Anda di halaman 1dari 44

Oleh:

Sri Nurhayati / Wasilah


 Bahasa : ”tunduk dan patuh”
 Terminologi:

“Islam adalah bahwasanya engkau bersaksi


bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain
Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad
adalah utusan Allah, engkau menegakkan
shalat, menunaikan zakat, melaksanakan
shaum Ramadhan, dan menunaikan ibadah
haji ke Baitullah -- jika engkau
berkemampuan melaksanakannya.” (HR
Muslim)
 tunduk serta patuh (aslama)
 pasrah berserah diri (sallama)
 tangga/derajat (sullam)
 kedamaian (siliim)
 kesejahteraan, kebahagiaan dan keselamatan

(salaama).
sebuah pedoman hidup dan berkehidupan
yang dikeluarkan langsung oleh Allah SWT,
Pencipta, Pemilik, Pemelihara, dan Penguasa
tunggal alam semesta, agar manusia tunduk,
patuh, dan pasrah kepada ketentuan-NYA
agar dapat meraih derajat kehidupan lebih
tinggi yaitu kedamaian, kesejahteraan dan
keselamatan baik di dunia maupun di akhirat.
 Manusia adalah makhluk yang lemah, bodoh,
dan fakir (QS 4: 28, QS 33: 72, dan QS 35: 15).

Manusia adalah makhluk yang dimuliakan


oleh Allah SWT karena mempunyai ruh dan
keistimewaan berupa akal serta diberi tugas
oleh Allah SWT untuk menjalankan peran
sebagai khalifah/wakil Allah di bumi untuk
mengatur alam dan seisinya, sesuai
ketentuan Allah SWT. (QS 32: 9, QS 17: 70,
dan QS 2: 30)
 AQIDAH  RUKUN IMAN
 SYARIAH  RUKUN ISLAM
 AKHLAQ  PERILAKU
SYARIAH

SYARIAH
AKHLAQ

AQIDAH SYARIAH

SYARIAH
 menurut bahasa Arab ‘aqad’, berarti ikatan
 menurut istilah, aqidah adalah perjanjian

yang teguh dan kuat terpatri dalam hati dan


tertanam di dalam lubuk hati yang paling
dalam.
 Jadi, akidah ini bagaikan ikatan perjanjian

yang kokoh yang tertanam jauh di dalam


lubuk hati sanubari manusia.
“Dia telah mensyariatkan bagi kamu dalam
agama, apa yang telah diwasiatkan-NYA
kepada Nuh dan apa yang telah kami
wahyukan kepadamu, dan apa yang telah
kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan
Isa, yaitu: tegakkanlah agama dan
janganlah kamu berpecah-belah
tentangnya..............”( QS 42:13)

atau beberapa ayat lain seperti pada


QS 2: 136, dan QS 3: 84
 Iman kepada Allah SWT
 Iman kepada para Malaikat
 Iman kepada kitab-kitab
 Iman kepada para Nabi dan Rasul
 Iman kepada hari akhir
 Iman kepada qadha dan qadar
 Mu’min menerima dan meyakini rukun iman yang
enam dengan tulus dan jujur sepenuh hatinya (QS 2:
1-5)
 Kafir  menolak rukun iman secara terbuka dan
terang-terangan. (QS 2: 6-7)
 Munafik  berpura-pura menerima aqidah Islam,
mereka menolak atau tidak mempercayai aqidah
Islam. (QS 2: 8-10)
 Musyrik menyekutukan Allah SWT dengan
sembahan-sembahan atau tandingan-tandingan lain.
(QS 2: 165, QS 10:18)
 Murtad semula beriman kepada Allah SWT,
kemudian berbalik menjadi kafir. (QS 4:137)
 menurut bahasa Arab : jalan yang ditempuh
atau garis yang seharusnya dilalui.
 menurut terminologi : pokok-pokok aturan

hukum yang digariskan oleh Allah SWT untuk


dipatuhi dan dilalui oleh seorang muslim
dalam menjalani segala aktifitas hidupnya
(ibadah) di dunia.
 Ketentuan syariah bersifat komprehensif
dan universal
 Komprehensif yaitu: mencakup seluruh

kehidupan manusia dengan Allah SWT.


 Universal yaitu : dapat diterapkan bagi

semua manusia dalam setiap waktu dan


keadaan.
 Hukum asal ibadah mahdhah adalah segala
sesuatu dilarang untuk dikerjakan, kecuali
yang dibolehkan dalam Al-Qur’an atau
dicontohkan Nabi Muhammad melalui As-
Sunnah.
 Hukum asal ibadah muamalah adalah segala
sesuatu dibolehkan, kecuali ada larangan
dalam Al-Qur’an atau As-Sunnah.
 Hukum keluarga (ahwalus syakhsiyah)
 Hukum privat (ahkamul madaniyah)
 Hukum pidana (ahkamul jinaiyah)
 Hukum perundang-undangan (ahkamul
dusturiyah)
 Hukum internasional (ahkamul dauliyah)
 Hukum ekonomi dan keuangan (ahkamul
iqtishadiyah maliyah)
ISLAM

AQIDAH SYARIAH AKHLAQ

MUAMALAH IBADAH

SPECIAL RIGHTS PUBLIC RIGHTS

CRIMINAL LAWS CIVIL LAWS INTERIOR AFFAIRS EXTERIOR AFFAIRS

INTERNATIONAL
ADMINISTRATIVE ECONOMY CONSTITUENCY
RELATION

FINANCE

LEASING INSURANCE BANKING MORTGAGE VENTURE CAP


 Akhlaq sering juga disebut sebagai ihsan
(dari kata Arab ‘hasan’, yang berarti baik).
 menurut Nabi SAW : “Ihsan adalah engkau

beribadat kepada Tuhanmu seolah-olah


engkau melihat-Nya sendiri, kalaupun
engkau tidak melihat-Nya, maka Ia
melihatmu.” (HR.Muslim).
Mengatur hubungan antara manusia dengan:
 Allah SWT dan Rasul SAW
 Diri Sendiri
 Sesama Manusia
 Alam
 ”Katakanlah: Jika kamu mencintai Allah,
ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosamu, Allah maha
pengampun lagi maha penyayang.
 ”Katakanlah: ”Taatilah Allah dan RasulNya jika

kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah


tidak menyukai orang yang berbuat zalim”
(QS. 3: 31-32 )
 ”Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan
ruku’lah berserta orang-orang yang ruku’”
 ”Mengapa kamu suruh orang lain kebaktian,

sedang kamu melupakan dirimu sendiri


padahal kamu membaca Al Kitab? Maka
tidaklah kamu berpikir”
(QS 2:43-44)
 ”Hai anakku dirikanlah shalat dan suruhlah
orang mengerjakan yang baik, dan cegahlah
dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpamu.
Sesungguhnya yang demikian itu termasuk
hal-hal yang diwajibkan.
 ” Dan janganlah kamu memalingkan muka
dari manusia, dan janganlah kamu berjalan
dimuka bumi dengan angkuh, sesungguh nya
Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong lagi membanggakan diri” QS 2:83
dan QS 31:17-19:
”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada
malaikat: Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi,
Mereka berkata: mengapa Engkau hendak
menjadikan di bumi orang yang akan berbuat
kerusakan padanya dan menumpahkan
darah.......” (QS 2:30)
1. WAJIB  WAJIB ‘AIN & KIFAYAH
2. SUNNAH  QS : 2: 282
3. MUBAH  QS 2: 173
4. MAKRUH  HR Bukhari Muslim
5. HARAM  QS 17:32
 Penyucian Jiwa: agar manusia menjadi
sumber kebaikan
 Menegakkan Keadilan Dalam Masyarakat
 Mewujudkan Kemashlahatan Manusia disebut

juga Maqashidus Syariah (Tujuan Syariah)


yang meliputi pemeliharaan terhadap:
agama, jiwa, harta, akal dan keturunan
 secara istilah disebut juga hukum syara’ adalah
hukum Allah yang mengatur perbuatan manusia
yang didalamnya mengandung tuntunan untuk
dikerjakan oleh para mukallaf atau
ditinggalkannya atau yang mengandung pilihan
antara dikerjakan dan ditinggalkannya.
 Hukum syara’ hanya dapat diambil dari sumber-

sumber hukum Islam, yaitu Al Qur’an, As


Sunnah, ijma’ sahabat nabi, dan qiyas
Maqashidus Syariah

Memelihara Memelihara Memelihara Memelihara Memelihara


Harta Akal Keturunan Jiwa Agama

Secara Filosofi , Seluruh kegiatan


harus Sesuai Dengan Maqashidus
Syariah

Hak
Muamalah Ibadah Hak Umum Ekonomi
Khusus
Maqashidus Syariah

Memelihara Memelihara Memelihara Memelihara Memelihara


Harta Akal Keturunan Jiwa Agama

Secara Filosofi , Seluruh kegiatan


Sesuai Dengan Maqashidus
Syariah

Yang Harus Dihindari

Gharar Maisir Riba Risywah Dzulmun


 Untuk memelihara agamanya, Allah mewajibkan
manusia untuk shalat, zakat, puasa, haji.
 Apabila manusia tidak melakukan peribadatan
tersebut maka di mata Allah ia akan
mendapatkan dosa karena tidak menjalankan
apa yang diperintahkannya.
 “ Tidak ada paksaan untuk memasuki agama
Islam; sesungguhnya telah jelas yang benar
daripada jalan yang salah” (2:256)
 Memelihara jiwa ialah memelihara hak untuk
hidup secara terhormat agar manusia terhindar
dari pembunuhan, penganiayaan baik fisik
maupun psikis, fitnah, caci maki dan perbuatan
lainnya.
 Balasan perbuatan jahat adalah kejahatan yang

seimbang dengannya. Barang siapa yang


memaafkan dan berlaku damai, pahalanya ada
di tangan Allah. (Q.S 42: 40)
 Menjaga akal bertujuan agar tidak terkena
kerusakan yang dapat mengakibatkan seseorang
menjadi tak berguna lagi di masyarakat sehingga
dapat menjadi sumber keburukan.
 Akal merupakan salah satu unsur yang
membedakan manusia dengan binatang. Namun
demikian, Al-Quran juga mengingatkan bahwa
manusia dapat menjadi lebih hina daripada
hewan bila tidak memiliki moral.
 Memelihara keturunan adalah memelihara
kelestarian manusia dan membina sikap mental
generasi penerus agar terjalin rasa
persahabatan dan persatuan diantara sesama
umat manusia.
 Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan

pernikahan yang sah, sesuai dengan ketentuan


syariah, sehingga dapat terbentuk keluarga
yang tentram dan saling menyayangi.
 Menjaga harta, bertujuan agar harta yang dimiliki oleh
manusia diperoleh dan digunakan sesuai dengan
syariah. Aturan syariah mengatur proses perolehan dan
pengeluaran harta. Dalam memperoleh harta harus
bebas dari riba, judi, menipu, merampok, mencuri dan
tindakan lainnya yang dapat merugikan orang lain
 “Hai orang orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil,
kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan
suka sama suka diantara kamu dan janganlah
membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah maha
penyayang kepadamu” (QS 4 : 29)
 Al-Quran
 Al-Quran adalah kalam Allah ( Qs 53:4)

dalam bahasa arab , sebagai sebuah


mukjizat yang diturunkan kepada nabi
Muhammad SAW melalui utusan Allah
malaikat jibril a.s untuk digunakan sebagai
pedoman hidup manusia dalam menggapai
kebahagiaan hidup didunia dan akhirat.
 Kalam adalah sarana (wasilah) untuk
menerangkan sesuatu berupa ilmu
pengetahuan, nasehat atau berbagai
kehendak, lalu memberikan perkara itu
kepada orang lain
 Alasan Al-Quran diturunkan secara
berangsur-angsur :
 1. Untuk menguatkan hati
 2.Untuk menartilkan (membaca dengan

benar dan pelan ) Qs 75:16-19


 1. Keindahan seni bahasa Al-Quran ( Qs
17:88)
 2. Kebenaran pemberitaan Al-Quran (Qs

14:9)
 3. Pemberitaan Al-Quran tentang hal-hal

yang akan terjadi pada masa datang (


Qs 30:1-5)
 4. Kandungan Al-Quran banyak memuat

informasi tentang ilmu pengetahuan


(Qs 21:30 dan Qs 23:12-14)
 1. Al-Quran sebagai pedoman hidup (Qs
45:20)
 2. Al-Quran sebagai rahmat bagi alam

semesta (Qs 10:57, dan Qs 17:82 )


 3. Al-Quran sebagai cahaya petunjuk (Qs

42:52, dan Qs 2:2-185)


 4. Al-Quran sebagai peringatan (Qs 18:2)
 5. Al-Quran sebagai penerang dan

Pembeda (Qs 2:185, Qs 3:138, Qs 36:69)


 6. Al-Quran Sebagai pelajaran (Qs 10:57
dan Qs 69:52)
 7. Al-Quran sebagai sumber ilmu (Qs

96:1-5)
 8. Al-Quran sebagai hukum (Qs 13:37)
 9. Al-Quran sebagai obat sakit jiwa (Qs

10:57)
 10. Al-Quran sebagai pemberi kabar

gembira ( Qs 16:102)
 11. Al-Quran sebagai pedoman pencatatan

(Qs 2:282-283)
 Ialah ucapan (qauliyah), perbuatan (fi’liyah), serta
ketetapan-ketetapan (taqririyah) Nabi Muhammad
SAW yang merupakan sumber hukum islam kedua
setelah Al-Quran.
 Salah satu contoh ucapan Nabi Muhammad SAW yg
dijadikan sumber hukum Islam adalah sabda beliau
yg memerintahkan untuk memulai puasa Ramadan
ketika masuk tgl 1 Ramadan dan berhenti puasa
(berbuka/lebaran) pada tgl 1 Syawal
 Contoh hukum Islam yg merujuk kepada Perbuatan
Nabi Muhammad SAW adalah praktik sholat dan haji
sebagaimana dicontohkan oleh Beliau. Dihadapan
para sahabat Rosul menyatakan “Lakukanlah shalat
persis sebagaimana kalian melihatkumengerjakan
shalat”
 Contoh ketetapan Nabi Muhammad SAW yg
dijadikan sumber hukum Islam adalah pembenaran
oleh Rasul terhadap tindakan salah seorang
sahabat yang bertayamum, karena tidak
menemukan air untuk mengerjakan shalat
kemudian menemukannya setelah shalat.
 Sebuah hadis mengandung 3 elemen yaitu rawi,
sanad dan matan. Rawi adalah orang yg
menyampaikan atau menuliskan hadis yg
didengarnya dari seseorang atau dari gurunya,
Sanad adalah urutan para rawi yg menyampaikan
hadis, mereka yg menghantarkan kita sampai
kepada matan atau teks hadis
 Menguatkan Hukum yg telah ditetapkan
dalam Al-Quran
 Memberikan keterangan ayat-ayat Al-Quran

dan menjelaskan rincian ayat-ayat yg bersifat


umum. Misalkan Al-Quran memerintahkan
menjalankan shalat,membayar zakat,
melakukan puasa dan menunaikan ibadah
haji namun Al-Quran tidak menerangkan
bagaimana cara melaksanaknnya. Kemudian
Rosulullah SAW menerangkan waktu-waktu
shalat, jumlah rakaatnya, syarat-syarat dan
rukun-rukunnya dan mempraktikan shalat
 Membatasi kemutlakannya. Firman Allah SWT
(QS 4:2) “...sesudah dipenuhi wasiat yang
dibuatnya atau sudah dibayar hutangnya”
kemudian Rosulullah memberikan batasan
maksimal wasiat “.....Sepertiga itu adalah
banyak dan besar. Sebab, jika kamu
meninggalkan ahli warismu dalam keadaan
kecukupan adalah lebih baik daripada jika
kamu meninggalkan mereka dalam keadaan
miskin yang meminta-minta kepada orang
banyak.” ( HR Bukhari Muslim)
 Menakhsiskan/mengkhususkan

keumumannya. Firman Allah SWT (QS 5:3)


 “Diharamkan bagi kamu (memakan) bangkai, darah
dan daging babi, dan daging hewan yg disembelih
bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang
dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang
diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
sembelih. Dan (diharamkan pula) yang disembelih
untuk berhala.” Kemudian Rosulullah SAW
menghususkannya dengan memberikan
pengecualian kepada bangkai ikan laut, belalang,
hati dan limpa dalam sabdanya “ Dihalalkan bagi
kami 2 macam bangkai dan 2 macam darah. Dua
macam bangkai itu ialah bangkai ikan air dan
belalang. Sedangkan 2 macam darah itu ialah hati
dan limpa.”
 Menciptakan hukum baru yang tidak ada di
dalam Al-Quran, contoh : “ Rosulullah SAW
melarang memakan setiap binatang yang
bertaring dari golongan binatang buas dan
setiap binatang yang berkuku kuat dari
golongan burung.” (HR. Muslim)

Anda mungkin juga menyukai