1. MT = makanan tambahan
2. Pemberian suplementasi tablet tambah darah (TTD) termasuk dalam protokol
ANC
sesuai Permenkes No 21 Tahun 2021
Pelayanan Kesehatan Balita
dan Anak Pra Sekolah
Paket Pelayanan Kesehatan Bayi, Balita dan Anak Pra
Sasaran
Masalah
Sekolah
Layanan Kesehatan Puskesmas Pustu
Delivery Unit
Kegiatan Posyandu Kunjungan Rumah
Kesehata (Kecamatan) (Desa / Kelurahan) (Dusun / RT/RW) (Rumah / Masyarakat)
n
∙ Status Pemantauan Timbang BB, Ukur PB Timbang BB, Timbang BB, Ukur Sweeping, pemantauan dan
gizi tumbuh kembang atau TB, LiLA, LK, Ukur PB/TB, PB/TB, LiLA, LK, edukasi tumbuh kembang
∙ Tumbuh SDIDTK, LiLA, LK, ceklis
kembang penentuan status gizi SDIDTK, perkembangan,
∙ Penyaki penentuan status rujukan
t gizi
Menular Imunisasi Edukasi dan layanan Edukasi dan Edukasi dan DOFU dan edukasi
Rutin Imunisasi rutin layanan Imunisasi layanan Imunisasi Imunisasi rutin lengkap
Lengkap lengkap rutin rutin
lengkap lengkap
Vitamin A dan Obat Pemberian Vitamin Pemberian Vitamin Pemberian Vitamin Sweeping dan edukasi
Cacing A dan obat cacing A dan obat cacing A dan obat cacing Vitamin A dan Obat Cacing
BB/U
-2 SD < BB/U < +1 SD
< -2SD atau > +1 SD
< -2SD atau > +3 SD 3 SD < PB/U atau TB/U > -2 SD Posyandu
Dusun,
NAIK TIDAK NAIK Kembali ke
Tren mengikuti
Tidak ditimbang
Tren tidak Posyandu bulan
RT/RW
bulan
garis mengikuti garis berikutnya
sebelumnya
pertumbuhan pertumbuhan
Kembali ke
Posyandu bulan
berikutnya
Konfirmasi oleh petugas kesehatan berkompeten
• Status Gizi: BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB, dan atau BB/TB, IMT/U
• Weight Increment (0-24 bulan) & Length/Height increment (0-24 bulan) Pustu
• Tren IMT/U Puskesmas
BB/PB atau IMT/ PB/U atau TB/U
FKTP Lain
BB/U
BB/TB U
> + 1 SD atau
Kenaikan BB kurang
< -2SD atau < -3 SD Pada usia anak >7-8 bulan: jika < -2 SD > +3 SD
dari standar weight
tren IMT meningkat
increment 10-24 bulan
dibandingkan IMT sebelumnya
TATALAKSANA KASUS
Proses Asuhan Gizi
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Rujuk ke FKRTL
Fasyankes yang
Bila TETAP atau TIDAK ADA PERBAIKAN lebih tinggi
JADWAL DAN JENIS DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG DI
PUSKESMAS
STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH
KEMBANG
Setiap bulan anak mendapatkan
pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan menggunakan buku
KIA:
Bila hasil pemantauan tidak sesuai
dengan umur maka anak harus
dilakukan deteksi dini pertumbuhan
dan perkembangan dengan
menggunakan Bagan SDIDTK
Bila hasil pemantauan sesuai dengan
umur maka setiap anak tetap
harus dilakukan deteksi dini
pertumbuhan dan perkembangan
dengan menggunakan Bagan
SDIDTK saat berumur
6,9,18,24,36,48,60,72 bulan.
