Anda di halaman 1dari 3

DEMOKRASI

Nabila Muthmainnah Al-Faiza


Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Demokrasi berasal dari dua kata, demos berarti rakyat dan cratos berarti kedaulatan.
Sehingga, dapat diartikan bahwa demokrasi adalah keadaan negara yang dalam sistem
pemerintahannya berada di tangan rakyat. Pengertian demokrasi secara umum adalah sistem
pemerintahan dengan memberikan kesempatan kepada seluruh warga negara dalam pengambilan
keputusan.1 Dr. Abdul Hamid Mutawalliy pernah berkata: Demokrasi dalam berbagai Undang-
Undang Dasar biasa diungkapkan dengan prinsip ‘kedaulatan rakyat’, sedangkan ‘kedaulatan’
sesuai definisinya merupakan kekuasaan tertinggi.2
Dengan demikian, demokrasi bukan hanya menyangkut bentuk pemerintahan, melainkan
menyangkut suatu bentuk kehidupan bersama berlandaskan demokrasi. Hal itu memerlukan
beberapa hal, diantaranya: visi dan kode etik yang dijabarkan secara formal dalam undang-undang,
sistem hukum bersifat objektif dan mandiri, sistem pemerintahan berlandaskan dari, oleh, dan
untuk rakyat, dan lain sebagainya.3
Dalam menegakkan demokrasi, ada beberapa unsur yang diperlukan, yaitu:
1. Negara Hukum
Konsep negara hukum memiliki arti bahwa negara memberikan perlindungan hukum bagi
warga negaranya melalui lembaga peradilan yang bebas, tidak memihak, dan menjamin hak
asasi manusia.4
2. Masyarakat Madani
Masyarakat Madani maksudnya adalah masyarakat yang terbuka, bebas dari pengaruh
kekuasaan dan tekanan negara, kritis dan berpartisipasi aktif, serta egaliter.5
3. Infrastruktur Politik1
Terdiri atas partai politik (yang anggotanya mempunyai orientasi nilai dan cita-cita yang
sama), kelompok gerakan (sekumpulan orang yang tergabung dalam suatu organisasi yang
berorientasi pada pemberdayaan warganya, seperti Muhammadiyah, Persis, Nahdlatul Ulama,
dll), dan kelompok penekan atau kelompok kepentingan (sekumpulan orang yang tergabung

1
Ismail, Sri Hartati, Pendidikan Kewarganegaraan, Jawa Timur: Qiara Media, 2020, hlm. 105
2
Asep Sulaiman, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bandung: Arfino Raya, 2015, hlm. 103
3
Asep Sulaiman, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bandung: Arfino Raya, 2015, hlm. 104
4
Asep Sulaiman, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bandung: Arfino Raya, 2015, hlm. 106
dalam organisasi yang didasarkan atas kriteria profesionalitas dan keilmuan tertentu, seperti
IKADIN, PGRI, LIPI, dsb).6
4. Model-Model Demokrasi
a. Demokrasi Liberal; pemerintahan yang dibatasi oleh Undang-Undang dan pemilu bebas
yang diselenggarakan dalam waktu yang sesuai.
b. Demokrasi Terpimpin; semua tindakan pemimpin dipercaya rakyat, tetapi menolak
pemilu yang bersaing sebagai kendaraan unruk menduduki kekuasaan.
c. Demokrasi Sosial; demokrasi yang menaruh kepedulian pada keadilan sosial dan
egaliteris membagi persyaratan untuk memperoleh kepercayaan.
d. Demokrasi Partisipasi; menekankan hubungan timbal balik antara penguasa dan yang
dikuasai.
e. Demokrasi Consociational; menekankan proteksi khusus bagi kelompok budaya yang
menekankan kerja sama yang erat di antara elite yang mewakili bagian budaya
masyarakat utama.
f. Demokrasi Langsung; rakyat mewujudkan kedaulatannya pada suatu negara dilakukan
secara langsung.2
g. Demokrasi Tidak Langsung; mewujudkan kedaulatan rakyat tidak secara langung
behadapan dengan pihak eksekutif, tetapi melalui lembaga perwakilan.7
5. Sejarah dan Perkembangan Demokrasi di Indonesia8
a. Demokrasi Parlementer (1945-1959)
Setelah merdeka, Indonesia mulai menggunakan sistem parlementer yang ternyata tidak
cocok untuk digunakan di Negara Indonesia. Akhirnya, setelah mengalami berbagai
macam perpecahan, Ir. Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli yang menentukan
berlakunya kembali UUD 1945.
b. Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
Ciri-ciri dari demokrasi ini adalah banyaknya dominasi dari presiden, terbatasnya partai
politik, berkembangnya pengaruh komunitas, dan lain-lain.
c. Demokrssi Pancasila (1965-1998)

5
Asep Sulaiman, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bandung: Arfino Raya, 2015, hlm. 107
6
Asep Sulaiman, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bandung: Arfino Raya, 2015, hlm. 107
7
Asep Sulaiman, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bandung: Arfino Raya, 2015, hlm. 107-108
8
Asep Sulaiman, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bandung: Arfino Raya, 2015, hlm. 111
Demokrasi Pancasila merupakan usaha meluruskan penyelewengan terhadap Undang-
Undang Dasar pada masa demokrasi terpimpin.
d. Demokrasi Orde Reformasi (1998-sekarang)
Bergulirnya reformasi yang mengiringi keruntuhan rezim otoriter orde baru menandakan
tahap awal bagi transisi demokrasi di Indonesia. Ada empat faktor kunci yang
menentukan kesuksesan demokrasi orde reformasi, yaitu:
1. Komposisi Elite Politik
2. Desain Institusi Politik
3. Kultur Politik
4. Masyarakat Madani

Anda mungkin juga menyukai