Anda di halaman 1dari 10

Demam Typoid

Liza Tri Pamungkas


Latar belakang
• Angka kejadian demam tifoid (typhoid fever) diketahui lebih tinggi pada
negara yang sedang berkembang di daerah tropis, sehingga tak heran jika
demam tifoid atau tifus abdominalis banyak ditemukan di negara kita. Di
Indonesia sendiri, demam tifoid masih merupakan penyakit endemik dan
menjadi masalah kesehatan yang serius. Demam tifoid erat kaitannya
dengan higiene perorangan dan sanitasi lingkungan.
• Demam tifoid merupakan penyakit infeksi menular yang dapat terjadi pada anak maupun dewasa.
Anak merupakan yang paling rentan terkena demam tifoid, walaupun gejala yang dialami anak
lebih ringan dari dewasa. Di hampir semua daerah endemik, insidensi demam tifoid banyak terjadi
pada anak usia 5-19 tahun.
• Perbedaan antara demam tifoid pada anak dan dewasa adalah mortalitas (kematian) demam tifoid
pada anak lebih rendah bila dibandingkan dengan dewasa. Risiko terjadinya komplikasi fatal
terutama dijumpai pada anak besar dengan gejala klinis berat, yang menyerupai kasus dewasa.
Demam tifoid pada anak terbanyak terjadi pada umur 5 tahun atau lebih dan mempunyai gejala
klinis ringan.
• Anak-anak lebih rentan terkena demam tifoid daripada orang dewasa
karena mereka masih sulit dalam menjaga kebersihan. Tifoid masih
banyak terjadi di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Pasalnya, bakteri penyebab tipes lebih mudah berkembang biak di wilayah
dengan sanitasi yang buruk. Menurut data Badan Kesehatan Dunia
(WHO), terdapat sekitar 11 hingga 20 juta kasus demam tifoid per
tahunnya di seluruh dunia.

Pengertian
• Demam Thypoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang
disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh panas
berkepanjangan,ditopang dengan bakteremia tanpa keterlibatan struktur
endotelial atau endokardial dan invasi bakteri sekaligus multiplikasi ke
dalam sel fagosit mononuklear dari limpa,kelenjar limfe usus dan Peyer’s
patch. Terjadinya penularan salmonella typhi sebagian besar melalui
makanan / minuman yang tercemar oleh kuman yang berasal dari
penderita atau pembawa kuman, biasanya keluar bersama-sama dengan
tinja (melalui rute oral fekal = jalur oro-fekal).
Tanda dan gejala
• Demam yang meningkat setiap hari hingga mencapai 39o – 40o celcius
• Sakit kepala
• Lemah dan lelah
• Nyeri otot
• Berkeringat
• Batuk kering
• Kehilangan nafsu makan dan menurunkan berat badan
• Sakit perut
• Diare atau sembelit
• Muncul ruam pada kulit berupa bintik-bintik kecil berwarna merah muda
• Perut yang membengkak
• Jika tidak mendapatkan perawatan yang tepat, Anda akan mengalami kondisi seperti:
• Mengigau
• Berbaring lemah dengan mata setengah tertutup
• Selain itu, komplikasi yang bisa di timbulkan seperti perdarahan pada usus dan
pecahnya usus.
Pengobatan
• Konsumsi obat dari dokter
• Terapi cairan ( dehidrasi )
• Perawatan di Rumah :
Mengonsumsi makanan sehat yang bertekstur lembut dengan gizi seimbang.
Istirahat yang cukup.
Memperbanyak minum air putih, jus buah, atau air kelapa untuk mencegah dehidrasi.
Memastikan makanan yang disajikan telah dicuci dan dimasak dengan baik.
Menjaga kebersihan lingkungan rumah.
Memastikan si kecil selalu rutin mencuci tangan sebelum makan.
Artikel ini dibuat dan diterbitkan oleh Siloam Hospitals, baca selengkapnya di:
*https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/gejala-tifus-pada-anak*Dapatkan informasi atau layanan kesehatan terkini Siloam
Hospitals di:*Instagram*: https://instagram.com/siloamhospitals/*Contact Center*: (021)1-500-181*Siloam-At-Home*:
https://wa.me/628111950181Download aplikasi MySiloam untuk kemudahan pelayanan kesehatan Anda:*IOS*:
https://apple.co/3PYwuZK*Android*: https://bit.ly/SiloamPS
Pencegahan
• Mencuci tangan secara teratur dan menyeluruh dengan sabun dan air yang bersih.
• Makan makanan yang telah dimasak dengan baik dan hindari makanan mentah
atau setengah matang.
• Hindari minum air yang tidak diolah dengan baik, seperti air keran atau air sungai.
Lebih baik memilih air minum yang dikemas dalam botol atau air yang telah
direbus.
• Mencegah penyebaran penyakit dengan menghindari kontak dengan orang yang
terinfeksi.
• Aru W, Sudoyo, dkk ; editor ; Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam; Jilid III,
edisi IV;Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Jakarta : 2007

Anda mungkin juga menyukai