Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS USAHATANI PADI SAWAH

DI DESA HUNTU BARAT KECAMATAN BULANGO


SELATAN KABUPATEN BONEBOLANGO

SKRIPSI

FAHRUL ILATO
614417115

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2023
LATAR BELAKANG
Sektor pertanian yang merupakan sektor unggulan memiliki beberapa subsektor pendukung,
salah satunya adalah subsektor tanaman pangan. Tanaman pangan dalam hal ini adalah tanaman padi yakni
salah satu komoditas tanaman pangan yang hasil produksinya masih menjadi bahan makanan pokok adalah
beras. Tanaman padi merupakan tanaman yang memiliki peluang untuk dikembangkan di Provinsi
Gorontalo mengingat luas panen tanaman padi pada tahun 2020 sebesar 50.556,73 hektar yang mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 49.009,95 hektar (BPS Provinsi Gorontalo, 2021).

Huntu Barat merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Bulango Selatan dan
memiliki lahan persawahan yang cukup luas sehingga dapat memberikan hasil produksi yang cukup besar
terhadap hasil pangan di Kabupaten Bone Bolango. Hal ini di karenakan masyarakat yang ada di wilayah
tersebut sebagian besar berprofesi sebagai petani padi sawah. Akan tetapi kendala yang dihadapi petani di
desa tersebut dalam berusahatani padi sawah yaitu kurangnya faktor penunjang dalam usahatani padi
sawah diantaranya, pengadaan sarana dan prasarana produksi pertanian antara lain terdiri dari benih,
pupuk, pestisida, alat alsintan dan peralatan produksi pertanian lainnya. Pentingnya pelaku-pelaku kegiatan
pengadaan dan penyaluran saran produksi dari pemerintah, sehingga mempermudah petani yang ada di
desa Huntu Barat tersebut.
TUJUAN PENELITIAN
Menganalisis karakteristik dan penerapan sistem agribisnis
usahatani padi sawah di Desa Huntu Barat Kecamatan
Bulango Selatan Kabupaten Bonebolango
TINJAUN PUSTAKA
Agribisnis Usahatani Padi sawah

Sistem Manajemen Agribisnis

Sistem Agribisnis Usahatani padi Sawah


Subsistem Agribisnis Produksi/Usahatani Usahatani Perseorangan
Subsistem Usahatani Usahatani Kolektif
Subsistem Pengolahan dan Industri hasil pertanian(Agroindustri Usahatani Koperatif
Hilir)
Subsistem Kelembagaan Penunjang
METODE PENELITIAN

Lokasi Dan Waktu Teknik Pengambilan Sampel


01 03
Desa Huntu Barat Pada Bulan Purposive Sampling
Juni-Agustus 2022

Jenis Penelitian
02 04 Analisis Data

Penelitian Primer Sekunder Teknik Analisis Data Deskriptif


Penelitian kuantitatif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
 Jumlah penduduk Desa Huntu Barat berdasarkan profil desa tahun 2021 sebesar
1.018 jiwa dengan jumlah 331 KK yang terdiri dari 525 laki-laki dan 493
perempuan, jumlah keluarga miskin sebanyak 493 KK. Sedangkan pertumbuhan
penduduk dari tahun 2016. sampai tahun 2021 adalah sebagai berikut:

Jumlah Penduduk
Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan Jumlah
2016 500 480 980
2017 505 482 987
2018 513 484 997

2019 515 487 1.002

2020 522 497 1.012

2021 525 493 1.018

Jumlah 10,7 11,2 10,49


 Dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan oleh responden terdapat 81% berpendidikan tingkat SD, yang
memilih tingkat pendidikan SMP 14% dan tingkat pendidikan SMA sebanyak 4%. Tingkat pendidikan
seseorang tenaga kerja berpengaruh positif terhadap produktivitas, karena seseorang yang memiliki
tingkat pendidikan yang tinggi memiliki pengetahuan lebih untuk meningkatkan kinerjanya. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat Pendidikan petani padi sawah Di Desa Huntu Barat rata-rata
berpendidikan Sekolah Dasar. Tingkat pendidikan ini mempengaruhi kemampuan berpikir petani
dalam mengelolah padi darat.

Pendidkan Terakhir
Pendidkan Terakhir Presentase (%)

SD 37 81
SMP 11 14Keluarga
Tanggungan
SMA 2 4
 Usia adalah salah satu faktor yang berkaitan erat dengan kemampuan kerja dalam
melaksanakan kegiatan usahatani . responden dengan persentase paling besar yaitu pada usia
41-45 tahun dengan persentase 33% dan persentase paling kecil yaitu 2% pada usia 21 - 25 tahun.
Hal ini menunjukan bahwa rata-rata umur petani Padi di Desa Bulango Selatan adalah 41- 45
tahun. Hampir semua responden merupakan usia produktif. Berdasarkan teori kependuduan, umur
produktif untuk melakukan suatu usaha yaitu pada usia 21-55 tahun

Usia
Jumlah (Orang) Presentase (%)

21 - 25 1 2
26 – 30 2 4
31 - 35 7 14
36 – 40 8 16
41 - 45 16 32
46 - 50 13 25
51 - 55 3 7
 Pengalaman bertani merupakan lama waktu yang digunakan petani dalam menekuni usahataninya.
Petani yang sudah lama akan lebih mudah menerapkan dalam kegiatan berusahatani dibandingkan
petani pemula atau petani baru. pengalaman bertani di Desa Huntu Barat terbanyak yaitu 1-8 tahun
sebanyak 38 orang dengan persentase 71%, untuk 9-16 tahun sebanyak 8 orang dengan persentase
19%, sedangkan umur 17-24 tahun sebanyak 4 orang dengan persentase 10%. Hal ini
menunjukkan bahwa pengalaman bertani di Desa Huntu Barat rata-rata dari responden adalah 6
tahun, sehingga masih banyak petani pemula atau petani baru.

Pengalaman Bertani
(Tahun) Jumlah (Orang) Presentase (%)

1-8 38 71
9 -16 8 19

17 - 24 4 10

Total 50 100
 Luas lahan yang dimiliki petani jagung padi di desa huntu barat kecamatan bulango selatan
dengan luas lahan 0,20 Ha berjumlah sebanyak 25 orang atau sebesar 63,5 dan luas lahan 0,30
orang berjumlah sebanyak 15 orang atau sebesar 12,2 dan luas lahan 0,40 berjumlah 10 orang.
Hal ini menunjukan luas lahan yang dimiliki petani Padi di desa Huntu barat kecamatan
bulango selatan sebagian besar berada pada luasan 0,20 dan 0,30 Ha.

Luas Lahan (ha)


Jumlah (Orang) Presentase (%)

0.20 ha 25 56
0.30 ha 15 29

0.40 ha 10 15

Total 50 100
Subsistem Agribisnis
Alat/Bahan
fungsi waktu
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan petani tanaman Padi
Sawah di Desa Huntu Barat. Berikut uraian sistem agribisnis Menghancurkan gumpalan
Sebelum
baik dari subsistem hulu, subsistem usaha tani, subsistem hilir Traktor tanah yang berlumpur dan
Penanaman
dan sebagai subsistem pelengkap yang terakhir yaitu subsistem kering
penunjang. Merapikan
tanah,menghilangkan tanaman Sebelum
Ratavator penganggu dan memperbaiki Penanaman
tata air

Sebelum
Garutan Sisir Meratakan Tanah
Penanaman
Sarana produksi merupakan kelengkapan atau sarana yang
mendukung kegiatan produksi disuatu perusahaan. Pengadaan
sarana produksi dalam pertanian padi sawah meliputi benih, Sebelum
Pupuk Menyuburkan Tanah
Penanaman
peralatan, ketersediaan tenaga kerja, pestisida dan pupuk. Bahan
yang digunakan dalam melakukan usahatani kangkung darat dari
Pada saat
bibit, pupuk dan pestisida, dalam memilih bibit, pupuk dan obatan Pestisida Mencegah dari hama penyakit
penanaman
petani memilih bahan yang berkualitas baik untuk Padi Sawah.

Irigasi Mengairi lahan ket


Kualitas dan kuantitas benih merupakah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil produksi.
Benih dengan kualitas dan kuantitas yang baik dapat meningkatkan hasil produksi, benih dengan
kualitas dan kuantitas dalam hal ini menyangkut keunggulan varietas. Kebutuhan akan benih per
satuan luas lahan dapat dipengarhi oleh beberapa faktor yang ada seperti jarak tanam, jumlah
perlubang tanam, keadaan lahan, dan berat benih. Adapun mengenai syarat benih yang baik yaitu
memiiki daya tumbuh minimun 80% tidak ada kotoran, bebas hama penyakit, bebas campuran
varietas lain, ukuran biji seragam dan diketahui jenis varietasnya,Berikut Jenis Benih Yang di
Gunakan Petani Padi sawah Desa Huntu Barat.

Jenis Benih
Jumlah (Orang) Presentase (%)

Inpari 34 34 64

Inpari 31 6 10

Inpari Nutri Zinc 10 26

Total 50 100
Padi Sawah milik petani di Desa Huntu Barat mengunakan dua jenis pupuk yaitu pupuk Organik
(Pupuk Kandang) dan pupuk anorganik (Phonska dan Urea). Pupuk kandang diperoleh dari
peternakan di sekitar desa, sedangkan pupuk anorganik diperoleh dari toko penyedia sarana pertanian
atau pengecer pupuk. Berikut Macam Macam Pupuk Yang di gunakan petani padi sawah Di desa
Huntu Barat.
Jenis Pupuk
Jumlah (Orang) Presentase (%)

Urea 11 26

Phonska 14 38

Phonska,Urea 18 19

Kandang 3 7

KCI 4 10

Total 50 100
Proses pemasaran merupakan suatu bentuk dimana produsen menawarkan hasil produk mereka kepada
konumen dengan menggunakan sarana yang ada, dengan kata lain produsen ingin memperkenalkan hasil
produknya kepada konsumen. Di Huntu Barat memiliki satu saluran pemasaran saja, dimana pemilik rice
milling memasarkan ke pedagang pengecer dan pedagang pengecer memasarkan ke konsumen akhir .

Contoh Saluran pemasaran tidak langsung

petani Pengumpul Pengecer Konsumen

Contoh Saluran Pemasaran Langsung

Petani Konsumen
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian karakteristik petani padi sawah maka penelitian menyimpulkan Karakteristik
petani padi sawah berdasarkan aspek pendidikan ,pengalaman berusahatani,Luas lahan,tingkat pendidkan
Serta Aspek Usia Petani padi sawah di Desa Huntu Barat Serta Pada subsistem pengadaan dan saluran
sarana produksi menunjukkan pengadaan bibit, pupuk, pestisida dan peralatan usahatani padi sawah yang
ada di Desa Huntu Barat sudah tepat pengadaanya, terjangkau dan tersedia di desa penelitian. Subsistem
produksi usahatani Padi Sawah dalam pembudidayaan sudah berjalan dengan baik dan menguntungkan,
sedangkan untuk penerapan subsistem pengolahan belum berjalan dengan baik. Hal tersebut disebabkan
karena petani belum mampu mengolah Padi menjadi produk yang bernilai tambah. Subsistem pemasaran
menunjukkan saluran pemasaran di Desa Huntu Barat terdiri dari 2 saluran pemasaran yaitu saluran
pemasaran langsung dan saluran pemasaran tidak langsung.
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai