Anda di halaman 1dari 8

Tugas Mata kuliah

Pakan Ternak Tropik

Alang-alang (Imperata Cylindrica)

Retno Widiyawati (21/485396/PPT/01169)


Agronomi
• Berasal dari Asia Tenggara yang dianggap sebagai gulma.

• Alang-alang tumbuh di iklim hangat dan tersebar luas di seluruh benua kecuali Antartika

(Syah dan Hidayat 2020). Tanaman ini tersebar di daerah tropik dan sub tropik.

• Beberapa varietas yang tersebar:

1) Imperata cylindrica var. africana tersebar di Afrika Barat dan Afrika Selatan.

2) Imperata cylindria var. eropa tersebar luas di Afrika Utara, beberapa negara Eropa, dan

kawasan Timur Tengah.

3) Varietas lainnya adalah Imperata cylindrica var. major yang merupakan varietas paling

dominan berdasarkan wilayah sebaran terluas di Asia Tenggara dan Australia.

• Penyebaran alang-alang di berbagai wilayah diperkirakan lebih dari 500 juta ha di seluruh

dunia. Luas persebaran di Asia diperkirakan 35 juta ha. Di Indonesia luas persebarannya

berkisar antara 20 sampai dengan 64,5 juta ha. Di Indonesia, alang-alang banyak tumbuh di

lahan terbuka, lahan pertanian, termasuk persawahan dataran rendah.


Agronomi
•Hidup liar dan dapat hidup di tanah basah (lembab) maupun di tanah
yang kering (Martha dkk 2016).

• Merupakan tanaman pionir yang menyukai sinar matahari

•Tumbuh dengan cepat pada daerah yang memiliki curah hujan 75-500
mm (Syah dan Hidayat 2020).

•Perbanyakannya dengan menggunakan biji dan rhizoma.

•Jumlah biji yang dihasilkan sekitar 3000 biji per tanaman.

•Penyebaran vegetative dengan rhizome yang sifatnya massif dan invasif


yang dapat mengalami dormansi yang lama sebelum bertunas.
Agronomi

•Memiliki ketahanan yang tinggi, sehingga tanaman lain harus bersaing dalam
memperoleh air, unsur hara, dan cahaya matahari.

•Memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman


lain di sekitarnya karena mampu melepaskan senyawa alelopati (Yanti dkk 2016).

•Alang-alang mendominasi pada lahan marginal karena sedikitnya persaingan


dengan spesies lain yang tidak dapat bertahan hidup di lahan marginal (Rusdy 2017).

•Karakteristik ini dapat menjadi kelebihan rumput alang-alang sehingga dapat


menjadi varietas rumput pilihan yang dapat ditanam di lahan marginal dengan tujuan
sebagai pakan ternak. Namun, perlu manajemen pemeliharaan yang baik karena
senyawa alelopati yang dilepaskan alang-alang dapat memberikan dampak semakin
buruknya kondisi lahan marginal.
Kandungan Nutrisi
• PK 6,51%
• SK 18,98%
• LK 0,69%
• BETN 29,87%
• abu 9,13% (Agustono 2017)

Kandungan Kimia

• α-selulosa 40,22%
• holoselulosa 59,62%
• hemiselulosa (pentosan) 18,40%
• lignin 31,29%
• ekstraktif 8,09% (Sutiya dkk 2012).
Anti Nutrisi

• Terdapat empat golongan senyawa fenolik dalam


ekstrak alang-alang meliputi:
1) asam isofemfik
2) asam salisiik
3) asam veratatrat
4) asam amisat

• Senyawa tersebut dapat menghambat perpanjangan


batang, akar, perkecambahan, dan pembentukan tunas
(Sajise dalam Pujiwati 2011).
Pemanfaatan sebagai Pakan Ternak
• Rumput alang-alang dapat diformulasikan sebagai pakan ternak
inkonvensional (Agustono dkk 2017).
• Sebagai pakan ternak, dapat diberi perlakuan fermentasi
sehingga kandungan protein kasar secara signifikan naik dan
serat kasar turun (Laksono dan Ibrahim 2021).
• Palatabilitas dan kandungan nutrisi yang terbaik pada rumput ini
adalah ketika masih muda (Rusdy 2017).
• Perlu manajemen pemeliharaan produksi yang baik pada alang-
alang sebagai pakan ternak, yang menyesuaikan karakteristik
rumput alang-alang
Referensi
Agustono, B., M. Lamid, A. Ma’ruf, M. T. Elziyad. 2017. Identifikasi Limbah Pertanian Dan Perkebunan
Sebagai Bahan Pakan Inkonvensional Di Banyuwangi. Jurnal Medik Veteriner. Vol. 1 (1): 12-22

Laksono, J. dan W. Ibrahim. 2021. Fermentasi Alang-alang sebagai Pakan Ternak Kerbau Rawa. Jurnal
Sain Peternakan Indonesia. Vol. 16 (2): 180-185. https://doi.org/10.31186/jspi.id.16.2.180-185

Martha, D. A. B., E. Prihastanti, dan S. Haryanti. 2016. Perbedaan Kadar Glukosa, Karotenoid dan
Biomassa Alang-alang (Imperata cylindrica L. Beauv) yan Tumbuh di Daerah Ternaungi di Kec. Kunduran
Blora dan Ungaran Timur Semarang. Buletin Anatomi dan Fisiologi. Vol. 1 (1):59-67

Pujiwati, I. 2011. Pemanfaatan Lahan Melalui Potensi Alang-Alang (Imperata Cylindrica) Sebagai
Bioherbisida. Gea. Vol.11 (2):226-234

Rusdy, M. 2017. A review of the potential of Imperata cylindrica (L.) raeusch as feed for ruminant animals.

Sutiya, B. W. T. Istikowati, A. Rahmadi, dan Sunardi. 2012. Kandungan Kimia dan Sifat Serat Alang-alang
(Imperata cylindrica) sebagai Gambaran Bahan Baku Pulp dan Kertas. Bioscienteae. Vol. 9 (1):8-19.

Syah, R. F., dan P. Hidayat. 2020. Effects of the Alang-alang (Imperata cylindrica) cutting practices to the
gall growth. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science 468. doi:10.1088/1755-
1315/468/1/012014

Yanti, M., Indriyanto dan Duryat. 2016. Pengaruh Zat Alelopati Dari Alang-Alang Terhadap Pertumbuhan
Semai Tiga Spesies Akasia. Jurnal Sylva Lestari. Vol. 4 (2):27-38.

Anda mungkin juga menyukai