Anda di halaman 1dari 25

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Excellence With Morality

ASUHAN KEPERAWATAN PADA WANITA


PASCA PERSALINAN
DENGAN KOMPLIKASI HPP

Kelompok 5 Kelas AJ1


B26
Nama anggota Kelompok 5

Ach Lutfiyadi 132235007


Icha Ayu Wulandari 132235080
Nadela Aqiela F.H 132235002
Tony Heryanto B. 132235052
Rokhmatus Laili 132235004
Yenike Ngongo 132235070
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Excellence With Morality
HPP
HPP (Hemorragic Postpartum) atau perdarahan pasca persalinan adalah keadaan
kehilangan darah >500 ml melalui persalinan per vaginam, atau >1000 ml pada seksio
caesarea setelah melahirkan.
Perdarahan pasca persalinan primer disebabkan oleh 4T, yaitu
tonus (atonia uteri), tissue (retensio plasenta dan bekuan darah), trauma (robekan jalan
lahir), dan thrombin (gangguan pembekuan darah) (Vastra, 2023).
PATOFISIOLOGI

Setelah bayi dilahirkan, uterus secara spontan berkontraksi. Kontraksi dan retraksi otot-otot
uterus menyelesaikan proses ini pada akhir persalinan. Sesudah bekontraksi, sel miometrium
tidak relaksasi, melainkan menjadi lebih pendek dan lebih tebal. Dengan kontraksi yang
berlangsung kontinyu, miometrium menebal secara progresif, dan kavum uteri mengecil
sehingga ukuran juga mengecil. Pengecilan mendadak uterus ini disertai mengecilnya daerah
tempat perlekatan plasenta. Ketika jaringan penyokong plasenta berkontraksi muka plasenta
yang tidak dapat berkontraksi mulai terlepas dari dinding uterus. Tegangan yang ditimbulkanya
menyebabkan lapis dan desidua spongiosa yang longgar memberi jalan , dan pelepasan
pelepasan terjadi di tempat itu. Pembuluh darah yang terdapat di uterus berada di antara serat-
serat otot miometrium yang saling bersilangan. Kontaraksi serat-serat otot ini menekan
pembuluh darah dan rateraksi otot itu mengakibatkan pembuluh darah terjepit serta perdarahan
berhenti (Yuli, 2018)
Klasifikasi perdarahan pasca persalinan
a. Perdarahan Pasca persalian Primer yaitu perdarahan pasca persalian yang terjadi
dalam 24 jam pertama kelahiran. Penyebab utama perdarahan pasca persalian
primer adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, robekan jalan lahir dan
inversio uteri.
b. Perdarahan Pasca persalian Sekunder yaitu perdarahan pasca persalinan yang
terjadi setelah 24 jam sampai dengan 6 minggu setelah bayi lahir. Perdarahan
pasca persalian sekunder disebabkan oleh Sisa plasenta, tertinggalnya selaput
ketuban, trauma persalinan (bekas seksio sesarea pembuluh darahnya terbuka),
infeksi yang menimbulkan subinvolusi implantasi plasenta. (yuli, 2018)
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Excellence With Morality

Manifestasi Klinis HPP


Gejala klinik dapat terlihat ketika klien kehilangan
Tindakan pencegahan yang harus segera dilakukan untuk mencegah darah 20% antara lain (Rahma, 2023)
terjadinya perdarahan 1. Klien tampak pucat akibat kehilangan banyak
post partum meliputi: darah
1. Identifikasi dan koreksi anemia pada ibu hamil sebelum persalinan 2. Takikardi
2. Pemeriksaan tanda vital sebelum persalinan juga penting untuk 3. Takipneau
mengidentifikasi 4. TD menurun
kemungkinan perdarahan yang akan terjadi. 5. Pasien yang mengalami perdarahan abnormal
3. Untuk petugas kesehatan, manajemen kala IV saat persalinan dan mengalami perubahan tanda vital,
tindakan persalinan antara lain pasien mengeluh lemah, limbung,
yang menghindarkan dari terjadinya perdarahan pasca persalinan. berkeringat dingin, menggigil,
hipernea, tekanan darah sistolik < 90 mmHg, denyut
nadi 100 x/menit
sistolik < 90 mmHg, denyut nadi 100 x/menit
6. Hb < 8 g/dL
Pemeriksaan

Observasi risiko perdarahan


Menurut sartika (2023), Kala IV bertujuan untuk melakukan
observasi perdarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam
pertama. Darah yang keluar selama perdarahan harus ditakar Pemeriksaan Laboratorium yang dilakukan
sebaik-baiknya. Kehilangan darah pada persalinan biasanya antara lain (Nugroho, 2017):
disebabkan oleh luka pada saat plasenta dan robekan pada serviks a. Pemeriksaan darah lengkap
dan perineum. Jika perdarahan lebih dari 500 cc, maka sudah b. Pemeriksaan golongan darah dan tes antibody
dianggap abnormal, dengan demikian harus dicari penyebabnya. c. Pengukuran Hematokrit
Perhatikan 7 pokok penting berikut: d. Pemeriksaan faktor koagulasi
a. Kontraksi Rahim
b. Perdarahan:
c. Kandung kemih.
d. Luka-luka: jahitannya
e. Plasenta dan selaput ketuban harus lengkap
f. Keadaan umum ibu, tekanan darah nadi, pernapasan, dan
masalah lain.
g. Bayi dalam keadaan baik
Penatalaksanaan
Upaya yang dilakukan yaitu pemantauan kala IV selama
dua jam pertama : Pantau tekanan darah,nadi,tinggi fundus, kontraksi uterus, dan
perdarahan yang terjadi setiap 15 menit dalam 1 jam pertama dan setiap 30 menit dalam
dua jam pertama kala empat. Jika ada temuan yang tidak normal lakukan observasi dan
penilaian lebih sering, pantau suhu tubuh ibu satu kali setiap jam selama dua jam
pertama pasca persalinan. Kontraksi uterus: 9 pemijatan uterus untuk memastikan uterus
menjadi keras setiap: 2-3 kali, dalam 15 menit dalam satu jam pertama pasca persalinan,
setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan, jika ada temuan abnormal lakukan
observasi dan penilaian. Terapi yang dilakukan adalah Injeksi farmakologis dan
resusitasi cairan
Pasien Ny. A berusia 25 thn, datang ke RSIA Lombok Dua Dua pada 11 September
2023 pukul 21.00 dengan keluhan darah nifas yang keluar sangat banyak disertai
gumpalan, pasien juga mengeluh pusing dan lemas, serta berkeringat dingin.
Jahitan luka episiotomi terasa perih dan nyeri. Pagi tadi pukul 05.00 pasien
mengatakan telah melahirkan di Rumah dibantu oleh bidan desa. Bayi perempuan
lahir dengan BB 3500 gram dan PB 50 cm, placenta lahir lengkap. Setelah dilakukan
pemeriksaan fisik pada Ny. A didapatkan pasien tampak pucat, membran mukosa
kering, konjungtiva anemis, kontraksi uterus lembek, TFU 1 jari dibawah pusat,
perdarahan ± 600 cc dalam 16 jam setelah persalinan, jahitan pada luka episiotomi
baik dan tidak terdapat hematoma, skala nyeri 5. Dilakukan pemeriksaan tanda-
tanda vital didapatkan TD 90/60 mmHg, Nadi 120 x/mnt, suhu axila 350C, RR 23
x/mnt. Dilakukan pemeriksaan laboratorium darah lengkap didapatkan Hb 9 g/dL.

UNIVERSITAS AIRLANGGA
Excellence With Morality
KASUS
PENGKAJIAN
Identitas Klien
Nama : Ny. A
Umur : 25 thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kota Baru Driyorejo, Gresik
MRS tgl/jam : 11 September 2023, pukul 21.00
No. RM : 123xxx
Dx. Medis : P1-1 post partum spontan hari ke 0
dengan HPP
Keluhan Utama
Darah nifas yang keluar sangat banyak
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan darah nifas yang keluar sangat banyak disertai gumpalan, pasien juga mengeluh
pusing dan lemas, serta berkeringat dingin. Jahitan luka episiotomi terasa perih dan nyeri. Pagi tadi
pukul 05.00 pasien mengatakan telah melahirkan di Rumah dibantu oleh bidan desa. Bayi
perempuan lahir dengan BB 3500 gram dan PB 50 cm, placenta lahir lengkap. Setelah dilakukan
pemeriksaan fisik pada Ny. A didapatkan pasien tampak pucat, membran mukosa kering,
konjungtiva anemis, kontraksi uterus lembek, TFU 1 jari dibawah pusat, perdarahan ± 600 cc dalam
16 jam setelah persalinan, jahitan pada luka episiotomi baik dan tidak terdapat hematoma, skala
nyeri 5.

