Anda di halaman 1dari 8

Arus/arah udara

Bunyi Egresif

Bunyi Ingresif
Bunyi egresif
• Bunyi egresif adalah bunyi yang dibentuk dengan
cara mengeluarkan arus udara dari dalam paru-
paru.
• Bunyi egresif adalah bunyi yang dihasilkan dari
arah udara menuju ke luar melalui rongga mulut
atau rongga hidung.
• Bunyi egresif dibedakan atas bunyi egresif
pulmonik dan bunyi egresif glotalik.
• Bunyi egresif pulmonik dibentuk dengan cara
mengecilkan ruangan paru-paru oleh otot paru-
paru, otot perut, dan rongga dada. Hampir
semua bunyi bahasa Indonesia dibentuk melalui
Bunyi ingresif
• Bunyi ingresif adalah bunyi yang dibentuk
dengan cara mengisap udara ke dalam paru-
paru.
• Bunyi ingresif adalah bunyi yang dihasilkan dari
arah udara masuk ke dalam paru-paru.
• Bunyi ingresif dibedakan atas bunyi ingresif
glotalik dan bunyi ingresif velarik.
• Bunyi ingresif glotalik memiliki kemiripan dengan
cara pembentukan bunyi egresif glotalik hanya
arus udara yang berbeda.
• Bunyi ingresif velarik dibentuk dengan
menaikkan pangkal lidah ditempatkan pada
Bunyi segmental dan suprasegmental

• Fonem adalah bunyi, dan bunyi, menurut bisa terpisah-tidaknya, terbagi menjadi
dua: segmental dan suprasegmental. Segmental adalah fonem yang bisa dibagi.
• Fonem dapat dibagi manjadi dua bagian besar, yaitu fonem utama dan fonem
kedua. fonem utama adalah sebuah unit bunyi terkecil yang merupakan unsur
dari sebuah bentuk uncapan yang mempunyai fungsi sendiri. Sedangkan fonem
yang kedua adalah sebuah fenomena atau sifat bunyi yang mempunyai fungsi
dalam ungkapan ketika diucapkan bersambung dengan kata-kata lain.
• Fonem kedua adalah ontonim dari fonem utama, tidak termasuk bagian dari
suatu kata, tetapi dapat diketahui apabila suatu kata disambung dengan kata
lain, atau sebuah kata yang digunakan dengan penggunaan khusus. Fonem
utama disebut dengan segmental, sedangkan fonem kedua disebut dengan
bunyi suprasegmantal atau sesuatu yang menyertai fonem tersebut, yaitu
berupa tekanan suara (intonation), panjang-pendek (pitch), dan getaran suara
yang menunjukkan emosi tertentu. jadi, kesemua yang tercakup ke dalam istilah
suprasegmenal itu tidak bisa dipisahkan dari suatu fonem. Oleh karena itu, bisa
disimpulkan bahwa sesuatu yang terdapat dalam fonem itu bisa dipisahkan
sedangkan yang mengiringinya tidak bisa dipisahkan.
Bunyi segmental
• Bunyi segmental adalah bunyi yang dihasilkan oleh
pernafasan, alat ucap dan pita suara (Masnur Muchlis,
2008).
• Bunyi segmental adalah bunyi ujar bahasa yang terdiri dari
segmen-segmen tertentu (Abdul Chaer, 2009).
• Bunyi segmental mengacu pada pengertian bunyi-bunyi yang
dapat disegmrntasi/dipisah-pisahkan (Imam Suhairi, 2009).
• Bunyi segmental adalah bunyi bahasa yang bisa dibagi-bagi
atas bagian-bagian lain seperti bunyi vokal (vokoid) dan
konsonan (kontoid).
• Unsur segmental biasanya dinyatakan secara tertulis dengan
abjad, persukuan, dan penulisan kata.
• Macam-macam Bunyi Segmental
1. Vokal (bunyi yang tidak terhambat oleh
alat ucap)
2. Konsonan (bunyi yang terhambat oleh alat
ucap)
3. Diftong (dua vokal yang dibaca satu bunyi)
4. Kluster (dua konsonan yang dibaca satu
bunyi)
SUPRASEGMENTAL
 Penggalan kata terjadi akibat tekanan udara dari paru-paru dan keluarnya
udara dari paru-paru tersebut secara terputus-terputus, yang hanya
memungkinkan terjadinya beberapa bunyi. Setiap tekanan yang dilakukan
oleh dinding penyekat rongga dada terhadap udara yang terdapat di dalam
paru-paru, memungkinkan terjadinya sederetan penggalan.
 Bunyi yang tidak dapat disegmentasikan disebut bunyi suprasegmental
 Bunyi suprasegmental sering disamakan dengan ciri prosodi
 Ciri suprasegmental merupakan istilah yang digunakan dalam penandaan
bahasa lisan
 Bunyi Suprasegmental adalah bunyi yang menyertai bunyi segmental. Dengan
beberapa unsur yang menyertainya.Unsur-unsur tersebut sebagai berikut:
1 Tekanan (Stress)
2. Jangka/Rentang waktu/Durasi (Duration)
3. Nada (Spitch)
4. Sendi (Juncture) dan Jeda (Pause)
5. Aksen (Accent)
6. Intonasi
7. Ritme
pungtuasi
• Tanda grafis yang digunakan secara konvensional untuk
memisahkan pelbagai bagian dari satuan bahasa tertulis (tanda
baca).
• Pungtuasi adalah tanda baca.
• Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI),
tercantum 15 jenis tanda baca.
• Di dalam fonologi pungtuasi ini ada kaitannya dengan bunyi
suprasegmental yang pernah kita bahas sebelum materi
pungtuasi.
• Pungtuasi direalisasikan berdasarkan dua hal utama yang
komplementer, yakni:
1. unsur-unsur suprasegmental
2. Hubungan sintaksis

Anda mungkin juga menyukai