Anda di halaman 1dari 34

DEFINISI ETIOLOGI KLASIFIKASI

PEMERIKSAAN
MANIFESTASI &
PATOFISIOLOGI PENUNJANG &
KOMPLIKASI
PENATALAKSANAAN

ASUHAN KELOMPOK
KEPERAWATAN

Ringkasan
01
Definsi
retinoblastoma

Retinoblastoma adalah salah satu jenis


kanker mata yang menyerang bagian
retina. Kanker ini terjadi ketika sel-
sel di retina mata tumbuh cepat dan tidak
terkendali, kemudian merusak jaringan
di sekitarnya. Retina terbuat dari sel-sel
saraf khusus yang sensitif terhadap
cahaya. Sel-sel ini terhubung ke otak
dengan saraf optik Umumnya, penyakit ini dapat menyerang salah satu ataupun kedua
bagian mata. Tanda-tanda dan gejala yang paling umum terlihat
adalah pupil mata terlihat putih, atau yang disebut juga dengan
leukokoria.

02
01
genetik
etiologi Penyebab terjadinya mutasi genetik pada retinoblastoma
belum dapat dipastikan. Namun, sekitar 25% dari kasus
retinoblastoma diturunkan dengan pola autosomal dominan.
Menurut (dr. Damar Umahita, Pada pola ini, gen yang mengalami kelainan diturunkan oleh
salah satu orang tua.
2022) etiologi retinoblastoma dibagi
menjadi 2, diantaranya: 02
Mutasi gen
Retinoblastoma disebabkan oleh perubahan atau mutasi pada gen RB1.
Mutasi ini menyebabkan sel-sel retina tumbuh cepat, tidak terkendali,
dan merusak jaringan di sekitarnya. Walaupun jarang terjadi, sel-sel
kanker mata ini juga bisa menyebar (metastasis) ke organ lain.

03
Klasifikasi retino blastoma

Stadium 0
A Kanker hanya tumbuh di dalam mata dan belum menyebar.
Stadium 1
B Kanker tumbuh di dalam mata dan telah terdapat penyebaran kecil-kecil ke saraf
mata.
Stadium 2

C Kanker berada di dalam mata dan telah menyebar ke saraf mata dan bagian putih
mata (sklera).
Stadium 3

D Kanker telah menyebar ke jaringan di sekitar rongga mata, tulang mata, dan
kelenjar getah bening di sekitar mata.

Stadium 4
E Kanker telah menyebar hingga organ tubuh yang terletak jauh dari mata, seperti
tulang, hati, otak, atau sumsum tulang belakang. 04
Retinoblastoma non-herediter

patofisiologi Patofisiologi retinoblastoma non-herediter atau


sporadik diawali dengan mutasi somatik pada kedua
alel RB1 di lengan sel retina primitif atau sel prekursor
Menurut dr. Saphira Evani, patofisiologi multipoten, paling sering terjadi pada prekursor
fotoreseptor kerucut. Mutasi dapat terjadi karena
retinoblastoma dibagi menjadi 2 sesuai dengan kesalahan acak saat proses pengopian DNA sewaktu
pembelahan sel
klasifikasinya, diantaranya:

Retinoblastoma herediter
Pada retinoblastoma herediter, 1 alel gen RB1 yang telah mengalami
mutasi diturunkan dari salah satu orang tua ke anak. Mutasi tersebut
dapat ditemukan pada seluruh sel tubuh anak, tidak hanya di sel retina
(mutasi germinal). Ketika alel lainnya di gen RB1 sel retina mengalami
mutasi juga, maka akan terbentuk retinoblastoma.

05
Menurut dr. Pittara, gejala klinis yang menonjol pada
retinoblastoma adalah munculnya mata kucing. Tanda ini
Manifestasi klinis sebenarnya adalah leukokoria, yaitu bercak putih yang
muncul saat mata terkena sinar Leukokoria pada
retinoblastoma umumnya akan diikuti oleh gejala dan
tanda lain, seperti:

a. Mata juling (strabismus)

b. Mata merah

c. Mata terasa nyeri

d. Mata bengkak

e. Pembesaran pada salah satu atau kedua bola mata

f. Perubahan warna iris pada mata

g. Gangguan penglihatan

06
a. Penyebaran kanker ke jaringan dan organ lain (
komplikasi metastasis)

b. Ablasi retina

c. Perdarahan pada bola mata

d. Glaukoma

e. Peradangan jaringan bola mata dan sekitarnya (


selulitis orbita)

f. Pineoblastoma

g. Phthisis bulbi

h. Kebutaan

07
Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan Mata:
- Pemeriksaan mata oleh dokter spesialis mata (oftalmologis) untuk menilai gejala dan tanda-tanda retinoblastoma, seperti refleks kemerahan
yang abnormal, ukuran pupil yang tidak sama, atau bintik-bintik putih di retina.
2. Foto Mata (Fundus Photography):
- Pengambilan gambar fundus mata dengan menggunakan kamera khusus untuk mengidentifikasi tumor di retina dan melihat
perkembangannya dari waktu ke waktu.
3. Pemeriksaan Retina dengan Oftalmoskopi atau Retinoskopi:
- Metode ini memungkinkan dokter untuk melihat secara langsung retina dan mengidentifikasi adanya tumor.
4. USG Mata (Ultrasonografi):
- USG mata digunakan untuk melihat lebih dalam ke dalam mata dan mendeteksi tumor yang lebih besar atau yang terletak di belakang lensa.
5. MRI (Magnetic Resonance Imaging):
- MRI dapat membantu mengidentifikasi penyebaran tumor di luar mata, seperti ke otak atau tulang tengkorak.
6. Biopsi Cairan Kamar Mata (Vitreous Biopsy):
- Dalam beberapa kasus, pemeriksaan sampel cairan kamar mata dapat digunakan untuk konfirmasi lebih lanjut jika diperlukan.
7
08
penatalaksanaan
a. Terapi fokal
1. Krioterapi
Krioterapi merupakan modalitas terapi lokal retinoblastoma yang bekerja merusak membran sel tumor secara mekanik
dengan kristal es melalui siklus beku cair (freeze-thaw cycle).
2. Fotokoagulasi Laser
Prinsip kerja fotokoagulasi laser adalah menghasilkan skar akibat energi panas yang bersumber dari sinar laser.
3. Termoterapi
Prinsip kerja termoterapi adalah menghasilkan panas dari sinar infra merah sehingga memicu apoptosis sel tumor.

a. Radioterapi

1. Plaque Brachytherapy
Plaque Brachytherapy merupakan terapi menggunakan implant radioaktif yang diletakkan pada
sklera yang melapisi tumor untuk meradiasi tumor secara transsklera. Bahan radio aktif yang
sering digunakan adalah Ruthenium 106 dan Iodine 125
2. External Beam Radiotherapy (EBRT)
Prinsip kerja EBRT adalah menggunakan Cobalt 60 (sinar gamma) dan akselerator linear (X-
Ray). EBRT digunakan pada mata yang mengalami kegagalan pada kemoterapi primer atau
terapi lokal.

09
Asuhan keperawatan
Kasus semu
Pada tanggal 1 Mei 2015, seorang wanita berumur 35 tahun datang ke rumah sakit,dengan keluhan pusing berputar
putar, mual, kaku pada bagian otot leher dan tidak nyaman saat tidur. BAK dengan jumlah cukup, namun frekuensi
menurun dari yang semula 6x sehari menjadi kurang lebih 5x sehari, dengan konsistensi cair, warna kuning serta bau khas.
BAB tidak mengalami gangguan, berwarna kuning, konsistensi lunak serta bau khas. Pasien dibawa ke rumah sakit dan
ditemukan hasil pemeriksaan Lab. Darah dengan hasil :
Gula darah puasa : 84,0 mg/dl, Hemoglobin : 13,00 gr/%, Hematokrit : 38,1 gr/%, Erytrosit : 4,41 juta/mmk, Lekosit :
6,85 ribu/mmk. Pasien mengatakan tidak pernah mengalami sakit kepala seperti yang dirasakan saat ini, pasien tidak
2
memiliki riwayat penyakit terdahulu
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt
ut labore et dolore magna aliqua.

