Anda di halaman 1dari 8

AKHLAK BERMASYARAKAT DAN BERNEGARA DALAM ISLAM

1Fakhriyah Fatimiyah, 2Muh. Ilham Syamsuddin, 3An-nisa Nur Fradillah

Prodi Kesehatan Masyarakat

Universitas Islam Alauddin Makassar

ABSTRAK

Artikel ini bertujuan untuk menjadi pedoman bagi masyarakat secara keseluruhan tentang

bagaimana bersikap dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam dalam bermasyarakat, dan

bernegara. Hal ini dinilai sangat penting dengan melihat banyaknya fenomena dan kasus dimana

pemahaman dan kesadaran warga negara yang harus memiliki moralitas dalam menjalankan segala

tindakan yang bertanggung jawab atas kebaikan dan pembangunan negara semakin memudar.

Pesatnya arus modernisasi dan globalisasi turut menyebabkan melemahnya kesadaran masyarakat

untuk menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pedoman perilaku. Keutuhan

dan persatuan etnis apalagi bangsa kita adalah bangsa yang sangat beragam dalam segala aspek

agama, ras, suku, budaya, dan antar golongan.

Keyword: Akhlak, Bermasyarakat, Bernegara, Islam

1
A. PENDAHULUAN

Dalam persoalan Akhlak, manusia sebagai makhluk berakhlak berkewajiban

menunaikan dan menjaga akhlak yang baik serta menjauhi dan meninggalkan akhlak yang

buruk. Akhlak merupakan dimensi nilai dari Syariat Islam. Kualitas keberagaman justru

ditentukan oleh nilai akhlak. Jika syariat berbicara tentang syarat rukun, sah atau tidak sah,

maka akhlak menekankan pada kualitas dari perbuatan, misalnya beramal dilihat dari

keikhlasannya, shalat dilihat dari kekhusu’annya, berjuang dilihat dari kesabarannya, haji

dari kemabrurannya, ilmu dilihat dari konsistensinya dengan perbuatan, harta dilihat dari

aspek mana dari mana dan untuk apa, jabatan dilihat dari ukuran apa yang telah diberikan,

bukan apa yang diterima.

Dengan demikian, dikarenakan akhlak merupakan dimensi nilai dari Syariat Islam,

maka Islam sebagai agama yang bisa dilihat dari berbagai dimensi, sebagai keyakinan,

sebagai ajaran dan sebagai aturan. Agama Islam sebagai aturan atau sebagai hukum

dimaksud untuk mengatur tata kehidupan manusia. Sebagai aturan, agama atau sebagai

hukum dimaksud untuk mengatur tata kehidupan manusia. Sebagai aturan, agama berisi

perintah dan larangan, ada perintah keras (wajib) dan larangn keras (haram), ada juga

perintah anjuran (sunat) dan larangan anjuran (makruh).

Dalam kehidupan bertetangga, bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara kita

sebagai umat yang senantiasa bersosialisasi, berinteraksi dengan yang lainnya, khususnya

umat muslim, sudah sepantasnya kita menampilkan akhlak mulia yang telah dicontohkan

oleh Rasulullah saw dan para sahabat beliau yang diridhoi oleh Allah SWT.

Berperilaku/berakhlak mulia di dalam bertetangga sangat perlu untuk direalisasikan dalam

kehidupan sehari-hari.

2
B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Akhlak

Secara etimologis (lugbatan), akhlaq dalam Bahasa Arab adalah bentuk jamak dari

khuluq yang berarti budi pekerti, perangai tingkah laku atau tabiat. Berakar dari kata

khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata Khaliq ”Pencipta”, makhluk (yang

diciptakan) dan khalq (penciptaan). Dengan asal tersebut maka definisi akhlaq adalah tata

perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya.

Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu

keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Kesamaan akar kata

diatas mengisyaratkan bahwa dalam akhlak tercakup pengertian terciptanya keperpaduan

antara kehendak Khaliq (Tuhan) dengan perilaku makhluk (manusia).

2. Akhlak Dalam Bermasyarakat

Akhlak kepada masyarakat adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang

dilakukan secara spontan tanpa pertimbangan terlebih dahulu dalam lingkungan atau

kehidupaan.

Kita harus memperhatikan saudara (kaum muslim semuanya) dan juga tetangga

kita. Tetangga selalu ada ketika kita membutuhkan bantuan. Seperti yang diriwayatkan dari

Anas ra bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah beriman seseorang dari kalian

hingga ia menyukai saudaranya sebagaimana ia menyukai dirinya sendiri.” (H.R.

Bukhari)

3
Dari hadits shahih bahwasannya Rasulullah SAW bersabda: “Tidak masuk surga orang

yang tetangganya tidak aman dari keburukannya” (H.R Muslim).

Kehidupan di masyarakat pastilah akan menjumpai kegiatan silaturahim. Orang yang

berakhlak baik biasanya senang dengan bertamu atau silaturahim karena ini dapat

menguatkan hubungan sesama muslim. Beberapa hal kegiatan dalam masyarakat yaitu:

a) Bertamu dan menerima tamu

 Bertamu

Sebelum memasuki rumah, yang bertamu hendaklah meminta izin kepada

penghuni rumah dan setelah itu mengucapkan salam. Allah SWT berfirman :

‫س ِل ُم ْوا ع ٰ َٰٓلى‬ ُ ِ‫ستَأْن‬


َ ُ ‫س ْوا َوت‬ َ ‫ٰ ٰٓياَيُّ َها الَّ ِذ ْي َن ٰا َمنُ ْوا ََل ت َ ْد ُخلُ ْوا بُيُ ْوتًا‬
ْ َ ‫غ ْي َر بُيُ ْوتِ ُك ْم َحتّٰى ت‬

‫ا َ ْه ِل َه ۗا ٰذ ِل ُك ْم َخ ْي ٌر لَّ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَك َُّر ْو َن‬


“Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu memasuki rumah yang bukan

rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian

itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.” (QS. An-Nur 24: 27).

 Menerima tamu

Salah satu akhlak yang terpuji dalam Islam adalah menerima dan memuliakan

tamu tanpa membedakan status sosial.

b) Hubungan Baik Dengan Tetangga

Sebagai seorang muslim yang baik maka hendaklah kita senantiasa memperlakukan

tetangga kita dengan senantiasa memperhatikan dan memuliakan haknya.

4
c) Adab pergaulan dengan lawan jenis

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bergaul dengan lawan jenis,

diantaranya yaitu:

a. Senantiasa menundukkan pandangan.

b. Menjaga hijab/tidak berkhalwat.

c. Berkomunikasi untuk hal yang penting saja.

d) Ukhuwah Islamiyah

Ukhuwah Islamiyah bisa diartikan sebagai persaudaraan di antara umat islam,

dimana persaudaraan diantara seorang muslim diibaratkan sebagai bangunan yang kokoh

yang sedang menguatkan.

3. Akhlak Dalam Bernegara

Akhlak dalam bernegara perlu untuk disadari oleh kita agar kita dapat menjadi

semakin sensitif terhadap persoalan yang terjadi pada bangsa dan negara kita. Bukan hanya

hal ini didorong dengan kekhawatiran akan bobroknya generasi kita, apabila tidak dibekali

dengan pengetahuan tentang akhlak yang cukup, untuk menjalani kehidupan kedepannya.

Berikut merupakan akhlak dalam bernegara:

1. Musyawarah

Musyawarah berasal dari kata “Syawara” yaitu berasal dari Bahasa Arab yang

berarti berunding, urun rembuk atau mengatakan dan mengajukan sesuatu. Istilah-istilah

lain dalam tata Negara Indonesia dan kehidupan modern tentang musyawarah dikenal

dengan sebutan “syuro”, “rembug desa”, bahkan “demokrasi”. Adapun salah satu ayat

dalam Al – Qur’an yang membahas mengenai Musyawarah adalah surah Al-Syura ayat 38:

5
َ ‫صالةَ َوأَم ُر ُهم ش‬
‫ُورى بَينَ ُهم َو ِم َّما‬ َّ ‫ِين است َ َجابُوا ِل َربِِّ ِهم َوأَقَا ُموا ال‬
َ ‫َوالَّذ‬

َ ُ‫َر َزقنَا ُهم يُن ِفق‬


‫ون‬
“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan

mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara

mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada

mereka.” (QS. Asy-Syura: 38)

2. Menegakkan keadilan

Istilah keadilan berasal dari kata ‘adl (Bahasa Arab), yang mempunyai arti antara

lain sama dan seimbang. Dalam pengertian pertama, keadilan dapat diartikan sebagai

membagi sama banyak, atau memberikan hak yang sama kepada orang-orang atau

kelompok dengan status yang sama. Dalam pengertian kedua, keadilan dapat diartikan

dengan memberikan hak seimbang dengan kewajiban, atau memberi seseorang sesuai

dengan kebutuhannya.

3. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar

Ma’ruf secara etimologis berarti yang dikenal, sebaliknya munkar adalah sesuatu

yang tidak dikenal. Yang menjadi ukuran ma’ruf atau munkarnya sesuatu ada dua, yaitu

agama dan akal sehat atau hati nurani. Bisa kedua-duanya sekaligus atau salah satunya.

Semua yang diperintahkan oleh agama adalah ma’ruf, begitu juga sebaliknya, semua yang

dilarang oleh agama adalah munkar.

4. Hubungan Pemimpin dan yang dipimpin

6
Al-Qur’an menjelaskan bahwa Allah SWT adalah pemimpin orang-orang yang

beriman :“Allah Pemimpin orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari

kegelapan kepada cahaya. Dan orang-orang yang kafir, pemimpin-pemimpin mereka

adalah thaghut, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. Mereka itu

adalah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah 2:257)

At-thaghut adalah segala sesuatu yang disembah (dipertuhan) selain dari Allah

SWT dan dia suka diperlakukan sebagai Tuhan tersebut. Menurut Sayyid Qutub, Thaghut

adalah segala sesuatu yang menentang kebenaran dan melanggar batas yang telah

digariskan oleh Allah SWT untuk hamba-Nya. Dia bisa berbentuk pandangan hidup,

peradaban dan lain-lain yang tidak berlandaskan ajaran Allah SWT.

C. SIMPULAN

Akhlak adalah nilai pemikiran yang telah menjadi sikap mental yang mengakar

dalam jiwa, lalu tampak dalam bentuk tindakan dan perilaku yang bersifat tetap, natural,

dan refleks. Jadi, jika nilai islam mencakup semua sektor kehidupan manusia, maka

perintah beramal shalih pun mencakup semua sektor kehidupan manusia.

Akhlak dalam bermasyarakat yaitu bertamu dan menerima tamu, menjaga

hubungan baik dengan tetangga, adab dalam bergaul dengan lawan jenis dan ukhuwah

Islamiyah. Sedangkan akhlak dalam bernegara yaitu musyawarah, menegakkan keadilan,

amar ma`ruf nahui munkar serta hubungan pemimpin dengan yang dipimpin.

7
DAFTAR PUSTAKA

Abarokah Nazzhao. 2012. Akhlak Kepada Masyarakat, (Online).

(http://abarokah51.blogspot.com, diakses 27 Oktober 2022)

Rahmat. 2012. Akhlak Bernegara, (Online). (http://rahmatzoom.blogspot.com, diakses 27 Oktober

2022)

Sanrawijaya. 2013. Akhlak Dalam Masyarakat, (Online). (http://sanrawijaya.wordpress.com,

diakses 27 Oktober 2022)

Turrahmi Fauziah. 2013. Akhlak Terhadapa Masyarakat, (Online).

(http://fauziahturr.blogspot.com, diakses 27 Oktober 2022)

Wikipedia. 2014. Akhlak, (Online). (http://wikipedia.org, diakses 27 Oktober 2022)

Anda mungkin juga menyukai