1
Ismail, Sri Hartati, Pendidikan Kewarganegaraan, Jawa Timur: Qiara Media, 2020, hlm. 105
2
Asep Sulaiman, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bandung: Arfino Raya, 2015, hlm. 103
3
Asep Sulaiman, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bandung: Arfino Raya, 2015, hlm. 104
4
Asep Sulaiman, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bandung: Arfino Raya, 2015, hlm. 106
dalam organisasi yang didasarkan atas kriteria profesionalitas dan keilmuan tertentu, seperti
IKADIN, PGRI, LIPI, dsb).6
4. Model-Model Demokrasi
a. Demokrasi Liberal; pemerintahan yang dibatasi oleh Undang-Undang dan pemilu bebas
yang diselenggarakan dalam waktu yang sesuai.
b. Demokrasi Terpimpin; semua tindakan pemimpin dipercaya rakyat, tetapi menolak
pemilu yang bersaing sebagai kendaraan unruk menduduki kekuasaan.
c. Demokrasi Sosial; demokrasi yang menaruh kepedulian pada keadilan sosial dan
egaliteris membagi persyaratan untuk memperoleh kepercayaan.
d. Demokrasi Partisipasi; menekankan hubungan timbal balik antara penguasa dan yang
dikuasai.
e. Demokrasi Consociational; menekankan proteksi khusus bagi kelompok budaya yang
menekankan kerja sama yang erat di antara elite yang mewakili bagian budaya
masyarakat utama.
f. Demokrasi Langsung; rakyat mewujudkan kedaulatannya pada suatu negara dilakukan
secara langsung.2
g. Demokrasi Tidak Langsung; mewujudkan kedaulatan rakyat tidak secara langung
behadapan dengan pihak eksekutif, tetapi melalui lembaga perwakilan.7
5. Sejarah dan Perkembangan Demokrasi di Indonesia8
a. Demokrasi Parlementer (1945-1959)
Setelah merdeka, Indonesia mulai menggunakan sistem parlementer yang ternyata tidak
cocok untuk digunakan di Negara Indonesia. Akhirnya, setelah mengalami berbagai
macam perpecahan, Ir. Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli yang menentukan
berlakunya kembali UUD 1945.
b. Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
Ciri-ciri dari demokrasi ini adalah banyaknya dominasi dari presiden, terbatasnya partai
politik, berkembangnya pengaruh komunitas, dan lain-lain.
c. Demokrssi Pancasila (1965-1998)
5
Asep Sulaiman, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bandung: Arfino Raya, 2015, hlm. 107
6
Asep Sulaiman, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bandung: Arfino Raya, 2015, hlm. 107
7
Asep Sulaiman, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bandung: Arfino Raya, 2015, hlm. 107-108
8
Asep Sulaiman, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bandung: Arfino Raya, 2015, hlm. 111
Demokrasi Pancasila merupakan usaha meluruskan penyelewengan terhadap Undang-
Undang Dasar pada masa demokrasi terpimpin.
d. Demokrasi Orde Reformasi (1998-sekarang)
Bergulirnya reformasi yang mengiringi keruntuhan rezim otoriter orde baru menandakan
tahap awal bagi transisi demokrasi di Indonesia. Ada empat faktor kunci yang
menentukan kesuksesan demokrasi orde reformasi, yaitu:
1. Komposisi Elite Politik
2. Desain Institusi Politik
3. Kultur Politik
4. Masyarakat Madani