Asisten Praktikum:
Ni putu wasty ayunda A24150047
Dosen :
Dr. Ir. Purwono, M.S.
Dr.Ir. Iskandar Lubis,M.S.
Ir.Adolf Pieter Lontoh,M.S
Dr.Ir.Suwarto,M.Si.
Dr.Ir.Heny Purnamawati,M.Sc.Agr.
Shandra Amarilis,SP.M.Si
PEMBAHASAN
PekerjaanUbiKayu Waktu
Pengolahanlahan -2 MST
Penyulaman 0 - 2 MST
Penyiangan 1.5 - 3 BST
Perempelan/pemangkasan 1 BST
Pengairan/penyiraman s.d 5 BST
Ubi kayu termasuk tanaman yang memiliki tingkat toleransi yang tinggi
terhadap kekeringan, kemasaman tanah, dan ketersediaan hara yang kurang
optimal. Bahkan ubikayu lebih toleran terhadap kejenuhan Al ,70 hingga 80
persen, dibandingkan dengan tanaman lain (Howeler 2002).Pemupukan
merupakan tahapan penting pada budidaya tanaman ubikayu yang sangat respon
terhadap pemberian pupuk terutama di lahan kering yang kekurangan unsur hara.
Jika tanaman ubi kayu kekurangan unsur hara maka mengakibatkan produktivitas
yang rendah. Pupuk organik mengandung unsur hara yang lengkap seperti N, P,
K , Ca, Mg, dan unsur mikro lainya namun dalam jumlah yang relatif sedikit
sehingga perlu penambahan pupuk anorganik untuk mecukupi kebutuhan unsur
hara tanaman.
Pemberian pupuk anorganik pada praktikum ini adalah pupuk KCl sebanyak
1,5 kg per 100 tanaman. Pupuk KCl ini berfungsi untuk menambah unsur hara K
pada lahan kering yang kekurangan unsur hara K. Tanaman ubikayu yang kahat K
dapat menyebabkan penurunan pembentukan protein di satu pihak dan
menghambat proses pembentukan dan pembesaran umbi (Mengel and Kiekby
1978).Tanaman ubikayu yang cukup hara K dapat lebih tahan terhadap penyakit
“Cassava bacterial blight” yang disebabkan oleh Xanthomonas manihotis. Selain
itu,serapan hara P dan K yang cukup oleh tanaman, selain meningkatkan bobot
umbi juga meningkatkan kadar pati dan penurunan kandungan HCN dalam umbi
dan diperlukan dalam pembentukan, pembesaran maupun perpanjangan umbi
bersama hara P(Ispandi 2003).
Lahan tanaman ubi kayu sebelumya disiangi terlebih dahulu dari gulma pada
gawangan tanaman. Setelah gawangan bersih, batang ubi kayu di potong dengan
menyisakan 2-3 batang dan pembuatan alur melingkari gawangan dengan
kedalaman 2 cm. Hal ini bertujuan untuk merangsang tanaman (stress) dan
mampu menyerap unsur hara serta menjaga hara tidak menguap.Setiap tanaman
diberi 15 gram atau setara dengan 2 sdt dan ditutup dengan tanah
Petak ke- Tinggi tanaman Jumlah daun Diameter
(cm) (helai) (cm)
1 1 80 29 1,5
2 62 25 1,2
−
71 27 1,35
x
2 1 69 31 1,2
2 72 35 1,25
70,5 33 1,225
x
3 1 73 21 1,25
2 63 33 1,6
68 27 1,425
x
4 1 59 33 1,42
2 37 23 0,9
48 28 1,16
x
5 1 78 20 1,4
2 85 24 1,2
81,5 22 1,3
x
Ubi kayu memiliki komposisi karbohidrat yang tinggi setelah beras dan
jagung yang dapat mencukupi kebutuhan gizi bagi masyarakat yang
mengonsumsi. Tanaman ubi kayu membutuhkan waktu hingga delapan bulan
untuk dipanen umbinya secara ekonomis oleh karena itu dibutuhkan jadawal
penanaman agronomis yang tepat. Pada lahan pratikum karbohidrat non biji dan
pemanis, mahasiswa menanam ubi kayu varietas UJ-5 dan Manggu MHAS. Ubi
kayu termasuk tanaman yang memiliki tingkat toleransi yang tinggi terhadap
kekeringan, kemasaman tanah, dan ketersediaan hara yang kurang optimal.
Pemupukan merupakan tahapan penting pada budidaya tanaman ubikayu yang
sangat respon terhadap pemberian pupuk terutama di lahan kering yang
kekurangan unsur hara. Jika tanaman ubi kayu kekurangan unsur hara maka
mengakibatkan produktivitas yang rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Abrori AF. 2016. Pertumbuhan dan produksi ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)
pada sistem tumpang sari dengan bengkuang (Pachyrhizus erosus L.)
[skirpsi]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor.
BPS. 2014. Survei Sosial Ekonomi Nasional, Pengeluaran untuk Konsumsi
Penduduk Indonesia 2013. Jakarta.
[FORCLIME] Forest and Climate Programme. 2010. Pengenalan Varietas Unggul
dan Teknik Budidaya Ubi Kayu (Materi Pelatihan Agribisnis bagi KMPH).
Palembang (ID) : FORCLIME.
[IRIBB] Indonesian Research Institute for Biotechnology and Bioindustry. 2008.
Petunjuk Teknis Budidaya Singkong Sehat. Bogor(ID) : IRIBB.
Putri SWA dan Hersoelistyorini. 2012. Kajian kadar protein, serat, HCN, dan sifat
organoleptik prol tape singkong dengan substitusi tape kulit singkong.
Pangan dan Gizi. 3(6) : 2012.
Purwono dan Purnamawati H. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul.
Jakarta (ID) : Penebar Swadaya.