Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

Disususn Oleh
Nama : Regi Aditia
Nim : ……….

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat taufik dan
hidayah-Nya akhirya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN” dapat terselesaikan dengan tepat
pada waktu yang tepat.sholawat serta salam tidak lupa kita curahkan kepada nabi
Muhammad SAW.

Adapun tujuan penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Daya
Dalam Bidang Pertanian .Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan rasa
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu memberi dukungan yang sangat
berharga pada penyusunan makalah ini.

Penulis memoho maaf jika didalam penulisan Makala m asih


banyak kesalahan maupun kekeliruan, baik dalam penulisan kata ataupun
kalimat yangmasih rancu dan kurang dimengerti. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan agar dalam pembuatan makalah berikutnya bisa lebih baik.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang

melimpah, salah satu diantaranya dari sektor pertanian yang merupakan salah satu

sumber perekonomian negara,akan tetapi dengan perkembangan zaman

,pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk, maka kebutuhan selain lahan

semakin meningkat,tak jarang lahan pertanian mulai beralih fungsi ke non

pertanian sehingga lahan pertanian pun mulai berkurang .Berdasarkan data dari

Badan Pusat Statistik Nasional 2015 luas lahan pertanian di Indonesia selama 5

tahun terakir mengalami pasang surut .

8.150.000

8.100.000

8.050.000
satuan Ha

8.000.000

7.950.000
2011 2012 2013 2014 2015

Sementara untuk daerah Jawa Tengah sendiri pada tahun 2016 Dinas

Pertanian mencatat telah terjadi penyusutan lahan 700 hektar per tahunnya. Saat

ini kuas lahan kritis mencapai 634.601 hektar. Beralihnya fungsi lahan pertanian

menjadi non-pertanian terhadap sosial ekonomi masyarakat meliputi pendapatan,

penyerapan tenaga kerja baru, kepadatan penduduk dan mata pencaharian.


Meningkatnya pembangunan dari berbagai sektor semestinya tidak

terlepas akan kebutuhan lahan, sementara luas lahan saat ini jumlahnya sudah

terbatas. Saat ini penggunaan lahan untuk industri dan perumahan semakin

meningkat. Salah satu yang terdampak dari fenomena ini ialah sektor

pertanian.Tanah petani adalah bagian terpenting petani untuk mengelola tanah

dengan diri sendiri, hubungan yang dekat petani dengan lahan tempat bekerja

menciptakan kerentaan khusus bagi petani saat ini lahan terdegradasi

(Schirmer,2013).

Pada saat ini jumlah petani yang berusia < 15-44 tahun hanya berjumlah

10.24 juta, hal ini menunjukkan kurang dari 40% dari jumlah petani yang

mencapai 26,14 juta sisanya usianya telah 44 tahun keatas, dalam hal ini jumlah

petani berdasarkan hasil Sensus Pertanian 2013 (ST2013) yang berkurang 16,32%

dibanding dengan hasil Sensus 2003.

Pertanian adalah suatu kegiatan individu mengelola alam untuk

memperoleh hasil-hasil tanaman maupun hewan tanpa mengakibatkan kerusakan

alam. Petani sendiri merupakan individu yang melakukan kegiatan bercocok

tanam atau memelihara ternak dari lahan pertanian untuk memperoleh kehidupan

dari kegiatan tersebut. Banyak fungsi alih lahan pertanian ke non pertanian ini

mempengaruhi bagi kesejahteraan hidup petani (mediaruang.com,2016). Pada

kenyataan konversi lahan pertanian ke non pertanian mengakibatkan berkurangan

nya luas lahan pertanaian, hal ini mempengaruhi bagi kehidupan petani dalam

melaksanakan pekerjaan, sehingga akan mempengaruhi kepuasan hidup dan

mengakibatkan menurun nya kesejahteraan subjektif bagi petani maupun bagi


keluarganya, seperti yang disampiakan Rahma dkk (2015) dalam penelitiannya

menyatakan bahwa kesejahteraan subjektif pada keluarga petani dipengaruhi dari

permasalahan keluarga. Sumber permasalahan nya terjadi dari individu tersebut

maupun keluarga secara utuh. Permasalahan dapat juga berasal dari dalam

keluarga (internal) ataupun dari lingkungan (eksternal), sehingga permasalahan

yang dialami mengakibatkan tekanan atau stres bagi kehidupannya, serta masalah

ekonomi yang merupakan masalah utama. lebih lanjut menurut Wahed (2015)

dalam penelitiannya menyatakan bahwa luas lahan berpengaruh bagi

kesejahteraan petani padi dan menunjukkan hubungan yang positif, pada saat ini

beralihnya lahan pertanian ke non pertanian berdampak bagi menurunnya tingkat

kesejahteraan petani. Meningkatnya biaya produsi berpengaruh signifikan bagi

kesejahteraan kaum petani .Dampak dari alih fungsi lahan persawahan membuat

petani kehilangan pendapatan dari berusaha tani Afandi (2011).

Berdasarkan hasil wawancara dengan petani dilahan industri didapatkan

tentang keluhan petani dengan informan P ( L/50 ) laki-laki, menyampaikan

bahwa sekarang ini telah terjadi konversi lahan pertanian menjadi non pertanian,

sehingga hal ini memunculkan dampak positif dan negatif. Diantaranya dampak

positif yaitu terbukanya lapangan pekerjaan sehingga mengurangi angka

pengganguran, namun disisi lain juga berdampak bagi petani diantaranya

menyempitnya saluran irigasi,kurang lancarnya pasukan air disebabkan karena

terhalang bangunan-banguan industri, sehingga banyak petani yang membuat

sumur dan memompa dengan mesin diesel, namun disisi lain pada sumur yang

dibuat petani terkadang tidak mengeluarkan air dikarenakan sumber air kalah
dengan milik pabrik – pabrik sekitar. Kurangnya regenerasi petani karena banyak

anak muda maupun anak petani sendiri yang lebih memilih bekerja disektor

industri, hal ini mengakibatkan sulit mencari buruh tani dan biaya yang tinggi

bagi buruh tani. Dalam hal ini berakibat pada meningkatnya biaya produksi. Serta

kurangnya perhatian dari Pemerintah Desa dalam menanggapi keluh kesah petani

dalam penataan tata ruang. Seorang petani lain yakni informan HS ( L/63)

menyampaikan dengan adanya industriliasi yang mulai merambah ke pedesaan

berakibat bagi lahan pertanian didesanya. Informan HS menyampaikan

penerangan lampu dari industri dapat mengundang hama wereng, serta disekitar

pabrik menjadi sarang tikus. Kurangnya komunikasi dari pihak pabrik dengan

petani mengenai persoalan pengelolaan limbah industry mengakibatkan

masuknya limbah- limbah industri ke lahan pertanian nya yang bedampak pada

berkurangnya kesuburan tanaman ditambah lagi perangkat desa yang kurang

peduli dengan permasalahn yang dihadapi petani, kurangnya rembugan dalam

pendirian atau tata ruang oleh pihak yang terkait. Sehingaan petani sebagai

individu yaang mengelola usaha tani harus mempunyai ketrampilan, pendidikan,

dan pengalaman yang akan berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan

dalam usaha tani (Nasoetion, 2002). Seperti hal nya pekerja yang lain para petani

di lahan industri juga membutuhkan kenyamanan dalam bekerja sehingga

menimbulkan kepuasan dan kebahagian dalam hidup.

Kehidupan yang bahagia, sejahtera serta terbebas dari kecemasan atau

stres merupakan keinginan setiap individu. Bukan hal yang mustahil apabila kita

menemui individu yang dapat menghargai dan memanfaatkan kehidupannya lebih


baik dengan berbagai cara, sehingga individu tersebut memiliki kepuasan hidup

serta kesehatan mental yang baik. Kepuasan hidup melibatkan pengalaman masa

lalu serta harapan masa depan.Individu yang memiliki kepuasan hidup yang baik

dapat mengelola emosinya serta rendahnya mood negative dan suasana hati

dengan menerima keadaan hidup, dengan itu maka kesejahteraan hidup individu

akan baik. Kesejahteraan subjektif adalah penilaian umum atau emosi positif dan

negatif (afektif) dan kepuasan (kogntif) individu terhadap keseluruhan hidupnya.

(Carl,2004) dikutip dari (Fahrezhi,2017 ) Mendefinisikan yang sama antara

kebahagian dan kesejahteran subjektif merupakan sebuah keadaan psikologis

positif yang dikarakteristikkan dengan tingginya tingkat kepuasaan hidup,

tingginya tingkat emosi positif dan rendahnya tingkat emosi negatif

(kompasiana.com,2017). Kepuasan hidup merupakan kepuasan individu yang

sifatnya menyeluruh dan sangat mendasar, serta subjektif , pada bagaimana

individu tersebut memandang dirinya dan kehidupannya. Hal ini terkait pada

perasaan sejahtera secara personal (Santrock, 2004)

Individu yang mampu mengevaluasi kehidupannya dengan positif dan

memiliki kepuasan hidup yang tinggi dapat dikatakan kesejahteraan subjektifnya

baik (Miranda dan Amma, 2017). Individu yang kesejahteraannya meningkat

tersebut mendapatkan kualitas hidup yang baik serta dukungan dari lingkungan

dan orang-orang terdekat (Rafsson dkk,2017).Kesejahteraan subjektif yang

dimiliki individu terhadap dirinya tidak terlepas dengan adanya emosi

positif.Terdapat tiga faktor yang mempengaruhinya antara lain ekonomi,

lingkungan sosial dan kepuasaan hidup (Wiranti & Sudagijono, 2017). Menurut
Diener (2009) kesejahteraan subjektif terdapat dua aspek yaitu yang pertama

Aspek kognitif merupakan evaluasi individu pada kepuasaan hidup, kemudian

yang kedua adalah aspek yang kegunaanya merefleksikan suatu pengalaman yang

dialami di kehidupan individu.

Kesejahteraan akan mempengaruhi seseorang individu itu dalam

melaksanakan aktivitas harian dengan sebaik mungkin dan juga sekaligus

membantu dalam keseimbangan sebuah komunitas dalam berbagai hal.

Kesejahteraan pengkulturan sebagai contoh, pendapatan, pendidikan, serta

keperluan lain yang penting bagi mereka perlulah diambil perhatian karena

mereka bukan saja untuk membantu hidup mereka, tetapi juga kepada

pembangunan dasar komunitas suatu negara.Program motivasi untuk penduduk

adalah penting bagi membantu mereka meningkatkan perilaku hidup yang sehat

serta memberikan mereka keinginan untuk terus berusaha, tidak mudah putus asa

dan menjalani kehidupan mereka dengan lebih tenang serta harmoni pada masa

akan datang (Rathakrishman dkk,2017). Berdasarkan pemaparan diatas terjadinya

konversi lahan pertanian menjadi non pertanian bahwa berdampak positif bagi

masyarakat sekitar dengan terbukanya lapangan pekerjaan sehingga dapat

menyerap tenaga kerja baru dan mengangkat pertumbuhan ekonomi daerah,

namun disisi lain konversi lahan pertanian ke industri juga berdampak negatif

bagi para petani desa. Dengan berdirinya industri, lahan pertanian semakin

menyempit yang menimbulkan berbagai masalah diantaranya saluaran air menjadi

sempit, lahan pertanaian tercemar limbah industri,regenerasi petani tidak ada,

banyak anak petani dan buruh tani yang memilih bekerja di sektor industri.
1.2 Rumusan Masalah

1. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mengetahui kesejahteraan subjektif


pada petani di lahan industri.

1.3 Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :


1. Petani dapat memberikan gambaran tentang kesejahteraan subjektif atau
kebahagian hidup.
2. Pemerintah desa dapat memberikan informasi mengenai permasalahan yang
dihadapi oleh petani setempat.
3. Peneliti selanjutnya menjadi bahan pertimbangan peneliti selanjutnya untuk
meneliti mengenai faktor –faktor kesejahteraan subjektif pada petani dilahan
industri.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Semua hal dalam perkembangan teknologi pertama mempunyai dampak yang bisa
merugikan kepada lingkungan dan makhluk hidup titik tanpa penggunaan mesin
pengolahan tanah atau traktor yang bisa merupakan dampak pada keseimbangan dan
tampak pada udara dampak penggunaan pupuk kimia dan pestisida yaitu berupa
berdampak pada perencanaan lahan tanah dan air bisa berupa kemasan atau pH tanah
yang lebih yang bisa berpengaruh pada kesuburan tanah dampak pada kesehatan yang
diakibatkan penggunaan pestisida yang yang menempel pada tanaman yang akhirnya
ketika dipanen oksida itu.
Dampak penggunaan pupuk kimia dan pestisida yaitu berupa berdampak pada
perencanaan lahan tanah dan air bisa berupa kemasan atau pH tanah yang lebih yang bisa
berpengaruh pada kesuburan tanah dampak pada kesehatan yang diakibatkan
penggunaan pestisida yang yang menempel pada tanaman yang akhirnya ketika dipanen
oksida itu terbawa pada tanaman.

3.2. Saran
Agar lingkungan tetap terjaga khususnya lingkungan pertanian handal yang selalu
memperhatikan keseimbangan ekosistem yang ada di dalamnya coba tidak terjadi
kerusakan yang fatal akibat penggunaan teknologi dalam bidang pertanian hendaklah
manusia mempersiapkan solusi-solusi yang mengurangi dampak kerusakan pada
lingkungan akibat penggunaannya karena tidak bisa dipungkiri lagi setiap penggunaan
teknologi perkembangan pertanian saja pastinya akan ada dampak buruk yang akan
dirasakan serta kurangnya Penggunaan pupuk kimia pestisida supaya keseimbangan
ekosistem tetap terjaga gunakanlah pupuk kimia dan pestisida sekedarnya yang dijadikan
pupuk kimia dan protista sebagai bahan utama dalam menyuburkan tanaman
DAFTAR PUSTAKA

Anonym.2010. http://ngenetiu blogspot.com. Diakses 18 Nowember 2014


Ranggo muhammad 2012 .http://ronggotulang blogspot.com. Diakses 18 novembet
2014
Sugiyanto.2012. http://sugyanto blogpu-blogspot.com. Diakses 20 November 2014
Saroni Yakub.2013. http://yakubsarony blogspot com./2013/04 dampak penggunaan
teknologi tinggi html. Diakses 21 November 2014

Anda mungkin juga menyukai