Riwayat Psiko, Sosio, dan Spiritual


Pasien tampak tenang, didampingi oleh suami

Riwayat KB
Tidak pernah
Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 thn 23
Lama Menstruasi : 7 hari
Siklus : 28 hari (Teratur)
Bentuk : Cair, dan terkadang terdapat stosel
Warna : Merah terang
Disminore : Pada hari pertama haid, nyeri pada perut bagian bawah
ADL (Activity Daily of Life)
a. Pola Nutrisi Pasien mengatakan makan 3 kali dalam sehari, minum ± 1500 cc
perhari. Selama hamil pasien tidak pernah mengonsumsi tablet penambah darah
maupun vitamin hamil.
b. Pola Eliminasi Pasien mengatakan hari ini belum BAB, setelah 2 jam pasca
persalinan pasien sudah bisa BAK spontan di kamar mandi, namun terasa sedikit
nyeri pada area jahitan.
c. Pola Istirahat Pasien mengatakan biasa tidur 8 jam dalam sehari.
d. Pola Personal Hygiene Pasien mengatakan hari ini belum mandi dikarenakan
badan masih lemas dan takut pingsan di kamar mandi.
e. Pola Aktivitas
Pasien mengatakan setelah persalinan, aktivitas yang dilakukan pasien
hanya beristirahat dan sesekali menggendong bayinya.
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Cukup
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 120 x/mnt
RR : 23 x/mnt
Suhu Axila : 35⁰C
BB : 58 kg
TB : 160 cm
Golongan Darah :O

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi Mata : Kedua mata simetris, konjungtiva anemis, mata minus (-)
Hidung : Tidak terdapat pernapasan cuping hidung
Mulut : Membran mukosa kering, bibir kering
Telinga : Tidak terdapat gangguan pendengaran
Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening
Thorax : Payudara simetris, sudah mengeluarkan colostrum
Abdomen : Terdapat striae, dan linea nigra
Genetalia : Terdapat jahitan luka episiotomi, tidak terdapat hematoma
Ekstermitas : Tidak terdapat edema
Palpasi Pemeriksaan Dalam (VT)
TFU : 1 jari dibawah pusat Dilakukan eksplorasi terdapat banyak stosel
UC : Lembek
Nyeri tekan : Tidak ada Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laborat
Perkusi Darah Lengkap
Paru : Sonor Hb : 9 g/dL (11,5 – 16,5)
Jantung : Pekak Eritrosit : 4,15 (3,80 -5,20)
Abdomen : Timpani Leukosit : 9500 (3.600 – 10.600)
Trombosit : 337.000 (150.000 – 450.000)
Auskultasi Lain-lain dalam batas normal
Bising usus : 30 x/mnt

Analisis Diagnosa
P1-1 post partum spontan hari ke-0 dengan
HPP
ANALISA DATA
Diagnosa

1. Risiko perdarahan (D.0012) yang berhubungan dengan komplikasi pasca partum


(atonia uterus), yang ditandai dengan kontraksi uterus yang lembek, perdarahan
vagina± 600 cc dalam 16 jam setelah persalinan, membran mukosa kering dan
konjungtiva Anemis

2. Ketidaknyamanan pasca partum (D.0075) yang berhubungan dengan trauma


perineum
selama persalinan dan kelahiran, yang ditandai pasien mengeluh tidak nyaman,
berkeringat dingin, serta jahitan luka episiotomi terasa perih dan nyeri
Intervensi
Intervensi
Implementasi
Implementasi
Evaluasi
Evaluasi
Terima kasih 01

02

03

04

05

06

Anda mungkin juga menyukai