Anda di halaman 1dari 12

PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN
Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia
 Prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila
 Ahmad Sanusi dalam tulisannya yang berjudul
Memberdayakan Masyarakat dalam Pelaksanaan 10 Pilar
Demokrasi (2006: 193-205), mengutarakan 10 pilar
demokrasi konstitusional Indonesia menurut Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, yaitu:
a. Demokrasi yang Berketuhanan Yang Maha Esa.
b. Demokrasi dengan kecerdasan
c. Demokrasi yang berkedaulatan rakyat.
d. Demokrasi dengan rule of law
e. Demokrasi dengan pemisahan kekuasaan negara
f. Demokrasi dengan hak asasi manusia
g.Demokrasi dengan pengadilan yang merdeka
h.Demokrasi dengan otonomi daerah
i. Demokrasi dengan kemakmuran
j. Demokrasi yang berkeadilan sosial
Periodisasi Pelaksanaan Demokrasi
Pancasila
 Responsi
1. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1945-1949
2. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1949-1959
3. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1959-1965
4. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1965-1998
5. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1998 –
sekarang
 Carilah ciri-ciri pokok dari pelaksanaan dari tiap-tiap periode
tersebnt!
Demokrasi dalam Konstitusi Indonesia
 Dalam perjalanan sejarah ketatanegaraan negara kita, semua
konstitusi yang pernah berlaku menganut prinsip demokrasi. Hal
ini dapat dilihat misalnya:
a. Dalam Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 (sebelum diamandemen)
berbunyi “kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat”.
b. Dalam Pasal 1 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 (setelah diamandemen) berbunyi “kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”.
c. Dalam konstitusi Republik Indonesia Serikat, Pasal 1:
1) Ayat (1) berbunyi “Republik Indonesia Serikat yang merdeka dan
berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokrasi dan
berbentuk federasi”
2) Ayat (2) berbunyi “Kekuasaan kedaulatan Republik Indonesia
Serikat dilakukan oleh pemerintah bersama-sama Dewan
Perwakilan Rakyat dan Senat”
d. UUDS 1950 Pasal 1:
1) Ayat (1) berbunyi “ Republik Indonesia yang
merdeka dan berdaulat ialah suatu negara
hukum yang demokratis dan berbentuk kesatuan”
2) Ayat (2) berbunyi “Kedaulatan Republik
Indonesia adalah ditangan rakyat dan dilakukan
oleh pemerintah bersama-sama dengan Dewan
Perwakilan rakyat”
Indikator demokrasi
 Untuk melihat apakah suatu sistem pemerintahan adalah sistem yang
demokratis atau tidak, dapat dilihat dari indikator-indikator yang
dirumuskan oleh Affan Gaffar dalam bukunya yang berjudul Politik
Indonesia;Transisi Menuju Demokrasi (2004:7-9) berikut ini:
a. Akuntabilitas. Dalam demokrasi, setiap pemegang jabatan yang dipilih
oleh rakyat harus dapat mempertanggungjawabkan kebijaksanaan yang
hendak dan telah ditempuhnya. Tidak hanya itu, ia juga harus dapat
mempertanggungjawabkan ucapan atau kata-katanya, serta yang tidak
kalah pentingnya adalah perilaku dalam kehidupan yang pernah sedang,
bahkan yang akan dijalaninya. Pertanggungjawaban itu tidak hanya
menyangkut dirinya, tetapi juga menyangkut keluarganya dalam arti luas,
yaitu perilaku anak dan isterinya, juga sanak keluarganya terutama yang
berkaitan dengan jabatannya.
b. Rotasi kekuasaan. Dalam demokrasi, peluang akan terjadinya rotasi
kekuasaan harus ada, dan dilakukan secara teratur dan damai. Jadi tidak
hanya satu orang yang selalu memegang jabatan, sementara peluang
orang lain tertutup sama sekali.
c. Rekruitmen politik yang terbuka. Untuk memungkinkan terjadinya
rotasi kekuasaan, diperlukan satu sistem rekruitmen politik yang
terbuka. Artinya, setiap orang yang memenuhi syarat untuk mengisi
suatu jabatan politik yang dipilih rakyat mempunyai peluang yang
sama dalam melakukan kompetisi untuk mengisi jabatan politik
tersebut.
d. Pemilihan Umum. Dalam suatu negara demokrasi, pemilu
dilaksanakan secara teratur. Pemilu merupakan sarana untuk
melaksanakan rotasi kekuasaan dan rekruitmen politik. Setiap
warga negara yang sudah dewasa mempunyai hak untuk memilih
dan dipilih dan bebas menggunakan haknya tersebut sesuai dengan
kehendak hati nuraninya. Dia bebas untuk menentukan partai atau
calon mana yang akan didukungnya, tanpa ada rasa takut atau
paksaan dari orang lain. Pemilih juga bebas mengikuti segala
macam akitivitas pemilihan seperti kampanye dan menyaksikan
penghitungan suara.
e. Pemenuhan hak-hak dasar. Dalam suatu negara yang demokratis,
setiap warga negara dapat menikmati hak-hak dasar mereka secara
bebas, termasuk didalamnya hak untuk menyatakan pendapat, hak
untuk berkumpul dan berserikat serta hak untuk menikmati pers
yang bebas.
Membangun Kultur Demokrasi
 Tegaknya kehidupan demokrasi dalam kehidupan bernegara
sangat dipengaruhi oleh dukungan dari seluruh warga negara.
Demokrasi dalam suatu negara akan tumbuh subur jika dijaga
oleh warga negara yang demokratis. Warga negara yang
demokratis bukan hanya dapat menikmati kebebasan
individu, melainkan juga mampu menunjukkan perilaku yang
demokratis. Bagaimanakah bentuk perilaku yang demokratis
tersebut? Perilaku demokratis adalah perilaku yang
didasarkan pada prinsip-prinsip demokrasi. Dalam kehidupan
sehari-hari, perilaku demokrasi tercermin pada sikap-sikap
seperti berikut.
1. Menjunjung tinggi persamaan.
2. Menjaga keseimbangan antara hak dan
kewajiban.
3. Membudayakan sikap bijak dan adil.
4. Membiasakan musyawarah mufakat
dalam mengambil keputusan.
5. Mengutamakan persatuan dan kesatuan
nasional.
4) Konflik komunal, kendatipun bersumber pada masalah sosial
ekonomi, namun dapat berkembang menjadi konflik
antarsuku, agama, maupun ras/ keturunan dalam skala yang
luas.
5) Kejahatan lintas negara, seperti penyelundupan barang,
senjata, amunisi dan bahan peledak, penyelundupan manusia,
narkoba, pencucian uang, dan bentuk-bentuk kejahatan
terorganisir lainnya.
6) Kegiatan imigrasi gelap yang menjadikan Indonesia sebagai
tujuan maupun batu loncatan ke negara lain.
7) Gangguan keamanan laut seperti pembajakan dan
perampokan, penangkapan ikan ilegal, pencemaran, dan
perusakan ekosistem.
8) Gangguan keamanan udara seperti pembajakan
udara, pelanggaran wilayah udara, dan
terorisme melalui sarana transportasi
udara.
9) Perusakan lingkungan seperti pembakaran
hutan, perambahan hutan ilegal,
pembuangan limbah bahan beracun dan
berbahaya.
10) Bencana alam dan dampaknya
terhadap keselamatan bangsa.

Anda mungkin juga menyukai