Anda di halaman 1dari 21

Kuliah STTM

AZAS ESTETIKA BENTUK

MK. AZAS PERANCANGAN ARSITEKTUR


AZAS ESTETIKA BENTUK

Dalam estetika bentuk terdapat tiga macam asas yang


menjadi pedoman dalam proses mendesain.

Asas estetika itu antara lain:


1.Unity/kesatuan
2.Order/tatanan
3.Coherence/perpaduan
1. UNITY
Kesatuan (Unity) adalah sebuah keterpaduan. Prinsip
ini merupakan prinsip hubungan antara satu unsur dengan unsur
yang lainnya. Jika salah satu atau beberapa unsur rupa
mempunyai hubungan (warna, raut, arah, dll), maka kesatuan
telah tercapai.

Dalam asas kesatuan terdapat unsur-unsur


a.Rhythm/repetition (pengulangan)
b. Accent (aksentuasi)
c. Balance (keseimbangan)
a. Rhythm/Repetition

Irama (rhythm) dalam seni rupa dapat dikatakan merupakan


sebuah pengulangan suatu unsur-unsur .

Unsur –unsur yang diulang dapat berupa titik, garis, bidang, maupun warna.

Cara pengulangan dapat dibedakan menjadi 3 :


1. Repetitif, yaitu pengulangan bentuk yang sama dan stabil
2.Progresif, yaitu pengulangan bentuk yang meningkat, misalnya dalam
ukuran dari bentuk kecil menjadi semakin besar
3.Alternatif, yaitu pengulangan secara bergantian
IRAMA
Selain dari repetisi, ada juga yang disebut dengan Irama. Prinsip ini mengacu
pada pengulangan elemen secara berpola yang membentuk gerakan, baik
secara teratur atau tidak teratur.
Irama terdiri dari 3 macam, yaitu:

1. Statis/REPETITIF
Irama statis adalah irama dengan pengulangan elemen yang teratur.
Baik dalam segi peletakan, jarak, maupun dimensi.
3. Progresif
Irama progresif dibentuk dengan perubahan pola pertama ke pola kedua
dan seterusnya dengan teratur dan ada peningkatan. Perubahan ini terjadi
signifikan sehingga perbedaan dapat terlihat jelas pada pengamatan
desain secara keseluruhan.
2. Dinamis/alternatif
Kebalikannya dari irama statis, irama dinamis merupakan irama dengan
pengulangan elemen yang tidak teratur.
Rhythm/Repetition
1

3 4 5
Repetisi bagus digunakan untuk menyatukan
desain yang memiliki banyak elemen yang
berbeda. Ini bisa dilakukan dengan berbagai
cara, baik dari segi warna, bentuk, pola, dan
lainnya.
Dalam repetisi, elemen desain tidak harus
identikal. Setiap elemen cukup memiliki
karakteristik yang sama dengan keunikannya
masing-masing.
b. Accent

Disebut juga aksentuasi, yaitu bagian atau


unsur yang berbeda atau menonjol dari
unsur lainnya, sehingga menjadi point of
interest
TEKANAN/PUSAT PERHATIAN
Tekanan visual didapatkan dengan menjadikan satu atau
lebih elemen desain sebagai pusat perhatian. Elemen ini
biasa disebut Focal Point. Focal point dapat dibentuk dari
ukuran, bentuk, warna, tekstur, ornamen, atau lokasi yang
mencolok, tapi tetap harus harmonis dengan elemen desain
lainnya.

Contoh penerapan
tekanan visual dapat
dilihat pada desain
Monumen Nasional
(Monas). Pada monumen
ini, puncak berlapis emas
digunakan sebagai focal
point. Melambangkan
perjuangan rakyat
Indonesia yang berkobar
penuh semangat ketika
Emphasis/Accent

The red-brick
Gooderham
Building is a
historic landmark of
Toronto, Ontario,
Canada and is the
focal point of one of
Toronto's most
iconic vistas.
Steven Holl’s
Hunter's Point Community
library, NEW YORK
before

ALAN BERRY
Conventry university ,
UK
after
c. Balance
Balance atau keseimbangan adalah suatu keadaan dimana
antara unsur satu dan yang lain dalam keadaan seimbang.

Keseimbangan dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :


1)Keseimbangan simetris. Suatu karya dikatakan memiliki keseimbangan
simetris jika keadaan pada sisi kanan dan sisi kiri tersebut terlihat sama
persis.
2)Keseimbangan asimetris, suatu karya dikatakan memiliki
keseimbangan asimetris jika keadaan pada sisi kanan dan sisi kiri dari
karya tersebut berbeda, namun jika dirasakan tetap sama beratnya.
3)Keseimbangan radial. Suatu karya dapat dikatakan memiliki
keseimbangan radial, jika karya tersebut memiliki kesamaan antara bagian
atas, bagian bawah, bagian kanan dan bagian kirinya.
Keseimbangan simetris tercipta ketika elemen desain seimbang terhadap
garis sumbu dengan setiap elemen tercerminkan pada kedua sisinya.
Keseimbangan asimetris, yang juga dikenal dengan keseimbangan aktif,
tidak memiliki garis sumbu yang membagi desain menjadi dua bagian yang
sama.

Elemen pada desain dengan keseimbangan asimetris tidak tercermin pada


dua sisi sumbu, tetapi tetap tertata sedemikian rupa sehingga tercapai
keseimbangan.
Keseimbangan simetris juga dapat dicapai dengan lebih dari satu garis
sumbu. Ini dikenal dengan Keseimbangan Radial. Keseimbangan ini
biasanya dapat dilihat pada denah bangunan.
2 Balance
1

3 4

5 6
Daftar Pustaka
 Greatbuildings.com
 Architectaria.blogspot.com
 Rurucoret.blogspot.com
 https://studioardemi.com/12-prinsip-desain-arsitektur-dan-contoh-
penerapannya/

Anda mungkin juga menyukai