Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN ANTARA NARKOTIKA DAN MINUMAN

KERAS TERHADAP KEJAHATAN DAN KESEHATAN

Search Drugs Alchohol Health Crime

2023
Dewi Maesyaroh (S362302016)
Alriansyah Sakhi Fauzan (S362302015)
HUBUNGAN ANTARA NARKOTIKA DAN MINUMAN KERAS
Terhadap Kejahatan Dan Kesehatan

Penyalahgunaan NAPZA dan minuman keras telah begitu banyak menimbulkan kerugian dan
korban baik materiil maupun immaterial. Efek yang ditimbulkan dari konsumsi narkotika dan
minuman berakohol yang berlebihan akan mempengaruhi kondisi kesehatan dan ini bisa
mengarah kepada hal-hal kriminal, seperti pemalakan, pencurian, pembunuhan dan tindak
pidana lainnya.
Latar Belakang

NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) merupakan


obat sintetik dan semi sintetik yang berasal dari tumbuhan atau non
tumbuhan yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilang rasa, pereda nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan. Jenisnya : Nakotika (opium, codein dan LSD).
Sedangkan jenis psikotropika (ekstasi, demerol dan sabu sabu).
Alkohol merupakan minuman yang mengandung
etanol yaitu bahan proaktif yang apabila dikonsumsi
dapat menyebabkan penurunan kesadaran. Proses
pembuatan alkohol bisa melalui fermentasi ataupun
destilasi.
Pada tahun 2021 konsumsi narkotika di
Indonesia sebanyak 22.950 kasus jenis
sabu-sabu, kemudian di ikuti di urutan 6
kedua yakni sebesar 2.105 jenis ganja,
kemudian di ikuti oleh jenis obat G
5
sebesar 1.245 kasus dan obat keras 697
kasus. Sejak tahun 2009 hingga 2021 BNN
4
telah menangani total kasus 6.894 kasus
narkotika dan dengan total jumlah
tersangka yang terlibat mencapai 10.715 3

orang.
2

0
Option 1 Option 2 Option 3 Option 4
Alkohol atau minuman keras dapat mempengaruhi kondisi
fisik dan psikis seseorang , kemudian alkohol bisa juga
menurunkan tingkat kesadaran berfikir seseorang dan
dapat mendorong seseorang untuk berperilaku
menyimpang dari norma yang hidup ditengah masyarakat,
minuman keras tidak hanya dapat membahayakan dan
dapat merugikan kesehatan jasmani seseorang, tentu juga
alkohol atau minuman keras juga dapat menyebabkan
kecanduan, pada tahun 2021 konsumsi minuman keras
tercatat sebesar 0,36 liter per kapita atau turun sebesar
7,7%, sedangkan konsumsi minuman keras pada tahun
sebelumya sebesar 0,39 liter per kapita.
Rumusan Masalah -
Tujuan

01
Apakah suatu kejahatan dapat disebabkan
dari penyalahgunaan narkotika dan minuman
keras?
Untuk mengetahui bahwa suatu kejahatan
dapat disebabkan oleh penyalahgunaan
narkotika dan konsumsi minuman keras yang
berlebihan.
Bagaimana sanksi terhadap penyalahgunaan
narkotika dan minuman keras yang

02 menimbulkan sebuah kejahatan?

Untuk mengetahui bagaimana sanksi yang diterapkan


ditengah masyarakat terhadap penyalahgunaan
narkotika dan konsumsi minuman keras yang
menimbulkan kejahatan.
Pengaruh penyalahgunaan narkotika dan
minuman keras terhadap kejahatan
Seseorang yang tengah berada dalam pengaruh narkotika :
1. Dampak fisik : halusinasi, gangguan kesadaran,
kerusakan syaraf tepi, gangguan pada jantung dan
pembuluh darah (infeksi akut otot jantung, gangguan
peredaran darah, gangguan pada kulit (dermatologis).
2. Dampak psikologis : lamban dalam bekerja, ceroboh
dalam bekerja, sering tegang dan gelisah, hilang
kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga,
agitative, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal.
3. Dampak sosial : emosional yang tak terkendali sehingga
hal tersebut menyebabkan terganggunya kenyamanan
masyarakat disekitar

Kedudukan narkotika dalam hubungannya dengan


kejahatan yang dilakukan oleh seseorang adalah
terganggunya sistem neuro-transmitter pada susunan saraf
pusat di otak. Hal ini akan menyebabkan terganggunya
fungsi kognitif (alam pikiran), afektif (alam perasaan), mood
dan emosi), psikomotor (perilaku) dan aspek sosial. Hal ini
membuat seseorang menjadi abai akan kehidupan
sosialnya dan rentan melakukan tindakan kriminal.
Seseorang yang tengah berada dalam pengaruh alcohol :
1. Sulit untuk menggunakan akal sehat dan pikirannya
2. Sulit mengendalikan keinginan dan perbuatan yang
diinginkannya.
3. Zat etanol menyebabkan tidak dapat berfikir dengan
jernih dan tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri.

Kedudukan minuman keras dalam hubungannya dengan


kejahatan yang dilakukan oleh seseorang adalah bersifat
aktif yang berarti bahwasannya seseorang yang tidak
mempunyai niat atau keinginan melakukan kejahatan,
namun karena pengaruh dari ethanol melalui minuman
keras yang diminumnya, maka menyebabkan seseorang
tersebut terdorong untuk melakukan kejahatan.
Sanksi Penyalahgunaan 2 Sanksi Penyalahgunaan
Narkotika
1 Minuman Keras
Undang-Undang Nomor
22 Tahun 1997 tentang 1 Dalam Pasal 536 KUHP
dijatuhi hukuman denda
Narkotika menganut
subsidair pidana kurangan,
double track system
namun apabila di ikuti tindak
yaitu sanksi pidana dan pidana lain saat mabuk dapat
sanksi tindakan berupa dikenai pidana penjara.
rehabilitasi

Sanksi Terhadap Penyalahgunaan Narkotika Dan Minuman Keras


Yang Menimbulkan Sebuah Kejahatan
Studi Putusan Pengadilan Negeri Balikpapan
Perkara Nomor 382/Pid.Sus/2022/PN Bpp
menjatuhkan pidana penjara kepada
penyalahguna narkotika golongan 1 bagi diri Contoh Kasus TP Narkotika
sendiri melanggar ketentuan Pasal 127 (1)
huruf a UU Narkotika dengan pidana penjara Studi Putusan Pengadilan Negeri Kebumen
selama 6 (enam) bulan dan menjalani Perkara Nomor 165/Pid.Sus/2020/PN Kbm
pengobatan atau perawatan melalui Sebagai penyalah guna narkotika golongan 1
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial di bagi diri sendiri melanggar ketentuan Pasal 127
Yayasan Rehabilitasi Sekata Foundation Di Batu (1) huruf a UU Narkotika menjatuhkan pidana
Ampar Balikpapan atau Tempat Rehabilitasi kepada para terdakwa oleh karena itu dengan
Medis dan Rehabilitasi Sosial yang lain yang pidana penjara masing-masing selama 1 (satu)
diakui secara resmi oleh Pemerintah selama 6 tahun 4 (empat) bulan tanpa adanya perintah
(enam) bulan. Masa menjalani rehabilitasi untuk menjalani rehabilitasi.
medis dan rehabilitasi sosial atas diri terdakwa
diperhitungkan sebagai masa menjalani pidana
tersebut.
Studi putusan Pengadilan Negeri Tahuna Pekara
Nomor 13/Pid.B/2021/PN Thn digunakan untuk
menganalisa bagaimana penindakan terhadap
pelaku yang dalam keadaan mabuk melakukan
pengancaman menggunakan senjata tajam.
Dalam putusannya pelaku dinyatakan
melanggar ketentuan Pasal 335 Ayat 1 Ke 1 Contoh Kasus TP Miras
KUHP dengan pidana penjara selama 3 (tiga)
bulan. Berbeda dengan Putusan PN surabaya Pekara
Nomor 552/Pid.C/2022/PN Sby dimana
seseorang yang mabuk dipinggir jalan dan tidak
diikuti oleh tindak pidana lain melanggar
ketentuan Pasal 536 KUHP hanya dijatuhi
pidana denda Rp. 100.000,- (seratus ribu
rupiah) subsidair 2 (dua) hari kurungan.
Simpulan
Berdasarkan pada sosiologi kriminal penyalahgunaan
narkotika dan minuman keras akan mengganggu

1
kesehatan secara jasmani maupun rohani secara
keseluruhan. Narkotika dan minuman keras dapat
mempengaruhi tingkat kesadaran dan dapat mendorong
yang bersangkutan untuk bertingkah laku menyimpang
dari norma yang hidup di masyarakat.

Ketentuan sanksi bagi pengguna narkotika


dalam UU No. 35 Tahun 2009 menganut asas
double track system berupa kesetaraan sanksi
2 pidana dan sanksi tindakan. Namun, pada
kenyataannya hakim lebih sering memberikan
sanksi pidana penjara terhadap pengguna
narkotika daripada menjalani rehabilitasi.
Saran
UU No. 35 Tahun 2009 memuat sanksi pidana penjara dan
sanksi tindakan bagi pengguna narkotika. Hakim

1
seharusnya lebih banyak memutus sanksi berupa
rehabilitasi yang dinilai lebih ideal dibandingkan
penjatuhan hukuman berupa pidana.

Para penegak hukum dan masyarakat harus ikut


berpartisipasi dan saling menjaga keamanan dan
ketertiban lingkungannya sehingga dapat
mengurangi terjadinya kriminalitas akibat narkotika
2 dan minuman keras. Masyarakat harus lebih bijak
dalam bersikap mengingat dampak yang
ditimbulkan akibat narkotika dan minuman keras
dapat berakibat batal sehingga merugikan diri
sendiri maupun orang lain.
HUBUNGAN ANTARA NARKOTIKA
DAN MINUMAN KERAS TERHADAP
KEJAHATAN DAN KESEHATAN

Thank
You

Anda mungkin juga menyukai