TINDAK LANJUT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN
Tenaga kesehatan (dokter/bidan/perawat/ahli gizi) berkolaborasi menindaklanjuti hasil
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan melalui Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS) untuk mencari adakah penyakit atau kondisi lainnya yang mendasari sebagai
etiologi masalah gizi dan perkembangan, untuk selanjutnya:
- Tata Laksana Masalah Gizi (termasuk edukasi/konseling dan stimulasi perkembangan)
- Pemantauan Rutin
- Rujukan (jika diperlukan)
Setelah balita memasuki episode sembuh (jika sebelumnya ada penyakit penyerta), maka
dapat dilakukan penilaian perkembangan mengacu pada Pedoman Stimulasi Deteksi
Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) di Puskesmas dan Pustu.
Pelaksanaan kunjungan rumah oleh kader atau nakes untuk sweeping balita yang tidak
datang ke Posyandu.
Pelayanan Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan
Posyandu Kunjunga
No Pelayanan Puskesmas Pustu
Dusun/RT/ n
RW Rumah
1 Melaksanakan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan, meliputi: √ √
• Memilih KMS sesuai jenis kelamin anak √ √
• Memastikan identitas anak √ √
• Menentukan usia anak √ √
• Menimbang BB anak* √ √
• Mengukur PB atau TB anak* √ √
• Mengukur LiLA anak* √ √
• Mengukur LK anak* √ √
• Mencatat hasil pengukuran, melakukan plotting dan membuat garis √ √
pertumbuhan pada buku KIA
• Mencatat setiap kejadian yang dialami anak (sakit, tidak nafsu makan, dll) √ √
• Melakukan stimulasi dan pemantauan perkembangan anak dengan mengisi √ √
check- list perkembangan sesuai umur dalam buku KIA.
• Interpretasi hasil pemantauan pertumbuhan dan perkembangan √ √
• Tindak lanjut hasil pemantauan pertumbuhan dan perkembangan (merujuk √ √
atau edukasi/konseling menggunakan buku KIA/media lain)
2 Pemeriksaan sesuai alur MTBS √ √
• Penilaian status gizi : mengukur ulang antropometri* dan menilai status √ √
gizi berdasarkan indeks (BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB atau BB/TB dan
IMT/U)
• Penilaian tren pertumbuhan : membandingkan penambahan BB dengan √ √
standar, weight increment (< 2 tahun), membandingkan penambahan PB atau
TB, height increment (< 2 tahun) dan kenaikan IMT/U
3 Penilaian perkembangan mengacu pada Pedoman Stimulasi Deteksi Intervensi √ √
Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) setelah balita sembuh dari episode sakit
4 Tindak lanjut hasil pemantauan pertumbuhan dan perkembangan (pemantauan √ √ √
Algoritma Tatalaksana Masalah Gizi Balita (6 -59
Bulan)
POSYANDU: Balita ditimbang dan dicatat kader di KMS: BB tidak naik atau bawah garis merah (BGM)
Diobati/
Tidak ada penyakit penyerta Ada penyakit penyerta Rujuk ke
RS
45
Keterangan (*):
Kelompok Kerja Perbaikan Gizi Masyarakat tahun 2023 merekomendasikan pemberian makanan tambahan
berbahan pangan lokal pada Balita Berat Badan Tidak Naik, yaitu balita yang kenaikan berat badannya tidak
adekuat, tetap, atau turun dan juga balita underweight (-3 SD < BB/U < -2 SD) selama 2 - 4 minggu.
Oleh karena itu, dianjurkan dapat mengupayakan pembiayaan lainnya (selain DAK Non Fisik Tahun 2023),
sehingga PMT berbahan pangan lokal dapat diberikan untuk balita tidak naik dan balita underweight selama 2
– 4 minggu.
Keterangan (**):
Berdasarkan Permenkes No 42 Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Non
Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2023, PMT berbahan pangan lokal diberikan pada balita gizi kurang
selama 90 (sembilan puluh) hari
Kelompok Kerja Perbaikan Gizi Masyarakat tahun 2023 merekomendasikan bahwa pemberian makanan
tambahan berbahan pangan lokal pada balita gizi kurang dapat dilakukan selama 4 – 8
minggu untuk mencapai perbaikan status gizi.
Dalam hal setelah 8 (delapan) minggu PMT balita gizi kurang belum mencapai perbaikan status gizi, maka
intervensi tersebut dilanjutkan sampai 90 (sembilan puluh) hari atau sampai adanya perbaikan status gizi.
Apabila sebelum 90 (sembilan puluh) hari balita gizi kurang sudah mengalami perbaikan status gizi, maka
PMT dapat dihentikan dan PMT dapat dialihkan ke sasaran lainnya. 46
Pelayanan Kesehatan Anak Usia
Sekolah dan Remaja
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja Sasaran:
1. anak usia sekolah (≥ 6-18
(PKPR) tahun)
di Dalam
Pelayanan : Skrining Kesehatan Gedung
Anak Usia Sekolah dan Sasaran
2. remaja (10-18 tahun)
Waktu/ Tempat
Remaja Frekuen
si
Skrinin • Anamnesis: 5L, sering pusing remaja putri usia 1x Puskesma
g • P.fisik: konjungtiva & telapak tangan anemis ≥12 dalam s Pustu
anemia • P.penunjang: hb meter POCT, dikonfirmasi dg hemato - ≤18 tahun, setahun
analyzer (bila anemia) dengan/ tanpa
• Tatalaksana: anemia ringan, anemia sedang, gejala anemia
anemia berat
Skrinin • Metode skrining dengan Pemeriksaan Rapid R0 lalu remaja dengan HIV ketika Puskesmas
g HIV melihat hasil positif atau negatif. Jika hasil R0 (skrining) / AIDS (ODHA), ditemukan
positif pasien akan dirujuk ke Puskesmas atau RS PDP remaja yang indikasi
agar bisa dilakukan pemeriksaan diagnosis (R1, R2 kontak serumah atau
dan R3 untuk menegakkan diagnosa. dengan pasien ditemukan
• Tindak lanjut jika hasil pemeriksaan R1, R2 dan R3 TBC paru yang kasusnya
Positif maka pasien dinyatakan sebagai orang terkonfirmasi atau
penderita HIV (ODHIV) dan bisa diberikan ARV. bakteriologis, beresiko
remaja yang tertular dari
beresiko lainnya orang lain
(penyakit
imunokompromais,
dll)
Sasaran:
Skrining Kesehatan Anak Usia Sekolah dan 1. anak usia sekolah (≥ 6-18
tahun)
Remaja
Pelayanan Sasaran
2. remaja (10-18 tahun)
Waktu/ Tempat
Frekuen
si
Skrining • Anamnesi🡪 Pemeriksaan ≥ 6-18 tahun Setiap Puskesma
Obesita Fisik 🡪 P. Antropometri berkunjun s Pustu
s • Cara menghitung IMT g
• Interpretasi IMT
• Tatalaksana sesuai IMT 🡪 edukasi
lifestyle khususnya terkait konsumsi
makanan
Skrining • Skrining DM meliputi anamnesis riwayat ≥ 6-18 tahun 1x Puskesma
Diabete penyakit keluarga dan diri sendiri; pengukuran dengan dalam s Pustu
s tinggi badan, berat badan, lingkar perut, mengompol, setahun
pemeriksaan tekanan darah; pemeriksaan poliuria, polifagi,
Melitus
kadar gula polidipsia,
(DM) • Skrining untuk deteksi dini DM dapat penurunan berat
dilakukan di Posyandu melalui anamnesis badan yang cepat
faktor risiko PTM, pengukuran BB, TB, LP, TD, dan dalam 2-6 minggu
pemeriksaan kadar gula darah dengan sebelum
menggunakan glukometer diagnosis
• Skrining DM di Posyandu dilaksanakan oleh ditegakkan
kader terlatih dan penegakan diagnosa
dilakukan di FKTP.