DISAMPAIKAN PADA DISKUSI TERPUMPUN MASUKAN STRATEGIS RIPPP BIDANG
PENDIDIKAN DAN SOSIAL BUDAYA KAMIS, 25 FEBRUARI2022 A. PENDIDIKAN
Pada prinsipnya kebijakan pembangunan pendidikan di Papua
harus memberikan perhatian yang lebih pada peningkatan kualitas Pendidikan Dasar – Menengah sebagai basis untuk Pendidikan Tinggi melalui Peningkatan Sarana dan Prasarana penunjang pendidikan, Peningkatan Kompetensi guru dan ditunjang dengan peningkatan kesejahteraan guru terutama guru-guru pada daerah terpencil serta dukungan aksesibitas wilayah yang memadai. Selain itu juga dibutuhkan pendidikan non formal berbasis keterampilan (life skill). Perlu juga perhatian untuk Pendidikan Karakter dan Budi Pekerti untuk mencegah degradasi moral generasi muda. 1. Terkait dengan Rencana Intervensi Pendidikan di Papua, Quick Wins 2023 – 2024 : a. Perlu pengembangan kurikulum lokal berbasis kebijakan strategis daerah Papua dan kearifan lokal, misalnya kurikulum berbasis lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. b. Pembangunan pendidikan non formal berbasis keterampilan (life skill) di setiap distrik untuk dapat meningkatan produktivitas masyarakat terutama usia produktif. c. Pengembangan pendidikan pola asrama pada setiap distrik terutama yang mengalami keterbatasan aksesibilitas dari kampung ke sekolah lanjutan (SLTP dan SLTA) dan pendirian Sekolah Unggulan di Kabupaten. d. Pengembangan infrastruktur riset dan inovasi strategis di Lembaga riset dan perguruan tinggi wilayah Papua, dipandang perlu percepatan untuk pembangunan Science Techno Park berbasis komoditas unggulan daerah dengan prioritas pada BRIDA dan perguruan tinggi utama di Tanah Papua. e. Perlu afirmasi bagi lulusan SMA/sederajat OAP yang berprestasi (alokasi jumlah dapat disepakati) untuk dapat di terima di perguruan tinggi negeri terbaik dalam negeri melalui berbagai skema kerja sama yang dapat ditempuh. 2. Komitmen K/L untuk intervensi pendidikan tidak hanya oleh Kemendikbudristek dan Kemenag tetapi juga K/L yang menyelenggarakan Pendidikan Tinggi sektoral seperti Kementan dan Kemenkes, Kemen Kelautan dan Perikanan serta BRIN selaku institusi yang bertanggung jawab terhadap pembinaan Riset dan Inovasi di daerah 3. Terkait Strategi ke-3 Papua Cerdas. Perlu perhatian untuk membangun perpustakaan/taman bacaan pada setiap desa/kampung dengan prioritas pada kampung-kampung yang terisolir dengan bahan bacaan yang mendukung life skill dan produktifitas masyarakat. 4. Terkait dengan Strategi Papua Cerdas No. 5: Meningkatkan Kualitas Penelitian dan Inovasi, perlu tambahan prioritas untuk Penguatan kapasitas dan peran kelembagaan penelitian dan pengembangan di daerah (BRIDA) dalam rangka penunjang penelitian, pengembangan dan inovasi di daerah. B. SOSIAL BUDAYA Dalam konteks sosial budaya di Tanah Papua, hal mendasar yang penting untuk menjadi perhatian adalah: 1. Bagaimana menjaga dan memelihara keberagaman yang telah terbangun dengan baik. 2. Pengakuan, Perlindungan dan Penghargaan, serta Pemberdayaan terhadap masyarakat adat termasuk budaya dan kearifan lokal yang dimiliki serta memposisikan masyarakat adat sebagai subyek pembangunan. 3. Peningkatan kapasitas kelembagaan lembaga-lembaga kultural seperti MRP dan Dewan Adat 4. Penguatan peran Adat dan Agama sebagai satu kesatuan yang saling melengkapi untuk menyiapkan generasi muda yang berkarakter. 1. Flagship Papua Gerbang Pasifik: Terkait dengan strategi “Mengembangkan Kawasan Pengembangan Ekonomi (KPE) di setiap wilayah adat” menjadi penting untuk ditekankan bahwa pengembangan Kawasan Ekonomi harus berbasis kearifan lokal dan komoditas ungggulan lokal setempat, ekowisata dan ekonomi kreatif terutama dalam konteks implementasi green & blue economic. 2. Pada point Sasaran, Arah Kebijakan dan Strategi: Menguatkan Masyarakat adat dalam pembangunan, pada Strategi No.2. seharusnya tidak hanya memperkuat Lembaga Adat, Dewan Adat, dan satuan-satuan masyarakat adat tetapi juga perlu memberikan peran dan fungsi yang lebih strategis kepada Institusi Adat misalnya dalam pengambilan keputusan terkait kebijakan- kebijakan pembangunan di daerah yang berdampak pada masyarakat adat. Hal ini perlu diatur lebih tegas dalam regulasi khusus (perdasus). 3. Pada bab IV. Prioritas dan Fokus Pembangunan: a. Pada Strategi 22: : Memperkuat Lembaga Masyarakat Adat, Dewan Adat Papua, dan satuan-satuan masyarakat adat, maka perlu penguatan kelembagaan adat melalui keterwakilan pihak-pihak yang memiliki kompetensi. Selain itu juga perlu membangun kemitraan dan kolaborasi yang kuat antara Lembaga Adat, Pemerintah, dan Agama b. Pada strategi 24: Mendorong pemberdayaan masyarakat adat, menjadi hal penting adalah bagaimana mendorong dan memfasilitasi pengakuan terhadap masyarakat hukum adat termasuk juga adalah wilayah hukum adatnya sebagai langkah awal dari pemberdayaan masyarakat adat. Dalam konteks ini juga perlu dilakukan pendataan OAP sesuai kategori yang disepakati/diatur c. Selain itu perlu adanya fasilitasi terhadap pengakuan dan perlindungan terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) masyarakat adat (OAP). d. Pada strategi 27: Melindungi nilai budaya, tradisi, adat istiadat, dan cagar budaya untuk memperkuat karakter, jati diri, identitas masyarakat Papua, maka penting untuk membangun museum budaya Papua (sebagai bagian dari Natural History Museum) sebagai wahana dokumentasi, edukasi dan sekaligus promosi Kebudayaan (semua aspek perikehidupan alam) Tanah Papua. Terima Kasih
Proposal Penelitian ANALISIS IMPLEMENTASI BUDAYA MELAYU RIAU MELALUI PENDEKATAN ETNOSAINS UNTUK PENINGKATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR