Anda di halaman 1dari 11

Perdarahan Selama Persalinan

Perdarahan sebelum janin lahir

1. SOLUSIO PLASENTA
* yaitu : lepasnya sebagian/ seluruh jaringan
plasenta yang berimplantasi normal pada
kehamilan di atas 22 mgg dan sebelum
anak lahir.
* insiden 1 : 50 persalinan
Etiologi : 1. hipertensi kronis
2. Pre eklamsia
3. Tali pusat pendek
4. Trauma
5. Penekanan venakava inferior oleh rahim yang
membesar.
6. Uterus sangat kecil (hidramnion sa’at ketuban
pecah, gemeli anak 1 lahir)
Gejala :
- Perdarahan dengan nyeri, diluar his
- Anemia, syok
- Uterus keras seperti papan + nyeri
- Palpasi sukar karena rahim keras
- Fundus uteri makin lama makin naik
- DJJ biasanya tidak ada
- Pada Taucher teraba ketuban yang tegang
- Proteinuria karena disertai pre eklamsia
Tatalaksana :
- Rawat RS dengan observasi ketat
- Bila perdarahan banyak janin hidup akhiri
kehamilan dg SC
- Bila janin mati terminasi dg infus oxitosin
0,5 IU + 500 ml cairan infus ( dex 5 %, RL )
- Transfusi
- O2
- Antibiotik
- Diuresis
PLASENTA PREVIA
Yaitu : perdarahan pervaginam terjadi karena posisi
plasenta yang tidak normal/ menutupi jalan lahir,
SBR pada kehamilan lebih 20 mgg.
Jenis : - Totalis
- Parsial
- Marginalis
- Letak rendah
Komplikasi : - Perdarahan
- Kelahiran prematur
- Plasenta acreta
Keluhan : - Perdarahan pervaginam
- Tidak nyeri
- Darah warna merah segar
- Perut tidak tegang
- Tidak ada kontraksi
- Anemia
- Syok
- Kelainan letak ( presentasi blm msk PAP )
- USG
Penanganan :
- SC ( bila perdarahan banyak )
- bila plac letak rendah/ marginalis tanpa
perdarahan banyak → partus pervaginam
- perdarahan berulang dg UK prematur →
pematangan paru janin ( betametason 2x1 dlm 24 jam)
- Bila perdarahan berhenti konservatif → tunggu hingga
janin aterm.
RUPTUR UTERI
1. Pengertian
Ruptur Uteri merupakan peristiwa yang sangat berbahaya
umumnya terjadi pada persalinan.

2. Klasifikasi
a. Menurut waktu terjadinya, ruptur uteri dapat dibedakan:
* Ruptur Uteri Gravidarum ( waktu hamil, lokasi di korpus )
* Ruptur Uteri Durante Partum ( melahirkan bayi lokasi SBR )

b. Menurut lokasinya, ruptur uteri dapat dibedakan:


1. Korpus Uteri
2. Segmen Bawah Rahim
3. Serviks Uteri
4. Kolpoporeksis-Kolporeksis
3. Rumus terjadinya ruptur uteri:

R = H + O

Ket : R = Ruptur
H = His Kuat ( tenaga )
O = Obstruksi ( halangan )
4. Diagnosa
1. Riwayat sudah ditolong/didorong oleh dukun/bidan, partus lama
2. Pasien tampak gelisah, ketakutan, perasaan nyeri diperut
3. Pernafasan dan denyut nadi lebih cepat dari biasa.
5. Ada tanda dehidrasi
6. His lebih lama, lebih kuat, lebih sering bahkan terus menerus.
7. Diantara korpus dan SBR nampak lingkaran Bandl
8. Perasaan sering mau kencing, pada kateterisasi ada hematuri.
9. Auskultasi terdengar djj tidak teratur (asfiksia)
10. Pada PD ada tanda-tanda obstruksi, seperti oedem porsio,
vagina, vulva dan kaput kepala janin yang besar.

5. Penatalaksanaan :
a. Persalinan akhiri dengan Operasi ( SC )
b. Siap Darah b/p
TERIMA - KASIH

Anda mungkin juga menyukai