10
Asuhan keperawatan
Identitas klien

Nama : Ny R
Umur : 35 tahun Pekerjaan : PNS
Jenis Kelamin : Perempuan Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam Tanggal MRS : 30 April 2005
Pendidikan : SLTA Tanggal Pengkajian : 2 Mei 2005
Alamat : Brotojoyo Semarang Sumber Informasi : Pasien
No. RM : 507665 Diagnosa Medis : Retinoblastoma

11
Asuhan keperawatan
Pengkajian focus keperawatan
Keluhan Utama: Pasien mengeluh pusing kemudian penderita berubobat ke Riwayat Penyakit Dahulu
berputar. poliklinik 24 jam dan keluhan pusing
Pasien mengatakan tidak pernah
berkurang.
Riwayat Penyakit Sekarang mengalami sakit kepala seperti yang
±1 minggu sebelum masuk RS pasien dirasakan saat ini, pasien tidak memiliki
± 2 bulan yang lalu sebelum masuk rumah
mengeluh pusing berputar,keluar keringat riwayat penyakit terdahulu
sakit pasien mengeluh pusing berputar
dingin, mual mual dan muntah, sehingga Riwayat Penyakit Keluarga
ketika bangun tidur,terasa mual,sudah
pasien berusaha dating ke dokter untuk
muntah muntah,namu pandangan tidak Pasien mengatakan tidak ada yang pernah
berobat dan akhirnya sembuh.
dobel dan ekstremitas baik superior menderita penyakit yang dialami pasien

maupun inferior tidak lemah. Pusing Namun ± 1 hari sebelum masuk RS pasien saat ini,dan keluarga pasien tidak

bertambah bila pasien berubah posisi, mengeluh pusing,mual, dan keluar mempunyai riwayat jantung,DM maupun
keringat dingin hipertensi.
12
Asuhan keperawatan
Pengkajian focus keperawatan
a. Pengkajian Fungsional Pola Aktifitas-Latihan Sebelum Sakit Sesudah Sakit

Makan/minum 0 2

Mandi 0 2

Berpakaian/berdandan 0 2

Toileting 0 2

Mobilitas di tempat tidur 0 2

Berpindah 0 2

Berjalan 0 2

Naik tangga 0 2

13
Asuhan keperawatan
Pengkajian focus keperawatan
a. Pengkajian Fungsional Pola Nutrisi Metabolik Sebelum Sakit Sesudah Sakit

Jenis diit/makanan

Frekuensi/pola 3x sehari 3x sehari

Porsi yang dihabiskan Porsi sedang ¼ porsi

Komposisi menu Nasi,lauk dan sayur Nasi, lauk dan sayur

Pantangan Tidak ada Tidak ada

Napsu makan Menurun Menurun

Jenis minuman Air putih Air putih

Frekuensi/pola minum 6 gelas/ hari 4 gelas/ hari

Sukar menelan - - 14
Asuhan keperawatan
Pola Eliminasi Sebelum Sakit Sesudah Sakit
Frekuensi/pola BAB 1x sehari 1x sehari
a. Pengkajian Fungsional Konsistensi Lunak Lunak
Warna dan bau Kuning, berbau khas Kuning, berbau khas
Kesulitan Tidak ada Pusing berputar putar

Upaya mengatasi Tidak ada Dengan bantuan orang lain

Frekuensi/pola BAK 6x sehari 5x sehari


Konsistensi Cair Cair
Warna dan bau Kuning dan berbau khas Kuning dan berbau khas
Kesulitan Tidak ada Pusing berputar putar

Upaya mengatasi Tidak ada Dengan bantuan orang lain

15
Asuhan keperawatan
Pola Istirahat dan Sebelum Sakit Sesudah Sakit
Tidur
Lama tidur siang Normal Tidak normal
Jam…s/d…. 11.00 – 13.30 12.30 – 13.00
Kenyamanan setelah
Lebih nyaman Tidak nyaman
tidur
Lama tidur malam Normal Tidak normal
Jam…s/d…. 21.00 – 04.00 22.00 – 04.00
Kenyamanan setelah
Lebih nyaman Tidak terlalu nyaman
tidur
Kebiasaan sebelum tidur Main hp Main hp
Kesulitan Tidak ada Kaku pada leher
Upaya mengatasi Tidak ada Kompres hangat
16
Asuhan keperawatan
Pola Kebersihan Diri Sebelum Sakit Sesudah Sakit

Frekuensi mandi 3x sehari 1x sehari


Penggunaan sabun
Menggunakan Menggunakan

Keramas 4x/ minggu 2x/ minggu


Penggunaan sampo
Menggunakan Menggunakan

Frekuensi ganti baju 2x/hari 2x/ hari


2x/ minggu
Frekuensi memotong kuku Tidak terkaji

Kesulitan Tidak ada Pusing seperti berputar putar

Upaya yang dilakukan Tidak ada Dengan bantuan orang lain

17
Asuhan keperawatan
a. Pemeriksaan Fisik Pengkajian Fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)

Keadaan Umum : Pasien tampak lemas 1. Kepala

Tingkat Kesadaran : Composmentis Bentuk kepala mesosephal, bersih, tidak berbau, tidak ada lesi,

Tanda vital: rambut hitam lurus.

- Tekanan Darah : 110/80 mm/Hg 2. Mata

- Nadi : 64 x/mnt Isokor, reflek pupil simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera
tidak ikteric, tidak aptosis, koordinasi gerak mata simetris dan
- RR : 20 x/mnt
mampu mengikuti pergerakan benda secara terbatas.
- Suhu : 37 ⸰C
3. Telinga

Simetris, bersih, tidak ada tanda peradangan ditelinga/ mastoid.


Cerumen tidak ada, reflek suara baik dan tidak berdengung.

18
Asuhan keperawatan
Hidung Dada tidak ada pembesaran hepar dan

Simetris, bersih, tidak ada polip Inspeksi : Bentuk simetris, pergerakan bising usus normal.

hidung, cuping hidung tidak ada. dada sewaktu bernafas simetris. Urogenital

Mulut Palpasi : tactil fremitus normal, ictus Tidak terkaji

Bibir tidak cyanosis, mukosa mulut cordis ada di IC IV-V sinistra. Ekstremitas
lembab, tremor tidak ditemukan, Perkusi : terdengar suara tympani Tidak ditemukan lesi pada ekstremitas
tonsil tidak membesar, tidak ada Auskultasi : tidak terdengar suara atas maupun bawah dan tidak ada
stomatitis dan gigi masih genap. bising tambahan oedema.
Leher Abdomen Kulit dan kuku
Tidak terdapat pembesaran kelenjar Bentuk perut simetris, tidak Turgor elastis, warna kulit kuning
thiroid, tidak ditemukan distensi vena ditemukan adanya massa, tidak langsat, tidak ada hiperpigmentasi dan
jugularis. ditemukan distensi abdominal dan bersih.

19
Asuhan keperawatan
g. Terapi
 Lekosit : 6,85 ribu/mmk
Flumarizine 2 x 5 mg (peroral)
Betahistin 3 x 1 mg (peroral)  MCV : 86, 40 fl

Dimenhidrinat 3 x 1 mg (peroral)  MCHC : 34.00 g/dl


h. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium
 LED ( Laju Endap Darah): 1 jam : 5.0 mmol, 2 jam : 16
1. Pemeriksaan laboratorium mmol
a) Kimia klinik
1. Elektrolit
 Gula darah puasa : 84,0 mg/dl
1. Hematologi  Natrium : 139 mmol/1

 Hemoglobin : 13,00 gr/%  Kalium : 2.32 mmol/1

 Hematokrit : 38,1 gr/%  Magnesium : 0.77 mmol/1

 Erytrosit : 4,41 juta/mmk


20
Asuhan keperawatan
Diagnosa keperawatan
Diagnosa berdasarkan SDKI adalah :
a.Risiko cedera berhubungan dengan keseimbangan terganggu (D.0196)
Definisi : Berisiko mengalami bahaya atau kerusakan fisik yang menyebabkan seseorang tidak lagi sepenuhnya sehat atau dalam kondisi
baik
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit (D.0074)
Definisi: Perasaan kurang senang,lega dan sempurna dalam dimensi fisik,psikospiritual,lingkungan dan sosial.
Penyebab: Gejala penyakit

Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0080).

Definisi : Kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman.
Penyebab : Kurang terpapar informasi.

21
Asuhan keperawatan Analisa data
No Tanggal Data Etiologi
1 02 – 05 – 2015 DS : Pasien mengatakan masih terasa pusing berputar bila bangun tidur. Terjadi gangguan pada vestibularis

DO : Pasien selalu berpegangan pada tempat tidur dan tubuhnya tampak Keseimbangan terganggu
bergoyang ↓
TTV : Risiko cedera
TD : 110/80 mm/Hg
Nadi : 64 X/mnt
RR : 20 X/mnt
Suhu : 37 ⸰C

2 02 – 05 – 2015 DS : Pasien mengatakan kaku pada bagian leher. Saat menoleh pada Terbatasnya pergerakan leher
salah satu sisi masih terasa pusing. ↓
Otot leher tertekan dan kaku
DO : Pasien tampak merintih dan tidak mampu rileks karena kesulitan ↓
untuk menggerakkan lehernya Tidak nyaman
TTV :
TD : 110/80 mm/Hg
Nadi : 64 X/mnt
RR : 20 X/mnt
Suhu : 37 ⸰C

22
Asuhan keperawatan Analisa data
3 02 – 05 – 2015 DS : Pasien sering bertanya Kurang informasi Ansietas berhubungan
tentang bagaimana tentang dengan kurang
perkembangan penyakitnya penyakitnya terpapar informasi
↓ (D.0080).
DO : Pasien terus menanyakan Merasa bingung
hal yang sama dengan raut ↓
wajah yang gelisah Ansietas
TTV :
TD : 110/80 mm/Hg
Nadi : 64 X/mnt
RR : 20 X/mnt
Suhu : 37 ⸰C

23
Asuhan keperawatan INTERVENSI
No Dx. Keperawatan (SDKI) Kriteria Hasil, Luaran (SLKI) Intervensi Keperawatan (SIKI)
1
Risiko cidera b/d keseimbangan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan cidera (1.14537)
Observasi:
terganggu selama 1x24 jam diharapkan risiko cidera a. Identifikasi area lingkungan yang menyebabkan cedera
dapat menurun, dengan kriteria hasil : b. Identifikasi obat yang berpotensi menyebabkan cedera.
Tingkat cidera (L.14136) Terapeutik
c. Gunakan alas lantai jika berisiko mengalami cedera serius.
a. Toleransi aktifitas meningkat dengan d. Pastikan bel panggilan atau telepon mudah dijangkau.
skala luaran 5 e. Pastikan barang barang pribadi mudah dijangkau
b. Kejadian cedera menurun dengan skala f. Pertahankan posisi tempat tidur diposisi terendah saat
digunakan
luaran 5 g. Gunakan pengaman tempat tidur sesuai dengan kebijakan
c. Ekspresi wajah kesakitan menurun fasilitas pelayanan kesehatan.
dengan skala luaran 5 Edukasi
h. Anjurkan berganti posisi secara perlahan dan duduk
d. Pola istirahat/tidur membaik dengan selama beberapa menit sebelum berdiri
skala 5

24
Asuhan keperawatan INTERVENSI
2 Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Terapi relaksasi (1.09326)
gejala penyakit Observasi:
selama 1x24 jam diharapkan rasa nyaman a. Identifikasi penurunan tingkat energi,ketidakmampuan
meningkat, dengan kriteria hasil : berkonsentrasi atau gejala lain yang mengganggu
Status Kenyamanan (L.08064) kemampuan kognitif.
b. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif
a. Kesejahteraan fisik meningkat dengan digunakan.
skala luaran 5 c. Periksa ketegangan otot,frekuensi nadi, tekanan darah,
b. Rileks meningkat dengan skala luaran 5 dan suhu sebelum dan sesudah latihan
d. Monitor respon terhadap terapi relaksasi
c. Keluhan tidak nyaman menurun dengan Terapeutik
skala luaran 5 e. Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan
d. Merintih menurun dengan skala luaran 5 prosedur teknik relaksasi.
f. Gunakan relaksasi sebaga strategi penunjang dengan
analgetik atau tindakan medis lain,jika sesuai.
Edukasi
g. Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih
h. Anjurkan mengambil posisi nyaman
i. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi

25
Asuhan keperawatan INTERVENSI
3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan Reduksi ansietas (1.09314)
Ansietas berhubungan Observasi
selama 1x 24 jam diharapkan ansietas dapat a. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis.
dengan kurang terpapar teratasi, dengan kriteria hasil : Kondisi,waktu,stresor)
informasi Tingkat ansietas (L.09093) b. Monitor tanda tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
Terapeutik
a. Verbalisasi kebingungan menurun dengan c. Pahami situasi yang membuat ansietas dengarkan dengan
skala luaran 5 penuh perhatian
b. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang d. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
e. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
dihadapi menurun dengan skala luaran 5
kecemasan.
c. Perilaku gelisah menurun dengan skala Edukasi
luaran 5 f. Informasikan secara faktual mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
d. Perilaku tegang menurun dengan skala
g. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
luaran 5 h. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
i. Kolaborasi pemberian obat antiansietas, bila perlu

26
Asuhan keperawatan IMPLEMENTASI
No Dx. Keperawatan Tanggal/Jam Implementasi Keperawatan
1 Pencegahan cidera (1.14537)
Risiko cidera b/d 2 Mei 2005 Observasi:

keseimbangan terganggu a. Mengidentifikasi area lingkungan yang menyebabkan cedera


b. Memonitor tanda tanda vital
c. Mengidentifikasi obat yang berpotensi menyebabkan cedera.
Terapeutik
d. Pastikan bel panggilan atau telepon mudah dijangkau.
e. Pastikan barang barang pribadi mudah dijangkau
f. Pertahankan posisi tempat tidur diposisi terendah saat digunakan
g. Pasang pengaman tempat tidur sesuai dengan kebijakan fasilitas pelayanan
kesehatan.
Edukasi
h. Anjurkan berganti posisi secara perlahan dan duduk selama beberapa menit sebelum
berdiri
i. Anjurkan anggota keluarga dapat menemani pasien
j. Anjurkan untuk beristirahat diruang yang tenang.

27
Asuhan keperawatan IMPLEMENTASI
Terapi relaksasi (1.09326)
2 Gangguan rasa nyaman 2 Mei 2005 Observasi:

berhubungan dengan gejala a. Identifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan berkonsentrasi atau gejala
lain yang mengganggu kemampuan kognitif.
penyakit b. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan.
c. Monitor Tanda tanda vital
d. Periksa ketegangan otot,frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu sebelum dan
sesudah latihan
e. Monitor respon terhadap terapi relaksasi
Terapeutik
a. Berikan kompres hangat sesuai kebutuhan
b. Masase daerah leher jika pasien dapat mentolelir sentuhan.
c. Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa gangguan
d. Gunakan pakaian longgar
Edukasi
f. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi
g. Anjurkan mengambil posisi nyaman
h. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
i. Anjurkan sering mengulangi teknik relaksasi yang dipilih

28
Asuhan keperawatan IMPLEMENTASI
Reduksi ansietas (1.09314)
3 Ansietas berhubungan 2 Mei 2023 Observasi

dengan kurang terpapar a. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. Kondisi,waktu,stresor)
b. Monitor tanda tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
informasi c. Monitor tanda tanda vital
Terapeutik
d. Pahami situasi yang membuat ansietas dengarkan dengan penuh
perhatian
e. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
f. Motivasi situasi yang memicu kecemasan.
Edukasi
g. Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan
prognosis
h. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
i. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian obat antiansietas, bila perlu.

29
Asuhan keperawatan EVALUASI
No Dx. Keperawatan Tanggal/Jam Evaluasi Keperawatan
1 Risiko cidera b/d keseimbangan 2 Mei 2023/20.00 WIB S: Pasien mengatakan pusing sudah berkurang, pasien
terganggu merasa aman dan tidak terjatuh
O: Tubuh pasien tampak lebih tenang
TD : 110/80 mm/Hg
Nadi : 64 X/mnt
RR : 20 X/mnt
Suhu : 37 ⸰C

A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

30
Asuhan keperawatan EVALUASI
2 Gangguan rasa nyaman berhubungan 3 Mei 2023/08.00 WIB S: Pasien mengatakan kaku pada leher sudah berkurang,pasien
dengan gejala penyakit merasa nyaman dan bias tidur dengan nyenyak
O: Pasien tampak lebih rileks dan tampak lebih mudah dalam
menggerakkan lehernya.
TD : 110/80 mm/Hg
Nadi : 64 X/mnt
RR : 20 X/mnt
Suhu : 37 ⸰C

A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

31
Asuhan keperawatan EVALUASI
3 Ketidakseimbangan Nutrisi b/d 1 Mei 2023/20.00 WIB S: Pasien mengatakan merasa lebih tenang setelah tau
Kurangnya Asupan Makanan penyakitnya.
O:
Pasien tampak lebih tenang,
TD : 110/80 mm/Hg
Nadi : 64 X/mnt
RR : 20 X/mnt
Suhu : 37 ⸰C
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

32
LAMPIRAN

NAMA KELOMPOK

JESSIKA DEWI INTAN R MOCH FATKHUR ROZZI


DWI BAGAS FEBRIYANTO
212102111 212102103
212102113

33
Terima
SEKIAN PRESENTASI DARI KELOMPOK KAMI

“SEPERTI KAMU DAN DIA YANG SELESAI TANPA PERNAH MEMULAI”

Kasih

Anda mungkin juga menyukai