PERTUSIS
KELOMPOK II
1. Maria D. S. Balun
2. Stefanie G. Bale
3. Yero Benu
PERTUSIS
Istilah Pertusis (batuk kuat) pertama
kali digunakan oleh Sydenham pada
tahun 1670. Pertusis (batuk rejan)
disebut juga whooping cough, tussis
quinta, violent cough, dan di Cina
disebut batuk seratus hari.
Umur
Jenis Kelamin
Keadaan Imunitas
Status Gizi
LANJUTAN...
Umur:
• Pertusis dapat mengenai semua golongan umur dengan
kasus terbanyak terdapat pada umur 1-5 tahun.
• Penderita pertusis termuda pada umur 16 hari. Hal ini
disebabkan karena pada umur 16 hari penderita belum
mendapatkan vaksin DPT sehingga belum mempunyai
kekebalan yang cukup terhadap penyakit pertusis.
Dapat dilihat bahwa jadwal untuk imunisasi DPT rutin
pada anak, dianjurkan pemberian 5 dosis pada umur 2,
4, 6, 15-18 bulan, dan umur 4 sampai 6 tahun atau saat
masuk sekolah. Dosis ke-4 haruslah diberikan
sekurang-kurangnya 6 bulan setelah dosis ke-3.
Sedangkan, pada umur 16 hari belum mencapai umur
yang seharusnya untuk mendapatkan vaksin DPT yang
pertama yaitu 2 bulan.
LANJUTAN...
Jenis kelamin:
Pertusis lebih banyak dialami oleh laki-laki daripada perempuan.
Hal ini disebabkan karena laki-laki lebih banyak beraktivitas di
luar rumah dibandingkan dengan perempuan sehingga
menyebabkan laki-laki lebih mudah mendapatkan infeksi
pertusis dan tingkat imunitas perempuan lebih tinggi
dibandingkan laki-laki karena kromosom X yang dimiliki oleh
perempuan. Perempuan lebih kuat karena microRNA, atau lebih
dikenal dengan RNA yang terkandung dalam kromosom yang
berfungsi sebagai penguat sistem imun. Berdasarkan sebuah
studi yang baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal BioEssays,
dikatakan bahwa microRNA memiliki efek kekebalan
menonaktifkan pada kromosom X laki-laki. Ini berarti bahwa
laki-laki hanya memiliki satu kromosom X, yang merupakan
kerugian bagi mereka. Sementara wanita memiliki dua
kromosom X, yang berarti bahwa mereka masih memiliki satu
lagi bila satu kromosom dinonaktifkan serta perempuan juga
memiliki hormon estrogen yang diperkaya dengan enzim
bernama Caspase-12 yang bisa membantu imunitas.
LANJUTAN...
Imunitas:
• Belum cukup terlindungi dengan imunisasi.
• Kekebalan tubuh terhadap pertusis yang mulai
menghilang karena vaksinasi tidak memberikan
imunitas seumur hidup terhadap reinfeksi atau
penyakit dimana proteksi terhadap pertusis mulai
berkurang 3-5 tahun sesudah vaksinasi dan tidak
dapat terukur sesudah 12 tahun.
• Tidak mendapatkan kekebalan pasif dari ibunya
berupa ASI ekslusif.
Status gizi:
Memiliki status gizi yang buruk.
LANJUTAN...
AGENT/PENYEBAB
• Adalah suatu substansi tertentu yang keberadaannya
atau ketidakberadaannya diikuti kontak efektif pada
manusia dapat menimbulkan penyakit atau
mempengaruhi perjalanan suatu penyakit.
• Agent : Bordetella pertussis atau Haemophilus
pertussis.
• Termasuk dalam agent biologi karena agent tersebut
adalah bakteri yang tergolong makhluk hidup.
ENVIRONMENT/LINGKUNGAN
• Adalah segala sesuatu yang berada di sekitar
manusia yang mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan manusia.
• Environment : lingkungan yang padat
penduduknya.
endemi
k
DETERMINASI EPIDEMIOLOGI PERTUSIS
dengan
siklus
3-4
tahun
antara DISTRIBUSI
juli
sampai •Tersebar di
oktobe
r
WA seluruh
dunia, di
tempat-
TE
sesuda
h KT tempat yang
padat
penduduknya
MP
akumul
U AT
dan dapat
berupa
asi endemik
dengan pada anak.
•Biasanya
kelomp mewabah di
ok negara-
yang negara
berkembang
rentan. dan maju,
Hal ini dimana
disebab cakupan
vaksin
kan rendah dan
karena vaksin yang
digunakan
bakteri kurang
Bordete berpotensi.
lla
melalui kontak
langsung atau melalui
droplet
pertusis pada
penderita
saat
LANJUTAN...
batuk, bersin dan
meludah yang dihirup
oleh orang yang sehat
dan kekebalan
ORANG
tubuhnya rendah.
Penderita pertusis
paling menular ketika
tahap-tahap awal
gejala sampai 2 minggu
setelah mulai batuk.
• Pertusis dapat
mengenai semua
golongan umur dengan
kasus terbanyak
terdapat pada umur 1-5
tahun. Penderita
pertusis termuda pada
umur 16 hari. Hal ini
disebabkan karena
pada umur 16 hari
penderita belum
mendapatkan vaksin
DPT sehingga belum
mempunyai kekebalan
yang cukup terhadap
penyakit pertusis.
imunitas perempuan
lebih tinggi
dibandingkan
laki
laki-
karena
LANJUTAN...
kromosom X yang
dimiliki
perempuan.
oleh
ORANG
Perempuan lebih kuat
karena microRNA,
atau lebih dikenal
dengan RNA yang
terkandung dalam
kromosom yang
berfungsi sebagai
penguat sistem imun.
Berdasarkan sebuah
studi yang baru-baru
ini diterbitkan dalam
jurnal BioEssays,
dikatakan bahwa
microRNA memiliki
efek kekebalan
menonaktifkan pada
kromosom X laki-laki.
Ini berarti bahwa
laki-laki hanya
memiliki satu
kromosom X, yang
LANJUTAN...
FREKUENSI
Di Provinsi Nusa Tenggara Timur, kasus pertusis mulai dari tahun 2009
sampai dengan 2012 yakni sebanyak 42 kasus. Kasus tersebut hanya
terjadi pada tahun 2010 khususnya di Kabupaten Sumba Timur (17 kasus)
dan Flores Timur (25 kasus) (Dinkes Provinsi NTT, 2009-2012). Hal ini
disebabkan karena kondisi lingkungan di Kabupaten Sumba Timur dan
Kabupaten Flores Timur mendukung perkembangan bakteri Bordetella
pertussis, standar kemanjuran dan keamanan dari vaksin yang diperoleh
di Kabupaten Sumba Timur dan Kabupaten Flores Timur tidak terpenuhi,
serta berpindahnya seseorang yang menderita pertusis ke Kabupaten
Sumba Timur dan Kabupaten Flores Timur tersebut sehingga dapat
meningkatkan frekuensi terjadinya penularan pertusis.
LANJUTAN...
DETERMINAN
Tidak mendapatkan
imunisasi dasar lengkap
Mengalami penurunan
daya imunitas
LANJUTAN...
Karantina: kasus kontak erat terhadap kasus yang berusia <7 tahun, tidak
diimunisasi, atau imunisasi tidak lengkap, tidak boleh berada di tempat
publik selama 14 hari atau setidaknya mendapat antibiotik selama 5 hari
dari 14 hari pemberian secara lengkap.