Anda di halaman 1dari 10

Pengendalian hama

secara kimiawi
Kelompok 2
NAMA ANGGOTA
KELOMPOK
HAMIDAH RINI AFIANA
01 Moderator
02 Pemateri 1

HAFIZHAH
03 Pemateri 2
Apa itu HERBISIDA ?

Herbisida merupakan
pestisida untuk mencegah
dan mematikan gulma
atau tumbuhan
pengganggu, seperti eceng
gondok, dan rumput teki.
Apa itu GULMA ?
Education

Demonstrate Gulma adalah tumbuhan yang Demonstrate


tumbuh di
sekitar tanaman budidaya yang
pertumbuhannya tidak dikehendaki dan
Your text has been concise and beautiful, But Your text has been concise and beautiful, But
the information is inextricably inextricable and
Demonst the information is inextricably inextricable and
rate
needs to be expressed in more words; But
umumnya merugikan karena dapat
needs to be expressed in more words; But
please refine the essence of your thought as please refine the essence of your thought as
much as possible, Otherwise it is easy to cause. menghambat pertumbuhan, mengakibatkan
much as possible, Otherwise it is easy to cause.

penurunan kuantitas dan kualitas produksi dan


dapat menjadi sarang hama dan penyakit.
Pada penelitian ini herbisida yg digunakan adalah herbisida
kontak dan sistemik dengan jenis: bahan aktif parakuat
diklorida pada herbisida kontak dari merk dagang Noxone
297 SL, dan bahan aktif isopropil amina glifosat pada
herbisida sistemik merk dagang Kon Up 480 SL.

Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan


acak lengkap satu faktor dengan empat perlakuan, terdiri
dari : P0 : kontrol (tanpa perlakuan), P1 :
parakuat diklorida, dosis 6 ml 2400 ml air -1 per petak
perlakuan, P2: isopropyl amina glifosat, dosis 6 ml 2400 ml
air -1 per petak perlakuan, dan P3: pengendalian manual
dengan cara dicabut.
Contoh herbisida paraquat
diklorida dan herbisida glifosat

Noxone 297 SL
Peubah yang diamati

Koefisien Komunitas Dominansi gulma


01
02
Dari hasil perhitungan koefisien komunitas diperoleh
Hasil analisis vegetasi gulma dengan metode kuadrat
data bahwa petak contoh I dan II memiliki nilai
menunjukkan bahwa jenis gulma yang dominan
koefisien komunitas (C) lebih dari 75% pada
tumbuh pada areal penelitian yang ditunjukkan oleh
perbandingan nilai keofisien komunitas (C) berdasar
nilai SDR adalah Euphorbia hirta dengan nilai SDR
nilai kerapatan mutlak dan kerapatan nisbi sehingga
29,02% dan Gulma yang memiliki nilai dominansi
areal replanting karet di lokasi penelitian dapat
paling kecil berdasarkan nilai SDR sebelum perlakuan
dilakukan aplikasi pengendalian herbisida.
pengendalian yaitu gulma Digitaria puscescens (SDR

Efektivitas pengendalian kimia & manual 0,67%).

Daya tumbuh kembali


Persentase gulma yang mati melalui pengendalian manual sebanyak
100% untuk semua jenis gulma. Gulma yang dikendalikan secara
03 04 Daya tumbuh kembali gulma setelah pengendalian secara kimia
kimia dengan herbisida kontak juga 100% mati, sedangkan gulma dengan menggunakan herbisida paraquat dan glisofat mampu
yang dikendalikan dengan herbisida sistemik belum mati sampai menekan pertumbuhan jenis gulma baru,dan dapat
pengamatan minggu keempat (hanya 92%) mati untuk Melastoma meminimalisir munculnya gulma baru.
affinae, dan gulma lainnya mengalami kematian 100% Dan daya tumbuh gulma setelah pengendalian secara manual
juga efektif dalam mematikan gulma namun, gulma akan
kembali tumbuh beberapa Minggu setelah pengendalian.
DAMPAK

Dampak positif Dampak negatif

1.) Kematian musuh alami organisme


1.) Dapat diaplikasikan dengan pengganggu
mudah 2.) Meningkatnya polusi
2.) Dapat diaplikasikan dalam areal 3.) Dapat menyebabkan timbulnya
yang luas dalam waktu singkat resistensi (kebal)
3.) Mudah diperoleh 4.) Keracunan
4.) Dapat diaplikasikan hampir di 5.) Penumpukan Residu pada hasil
setiap waktu dan setiap tempat. panen
5.) Hasilnya dapat dirasakan dalam 6.) Pencemaran Lingkungan
waktu singkat 7.) Dapat menurunkan kesuburan
6.) Efesien waktu tanah dan meningkatkan keasaman
tanah
8.) Dapat membunuh tanaman atau
hewan non-target
Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa gulma dominan pada areal replanting
karet dusun Suka damai desa Pondok meja sebelum perlakuan pengendalian gulma
berdasarkan nilai SDR adalah Euphorbia hirta (SDR 29,02%), Cleome
rutidospermae (SDR 19,70%), Paspalum conjugatum (SDR 12,82%), Cyperus
pilosus (SDR 7,99%), dan Clidemia hirta (SDR 6,49%). Perlakuan pengendalian
gulma secara kimiawi dengan herbisida paraquat dan herbisida glifosat lebih efektif
dalam menekan
pertumbuhan gulma baru dibandingkan dengan perlakuan pengendalian gulma
secara
manual.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai