Model-Model Pengujian Konstitusional Di Berbagai Negara
Model-Model Pengujian Konstitusional Di Berbagai Negara
CENTRALIZED SYSTEM:
Sistem pengujian konstitusional yang kewenangannya diberikan kepada pengadilan
konstitusional khusus, bukan kepada sistem biasa. Pengadilan biasa dapat menyampaikan
pertanyaan konstitusionalitas suatu aturan kepada pengadilan konstitusi, tetapi tidak dapat
memutuskan sendiri pertanyaan tersebut.
Contoh: Jerman, Italia, Spanyol, Portugis, Perancis dan negara yang mengadopsi model Perancis,
negara yang mengadopsi model Kelsen/Austria, negara yang mengadopsi model special chamber
KAJIAN PERBANDINGAN
Afrika Selatan: Mahkamah Konstitusi memutus final konstitusionalitas undang-
undang yang diproduksi oleh parlemen, peraturan perundangan daerah ataupun
tindakan dari presiden. Mahkamah juga dapat memberi jawaban definitif atas
permintaan pembatalan suatu ketentuan hukum yang dimohonkan oleh Mahkamah
Agung, Pengadilan Tinggi ataupun pengadilan yang lainnya.
Korea Selatan: MK memiliki kewenangan mengadili konstitusionalitas peraturan
perundangan, pemakzulan, pembubaran partai politik yang tidak konstitusional,
menyelesaikan sengketa antar lembaga, memutus permohonan individual.
(Konstitusi Korea Selatan 1987)
BAB 3: TIGA MODEL
UTAMA PENGUJIAN
KONSTITUSIONAL
1. THE KELSENIAN MODEL
Menurut Hans Kelsen, Mahkamah Konstitusi diharapkan berperan sebagai “a negative
legislator” yang diberi kewenangan mengesampingkan dan bahkan membatalkan
undang-undang yang bertentangan dengan konstitusi.
Namun, dalam perkembangan di banyak negara demokrasi parlementer, karena
banyaknya undang-undang yang dibatalkan oleh MK, maka muncul pandangan bahwa
MK seolah-olah berubah menjadi positive legislator. Pada dasarnya, para hakim sama
sekali tidak dipilih oleh rakyat secara langsung, tetapi berwenang untuk mengabaikan
kehendak mayoritas rakyat dalam sistem demokrasi parlementer.
Dalam hal jabatan hakim, dilakukan secara politis dengan masa jabatan yang
ditentukan. Sehingga prosedur pengangkatan murni bersifat politik. Sebagai contoh di
Jerman, hakim konstitusi diangkat untuk 1 kali masa jabatan selama 12 tahun.
Kemudian dalam sistem ini tidak terikat pada orisinalitas dalam memahami norma-
norma dasar yang terkandung dalam undang-undang dasar.
2. SUPREME COURT AS
Para hakim dan hakim agung menduduki jabatannya selama berkelakuan baik dan
memperoleh imbalan atas pengabdian mereka menurut perhitungan waktu yang
ditentukan, dan tidak dapat dikurangi selama mereka menduduki jabatannya sebagai
hakim. Jabatan hakim di AS adalah seumur hidup.
Penyeleksian perkara di Supreme Court juga sangat ketat. Terdapat beberapa kriteria
yang harus dipenuhi oleh Pemohon, yaitu berkaitan dengan kerugian, kerugian
tersebut dapat ditelusuri dan membuktikan bahwa putusan pengadilan federal lain
akan merugikan atau menambah kerugian yang dimaksud. Selain itu, para pihak juga
dipastikan hanya dapat mempersoalkan haknya sendiri di pengadilan, tidak boleh
mendasarkan dirinya sebagai pembayar pajak dan hanya dapat menggugat sesuatu
hak apabila hak itu masuk ke dalam wilayah kepentingan yang dilindungi oleh
undang-undang yang dipersoalkan.
(Erwin Chemerinsky, Constitutional Law: Principles and Policies)
Apabila Mahkamah Agung telah menerima untuk memeriksa petisi lebih lanjut,
barulah ditentukan kapan persidangan dilakukan dalam sidang terbuka. Persidangan
terbuka hanya sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 orang hakim, atau 6
dari 9 orang hakim agung. Dalam persidangan terbuka, para pihak diberi kesempatan
untuk memberikan keterangan (oral argument) dan pendapatnya melalui kuasa
hukum. Para hakim dapat pula mengajukan pertanyaan kepada para pihak.
Setelah diadakan oral argument dalam sidang terbuka, Chief Justice akan
mengadakan rapat permusyawaratan hakim secara tertutup untuk mengambil
keputusan. Jika tidak dicapai kebulatan pendapat, diadakan voting.
Kemudian, setelah putusan final ditetapkan, hakim mayoritas yang paling senior
akan menentukan siapa yang akan menyusun rancangan putusan final. Hakim
minoritas yang paling senior menentukan siapa yang akan menulis dissenting
opinion.
3. MAHKAMAH KONSTITUSI
AUSTRIA
Tersusun atas 1 orang ketua dan 1 orang wakil ketua, 12 orang anggota dan 6 orang anggota
pengganti. Dalam menangani perkara, selalu ada hakim yang ditetapkan menjadi permanent
reporters atau hakim pelapor, yang memegang peranan penting dan bekerja full-time di
Mahkamah Konstitusi. Oleh karena itu, hakim pelapor didampingi dan dibantuk 2 orang staf
kepaniteraan. Para hakim diangkat dengan keputusan Presiden Federal atas usul atau
pencalonan yang diajukan oleh tiga lembaga yaitu Pemerintah Federal, Dewan Nasional dan
Dewan Federal.
Kewenangan MK Austria:
1. Pengujian Konstitusionalitas Undang-Undang
2. Pengujian Legalitas di Bawah UU
3. Pengujian Perjanjian Internasional
4. Perselisihan Pemilihan Umum
5. Peradilan Impeachment
6. Kewenangan sebagai Pengadilan Administrasi Khusus yang terkait dengan
constitutional complaint individu
7. Sengketa kewenangan dan pendapatan keuangan antara negara bagian dengan Federal &
antar negara bagian
8. Sengketa kewenangan antar lembaga negara
9. Kewenangan memberikan penafsiran UUD
Semua putusan Mahkamah Konstitusi bersifat final, mengikat dan wajib
dilaksanakan sebagaimana mestinya. Apabila diperlukan, Presiden Federasi
bertanggung jawab untuk mengeluarkan perintah kepada lembaga-lembaga negara
terkait, Negara Bagian ataupun badan-badan misalnya Angkatan Bersenjata untuk
melaksanakan putusan Mahkamah Konstitusi dengan sebaik-baiknya.
Khusus dalam hal sengketa kewenangan yang berkaitan dengan pendapatan
keuangan, maka yang berkewajiban melaksanakannya adalah pengadilan biasa yang
berkaitan dengan perkara yang bersangkutan (Articel 146 ayat (1) Konstitusi
Austria).
Sumber: Herbert Hausmaninger, The Austrian Legal System
4. DEWAN KONSTITUSI
PERANCIS
Dewan Konstitusi beranggotakan 9 orang anggota untuk masa jabatan 9 tahun dan tidak dapat
diperpanjang. Anggota dewan diganti sebanyak tiga orang setiap tiga tahun sekali. 3 anggota dipilih
oleh Presiden, 3 dipilih oleh Ketua Majelis Nasional dan 3 lainnya oleh Ketua Senat. Mantan
presiden republik yang diangkat menjadi seorang anggota dewan dapat terus menjabat untuk seumur
hidup.
Ketentuan lainnya yaitu pemilihan Ketua atau Preisden Dewan Konstitusi ini juga ditentukan oleh
Presiden Republik. Selain kewenangan Dewan Konstitusi yang berkaitan dengan normative and
abstract proceedings, mereka juga memiliki kewenangan yang berkenaan dengan electoral dan
referendum disputes. Dewan Konstitusi memeriksa dan memutus mengenai legalitas hasil pemilihan
presiden dan penyelenggaraan referendum, serta hasil pemilihan anggota lembaga perwakilan yang
mempengaruhi duduk tidaknya seseorang dalam jabatan wakil rakyat.
Dewan Konstitusi Perancis dimaksudkan untuk menjamin berkembangnya dan stabilnya proses
legislasi. Untuk itu, Dewan Konstitusi diberi kewenangan untuk menentukan batas-batas domain ‘la
loi’ (undang-undang) dengan ‘la reglement’ (regulasi atau peraturan pemerintahan). Dewan
Konstitusi juga bertanggung jawab atas konstitusinalitas atau kesesuaian naskah-naskah peraturan
dibawah dengan konstitusi.
BAGAIMANA DENGAN
INDONESIA?
1. Model Pengujian?
2. Centralized atau Decentralized System?
3. Struktur Organisasi dan Kewenangan:
Mengikuti Mahkamah Agung AS/
Mahkamah Konstitusi Austria/ The
Kelsenian Model?
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH