Anda di halaman 1dari 7

KASUS

PEMUNGUTAN
PPN
anggota kelompok
1. Sulis tiyawati ( 2201030195 )
2. Amanda septia ningsih (2201030173 )
3. Kennisa anggi kinanti (2201030180 )
4. Irna farmawati (2201040199 )
mari kita mulai
presntasinya
jangan ngantuk yaa!
DASAR HUKUM

Pengertian njkp
Pemungut PPN dilakukan dengan Keputusan (Peraturan) Menteri Keuangan, yang secara kronologis
dapat dirinci sebagai berikut :
a. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 563/KMK.03/2003 tanggal 24 Desember 2003 tentang Penunjukan
Bendaharawan Pemerintah selaku Pemungut PPN;
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.03/2010 tanggal 31 Maret 2010 tentang Penunjukan Kontraktor
Kontrak Kerja Sama Pengusahaan Minyak dan Gas Bumi dan Kontraktor atau Pemegang Kuasa/Pemegang
Izin Pengusahaan Sumber Daya Panas Bumi selaku Pemungut PPN sebagai pengganti Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 11/PMK.03/2004 tanggal 31 Januari 2005 yang mulai berlaku pada tanggal 1 Februari 2005
tentang Penunjukan Kontraktor Perjanjian Kerja Sama Pengusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
selaku Pemungut PPN;
c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 85/PMK.03/2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang Penunjukan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) sebagai Pemungut PPN, yang berlaku mulai 1 Juli 2012 sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan No-mor 136/PMK.03/2012 tanggal 16 Agustus 2012.
Sebagai petunjuk pelaksanaan telah dituangkan dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-
45/PJ/2012 tanggal 27 September 2012
PENGERTIAN PEMUNGUT
Dalam Pasal 1 angka 27 UU PPN 1984 dirumuskan sebagai berikut: "Pemungut Pajak
Pertambahan Nilai adalah bendahara pemerintah, badan, atau instansi pemerintah yang ditunjuk
oleh Menteri Keuangan untuk memungut, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang oleh
Pengusaha Kena Pajak atas penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena
Pajak kepada bendahara pemerintah, badan, atau instansi pemerintah tersebut."
Berdasarkan ketentuan tersebut dengan jelas dapat diketahui bahwa Pemungut PPN melakukan
pemungutan pajak sepanjang memenuhi dua syarat yang bersifat kumulatif, yaitu:
a. yang melakukan penyerahan kepada Pemungut PPN adalah PKP;
b. yang diserahkan adalah BKP atau JKP.
MEKANISME PEMUNGUTAN
a. Berdasarkan pasal 2 peraturan direktur jenderal pajak nomor PER-24/PJ./2012 tanggal 22 November 2012, PKP
wajib membuat faktur pajak pada saat menyampaikan tagihan kepada bendahara sebagai pemungut PPN. Dalam
lampiran III hurus B angka 1 hurus a ditentukan bahwa kode transaksi “02” digunakan untuk penyerahan BKP
dan/atau JKP kepada pemungut PPN bendahara pemerintah yang PPN-nya dipungut oleh pemungut PPN bendahara
pemerintah.
b. Dalam hal jumlah pembayaran tidak lebih dari Rp. 1.000.000,00 (satu juta Rupiah) termasuk PPN dan PPnBM, pajak
yang terutang tidak dipungut boleh PPN bendahara pemerintah tetapi oleh PKP Rekanan, berarti menggunakan
mekanisme umum yaitu pajak dipungut oleh PKP, yang melakukan penyerahan BKP atau penyerahan JKP. Karena
dibuat pada saat penyerahan, menggunakan kode transaksi “01”.
Contoh :
CV AKSARA adalah PKP dengan jenis usaha pencetakan, menyerahkan barang cetakan pada tanggal 7 Maret 2013
berdasarkan surat perjanjian pengadaan formulir kantor, dengan kantor kecamatan. Harga penyerahan termasuk
PPN dalam surat perjanjian sebesar Rp. 990.000,00. Penaqgihan disampaikan pada tanggal 22 April 2013,
sedangkan pembayaran diterima pada tanggal 17 Mei 2013. Karena jumlah pembayaran tidak lebih dari Rp.
1.000.000,00, maka PPN yang terutang dipungut oleh CV AKSARA.

s
terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai