Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN

KEPERAWATAN
PADA ANAK
DENGAN
HIV/AIDS
DOSEN PEMBIMBING :
Ns. ASFRI SRI RAHMADENI, S.Kep. M.Kep

DISUSUN OLEH :
Yolanda Armalita Putri (220101092)
Serli Putri Patricia (220101087)
Definisi
AIDS (Acquired immunodeficiency syndrome) adalah
kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya system
kekebalan tubuh secara bertahap yang disebabkan oleh infeksi
Human Immunodeficiency virus (HIV). (Mansjoer, 2000:162)
Etiologi
HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus yang
melekat dan memasuki limfosit T helper CD4+. Virus tersebut
menginfeksi limfosit CD4+ dan sel-sel imunologik lain dan
orang itu mengalami destruksi sel CD4+ secara bertahap (Betz
dan Sowden, 2002). Infeksi HIV disebabkan oleh masuknya
virus yang bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus) ke
dalam tubuh manusia (Pustekkom, 2005).
Patofisiologi
HIV secara khusus menginfeksi limfosit dengan antigen
permukaan CD4, yang bekerja sebagai reseptor viral. Subset
limfosit ini, yang mencakup limfosit penolong dengan peran
kritis dalam mempertahankan responsivitas imun, juga
meperlihatkan pengurangan bertahap bersamaan dengan
perkembangan penyakit. Mekanisme infeksi HIV yang
menyebabkan penurunan sel CD4.
Tanda Dan Gejala
Dengan sedikit pengecualian, bayi dengan infeksi HIV perinatal
secara klinis dan imunologis normal saat lahir. Kelainan fungsi
imun yang secara klinis tidak tampak sering mendahului gejala-
gejala terkait HIV, meskipun penilaian imunologik bayi beresiko
dipersulit oleh beberapa factor unik. Pertama, parameter
spesifik usia untuk hitung limfosit CD4 dan resiko CD4/CD8
memperlihatkan jumlah CD4 absolut yang lebih tinggi dan
kisaran yang lebih lebar pada awal masa bayi, diikuti
penurunan terhadap pada beberapa tahun pertama. Selain itu,
pajanan obat ini beresiko dan bahkan pajanan terhadap antigen
HIV tanpa infeksi dapat membingungkan fungsi dan jumlah
limfosit. Oleh karena itu, hal ini peting untuk merujuk pada
standar yang ditentukan usia untuk hitung CD4, dan bila
mungkin menggunakan parameter yang ditegakkan dari
observasi bayi tak terinfeksi yang lahir dari ibu yang terinfeksi.
Diagnosis
Diagnosis awal bayi yang terinfeksi sangat diinginkan, tetapi
pengenalan awal bayi yang beresiko HIV lebih penting. Hanya
jika infeksi HIV pada perempuan hamil teridentifikasi,
terhadap kesempatan untuk mengubah ibu dan bayi secara
cepat dengan terapi antiviral atau preventif. Oleh karena itu uji
dan konseling HIV harus menjadi bagian rutin pada perawatan
kehamilan.
Komplikasi
 Oral Lesi  Neurologik
Karena kandidia, herpes Ensefalopati HIV atau disebut
simplek, sarcoma Kaposi, HPV pula sebagai kompleks
oral, gingivitis, peridonitis dimensia AIDS (ADC; AIDS
Human Immunodeficiency Virus dementia complex). Manifestasi
(HIV), leukoplakia oral, nutrisi, dini mencakup gangguan daya
dehidrasi, penurunan berat ingat, sakit kepala, kesulitan
badan, keletihan dan cacat. berkonsentrasi, konfusi
Kandidiasis oral ditandai oleh progresif, perlambatan
bercak-bercak putih seperti krim psikomotorik, apatis dan
dalam rongga mulut ataksia.
 Respirasi
 Gastrointestinal
Pneumocystic Carinii. Gejala
Wasting syndrome kini
napas yang pendek, sesak
diikutsertakan dalam definisi
nafas (dispnea), batuk-batuk,
kasus yang diperbarui untuk
penyakit AIDS. Kriteria nyeri dada, hipoksia, keletihan
diagnostiknya mencakup dan demam akan menyertai
penurunan BB > 10% dari BB pelbagi infeksi oportunis,
awal, diare yang kronis selama seperti yang disebabkan oleh
lebih dari 30 hari atau Mycobacterium Intracellulare
kelemahan yang kronis, dan (MAI), cytomegalovirus, virus
demam yang kambuhan atau influenza, pneumococcus, dan
menetap tanpa adanya penyakit strongyloides.
lain yang dapat menjelaskan
gejala ini.
  Sensorik
Dermatologik
Lesi kulit stafilokokus : Pandangan : Sarkoma Kaposi
pada konjungtiva atau kelopak
virus herpes simpleks dan mata : retinitis sitomegalovirus
zoster, dermatitis karena berefek kebutaan
xerosis, reaksi otot, lesi Pendengaran : otitis eksternal
scabies/tuma, dan akut dan otitis media, kehilangan
dekobitus dengan efek pendengaran dengan efek nyeri
yang berhubungan dengan
nyeri, gatal, rasa terbakar,
mielopati, meningitis,
infeksi sekunder dan sitomegalovirus dan reaksi-
sepsis. reaksi obat.
Pemeriksaan Penunjang
Menurut Hidayat (2008) diagnosis HIV dapat tegakkan dengan
menguji HIV. Tes ini meliputi tes Elisa, latex agglutination dan
western blot. Penilaian Elisa dan latex agglutination dilakukan
untuk mengidentifikasi adanya infeksi HIV atau tidak, bila
dikatakan positif HIV harus dipastikan dengan tes western
blot.
Penatalaksana
Perawatan
Menurut Hidayat (2008) perawatan pada anak yang terinfeksi HIV
antara lain:
Suportif dengan cara mengusahakan agar gizi cukup, hidup sehat dan
mencegah kemungkinan terjadi infeksi
Menanggulangi infeksi opportunistic atau infeksi lain serta keganasan
yang ada
Menghambat replikasi HIV dengan obat antivirus seperti golongan
dideosinukleotid, yaitu azidomitidin (AZT) yang dapat menghambat
enzim RT dengan berintegrasi ke DNA virus, sehingga tidak terjadi
transkripsi DNA HIV
Mengatasi dampak psikososial
Konseling pada keluarga tentang cara penularan HIV, perjalanan
penyakit, dan prosedur yang dilakukan oleh tenaga medis
 Dalam menangani pasien HIV dan AIDS tenaga kesehatan harus
selalu memperhatikan perlindungan universal (universal precaution)
Pengobatan
Hingga kini belum ada penyembuhan untuk infeksi HIV dan
AIDS. Penatalaksanaan AIDS dimulai dengan evaluasi staging
untuk menentukan perkembangan penyakit dan pengobatan
yang sesuai. Anak dikategorikan dengan menmggunakan tiga
parameter : status kekebalan, status infeksi dan status klinik
dalam kategori imun : 1) tanpa tanda supresi, 2) tanda supresi
sedang dan 3) tanda supresi berat. Seorang anak dikatakan
dengan tanda dan gejala ringan tetapi tanpa bukti adanya
supresi imun dikategorikan sebagai A2. Status imun
didasarkan pada jumlah CD$ atau persentase CD4 yang
tergantung usia anak (Betz dan Sowden, 2002).
Pencegahan
Pencegahan infeksi HIV primer pada semua golongan usia
kemungkinan akan memengaruhi epidemil global lebih dari
terapi apa pun dimasa depan yang dapat diketahui. Kesalahan
konsepsi mengenai factor resiko untuk infeksi HIV adalah
target esensial untuk usaha mengurangi perilaku resiko,
terutama diantara remaja. Untuk dokter spesialis anak,
kemampuan member konsultasi pada pasien dan keluarga
secara efektif mengenai praktik seksual dan penggunaan obat
adalah aliran utama usaha pencegahan ini. Bahkan pendidikan
dan latihan tersedia dari The American Medical Assosiation
dan The American Academy of Pediatrics yang dapat
membantu dokter pediatric memperoleh kenyamanan dan
kompetensi yang lebih besar pada peran ini.
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai