan

Pengobatan hipersensitivitas tipe IV bergantung pada kondisi klinis yang diakibatkan


oleh reaksi ini.
• Reaksi anafilaksis terhadap beberapa zat, seperti media kontras beryodium, tidak
diperantarai IgE dan sebagian besar pasien dapat dicegah dengan pengobatan awal
dengan kortikosteroid dan antihistamin.
• Efektif pada kasus reaksi langsung yang dimediasi IgE, dan mungkin pada reaksi
hipersensitivitas tipe IV tertunda.
Refarat Reading

Kesimpulan
Reaksi hipersensitivitas adalah respons imunologi yang berlebihan atau tidak
sesuai yang terjadi sebagai respons terhadap antigen atau alergen. Reaksi
hiprsensitivitas memiliki 4 klasifikasi tipe I,II,III,IV. Yang mana Reaksi
hipersensitivitas tipe IV merupakan reaksi tertunda dimana ketidak mampuan
makrofag untuk mefagositosis antigen secara sempurna, sehingga dimediasi
ole sel Th yang kemudian merekrut limfosit dan monosit lain ke daerah yang
terinfeksi dan memulai reaksi inflamasi.
Refarat Reading

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai