Anda di halaman 1dari 9

Maqashid

Syariah

Nidaul Husnia (220503110116)

Kelompok 2: Zahro Nur Latifah (220503110117)

Muhammad Kifah Abdan Syakuro (220503110131)


Pengertian
Maqashid Syariah terdiri dari dua kata, yaitu Maqashid dan Syariah.
Maqashid sendiri merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal
Maqshad dan Imaqshad, keduanya berupa masdar mimi yang punya
bentuk fi’il madhi Qashada. Secara bahasa Maqshad berarti tujuan
atau target. Sedangkan Kata syariah secara bahasa bisa kita awali
dari kamus-kamus bahasa arab bermakna Ad-Din, Al-Millah, Al-
Minhaj, At-Thariqah, dan As-Sunnah.

Secara umum Maqashid Syariah adalah tujuan-tujuan syariat dalam


setiap hukum yang telah ditetapkan oleh Allah.
Pengertian menurut
para ahli
• ‘Allal Al-Fasi
Menurut ‘Allal Al-Fasi Maqashid syariah adalah tujuan syariah dan rahasia yang
ditetapkan oleh Syari yaitu Allah SWT pada setiap hukum dari hukum-hukumnya.
• Ar-Raisuni
Menurut Ar-Raisuni Maqashid Syariah adalah tujuan yang ingin dicapai oleh
syariat agar kemashlahatan manusia bisa terwujud. Secara umum, maqashid
syariah memiliki tujuan untuk kebaikan atau kemaslahatan umat manusia. Tujuan
ini sejalan dengan tujuan dari hukum Allah yaitu kebaikan.
• Wahbah Az-Zuhaili
Menurut Wahbah Az-Zuhaili Maqashid Syariah adalah Makna-makna serta
sasaran-sasaran yang disimpulkan pada semua hukum atau pada kebanyakannya,
atau tujuan dari syariat serta rahasia-rahasia yang ditetapkan Syari‟ (Allah SWT)
pada setiap hukum dari hukum-hukumnya.
Dasar Maqashid
Syariah
Hifdz Ad-Din
(menjaga agama)
Hifdz An-Nafs
(menjaga jiwa)

Menjaga agama dengan tekun melakukan ibadah serta menjaga jiwa juga menjadi salah satu dasar Maqashid
menjaga keutuhan dan kemuliaan agama islam Syariah. Jiwa disini termasuk nyawa manusia. Karena
merupakan hal penting yang harus dilakukan bagi setiap semua manusia berhak mendapatkan hak atas nyawanya
muslim. masing-masing.
seperti pada surat Al-Maidah ayat 32 yang artinya: “Oleh karena
Seperti sabda Rasulullah SAW: itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa:
‫الصَّــالُة ِع ـَم ــاُد الـِّدْيِن َفـَم ْن أَقاَم ـَها َفـَقـْد أَقاَم الـِّدْيَن َو َم ـْن َتَر َك ــَها َفـَقـْد َهـَد َم‬ barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena
‫الـِّدْيَن‬ orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat
Artinya: ”Shalat adalah tiang agama. Barang siapa kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh
mendirikan shalat, maka ia menegakkan agama, dan manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara
barang siapa meninggalkan shalat, maka ia merobohkan kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah
agama.“ memelihara kehidupan manusia semuanya.
Dasar Maqashid
Syariah
Hifdz Al-Mal
(menjaga harta)
Hifdz An-Nasl
(menjaga keturunan)

Menjaga harta adalah dengan memastikan bahwa harta yang Menjaga keturunan merupakan keberlangsungan suatu
kamu miliki tidak bersumber dari yang haram. Serta memastikan generasi manusia, untuk mencegahnya dari kepunahan,
bahwa harta tersebut didapatkan dengan jalan yang diridhai dengan upaya-upaya yang mengacu pada kebaikan di dunia
Allah bukan dengan cara bathil. dan akhirat. Serta menciptakan generasi-geenrasi baru yang
sebagaimana difirmankan Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 188 baik bagi agama dan negara.
yang artinya:
“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian
yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan
(janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim,
supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda
orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu
mengetahui”
Dasar Maqashid
Syariah Hifdz Al-Aql
(menjaga akal)

Akal merupakan sumber hikmah (pengetahuan), sinar hidayah, Cahaya mata hati, dan media
kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat. Sehngga akal juga termasuk salah satu yang harus dijaga

Seperti yang telah dijelaskan dalam surat Al-Imran ayat 190-191 yang artinya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-
tanda bagi orang-orang yang berakal.” (Al-Imron: 190)
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
(Al-Imron: 191)
Macam-
Macam
Maqashid
Tujuan syari dalam mensyariatkan ketentuan hukum kepada orang-
orang mukalaf adalah dalam upaya mewujudkan kebaikankebaikan
bagi kehidupan mereka, melalui ketentuan-ketentuan yang daruriy,

Syariah
hajiy, dan tahsiniy.

1 2 3 4
Al-maqasyid ad- Al-maqasyid ghairu Al-maqasyid al- Al-maqasyid at-
daruriyat dharuriyat hajiyyat tahsiniyyat,
Metode Syariah dalam
Maqashid Syariah
Pengetahuan tentang Maqashid Syariah, seperti ditegaskan oleh Abd al-Wahhab Khallaf adalah hal sangat penting
yang dapat dijadikan alat bantu untuk memahami redaksi Al-Quran dan As-Sunnah untuk menyelesaikan dalil-dalil
yang bertentangan dan yang sangat penting lagi adalah untuk menetapkan hukum terhadap kasus yang tidak
tertampung oleh Al-Quran dan As-Sunnah secara kajian kebahasaan. Beberapa metode pengembangan hukum Islam
yang didasarkan atas Maqashid Syari’ah adalah metode istinbat, seperti qiyas, istihsan, dan maslahah mursalah.

penetapan suatu hukum dan perkara baru yang belum ada pada masa sebelumnya namun
Qiyas memiliki kesamaan dalam sebab, manfaat, bahaya dan berbagai aspek dengan perkara terdahulu
sehingga dihukumi sama
Istihsan adalah berpaling dari kehendak qiyas kepada qiyas yang lebih kuat atau pengkhususan qi
Istihsan karena ada dalil yang lebih kuat daripadanya
Istislah (maslahah Hukum yang ditetapkan karena adanya maslahat yang masuk dalam maqashid syariah tetapi
mursalah) tidak ditemukan nash syara’ yang memperhatikan bentuk dan macamnya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai