Anda di halaman 1dari 13

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Pentingnya
Mengendalikan Diri
(Mujahadah an
Nafs)
Pendidikan Agama Islam &
Budi Pekerti

Cece Febi Fauji Ramatullah


Apa itu Mujahadah an-Nafs

 Secara bahasa Mujahadah artinya bersungguh-sungguh,


sedangkan an-nafs artinya nafsu.
 Mujahadah an-nafs artinya seseorang yang mampu
mengendalikan hawa nafsu yang ada didalam dirinya
 Pengendalian diri adalah sikap yang ditunjukan dimasa
seseorang mampu mengendalikan emosi, tidak mudah
marah, atau terpancing terhadap hasutan yang merugikan
diri sendiri maupu orang lain
 Allah dan Rasul-Nya menjelaskan kepada umat Islam
tentang pentingnya Mujahadah an-nafs biasa dikenal
dengan istilah kontrol diri.
Dalil Mujahadah an-Nafs

‫صرُوا‬ َ َ‫ين َآ َو ْوا َون‬ َ ‫يل هَّللا ِ َوالَّ ِذ‬ِ ِ‫اجرُوا َو َجاهَ ُدوا بَِأ ْم َوالِ ِه ْم َوَأ ْنفُ ِس ِه ْم فِي َسب‬َ َ‫ين َآ َمنُوا َوه‬ َ ‫ِإ َّن الَّ ِذ‬
‫اجرُوا َما لَ ُك ْم ِم ْن َواَل يَ@تِ ِه ْم ِم ْن َش ْي ٍء َحتَّى‬ ِ َ‫ين َآ َمنُوا َولَ ْم يُه‬ ٍ ‫ضهُ ْم َأ ْولِيَا ُء بَع‬
َ ‫ْض َوالَّ ِذ‬ ُ ‫ك بَ ْع‬ َ ‫ُأولَِئ‬
ُ ‫ق َوهَّللا‬ٌ ‫ين فَ َعلَ ْي ُك ُم النَّصْ ُر ِإاَّل َعلَى قَ ْو ٍم بَ ْينَ ُك ْم َوبَ ْينَهُ ْم ِميثَا‬ َ ‫اجرُوا َوِإ ِن ا ْستَ ْن‬
ِ ‫صرُو ُك ْم ِفي ال ِّد‬ ِ َ‫يُه‬
)72 : ‫ر (األنفال‬ ٌ ‫صي‬ ِ َ‫ون ب‬ َ ُ‫بِ َما تَ ْع َمل‬

“ Sesungguuhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta
dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan
pertolongan (kepada muhajirin), mereka itu satu sama lain saling melindungi. Dan
(terhadap) orang-orang yang beriman tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban
sedikit pun bagimu melindungi mereka, sampai mereka berhijrah. (tetapi) jika mereka
meminta pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah terikat perjanjian antara kamu
dengan mereka. Dan Allah SWT Maha Melihat apa yang kamu kerjakan “ (Q.S Al-Anfal : 72)
Asbabun Nuzul QS. Al-
Anfal : 187
 Menurut Ibnu Munzir, ayat ini turun sebagai jawaban pertanyaan kaum
muslim, “Bagaimana kalau kami memberi dan menerima harta waris
dari saudara kami yang musyrik?” Ayat ini diturunkan sebagai
penjelasan bahwa antara mukmin dan kafir tidak saling mewarisi harta.
 Riwayat lain yang disampaikan oleh Ibnu Sa’ad, menyebutkan bahwa
Rasulullah SAW, telah mempersaudarakan Zubair bin Awam dengan
Ka’ab bin Malik. Zubair berkata, “Saat perang Uhud, aku melihat Ka’ab
terluka parah. Kemudian aku berkata, ‘Jika dia meninggal, dia terputus
hubungan keluarganya dan aku yang menjadi pewarisnya.” Lalu ayat ini
turun dan menjadi dasar dalil bahwa warisan itu diberikan bagi orang
yang memiliki hubungan kerabat, pernikahan, dan satu agama.
Macam-macam Hawa
Nafsu
 Nafsu Ammarah, yaitu nafsu yang mendorong manusia kepada keburukan.
Misalnya : melakukan tindakan pencurian, kekerasan fisik pada orang lain,
berzinah, menipu, memfitnah, membunuh dan lain sebagainya.
 Nafsu Lawwamah, yaitu nafsu yang menyesali setiap perbuatan buruk.
Misalnya : menuruti rasa marah namun kemudian merasa bersalah dan
menyesal, melakukan perbuatan penipuan kemudian menyadari kesalahan
tersebut namun di kemudian hari dilakukan kembali.
 Nafsu Muthmainnah, yaitu nafsu yang tenang. contohnya mereka yang
senantiasa bersabar meski diperlakukan buruk namun tidak membalas
dengan keburukan, mereka yang apabila marah memilih diam, menjauh
dan sebagainya, mereka ini yang mampu menaklukkan hawa nafsunya
sehingga perbuatannya cenderung berupa amal kebaikan.
Perhatikan Gambar

Gambar - A Gambar - b
Orang Terkuat?

Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata: Rasulullah Saw bersabda, "Orang kuat
bukanlah yang kuat dalam bergulat, namun orang yang mampu menguasai
dirinya tatkala Marah.” (HR. Bukhari & Muslim)
JURUS PENGENDALIAN DIRI
RENUNGAN
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai