Anda di halaman 1dari 6

NAMA : AINUN PRATIWI

NIM : K021171507

RESUME DIETETIK 1

DIET SALURAN CERNA TYPHOID

 PENGERTIAN DEMAM TYPHOID


Demam Tifoid merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella Typhi,

biasanya melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi Penyakit


demam typoid merupakan penyakit yang berada pada usus halus dandapat
menimbulkan gejala terus menerus, yang ditimbulkan oleh Salmonella
thyposa.Penyakit demam Tifoid ini bisa menyerang saat kuman tersebut
masuk melalui makanan atau minuman, sehingga terjadi infeksi saluran
pencernaan yaitu usus halus. Dan melalui peredaran darah, kuman sampai di
organ tubuh terutama hati dan limpa. Ia kemudian berkembang biak dalam hati
dan limpa yang menyebabkan rasa nyeri saat diraba.
 GEJALA DEMAM TYPHOID
Gejala klinik demam Thyphoid pada anak biasanya memberikan gambaran
klinis yang ringan bahkan dapat tanpa gejala (asimtomatik). Pada umumnya,
masa inkubasi bakteri penyebab tifus adalah 7-14 hari, namun bisa lebih
pendek yaitu sekitar tiga hari, atau lebih panjang hingga 30 hari. Masa ini
dIhitung dari saat bakteri masuk ke dalam tubuh sampai menimbulkan gejala
awal.Secara garis besartanda dan gejala yang ditimbulkan antara lain:

1. Demam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namunmenjelang
malamnya demam tinggi.
2. Lidah kotor. Bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah. Biasanya anak
akan merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau
pedas.
3. Mual Berat sampai muntah. Bakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati
dan limpa, Akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan lambung
sehingga terjadi rasa mual. Dikarenakan mual yang berlebihan, akhirnya
makanan tak bisa masuk secara sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut.
4. Diare atau Mencret. Sifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan
gangguan penyerapan cairan yang akhirnya terjadi diare, namun dalam beberapa
kasus justru terjadi konstipasi (sulit buang air besar). Lemas, pusing, dan sakit
perut. Demam yang tinggi menimbulkan rasa lemas, pusing, dan sakit perut.
Terjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan rasa sakit di perut.

Gejala tifus berkembang dari minggu ke minggu dengan ciri-ciri sebagai berikut:

 Minggu ke-1. Gejala-gejala awal yang patut diperhatikan, khususnya terkait


perkembangan suhu badan penderita adalah:
o Demam yang awalnya tidak tinggi, kemudian meningkat secara
bertahap hingga mencapai 39-40°C. Pada minggu pertama, suhu tubuh
dapat naik atau turun.
o Sakit kepala.
o Lemas dan tidak enak badan.
o Batuk kering.
o Mimisan.
 Minggu ke-2. Jika tidak segera ditangani, pasien akan memasuki stadium
kedua dengan gejala:

o Demam tinggi yang masih berlanjut dan cenderung memburuk di


malam hari, disertai denyut nadi yang lambat.
o Muncul bintik-bintik yang berwarna seperti bunga mawar di daerah
perut dan dada.
o Mengigau.
o Sakit perut.
o Diare atau sembelit parah.
o Tinja umumnya berwarna kehijauan.
o Perut kembungakibat pembengkakan hati dan empedu.
 Minggu ke-3. Suhu tubuh menurun pada akhir minggu ketiga. Jika tidak
ditangani, komplikasi bisa muncul pada tahap ini, berupa:

o Perdarahan pada usus.


o Pecahnya usus.
 Minggu ke-4. Demam tifoid secara berangsur-angsur akan turun. Namun tetap
perlu segera ditangani agar tidak muncul gejala-gejala lain atau menyebabkan
komplikasi yang membahayakan nyawa. Pada sebagian kasus, gejala dapat
kembali muncul dua minggu setelah demam reda.

 FAKTOR RISIKO

1. Sanitasi buruk. Di negara seperti Indonesia, penyebaran bakteri Salmonella


typhii biasanya terjadi melalui konsumsi air yang terkontaminasi tinja yang yang
mengandung bakteri Salmonella typhii, juga dari makanan yang dicuci dengan
menggunakan air yang terkontaminasi. Kondisi ini terutama disebabkan oleh
buruknya sanitasi dan akses air bersih.
2. Bakteri juga dapat menyebar jika orang yang telah terinfeksi tidak mencuci
tangan sebelum menyentuh atau mengolah makanan. Penyebaran bakteri terjadi
ketika ada orang lain yang menyantap makanan yang tersentuh tangan penderita.
3. Mengonsumsi sayur-sayuran yang menggunakan pupuk dari kotoran manusia
yang terinfeksi.
4. Mengonsumsi produk susu yang telah terkontaminasi.
5. Menggunakan toilet yang terkontaminasi bakteri. Anda akan terinfeksi jika
menyentuh mulut sebelum mencuci tangan setelah buang air.
6. Melakukan seks oral dengan pembawa bakteri Salmonella typhii.

 DIET DEMAM TYPHOID


Diet demam thypoid adalah diet yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
makan penderita thypoid dalam bentuk makanan lunak rendah serat.
1. Penderita penyakit demam Tifoid selama menjalani perawatan haruslah
mengikuti petunjuk diet yang dianjurkan oleh dokter untuk di konsumsi, antara
lain:
a. Makanan yang cukup cairan, kalori, vitamin & protein.
b. Tidak mengandung banyak serat.
c. Tidak merangsang dan tidak menimbulkan banyak gas.
d. Makanan lunak diberikan selama istirahat.
Makanan yang dianjurkan antara lain :

1. Sumber karbohidrat : beras dibubur/tim, roti bakar, kentang rebus, krakers,


tepung-tepungan dibubur atau dibuat puding
2. Sumber protein hewani: daging empuk, hati, ayam, ikan direbus, ditumis,
dikukus, diungkep, dipanggang; telur direbus, ditim, diceplok air, didadar,
dicampur dalam makanan dan minuman; susu maksimal 2 gelas per hari
3. Sumber protein nabati : tahu, tempe ditim, direbus, ditumis; pindakas; susu
kedelai
2. Sayuran : sayuran berserat rendah dan sedang seperti kacang panjang,
uncis muda, bayam, labu siam, tomat masak, wortel direbus, dikukus,
ditumis
3. Buah-buahan : semua sari buah; buah segar yang matang (tanpa kulit dan
biji) dan tidak banyak menimbulkan gas seperti pepaya , pisang, jeruk,
alpukat
4. Lemak : margarin, mentega, dan minyak dalam jumlah terbatas untuk
menumis, mengoles dan setup
5. Minuman : teh encer, sirup
6. Bumbu : garam, vetsin, gula, cuka, salam, laos, kunyit, kunci dalam
jumlah tebatas

Makanan yang tidak dianjurkan adalah :

1. Sumber karbohidrat : beras ketan, beras tumbuk/merah, roti whole wheat,


jagung, ubi, singkong, talas, tarcis, dodol dan kue-kue lain yang manis dan
gurih
2. Sumber protein hewani : daging berserat kasar (liat), serta daging, ayam,
ikan diawetkan, telur mata sapi, didadar
3. Sumber protein nabati : Kacang merah serta kacang-kacangan kering
seperti kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, dan kacang tolo
4. Sayuran : sayuran yang berserat tinggi seperti : daun singkong, daun katuk,
daun pepaya, daun dan buah melinjo, oyong, apre serta semua sayuran
yang dimakan mentah
5. Buah-buahan : buah-buahan yang dimakan dengan kulit seperti apel,
jambu biji, pir, serta jeruk yang dimakan dengan kulit ari; buah yang
menimbulkan gas seperti durian dan nangka
6. Lemak : minyak untuk menggoreng, lemak hewani, kelapa dan santan
7. Minuman : kopi dan teh kental; minuman yang mengandung soda dan
alkohol
8. Bumbu : cabe dan merica

Diet Modifikasi Harus Memberikan semua nutrisi penting

Energi
Dianjurkan untuk meningkatkan asupan energi dengan 10-20% karena
kenaikan suhu tubuh. Awalnya, selama tahap akut, pasien mungkin dapat
hanya mengkonsumsi 600-1200kcal/day, tetapi asupan energi harus
berangsur-angsur meningkat dengan pemulihan dan toleransi
ditingkatkan.

Protein
Kebutuhan protein lebih terkait dengan keparahan dan durasi infeksi
daripada ketinggian demam. Karena ada kerusakan jaringan yang
berlebihan, asupan protein harus ditingkatkan untuk 1,5 sampai 2gm
protein / kg / berat badan / hari. Untuk meminimalkan kehilangan
jaringan, makanan protein nilai biologis tinggi seperti susu dan telur harus
digunakan secara bebas karena mereka yang paling mudah dicerna dan
diserap. Untuk mencapai hal ini, makan secara teratur harus ditambah
dengan minuman protein tinggi.

Karbohidrat
Asupan karbohidrat liberal disarankan untuk mengisi toko glikogen
habis tubuh. Mudah dicerna, karbohidrat juga dimasak seperti pati
sederhana, glukosa, madu, gula tebu dll harus dimasukkan karena mereka
memerlukan pencernaan lebih sedikit dan berasimilasi dengan baik.

Diet Serat
Sebagai gejala tipus termasuk diare dan lesi di saluran usus, segala
bentuk iritasi harus dihilangkan dari diet. Semua serat, kasar
menjengkelkan harus, karena itu akan dihindari dalam diet, karena
merupakan iritan mekanik.

Lemak
Karena adanya diare, emulsi lemak bentuk seperti krim, mentega, susu,
kuning telur, harus dimasukkan dalam diet, karena mereka mudah dicerna.
Makanan yang digoreng yang sulit untuk dicerna harus dihindari.

Mineral
Karena hilangnya elektrolit yang berlebihan seperti sup natrium, kalium
dan klorida asin, kaldu, jus buah, susu harus dimasukkan untuk
mengkompensasi hilangnya elektrolit. Suplemen zat besi harus diberikan
untuk mencegah anemia.

Vitamin
Karena infeksi dan demam resultants, ada kebutuhan untuk
meningkatkan asupan Vitamin A dan C.

Cairan
Dalam rangka untuk mengkompensasi kerugian melalui kulit dan
keringat dan juga untuk memastikan volume yang memadai urin untuk
mengeluarkan limbah, asupan cairan liberal sangat penting dalam bentuk
minuman, sup, jus, air biasa dll
Jadi energi yang tinggi, protein tinggi, diet cairan penuh dianjurkan di
awal dan segera setelah demam turun, serat, hambar rendah, diet lunak
harus diberikan kepada pasien.

Anda mungkin juga menyukai