Anda di halaman 1dari 12

PPN USAHA JASA PENGIRIMAN

PAKET

DASAR HUKUM
• UU PPN NO 42 TAHUN 2009
• PMK Nomor 21/PMK.03/2015
DASAR HUKUM
1

UU PPN NO 42 Pada hakikatnya semua Barang dan Jasa yang


dikonsumsi di Indonesia terutang PPN, kecuali
TAHUN 2009 dinyatakan lain dalam UU PPN

PMK Nomor Menentapkan DPP atas Penyerahan Jasa


Pengiriman Paket adalah NILAI LAIN
121/PMK.03/2015
PMK NO.121/PMK.03/2015 mulai berlaku pada 1 Juli 2015.
ASPEK PPN ATAS USAHA JASA PENGIRIMAN PAKET
PMK NO.121/PMK.03/2015 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 75/PMK.03/2010 TENTANG NILAI LAIN
SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK
Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 2015

Tarif
Tarif PPN = 10% x Dasar Pengenaan Pajak (DPP)

DPP
Dasar Pengenaan Pajak untuk penyerahan jasa
pengiriman paket adalah NILAI LAIN
Pasal 2 huruf J PMK NO.121/PMK.03/2015

DPP = NILAI LAIN


DPP = 10% dari Total Tagihan/Nilai Penggantian
DPP = 10% x Nilai Penggantian

PAJAK MASUKAN
Pajak Masukan TIDAK DAPAT DIKREDITKAN
ASPEK PPN ATAS USAHA JASA PENGIRIMAN PAKET
PMK NO.121/PMK.03/2015 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 75/PMK.03/2010 TENTANG NILAI LAIN
SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK
Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 2015

FAKTUR PAJAK
Wajib menerbitkan faktur pajak dengan kode jenis transaksi 04

PENYETORAN PPN USAHA JASA PENGIRIMAN PAKET


Cara Melakukan Penyetoran
1. PPN terutang wajib disetor ke Kas Negara melalui Kantor Pos atau Bank Persepsi paling lama akhir bulan
berikutnya, setelah berakhirnya masa Pajak saat ini

2. Penyetoran PPN terutang atas KMS dilakukan dengan menggunakan SSP yang harus diisi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan. KODE AKUN PAJAK (KAP) 411211 dan KODE JENIS SETORAN (KJS)
100.

PELAPORAN PPN USAHA JASA PENGIRIMAN PAKET


SPT masa PPN wajib disampaikan paling lama akhir bulan berikutnya, setelah berakhirnya masa Pajak saat ini

JENIS SPT PPN yang Digunakan adalah

SPT PPN 1111 BUKAN SPT 1111DM


CONTOH KASUS 1- PPN USAHA JASA PENGIRIMAN
PAKET
CV Ekspress sebuah perusahaan jasa pengiriman paket yang berlokasi di Jakarta, mendapat order
pengiriman barang dari Jakarta menuju ke Malang. Biaya pengiriman tersebut yang ditagihkan CV
Express kepada pelanggannya PT Juang adalah sebesar Rp4.000.000.

Pertanyaan:
Berapa besar PPN yang harus di pungut oleh CV Express atas penyerahan jasa pengiriman paket
tersebut?

Jawab:
Seperti yang tertera pada Pasal 2 huruf J PMK NO.121/PMK.03/2015, Dasar Pengenaan Pajak atas
penyerahan Jasa Pengiriman Paket adalah Nilai Lain yaitu sebesar 10% x Seluruh Nilai Tagihan,
maka besar PPN yang harus dipungut oleh CV Express adalah sebagai berikut:

Hitung dahulu DPP nya, dengan cara berikut:


DPP = 10% x Nilai Tagihan
DPP = 10% x Rp4.000.000, sehingga diketahui DPP nya sebesar Rp400.000

Lalu Hitung PPN menggunakan DPP yang telah dihitung tadi, dengan cara:
PPN = 10% x Rp400.000., sehingga besar PPN yang harus dipungut adalah sebesar Rp40.000.

Dengan demikian total Kas yang harus dibayar oleh PT Juang kepada CV Express adalah
Rp4.040.000.
PPN TRANSAKSI PEMBERIAN
CUMA-CUMA

DASAR HUKUM
• Pasal 1A point B UU PPN TAHUN 2009 Yang termasuk dalam pengertian
penyerahan Barang Kena Pajak adalah: pemakaian sendiri dan/atau
pemberian cuma-cuma atas Barang Kena Pajak;

• Pasal 17 ayat 3 dan ayat 5 PP No 01 Tahun 2012, pemberian Cuma-Cuma


termasuk, pemberian BKP, maupun pemberian JKP.

• Pasal 2 point b PMK NOMOR 121/PMK.03/2015, mengatur tentang DPP Nilai


Lain atas pemberian Cuma-Cuma, dimana DPP nya untuk pemberian cuma-cuma
Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak adalah Harga Jual atau
Penggantian setelah dikurangi laba kotor;
DASAR HUKUM
1
Pada hakikatnya semua Barang dan Jasa yang
UU PPN NO 42 dikonsumsi di Indonesia terutang PPN, kecuali
dinyatakan lain dalam UU PPN. Pemakaian
TAHUN 2009 Sendiri dikatakan sebagai Objek PPN, seperti
tercantum pada Pasal 1A ayat 1 huruf D.
2

PP No 01 Tahun Aturan pelaksanaan UU PPN ini, menekan kan


kembali, pada pasal Pasal 17 ayat 3 dan ayat
2012 5
PP No. 01 Tahun 2012, mulai berlaku pada 4 Januari 2012.

PMK Nomor Menentapkan DPP atas Penyerahan Jasa


Pengiriman Paket adalah NILAI LAIN, pada
121/PMK.03/2015 Pasal 2 point b
PMK NO.121/PMK.03/2015 mulai berlaku pada 1 Juli 2015.
PENGERTIAN PEMBERIAN
CUMA-CUMA
Pengertian Pemberian Cuma-Cuma Tercantum pada
Penjelasan Pasal 1A ayat 1 huruf d, UU PPN Tahun 2009

Yang dimaksud dengan " pemberian cuma-


cuma" adalah pemberian yang diberikan tanpa
pembayaran baik barang produksi sendiri maupun
bukan produksi sendiri, seperti pemberian contoh barang
untuk promosi kepada relasi atau pembeli.
MEKANISME PEMUNGUTAN PPN ATAS
PEMBERIAN CUMA-CUMA

PKP tetap harus menerbitkan faktur pajak normal


Dengan mencantumkan (identitas pembeli dan identitas penerima BKP/JKP yang diisi seperti
biasa).

Maksudnya, ketika menerbitkan faktur pajak, PKP harus mengisi identitas Pembeli/ Penerima
BKP/JKP, meskipun BKP/JKP tersebut diserahkan secara percuma tanpa bayaran.

Kode seri faktur pajak yang digunakan adalah 04

FAKTUR PAJAK
Wajib menerbitkan faktur pajak dengan kode jenis transaksi 04.

Faktur Pajak (Pajak Keluaran) yang diterbitkan atas pemberian Cuma-Cuma ini wajib
dilaporkan dalam SPT Masa PPN yang bersangkutan oleh PKP Pemberi BKP/JKP.
Bagi Penerima BKP/JKP, Faktur Pajak ini dapat di jadikan sebagai Pajak Masukan yang
dapat dikreditkan.
CONTOH KASUS 1- PPN PEMBERIAN CUMA-CUMA
PT MEGA JAYA adalah perusahaan yang memproduksi pendingin ruangan (AC). Dalam rangka
promosi produk baru PT MEGA JAYA memberikan 1 unit AC setengah PK, kepada pelanggannya PT
Jaya Kontruksi, yang merupakan perusahaan Jasa Kontruksi yang berstatus PKP.
Diketahui
Harga 1 unit AC tersebut = Rp4.000.000
Laba Kotor nya = 20%

Pertanyaan:
Berapa besar PPN yang harus di pungut oleh CV Express atas penyerahan jasa pengiriman paket
tersebut?

Jawab:
Seperti yang tertera pada Pasal 2 huruf b PMK NO.121/PMK.03/2015, Dasar Pengenaan Pajak atas
penyerahan Jasa Pengiriman Paket adalah Nilai Lain yaitu sebesar Harga Jual/Nilai Penggantian
dikurangi Laba Kotor, maka besar PPN yang harus dipungut oleh PT MEGA JAYA adalah sebagai
berikut:

Hitung dahulu DPP nya, dengan cara berikut:


DPP = Harga Jual AC – Laba Kotor
DPP = Rp4.000.000 – (20% x Rp4.000.000), sehingga diketahui DPP nya sebesar Rp3.200.000

Lalu Hitung PPN menggunakan DPP yang telah dihitung tadi, dengan cara:
PPN = 10% x Rp3.200.000., sehingga besar PPN yang harus dipungut adalah sebesar Rp320.000.
CONTOH KASUS 1- PPN PEMBERIAN CUMA-CUMA
PENERBITAN DAN PERLAKUAN FAKTUR PAJAK NYA ADALAH.....

Setelah melakukan perhitungan DPP dan PPN, maka diketahui besarnya DPP dan PPN atas
transaksi tersebut adalah:
DPP = Rp3.200.000
PPN = Rp 320.000

Berdasarkan angka tersebut PT MEGA JAYA, akan menerbitkan Faktur Pajak dengan kode jenis
transaksi 04, yang nantinya akan diserahkan kepada PT JAYA Konstruksi seperti berikut:
• Identitas PKP Penjual DI ISI DENGAN “NAMA , ALAMAT DAN NPWP PT MEGA JAYA”
• Identitas Pembeli BKP DI ISI DENGAN “NAMA, ALAMAT DAN NPWP PT JAYA KONSTRUKSI”
• NAMA BKP DI ISI DENGAN “Pemberian Cuma-Cuma 1 Unit AC”
• Harga Jual DI ISI DENGAN Rp4.000.000
• DPP DI ISI DENGAN Rp3.200.000
• PPN DI ISI DENGAN Rp320.000
PERLAKUAAN FAKTUR PAJAK tersebut,
Bagi Pemberi BKP (PT MEGA JAYA) adalah Pajak Keluaran Bagi penerima BKP yaitu PT
JAYA KONTRUKSI, adalah Pajak Masukan, dan dapat dikreditkan selagi faktur pajak
tersebut adalah faktur pajak standart dan sepanjang belum melebihi 3 bulan, selagi
memenuhi syarat sebagaimana yang ditetapkan dalam UU PPN No 42 Tahun 2009
tentang PPN dan PPNBM, serta UU CIPTA KERJA 11 TAHUN 2020 CLUSTER
PERPAJAKAN
PPN ATAS PEMBERIAN CUMA-CUMA

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai