Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN MK.

TANAMAN KARBOHIDRAT NON BIJI DAN


PEMANIS (AGH344)
PENANAMAN UBI KAYU
Oleh
Kelompok 06
Resti Tri Wulandari A24160021
Aldyno Julian A24160075
Bariza Khoirul Humam A24160082
Abdul Mu’iz A24160091
Muhamad Ilham Fadila A24160125
Muhammad Fakhrurrozi A24160145

Asisten Praktikum:
Ni putu wasty ayunda A24150047

Dosen :
Dr. Ir. Purwono, M.S.
Dr.Ir. Iskandar Lubis,M.S.
Ir.Adolf Pieter Lontoh,M.S
Dr.Ir.Suwarto,M.Si.
Dr.Ir.Heny Purnamawati,M.Sc.Agr.
Shandra Amarilis,SP.M.Si

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
PENDAHULUAN

Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan tanaman utama penghasil


karbohidrat setelah padi dan jagung. Ubi kayu merupakan tanaman perdu. Ubi
kayu berasal dari benua Amerika, tepatnya dari Brazil. Penyebaranya hampir ke
seluruh dunia, antara lain Afrika, Madagaskar, India, dan Tiongkok. Tanaman ini
masuk ke Indonesia pada tahun 1852 (Purwono dan Purnamawati 2007). Ubi kayu
adalah tanaman rakyat yang telah dikenal di seluruh pelosok Indonesia.Luas areal
ubi kayu di Indonesia sekitar 1.040 ribu ha. Produktivitas nasional ubi kayu di
Indonesia sebesar 22 ton/ha. Produktivitas tanaman ubi kayu ditentukan oleh
jumlah umbi akar, bobot umbi per tanaman serta kesehatan tanaman dan umbi.
Untuk itu budidaya tanaman ubi kayu perlu diarahkan untuk mendukung
peningkatan produktivitas dengan mengoptimalkan faktor produksi tersebut
(IRIBB 2008).
Menurut Putri dan Hersoelistyorini (2012), komponen kimia dan gizi dalam
100 g kulit singkong adalah sebagai berikut : protein 8,11 g; serat kasar 15,20 g;
pektin 0,22 g; lemak 1,29 g; kalsium 0,63 g sedangkan komponen kimia dan gizi
daging singkong dalam 100 g adalah protein 1 g; kalori 154 g; karbohidrat 36,8 g;
lemak 0,1 g. Hal ini menunjukkan bahwa ubi kayu memiliki potensi untuk
dikembangkan menjadi beberapa olahan lebih lanjut. Ubi kayu dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pangan, pakan maupun bahan dasar berbagai
industri. Oleh karena itu pemilihan varietas ubi kayu harus disesuaikan untuk
peruntukannya. Di daerah dimana ubikayu dikonsumsi secara langsung untuk
bahan pangan diperlukan varietas ubi kayu yang rasanya enak dan pulen dan
kandungan HCN rendah. Berdasarkan kandungan HCN ubi kayu dibedakan
menjadi ubi kayu manis/tidak pahit, dengan kandungan HCN < 40 mg/kg umbi
segar, dan ubikayu pahit dengan kadar HCN ≥ 50 mg/kg umbi segar (FORCLIME
2010). Kandungan HCN yang tinggi dapat menyebabkan keracunan bagi manusia
maupun hewan, sehingga tidak dianjurkan untuk konsumsi segar. Menurut (Abrori
2016) budidaya ubi kayu dimulai dari persiapan lahan dilakukan dengan
menggemburkan tanah dan membuat guludan. Selanjutnya ada tahap penanaman,
pemupukan, perawatan dan pengendalian hama penyakit, dan kegiatan panen.
BAHAN DAN METODE

Praktikum dilaksanakan pada 7 Februari 2019 di Kebun Percobaan Cikabayan


Bawah yaitu kegiatan pengamatan, pemeliharaan, dan pemupukan pada tanaman
ubi kayu 8 MST. Terdapat dua varietas ubi kayu yang ada di Kebun Percobaan
Cikabayan Bawah adalah UJ-5 dan Mangu yang terbagi menjadi enam bedengan
besar. Alat yang digunakan yaitu dua buah cangkul, dua buah kored, ember,
meteran, dan jangka sorong. Bahan untuk memupuk adalah pupuk KCl sebanyak
1,5 kg per 100 tanaman ubi kayu.
Kegiatan pengamatan dilakukan dengan mengambil dua tanaman contoh pada
tiap petakan dalam bedeng. Pengamatan berupa mengukur tinggi tanaman dari
permukaan tanah hingga tajuk teratas, pengamatan selanjutnnya yaitu menghitung
jumlah daun , dan mengukur diameter batang pada ketinggian 5 cm dari letak stek.
Tahapan pemeliharaan yang dilakukan yaitu membersihkan petakan dari gulma
dan penjarangan cabang batang yang bertujuan dalam efektivitas distribusi
fotosintat pada tanaman ubikayu. Kegiatan ketiga yaitu pemupukan yang diawali
dengan pembuatan alur melingkar dengan jari-jari 10 cm disekitar tiap tanaman
ubi kayu. Alur yang telah dibuat ditaburi pupuk KCl sebanyak 15 gram per
tanaman secara merata dan terakhir adalah penutupan alur dengan tanah.

PEMBAHASAN

Ubi kayu merupakan komoditas pangan pengganti beras yang populer di


masyarakat Indonesia. Dengan penyebaran yang hampir di seluruh wilayah
Indonesia, maka ubi kayu bisa menjadi alternative pangan untuk mendukung
program diversifikasi pangan yang selalu digencarkan pemerintah.Ubi kayu
memiliki komposisi karbohidrat yang tinggi setelah beras dan jagung yang dapat
mencukupi kebutuhan gizi bagi masyarakat yang mengonsumsi. Disamping
sebagai bahan makanan, ubi kayu juga dapat digunakan sebagai bahan baku
industri dan pakan ternak. Ubi yang dihasilkan mengandung air sekitar 60%, pati
25%-35%, serta protein, mineral, serat, kalsium, dan fosfat. Ubi kayu juga
menjadi sumber energi yang lebih tinggi dibanding padi, jagung, ubi jalar, dan
sorgum.
Luas lahan ubi kayu hingga tahun 2015 diketahui seluas 1,016 juta hektar
yaitu mengalami penurunan sebesar 0,87% dari tahun 1980 dengan luasan lahan
1,412 juta hektar. Akan tetapi, penurunan luas lahan dapat diimbangi dengan
produksi nasional yang besar yaitu 22 juta ton pada tahun 2015 (BPS 2015).
Ubi kayu (ManihotesculentaCrantz) atau yang lebih kita kenal sebagai
singkong merupakan tanaman berbentuk perdu atau pohon yang banyak
dimanfaatkan umbi dan daunnya sebagai bahan pangan, pakan, dan industry oleh
penduduk Indonesia. Tanaman yang berasal dari Amerika Tengah ini mudah
dibudidayakan di daerah tropis karena memiliki syarat tumbuh antara lain; curah
hujan merata 1000-2500 mm/tahun, suhu udara optimum 16-280C, kelembapan
udara optimal 60-65%, penyinaran penuh minimal 10jam/hari dan ketinggian
tempat 100–700 mdpl. Kemudian syarat tumbuh dari segi edafik antara lain;
struktur tanah gembur dan tidak liat, tumbuh pada beberapa jenis tanah (alluvial,
latosol, podzolik merah kuning, andosol, gromosol, dan mediteran), dan derajat
keasamaan (pH) antara 4.5-8.0 dengan pH ideal 5.8. Berdasarkan syarat tumbuh
dari segi iklim dan edafik, Indonesia merupakan negara yang cocok untuk
membudidayakan ubi kayu dan sangat potensial untuk mengembangkan produksi
primer maupun olahan dari ubi kayu.
Tanaman ubi kayu membutuhkan waktu hingga delapan bulan untuk dipanen
umbinya secara ekonomis oleh karena itu dibutuhkan jadawal penanaman
agronomis yang tepat sebagai berikut:

PekerjaanUbiKayu Waktu
Pengolahanlahan -2 MST
Penyulaman 0 - 2 MST
Penyiangan 1.5 - 3 BST
Perempelan/pemangkasan 1 BST
Pengairan/penyiraman s.d 5 BST

Pengolahan tanah dilakukan secara manual maupun mekanis dengan cara


membalikan permukaan tanah dan membuat guludan dan supaya tanah gembur
dan tidak tergenang saat hujan sehingga pertumbuhan umbi optimal. Jarak anatar
baris guludan adalah 60 cm dengan jarak antar baris tanaman dalah satu meter.
Penyulaman dilakukan dengan menanam stekan baru dengan tinggi 20 cm dan
masuk kedua mata tunas di dalam tanah. Kemudian penyiangan gulma perlu
dilakukan karena akan berkompetisi hara dengan tanaman utama. Perempelan
dilakukan dengan menyisakan maksimal dua cabang per tanaman supaya Indeks
Luas Daun (ILD) tidak terlalu besar agar sinar matahari dapat menembus tajuk
terbawah. Selanjutnya penyiraman dan pemeliharaan tanaman dilakukan secara
intensif sesuai kebutuhan tanmannya hingga waktu panen.
Ubi kayu dapat digolongkan dalam dua bagian menurut penggunaannya yaitu
ubi kayu konsumsi dan industri. Ubi kayu untuk konsumsi mengandung pati 20-
30% sedangkan ubi kayu untuk industri mengandung pati 30-45%. Ubi kayu
mengandung senyawa beracun yaitu asam sianida (HCN). Pada ubi konsumsi,
kandungan asam sianida harus dibawah 50 ppm sedangkan kandungan asam
sianida ubi kayu industri diatas 50 ppm. Maka dari itu pengolahan ubi kayu
industri harus melalui suatu tahap proses yang membuat kandungan asam sianida
berkurang. Ubi kayu industri pada umumnya digunakan sebagai sumber penghasil
tepung karena kandungan pati yang sangat tinggi. Sedangkan pada ubi kayu
konsumsi dapat diolah tanpa proses pengurangan kadar asam sianida.
Pada lahan pratikum karbohidrat non biji dan pemanis, mahasiswa menanam
ubi kayu varietas UJ-5 dan Manggu MHAS. Ubi kayu konsumsi bervarietas
Manggu MHAS dan ubi industri bervarietas UJ-5. Ubi kayu varietas Manggu
MHAS mempunyai morfologi yang tidak bercabang, tinggi tanaman 300-400 cm,
batang cokelat muda sampai tua, ujung daun runcing, warna tangkai dau merah,
dan warna umbi coklat. Sedangkan Ubi kayu varietas UJ-5 mempunyai morfologi
seperti tinggi tanaman lebih dari 2,5 m, warna tangkai daun hijau muda
kekuningan, warna batang hijau perak, warna umbi putih, dan warna kulit umbi
kuning keputihan. Pada potensi hasilnya, varietas UJ-5 dapat menghasilkan 25-38
ton/ha sedangkan pada varietas Manggu MHAS dapat menghasilkan 70-80 ton/ha.

Ubi kayu termasuk tanaman yang memiliki tingkat toleransi yang tinggi
terhadap kekeringan, kemasaman tanah, dan ketersediaan hara yang kurang
optimal. Bahkan ubikayu lebih toleran terhadap kejenuhan Al ,70 hingga 80
persen, dibandingkan dengan tanaman lain (Howeler 2002).Pemupukan
merupakan tahapan penting pada budidaya tanaman ubikayu yang sangat respon
terhadap pemberian pupuk terutama di lahan kering yang kekurangan unsur hara.
Jika tanaman ubi kayu kekurangan unsur hara maka mengakibatkan produktivitas
yang rendah. Pupuk organik mengandung unsur hara yang lengkap seperti N, P,
K , Ca, Mg, dan unsur mikro lainya namun dalam jumlah yang relatif sedikit
sehingga perlu penambahan pupuk anorganik untuk mecukupi kebutuhan unsur
hara tanaman.
Pemberian pupuk anorganik pada praktikum ini adalah pupuk KCl sebanyak
1,5 kg per 100 tanaman. Pupuk KCl ini berfungsi untuk menambah unsur hara K
pada lahan kering yang kekurangan unsur hara K. Tanaman ubikayu yang kahat K
dapat menyebabkan penurunan pembentukan protein di satu pihak dan
menghambat proses pembentukan dan pembesaran umbi (Mengel and Kiekby
1978).Tanaman ubikayu yang cukup hara K dapat lebih tahan terhadap penyakit
“Cassava bacterial blight” yang disebabkan oleh Xanthomonas manihotis. Selain
itu,serapan hara P dan K yang cukup oleh tanaman, selain meningkatkan bobot
umbi juga meningkatkan kadar pati dan penurunan kandungan HCN dalam umbi
dan diperlukan dalam pembentukan, pembesaran maupun perpanjangan umbi
bersama hara P(Ispandi 2003).
Lahan tanaman ubi kayu sebelumya disiangi terlebih dahulu dari gulma pada
gawangan tanaman. Setelah gawangan bersih, batang ubi kayu di potong dengan
menyisakan 2-3 batang dan pembuatan alur melingkari gawangan dengan
kedalaman 2 cm. Hal ini bertujuan untuk merangsang tanaman (stress) dan
mampu menyerap unsur hara serta menjaga hara tidak menguap.Setiap tanaman
diberi 15 gram atau setara dengan 2 sdt dan ditutup dengan tanah
Petak ke- Tinggi tanaman Jumlah daun Diameter
(cm) (helai) (cm)
1 1 80 29 1,5
2 62 25 1,2

71 27 1,35
x
2 1 69 31 1,2
2 72 35 1,25
 70,5 33 1,225
x
3 1 73 21 1,25
2 63 33 1,6
 68 27 1,425
x
4 1 59 33 1,42
2 37 23 0,9
 48 28 1,16
x
5 1 78 20 1,4
2 85 24 1,2
 81,5 22 1,3
x

Tabel 1. Data pengamatan petak ubi kayu kelompok 6


Tanaman ubi kayu pada petak pertama memiliki rata-rata tinggi tanaman 71
cm,rata-rata jumlah helai daun 27 dan rata-rata diameter batang 1,35. Pada petak
kedua tanaman ubi kayu memiliki rata-rata tinggi tanaman 70,5 cm, rata-rata
jumlah helai daun 33 dan rata-rata diameter batang 1,225. Pada petak ketiga rata-
rata tinggi tanaman ubi kayu 68 cm, rata-rata jumlah helai daun 27 dan rata-rata
diameter batang 1,425. Selanjutnya rata-rata tinggi tanaman ubi kayu pada petak
keempat 48 cm, rata-rata jumlah helai daun 28 dan rata-rata diameter batang 1,16.
Pada petak kelima rata-rata tinggi ubi kayu 81,5 cm, rata-rata jumlah helai daun
22 dan rata-rata diameter batang 1,35. Berdasarkan data yang diperoleh dari
kelima petak tanaman ubi kayu, ubi kayu yang memiliki rata-rata terbesar pada
tinggi tanaman ditemukan pada petak pertama, rata-rata jumlah daun terbesar
ditemukan pada petak kedua dan rata-rata diameter batang terbesar ditemukan
pada tanaman ubi kayu petak ketiga.
KESIMPULAN

Ubi kayu memiliki komposisi karbohidrat yang tinggi setelah beras dan
jagung yang dapat mencukupi kebutuhan gizi bagi masyarakat yang
mengonsumsi. Tanaman ubi kayu membutuhkan waktu hingga delapan bulan
untuk dipanen umbinya secara ekonomis oleh karena itu dibutuhkan jadawal
penanaman agronomis yang tepat. Pada lahan pratikum karbohidrat non biji dan
pemanis, mahasiswa menanam ubi kayu varietas UJ-5 dan Manggu MHAS. Ubi
kayu termasuk tanaman yang memiliki tingkat toleransi yang tinggi terhadap
kekeringan, kemasaman tanah, dan ketersediaan hara yang kurang optimal.
Pemupukan merupakan tahapan penting pada budidaya tanaman ubikayu yang
sangat respon terhadap pemberian pupuk terutama di lahan kering yang
kekurangan unsur hara. Jika tanaman ubi kayu kekurangan unsur hara maka
mengakibatkan produktivitas yang rendah.

DAFTAR PUSTAKA

Abrori AF. 2016. Pertumbuhan dan produksi ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)
pada sistem tumpang sari dengan bengkuang (Pachyrhizus erosus L.)
[skirpsi]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor.
BPS. 2014. Survei Sosial Ekonomi Nasional, Pengeluaran untuk Konsumsi
Penduduk Indonesia 2013. Jakarta.
[FORCLIME] Forest and Climate Programme. 2010. Pengenalan Varietas Unggul
dan Teknik Budidaya Ubi Kayu (Materi Pelatihan Agribisnis bagi KMPH).
Palembang (ID) : FORCLIME.
[IRIBB] Indonesian Research Institute for Biotechnology and Bioindustry. 2008.
Petunjuk Teknis Budidaya Singkong Sehat. Bogor(ID) : IRIBB.
Putri SWA dan Hersoelistyorini. 2012. Kajian kadar protein, serat, HCN, dan sifat
organoleptik prol tape singkong dengan substitusi tape kulit singkong.
Pangan dan Gizi. 3(6) : 2012.
Purwono dan Purnamawati H. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul.
Jakarta (ID) : Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai