Kata otot berasal dari kata Latin mus yang berarti tikus kecil. Ketika otot berkontraksi, gerakan otot
dibawah kulit menyerupai gerakan tikus yang
bergerak dengan cepat. Sehingga diberi nama mus atau muscle. Otot dapat melekat di tulang yang berfungsi
untuk alat gerak aktif
1. Otot Polos 2. Otot Lurik/Rangka Menurut lokasi dan fungsinya terdiri atas 1. Otot kepala 2. Otot Badan 3. Otot alat gerak Dibagi mjd 2 yaitu : otot wajah dan otot pengunyah Otot-otot yang terlibat dalam pernapasan Otot-otot yang membentuk dasar panggul Dasar panggul terutama terdiri dari dua
lembar otot rata dan fasia yang
menyelubunginya. Struktur ini mendukung organ dalam pelvis
dan berperan dalam mengeluarkan isi dari
kandung kemih dan rektum. Triceps brachii Biceps brachii Brachialis Brachioradialis Lidah merupakan organ yang mobilitasnya tinggi Terdiri atas
1.Otot intrinsik berfungsi melipat, memendekkan
selama mengunyah dan berbicara 2.Otot extrinsik berasal dari bagian leher dan kepala den berinsersi pada lidah Otot ini ikut membentuk pharynx yang berupa terowongan Berperan dalam proses menelan Kebanyakan disarafi oleh N.vagus PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TONGKOL JAGUNG (Zea mays) SEBAGAI ANTIINFLAMASI TERHADAP KAKI TIKUS PUTIH (Rattus novergicus) JANTAN YANG DIINDUKSI KARAGENAN 1% Inflamasi merupakan respon fisiologis terhadap kerusakan jaringan. Inflamasi biasa diobati dengan golongan NSAID dan kortikosteroid yang memiliki efek samping cukup banyak. Tongkol jagung mengandung flavonoid yang menghambat enzim fosfolipase dan cyclooxygenase, serta saponin yang menghambat peningkatan permeabilitas vaskuler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis yang efektif pada ektrak tongkol jagung sebagai anti inflamasi. Ekstrak dibuat dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Pengujian antiinflamasi yang dilakukan dibagi dalam 4 kelompok perlakuan. Setiap kelompok terdiri dari 7 ekor tikus putih jantan. Kelompok pertama (kontrol negatif) diberikan 0,5% suspensi Na-CMC; kelompok ke-dua (kontrol positif) diberikan natrium diklofenak 9 mg/kgBB; sedangkan kelompok ke-3 dan ke-4 secara berturut-turut diberikan ekstrak tongkol jagung sebesar 250 dan 500 mg/kgBB. Masing-masing tikus kemudian diinduksi menggunakan karagenan 1% secara subplantar. Volume radang diukur dengan menggunakan
pletismometer dilakukan selama 6 jam
dengan interval waktu 60 menit. Data dianalisis secara statistik menggunakan