Anda di halaman 1dari 15

EKOSISTEM TERUMBU KARANG : STUDI KASUS

KEANEKARGAMAN HAYATI EKOSISTEM TERUMBU


KARANG DI PULAU MARATUA

2018
Ekosistem
Terumbu Karang:
Ekosistem di perairan laut dangkal yang sebagian besar
terbentuk dan tersusun oleh terumbu karang serta
menjadi tempat tinggal, berkembang biak, dan tempat
mencari makan bagi ikan-ikan dan makhluk laut lainnya.
Pendahuluan

Sumber : LIPI 2017


Sumber : LIPI 2017
KONDISI TERUMBU KARANG INDONESIA

Jumlah Persentase
lokasi Sangat Baik Sedang Buruk
baik
Indonesia 435 8,97 22,99 34,71 33,33
Barat
Indonesia 407 4,91 24,57 43,73 20,8
Tengah
Indonesia 222 4,05 22,07 34,58 39,25
Timur
Total 1184 6,39 23,40 35,06 35,15
Persen tutupan Kategori Indonesia
Karang (%)
Sumber data:
≥ 75 Sangat Baik LIPI (2017)

74 - 50 Baik
49 - 25 Cukup
< 25 Buruk
• Indonesia memiliki luas ekosistem terumbu karang dengan
luas 2.517.858 Ha.
• Hingga saatini telah tercatat 590 jenis karang, 2.057 jenis
ikan karang, terdapat di ekosistem terumbu karang di
Indonesia
• Pulau Maratua memiliki kawasan dengan luas daratan
sebesar 384,3km2, dan memiliki terumbu karang tepi,
laguna, atol, dan danau air laut
• Pulau Maratua merupakan salah satu kawasan wisata
andalan Kabupaten Berau, dengan 40 titik spot menyelam
yang layak diperhitungkan.
• Upaya-upaya konservasi membutuhan data dan informasi
ilmiah yang akurat dan handal terkait dengan kondisi taksa
dan lingkungan
Tujuan
mengetahui keanekaragaman hayati
Terumbu karang dan biota laut lainnya di
Pulau Maratua.
Metode Penelitian
• Ada 9 lokasi pengamatan
• Pengamatan dilakukan bulan Maret 2016.
• Pengamatan dilakukan di lereng terumbu dengan kedalaman
berkisar antara 5 – 10 meter.
• Pengamatan dilakukan pada siang hari.
• Identifikasi dilakukan hingga tingkat taksonomi terendah yang
memungkinkan.
• Informasi yang dicatat berupa jenis dan jumlah ikan dan
avertebrata bentik yang ditemukan sedangkan untuk karang
meliputi bentuk pertumbuhan dan marga
• Karang menggunakan point intercet transek (PIT) dan Underwater foto
transect (UPT) Transek sepanjang 150
• Ikan karang menggunakan transek sabuk dengan underwater visual cencus
(UVC)  lebar transek 5 meter, sehingga luas daerah pengamatan menjadi
250m2 setiap transeknya.
• Avertebrata bentik menggunakan transek sabuk dengan lebar 2 meter luas
daerah pengamatan menjadi 100m2 setiap transeknya
Lokasi Penelitian

Sumber : Google 2017


Analisis data
• persentase tutupan biota menggunakan kategori dari English et al. (1997)
• Perhitungan persentase kategori tutupan substrat menggunakan rumus :
Li = (ni/ L) × 100%
• Indeks keanekaragaman (H’) yang umum digunakan adalah indeks
Shannon-Wiener yang sesuai untuk komunitas acak dalam skala luas yang
total jumlah jenisnya diketahui (Ludwig & Reynolds, 1988), dengan
rumus :
•H­i’ =-∑ P­i Ln Pi
•Ei’ = Hi’/H’ max
•D =-∑ Pi2
KEANEKARGAMAN EKOSISTEM
TERUMBU KARANG

Ikan karang
• 144 spesies ikan karang
• Suku ikan dengan kekayaan
jenis tertinggi adalah
Pomacentridae dan Labridae
dengan 38 spesies dan 28
spesies.
KEANEKARGAMAN
EKOSISTEM TERUMBU
KARANG
Avertebrata Bentik
• Terdapat 133 spesies avertebrata
bentik non karang, yang terdiri atas
Annelida, Arthropoda, Cnidaria,
Echinodermata, Mollusca, Porifera,
dan Chordata subfilum Tunicata
• Filum dengan jumlah spesies
terbanyak adalah Porifera dengan 56
spesies, sedangkan jumlah spesies
terendah adalah Annelida (2 spesies)
KEANEKARAGAMAN JENIS
Kekayaan Marga Karang Keras

• Total Marga karang keras yang


ditemukan adalah sekitar 32
marga dari kelas Anthozoa.
• Marga karang keras yang
ditemukan lokasi pengamatan
didominasi oleh marga
Acropora, Montipora, Porites,
Seriatopora dan Pocillopora
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai