Anda di halaman 1dari 17

KLASTER 2

PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN


ANAK
Oleh:
Direktorat Gizi dan KIA
DirektoratJenderal Kesehatan Masyarakat

Disampaikan pada Orientasi Integrasi


Layanan Primer (10-14 April 2023)
Tatalaksana / Penanganan Kasus pada ANC Penjelasan algoritma
Ibu Hamil Anemia dan Kurang Energi Kronis
Deteksi ibu hamil anemia dan
(KEK) KEK
Ibu hamil melalui ANC:
1▪ Jika KEK saja: diberi MT1
disertai konseling gizi
ANC terpadu
2▪ Jika KEK + Anemia: diberi MT1
sesuai usia kehamilan,
Normal Anemia KE KEK + Anemia KEK + konseling gizi dan
K 1 2 Penyakit 3 tatalaksana anemia (MT1
tidak menggantikan
▪ ANC Rutin ▪ ANC rutin2 ▪ ANC rutin2 kebutuhan dasar makanan
▪ ANC rutin ▪ Tatalaksan ▪ ANC rutin2 ▪ Tatalaksan ▪ Tatalaksan bergizi seimbang sesuai
▪ Konseling gizi a anemia ▪ Konseling gizi a anemia a penyakit kebutuhan ibu hamil)
▪ Konseling ▪ Konseling ▪ Konseling
gizi gizi gizi 3▪ Jika KEK + penyakit: diberi
JikaMT 1 sesuai usia hamil,
ditemukan kadar Hb <7
Pemberian Makanan Tambahan konseling gizi,
gr/dl atau kenaikan tatalaksana
BB di
penyakit
bawah penyerta
1 kg/bulan (T1) atau di
bawah 2 kg/bulan (T2, T3),
maka harus dirujuk

1. MT = makanan tambahan
2. Pemberian suplementasi tablet tambah darah (TTD) termasuk dalam protokol
ANC
sesuai Permenkes No 21 Tahun 2021
Pelayanan Kesehatan Balita
dan Anak Pra Sekolah
Paket Pelayanan Kesehatan Bayi, Balita dan Anak Pra
Sasaran
Masalah
Sekolah
Layanan Kesehatan Puskesmas Pustu
Delivery Unit
Kegiatan Posyandu Kunjungan Rumah
Kesehata (Kecamatan) (Desa / Kelurahan) (Dusun / RT/RW) (Rumah / Masyarakat)
n

∙ Status Pemantauan Timbang BB, Ukur PB Timbang BB, Timbang BB, Ukur Sweeping, pemantauan dan
gizi tumbuh kembang atau TB, LiLA, LK, Ukur PB/TB, PB/TB, LiLA, LK, edukasi tumbuh kembang
∙ Tumbuh SDIDTK, LiLA, LK, ceklis
kembang penentuan status gizi SDIDTK, perkembangan,
∙ Penyaki penentuan status rujukan
t gizi
Menular Imunisasi Edukasi dan layanan Edukasi dan Edukasi dan DOFU dan edukasi
Rutin Imunisasi rutin layanan Imunisasi layanan Imunisasi Imunisasi rutin lengkap
Lengkap lengkap rutin rutin
lengkap lengkap
Vitamin A dan Obat Pemberian Vitamin Pemberian Vitamin Pemberian Vitamin Sweeping dan edukasi
Cacing A dan obat cacing A dan obat cacing A dan obat cacing Vitamin A dan Obat Cacing

Pelayanan balita Penanganan balita Pemantauan Edukasi dan Edukasi dan


dengan bermasalah gizi pemberian monitoring, rujukan,
masalah gizi (rawat inap / rawat MT sweeping
(weight jalan),
faltering, merujuk ke FKRTL
underweight, bagi balita
gizi kurang, gizi bermasalah gizi
buruk
dan stunting)
Pelayanan MTBS MTBS - Edukasi, tanda bahaya, dan
pengobatan kunjungan rumah pada
3
dengan balita tidak melakukan5
Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan
Pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan terdiri dari:
Pemeriksaan antropometri: BB, PB atau
TB,
LiLA, LK yang dica tat serta diplot
dalam KMS dalam buku KIA
Pemeriksaan perkembangan
menggunakan ceklist
perkembangan sesuai usia dalam
buku KIA dan SDIDTK Interpretasi
hasil pemantauan tumbuh kembang
Edukasi/konseling menggunakan buku
KIA, atau media lainnya (leaflet, poster,
lembar balik)
Rujukan balita berisiko masalah gizi
dan perkembangan

Sasaran: Semua Balita dan Anak Pra Sekolah


Tempat Pelaksanaan: Rumah, Posyandu,
ALUR RUJUKAN HASIL PENGUKURAN ANTROPOMETRI
Berdasarkan Permenkes No 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak

BB/U PB/U atau TB/U

BB/U
-2 SD < BB/U < +1 SD
< -2SD atau > +1 SD
< -2SD atau > +3 SD 3 SD < PB/U atau TB/U > -2 SD Posyandu
Dusun,
NAIK TIDAK NAIK Kembali ke
Tren mengikuti
Tidak ditimbang
Tren tidak Posyandu bulan
RT/RW
bulan
garis mengikuti garis berikutnya
sebelumnya
pertumbuhan pertumbuhan
Kembali ke
Posyandu bulan
berikutnya
Konfirmasi oleh petugas kesehatan berkompeten

• Status Gizi: BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB, dan atau BB/TB, IMT/U
• Weight Increment (0-24 bulan) & Length/Height increment (0-24 bulan) Pustu
• Tren IMT/U Puskesmas
BB/PB atau IMT/ PB/U atau TB/U
FKTP Lain
BB/U
BB/TB U
> + 1 SD atau
Kenaikan BB kurang
< -2SD atau < -3 SD Pada usia anak >7-8 bulan: jika < -2 SD > +3 SD
dari standar weight
tren IMT meningkat
increment 10-24 bulan
dibandingkan IMT sebelumnya

TATALAKSANA KASUS
Proses Asuhan Gizi
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Rujuk ke FKRTL
Fasyankes yang
Bila TETAP atau TIDAK ADA PERBAIKAN lebih tinggi
JADWAL DAN JENIS DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG DI
PUSKESMAS
STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH
KEMBANG
Setiap bulan anak mendapatkan
pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan menggunakan buku
KIA:
Bila hasil pemantauan tidak sesuai
dengan umur maka anak harus
dilakukan deteksi dini pertumbuhan
dan perkembangan dengan
menggunakan Bagan SDIDTK
Bila hasil pemantauan sesuai dengan
umur maka setiap anak tetap
harus dilakukan deteksi dini
pertumbuhan dan perkembangan
dengan menggunakan Bagan
SDIDTK saat berumur
6,9,18,24,36,48,60,72 bulan.
TINDAK LANJUT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN
Tenaga kesehatan (dokter/bidan/perawat/ahli gizi) berkolaborasi menindaklanjuti hasil
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan melalui Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS) untuk mencari adakah penyakit atau kondisi lainnya yang mendasari sebagai
etiologi masalah gizi dan perkembangan, untuk selanjutnya:
- Tata Laksana Masalah Gizi (termasuk edukasi/konseling dan stimulasi perkembangan)
- Pemantauan Rutin
- Rujukan (jika diperlukan)

Setelah balita memasuki episode sembuh (jika sebelumnya ada penyakit penyerta), maka
dapat dilakukan penilaian perkembangan mengacu pada Pedoman Stimulasi Deteksi
Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) di Puskesmas dan Pustu.

Kader melalui pelaksanaan Posyandu dusun/RT/RW melakukan pemantauan dan edukasi


tumbuh kembang.

Pelaksanaan kunjungan rumah oleh kader atau nakes untuk sweeping balita yang tidak
datang ke Posyandu.
Pelayanan Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan
Posyandu Kunjunga
No Pelayanan Puskesmas Pustu
Dusun/RT/ n
RW Rumah
1 Melaksanakan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan, meliputi: √ √
• Memilih KMS sesuai jenis kelamin anak √ √
• Memastikan identitas anak √ √
• Menentukan usia anak √ √
• Menimbang BB anak* √ √
• Mengukur PB atau TB anak* √ √
• Mengukur LiLA anak* √ √
• Mengukur LK anak* √ √
• Mencatat hasil pengukuran, melakukan plotting dan membuat garis √ √
pertumbuhan pada buku KIA
• Mencatat setiap kejadian yang dialami anak (sakit, tidak nafsu makan, dll) √ √
• Melakukan stimulasi dan pemantauan perkembangan anak dengan mengisi √ √
check- list perkembangan sesuai umur dalam buku KIA.
• Interpretasi hasil pemantauan pertumbuhan dan perkembangan √ √
• Tindak lanjut hasil pemantauan pertumbuhan dan perkembangan (merujuk √ √
atau edukasi/konseling menggunakan buku KIA/media lain)
2 Pemeriksaan sesuai alur MTBS √ √
• Penilaian status gizi : mengukur ulang antropometri* dan menilai status √ √
gizi berdasarkan indeks (BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB atau BB/TB dan
IMT/U)
• Penilaian tren pertumbuhan : membandingkan penambahan BB dengan √ √
standar, weight increment (< 2 tahun), membandingkan penambahan PB atau
TB, height increment (< 2 tahun) dan kenaikan IMT/U
3 Penilaian perkembangan mengacu pada Pedoman Stimulasi Deteksi Intervensi √ √
Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) setelah balita sembuh dari episode sakit
4 Tindak lanjut hasil pemantauan pertumbuhan dan perkembangan (pemantauan √ √ √
Algoritma Tatalaksana Masalah Gizi Balita (6 -59
Bulan)
POSYANDU: Balita ditimbang dan dicatat kader di KMS: BB tidak naik atau bawah garis merah (BGM)

Konfirmasi oleh Nakes/Puskesmas:


Status gizi normal dan tidak normal, termasuk status kesehatan

Diobati/
Tidak ada penyakit penyerta Ada penyakit penyerta Rujuk ke
RS

⮚ Normal : -2SD < BB/U < +1SD,


Gizi Buruk disertai: BB Tidak Naik (T)
(SAM) Gizi Kurang (MAM) Gizi Kurang + • BB Naik Tidak Adekuat Stunted Overweight
-3SD < BB/U atau TB/U Stunted • BB Tetap saja
BB/TB < -
< -2SD -3SD < BB/U atau TB/U • BB Turun
3SD
< - 2SD dan TB/U < - ⮚ Underweight -3SD < BB/U < -2SD
(tanpa
2SD dgn BB tidak naik (T) atau
stunted)
• Tidak • Dicari penyebabnya (asupan kurang, Underweight saja • Stimulasi, • Edukasi
komplikasi infeksi atau keduanya) • Edukasi & dan
• Stimulasi, Edukasi dan konselin
□ Tata • Penanganan di FKTP sesuai kondisi anak, Konseling
laksana gizi
Konseling perbaikan pola pertahankan g
jika tidak membaik perlu dirujuk ke RS
buruk di Pusat makan dan pencegahan pola • Pada
• Stimulasi perkembangan kasus
Pemulihan infeksi makan baik
Gizi
• Edukasi dan konseling PMBA • Cegah obesitas
• Bila ada tanda kelainan infeksi □
• Komplikasi 🡪
rujuk RSUD
atau penyakit 🡪 Rujuk Rujuk
PMT Lokal 4-8 minggu PMT Lokal: 2-4 minggu
ke RS

Monitoring dan evaluasi di Posyandu dan Puskesmas


Algoritma Tatalaksana Masalah Gizi Balita (6 -59
Bulan)

PMT Lokal 4-8 minggu


PMT Lokal 4-8 minggu

45
Keterangan (*):
 Kelompok Kerja Perbaikan Gizi Masyarakat tahun 2023 merekomendasikan pemberian makanan tambahan
berbahan pangan lokal pada Balita Berat Badan Tidak Naik, yaitu balita yang kenaikan berat badannya tidak
adekuat, tetap, atau turun dan juga balita underweight (-3 SD < BB/U < -2 SD) selama 2 - 4 minggu.
 Oleh karena itu, dianjurkan dapat mengupayakan pembiayaan lainnya (selain DAK Non Fisik Tahun 2023),
sehingga PMT berbahan pangan lokal dapat diberikan untuk balita tidak naik dan balita underweight selama 2
– 4 minggu.

Keterangan (**):

 Berdasarkan Permenkes No 42 Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Non
Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2023, PMT berbahan pangan lokal diberikan pada balita gizi kurang
selama 90 (sembilan puluh) hari
 Kelompok Kerja Perbaikan Gizi Masyarakat tahun 2023 merekomendasikan bahwa pemberian makanan
tambahan berbahan pangan lokal pada balita gizi kurang dapat dilakukan selama 4 – 8
minggu untuk mencapai perbaikan status gizi.
 Dalam hal setelah 8 (delapan) minggu PMT balita gizi kurang belum mencapai perbaikan status gizi, maka
intervensi tersebut dilanjutkan sampai 90 (sembilan puluh) hari atau sampai adanya perbaikan status gizi.
Apabila sebelum 90 (sembilan puluh) hari balita gizi kurang sudah mengalami perbaikan status gizi, maka
PMT dapat dihentikan dan PMT dapat dialihkan ke sasaran lainnya. 46
Pelayanan Kesehatan Anak Usia
Sekolah dan Remaja
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja Sasaran:
1. anak usia sekolah (≥ 6-18
(PKPR) tahun)
di Dalam
Pelayanan : Skrining Kesehatan Gedung
Anak Usia Sekolah dan Sasaran
2. remaja (10-18 tahun)
Waktu/ Tempat
Remaja Frekuen
si
Skrinin • Anamnesis: 5L, sering pusing remaja putri usia 1x Puskesma
g • P.fisik: konjungtiva & telapak tangan anemis ≥12 dalam s Pustu
anemia • P.penunjang: hb meter POCT, dikonfirmasi dg hemato - ≤18 tahun, setahun
analyzer (bila anemia) dengan/ tanpa
• Tatalaksana: anemia ringan, anemia sedang, gejala anemia
anemia berat

Skrinin • Metode skrining dengan Pemeriksaan Rapid R0 lalu remaja dengan HIV ketika Puskesmas
g HIV melihat hasil positif atau negatif. Jika hasil R0 (skrining) / AIDS (ODHA), ditemukan
positif pasien akan dirujuk ke Puskesmas atau RS PDP remaja yang indikasi
agar bisa dilakukan pemeriksaan diagnosis (R1, R2 kontak serumah atau
dan R3 untuk menegakkan diagnosa. dengan pasien ditemukan
• Tindak lanjut jika hasil pemeriksaan R1, R2 dan R3 TBC paru yang kasusnya
Positif maka pasien dinyatakan sebagai orang terkonfirmasi atau
penderita HIV (ODHIV) dan bisa diberikan ARV. bakteriologis, beresiko
remaja yang tertular dari
beresiko lainnya orang lain
(penyakit
imunokompromais,
dll)
Sasaran:
Skrining Kesehatan Anak Usia Sekolah dan 1. anak usia sekolah (≥ 6-18
tahun)
Remaja
Pelayanan Sasaran
2. remaja (10-18 tahun)
Waktu/ Tempat
Frekuen
si
Skrining • Anamnesi🡪 Pemeriksaan ≥ 6-18 tahun Setiap Puskesma
Obesita Fisik 🡪 P. Antropometri berkunjun s Pustu
s • Cara menghitung IMT g
• Interpretasi IMT
• Tatalaksana sesuai IMT 🡪 edukasi
lifestyle khususnya terkait konsumsi
makanan
Skrining • Skrining DM meliputi anamnesis riwayat ≥ 6-18 tahun 1x Puskesma
Diabete penyakit keluarga dan diri sendiri; pengukuran dengan dalam s Pustu
s tinggi badan, berat badan, lingkar perut, mengompol, setahun
pemeriksaan tekanan darah; pemeriksaan poliuria, polifagi,
Melitus
kadar gula polidipsia,
(DM) • Skrining untuk deteksi dini DM dapat penurunan berat
dilakukan di Posyandu melalui anamnesis badan yang cepat
faktor risiko PTM, pengukuran BB, TB, LP, TD, dan dalam 2-6 minggu
pemeriksaan kadar gula darah dengan sebelum
menggunakan glukometer diagnosis
• Skrining DM di Posyandu dilaksanakan oleh ditegakkan
kader terlatih dan penegakan diagnosa
dilakukan di FKTP.

Anda mungkin juga menyukai